“INDONESIA MENGGUGAT”
sebagai haatzaai artikelen.
Sukarno dituduh karena berkata bahwa kapitalisme adalah bangsa Belanda serta bangsa
asing lain dan imperialisme adalah pemerintah sekarang. Kapitalisme adalah suatu sistem
pergaulan hidup yang timbul dari cara produksi yang memisahkan kaum buruh dri alat-alat
produksi yang menyebabkan akumulasi capital, konsentrasi capital, sentralisasi capital, dan
indutrielle reserve-armee.Imperialisme adalah suatu nafsu, suatu sistem yang menguasai atau
mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri ; adalah suatu sistem merajai atau
Imperialisme diartikan sebagai kejadian bahwa capital besar suatu negeri yang sebaikan
dikuasai bank-bank, mempergunakan politik luar negeri dari negeri itu untuk kepentingannya
sendiri. Akan tampak kebenaran bahwa imperialisme bukan pemerintahan, suatu angggota
pemerintah, bangsa asing melainkan suatu kehausan, nafsu, sistem yang menguasai atau
mempengaruhi ekonomi bangsa lain atau negeri lain oleh berbagai tulisan dari sosialis maupun
non sosialis dalam konteks imperialisme modern. Imperialisme modern adalah usaha meluaskan
milik jajahan dengan tidak terbatas yang menjadi pendorong dalam masa 1880 sampai saat
penjajahan Belanda di Indonesia bagi politik luar negeri hamper semua negeri dengan
kebudayaan besar.
Imperialisme tua hakekatnya sama dengan imperialisme modern yakni : nafsu, keinginan,
cita usaha, kecenderungan, sistem untuk menguasai atau mempengaruhi rumah tangga negeri
lain atau bangsa lain, nafsu untuk melancarkan tangan keluar pagar negeri sendiri. Yang
membedakan adalah sifatnya, azasnya, dan lahirnya. Imperilisme tua dialami dalam abad-abad
sebelum bagian kedua abad ke-19. Pada intinya, imperialisme terdapat pada semua zaman. Partai
Nasional Indonesia menolak semua teori yang mengatakan bahwa asal-asal penjajahan dalam
hakekatnya bukan pencarian rezeki. PNI menolak semua teori yang mengajarkan, bahwa sebab-
sebab rakyat Eropa dan Amerika mengembara di seluruh dunia dan mengadakan tanah-tanah
jajahan di mana-mana adalah oleh keinginan mencari kemasyhuran, keinginan kepada segala
adalah urusan rezeki. Nafsu akan rezeki yang menjadi pendorong Colombus menempuh
samudera Atlantik, Bartholomeus Diaz dan Vasco da Gama menentang gelombnag samudera
Hindia. Nafsu akan rezeki yang menjadi nyawa Kompeni dalam abad ke-17 dan ke-18 dan
menjadi sendi-sendi balapan cari jajahan dalam abad ke-19 yakni sesudah kapitalisme modern
Dalam abad ke-17 dan ke-18 Oost Indische Compagnie (VOC), terdorong oleh persaingan
hebat dengan Inggris, Portugis, dan Spanyol dalam menanam sistem monopoli. Kepulauan
Maluku ribuan jiwa dibinasakan, kerajaan-kerajaan dihancurkan, jutaan tanaman cengkih dan
pala saban tahun dibasmi (hongitochten), kerajaan Makassar ditaklukkan dan perdagangannya
dipadamkan sehingga orang Makassar terpaksa menjadi bajak laut. Dengan devide et impera
kerajaan-kerajaan di Jawa diperhamba, ekonomi rakyat dimonopoli. Cultuurstelsel sebagai
cambuk jatuh di pundak rakyat yang diakui kejahatannya oleh hamper setiap kaum yang
mengalaminya dan oleh kaum terpelajar yang mempelajari riwayatnya. Di tanah Priangan orang-
orang kelaparan seperti kerangka kurusnya terhuyung-huyung sepanjang jalan. Bagi rakyat
Indonesia perubahan sejak tahun 1870 hanya perubahan cara pngedukan rezeki. Bagi rakyat
Indonesia, imperialisme tua dan modern adalah imperialisme belaka, kedua-duanya tinggal
“tenteram”, yakni keamanan disertai bertambahnya jumlah rakyat yang deras dan jalur yang
menghubungkan antar tempat di Indonesia. Tapi apakah semua itu, dalam hakikatnya ditinjau
dari pergaulan hidup nasional, suatu kemajuan yang setimbang dengan bencana yang disebarkan
Imperialisme modern memiliki empat sifat : 1.) Indonesia tetap menjadi negeri pengambilan
bekal hidup ; 2). Indonesia menjadi negeri pengambilan bekal-bekal untuk pabrik-pabrik Eropa ;
3.) Indoensia menjadi negeri pasar penjualan barang-barang hasil dari macam-macam industri
asing ; 4.) Indonesia menjadi lapang usaha bagi modal yang ratusan, ribuan, jutaan jumlahnya
bukan saja Belanda tapi juga Inggris, Amerika, Jepang, dan lain-lain.
Bukan di dalam perusahaan gula saja Bumiputra mendapatkan upah yang paling rendah
modern itu berkejahatan?”. Manfaat yang diterima oleh Bumiputera dari modal Eropa hanya sisa
hasil pekerjaan kaum majikan. Imperialisme modern membuat rakyat Bumiputra menjadi bangsa
yang terdiri dari kaum buruh belaka dan membuat Hindia menjadi si buruh dalam pergaulan
bangsa-bangsa.
Tidak ada hak-hak yang orang berikan pada rakyat Indonesia untuk jadi “imbangan” kepada
bencana pergaulan hidup dan bencana kerezekian yang ditebar-tebarkan oleh imperialisme-
modern itu. Tidak ada hak-hak yang orang berikan pada rakyat kami yang cukup nikmat dan
menggembirakan untuk dijadikan pelipur hati nasional yang mengeluh melihat kerusakan sosial
dan ekonomi yang disebabkan oleh imperialisme-modern itu. Tidak ada hak-hak yang orang
berikan pada rakyatku yang boleh dijadikannya sebagai pegangan sebagai penguat,
Diberi hak-hak atau tidak diberi hak-hak, pasti tiap-tiap bangsa akhirnya berbangkit, pasti
akhirnya bangun, pasti akhirnya menggerakkan tenaganya, kalau ia sudah terlalu merasakan
celakanya diri teraniaya oleh suatu daya. Seluruh riwayat dunia adalah riwayat golongan-
golongan manusia atau bangsa-bangsa yang bergerak menghindarkan diri dari suatu keadaan
yang celaka.
pingsan seolah-olah tak bernyawa, raksasa Indonesia itu sekarang sudah berdiri tegak dan sudah
memasang tenaga. Saban kali ia mendapat hantaman, saban kali ia rebah, tetapi saban kali pula ia
tegak kembali. Sebagai mempunyai kekuatan rahasia, sebagai mempunyai kekuatan penghidup,
sebagai mempunyai aji-pancasona dan aji-candrabirawa, ia tidak bisa dibunuh dan malah makin
karenanya, penuh pula dengan hawa keinginan menghindarkan diri dari kesengsaraan itu. Sejak
berpuluh-puluh tahun udara Indonesia sudah penuh dengan hawa-hawa yang demikian itu. Sejak
berpuluh-puluh tahun rakyat Indonesia itu hatinya selalu mengeluh, hatinya selalu menangis
menunggu-nunggu datangnya mantra yang bisa menyanggupkan sesuap nasi dan sepotong ikan
Pergerakan rakyat adalah akibat dari kesengsaraan rakyat, pengaruh kami diatas rakyat
adalah juga akibat dari kesengsaraan rakyat. Kami hanya menunjukkan jalan, mencari bagian-
bagian yang rata dan datar untuk aliran-aliran yang makin lama makin membanjir itu. Kami
hanya menunjukkan tempat-tempat yang harus dilalui oleh banjir itu, agar supaya banjir itu bisa
Partai Nasional Indonesia berkeyakinan, bahwa syarat yang amat penting untuk pembaikan
kembali semua susunan pergaulan hidup Indonesia itu, ialah kemerdekaan nasional. Oleh karena
itu, maka semua bangsa Indonesia terutama haruslah ditujukan ke arah kemerdekaan nasional itu.
Kemerdekaan nasional usahakanlah, sebab dengan kemerdekaan nasional itulah rakyat akan bisa
Rakyat yang dijajah hanya bisa mematahkan perlawanan kaum imperialisme terhadap pekerjaan
kekuasaan pemerintahan, yakni dengan mengambil kekuasaan politik. Selama rakyat belum
mencapai kekuasaan politik atas negeri sendiri, maka sebagian atau semua syarat-syarat
hidupnya, baik ekonomi maupun sosial maupun politik, diperuntukkan bagi kepentingan-
Kemerdekaan adalah pula syarat yang amat penting bagi pembaikan kembali segala susunan
pergaulan hidup suatu negeri bekas jajahan, suatu syarat yang amat penting bagi rekonstruksi
nasionalnya. Kalau bangsa Indonesia ingin mencapai “kekuasaan politik”, yakni ingin merdeka,
kalau bangsa kami itu ingin menjadi tuan di dalam rumah sendiri, maka ia harus mendidik diri
sendiri, menjalankan perwalian atas diri sendiri berusaha dengan kebisaan dan tenaga sendiri.
Dari sistem imperialisme Indonesia tidak mendapat pertolongan; dari sistem imperialisme
Kekuasaan politik dan kemerdekaan, hanya bisa didatangkan oleh usaha rakyat Indonesia
imperialisme, yang hidupnya daripada penjajahan itu, kami tak harus mengharap sokongan
memberhentikan penjajahan itu. Nasib kami adalah di dalam genggaman kami sendiri;
keselamatan kami adalah di dalam kemauan kami sendiri, di dalam tekad kami sendiri, di dalam
kebisaan kami sendiri, di dalam usaha kami sendiri. Semboyan kami tidaklah “minta-minta”,
PNI membentuk tenaga yang halal, pembentukan kekuasaan di dalam lingkungan undang-
undang. Cara PNI beraksi tak lain dari mengadakan rapat-rapat umum di mana-mana untuk
pasal-pasal. PNI adalah kaum revolusioner “radikal” yang ingin mengadakan perubahan selekas-
lekasnya. PNI menyuburkan keinsafan bangsa, dengan keinsafan nasionaliteit, dengan
nasionalisme. Sebab tiap-tiap rakyat yang dikuasai oleh bangsa lain merasakan imperialisme
bangsa lain, yang diperintahi secara jajahan demikian itu, adalah berbudi akal nasionalistis.
PNI menjawab politik divide et impera dengan mendengungkan tekad persatuan Indonesia,
menjawab politik yang memecah belah itu dengan dayanya mantram nasionalisme Indonesia
yang merapatkan barisan. PNI mencoba memberantas kemunduran rakyat dengan mengadakan
lebih banyak pendidikan rakyat, menyokong sekolah-sekolah rakyat, mengurangi buta huruf di
kalangan rakyat. PNI mencoba membangkitkan dan membesarkan kemauan rakyat akan nasib
yang lebih mirip nasib manusia. PNI adalah suatu partai nasionalisme revolusioner dan
massaisme, kromoisme, marhaenisme PNI tidaklah karena paham “Gombinis”, melainkan karena
susunan pergaulan hidup Indonesia yang memang membuat PNI memeluk kromoisme dan
marhaenisme. “Di dalam massa, dengan massa, untuk massa!” harus menjadi semboyan PNI dan
semboyan tiap-tiap orang Indonesia yang mau berjuang untuk keselamatan tanah air dan bangsa.
https://id.wikisource.org/wiki/Indonesia_Menggugat