Struktur & Manajemen Konstruksi
Op e n So u r ce C o n te n t M a n a g e m e n t
Program Desain
Kelas Gambar
Desain Grafis
Komputer Desain Grafis
Materi Portofolio Desain Grafis
Web Design
Animasi & Multimedia
Program Teknik
ManufakturCAD
Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Plaxis Geoteknik
Program IT
Programmer EDP
Web Design & Programming
Web Mapping GIS
Programmer GIS
Autocad Map GIS
Programmer Gis /ArcGIS
Analisa Struktur dan Manajemen Kontruksi
Durasi pertemuan : Paket 40 Jam , 20 x 2 Jam
Paket Training Analisa Struktur dan Manajemen Konstruksi adalah program
unggulan pelatihan komputasi Teknik Sipil yang Piksi Megatama selenggarakan.
Setelah mengikuti paket training Komputasi Teknik Sipil ini , diharapkan para
peserta selain mempunyai kemampuan dalam modeling dan analisa struktur
bangunan, juga mampu membuat optimasi perancangan biaya dan SDM dalam
membangun sebuah proyek bangunan.
Tool aplikasi komputasi yang digunakan :
1. Analisa Struktur SAP 2000 ( 16 Jam )
http://piksimegatama.com/ 1/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
2. Analisa Struktur ETAB ( 16 Jam )
3. Manajemen Konstruksi Ms.Projec Planner (8 Jam )
Studi Kasus
Menghitung optimasi analisa pemodelan struktur untuk Gedung Parkir dan Jembatan berdasarkan
parameter SNI.
Soal :
Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan akan dibangun di
kota Bandung. Komponen
struktur direncanakan menggunakan material beton bertulang dengan spesifikasi
sebagai berikut.
Beton
Kuat desak beton fc’ = 25 Mpa atau K300
Modulus elastisitas beton Ec = 4700 √fc’ = 23500 Mpa
Poisson ratio beton νc = 0,2
3
Berat jenis beton, λc = 2400 kg/m
Baja Tulangan
Tulangan longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP 24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja νs = 0,3
3
Berat jenis baja λs= 7850 kg/m
Penentuan Dimensi Elemen Struktur
a. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi mentransfer beban dari
pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai
berikut : Untuk bentang antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000 mm/12 = 666,67
~ 700 mm. Lebar balok diambil= h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1350x700 mm.
b. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000 mm/16 = 500 mm.
http://piksimegatama.com/ 2/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Lebar balok diambil = h/2 = 500 mm/2 = 350 mm. B2250x500 mm
c. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1300x600 dan SL2250x500.
Sloof ini
diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan kekuatan serta
kekakuan lentur pondasi.
d. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki kelebihan
diantaranya dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam dua arah pembebanan
gempa. Meskipun begitu, perencana struktur juga biasa menggunakan tipe pelat satu arah
untuk menghemat volume tulangan dalam arah tertentu.
Dimensi pelat ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang pelat diantara pendukungnya sebesar 4 m, maka tebal pelat = 4000 mm/30
= 130 mm~150 mm. PL1150 mm
Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat lantai. Tinggi pelat
atap dimabil sebagai PL2120 mm.
e. Kolom
Kolom merupakan elemen vertikal yang menerima transfer beban dari pelat dan balok,
kemudian meneruskannya ke tanah melalui kontruksi pondasi. Gaya aksial yang bekerja
pada kolom dikondisikan memiliki nilai >> 0.1 Ag fc’ . Perkiraan gaya aksial kolom dapat
diperoleh dari hasil running analysis software SAP 2000 dengan dimensi kolom yang
diasumsikan terlebih dahulu.
Kriteria Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam melakukan analisis struktur sesuai dengan kriteria
desain. Bebanbeban ini sesuai dengan Pedoman Pembebanan Indonesia untuk rumah dan
gedung (SKBI1987) dan fungsi dari masing masing elemen struktur
a. Beban Sendiri (Self Weight Load, SW)
Berat sendiri adalah berat sendiri elemen struktur yaitu balok, kolom, dan pelat yang
menggunakan material beton bertulang biasa. Namun berat sendiri ini belum termasuk
beban partisi/tembok dan beban mati tambahan lainnya. Proses perhitungan otomatis berat
sendiri struktur dapat dilakukan oleh software SAP 2000.
b. Beban Mati Tambahan (Super Imposed Dead Load, SIDL)
Komponen gedung yang diperhitungkan sebagai beban mati tambahan adalah beban
partisi/tembok, finishing, ducting, lighting, ceiling dan mechanical electrical. Beban SIDL
selain beban tembok diambil sebesar:
Lantai Dasar – Lantai 2 : 150 kg/m2
Lantai Atap : 100 kg/m2
Pada perimeter gedung parkir terdapat dinding setinggi 1 m dengan material beton
http://piksimegatama.com/ 3/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
bertulang. Pada pemodelan struktur menggunakan software SAP 2000 , beban dinding
diaplikasikan sebagai beban garis pada balok. Berat jenis beton = 2400 kg/m3 dan tebal
dinding diasumsikan sebesar 15 cm. Beban dinding dapat dihitung sebagai 1 m x 0.15 m x
2400 kg/m3 = 360 kg/m.
c. Beban Hidup (Live Load, LL)
Beban hidup tiap lantai disesuaikan dengan fungsi dan peruntukannya. Berdasarkan
peraturan yang digunakan, maka beban hidup diambil sebagai berikut :
Lantai Dasar – Lantai 2 : 400 kg/m2
Lantai Atap : 100 kg/m2
Beban Gempa (Earthquake, E)
Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah gempa 1 adalah
wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah gempa 6 dengan kegempaan paling
tinggi.
Pembagian wilayah ini didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh
Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun. Kota Bandung termasuk dalam wilayah
gempa 4.
Percepatan puncak muka tanah untuk wilayah gempa 4 untuk masingmasing jenis tanah
ditunjukkan dalam table berikut ini.
Tingkat kepentingan suatu struktur terhadap bahaya gempa dapat berbedabeda tergantung
pada fungsinya. Oleh karena itu, semakin penting struktur tersebut maka semakin besar
perlindungan yang harus diberikan.
Faktor Keutamaan (I) dipakai untuk memperbesar beban gempa rencana agar struktur
mampu
memikul beban gempa dengan periode lebih panjang atau dengan kata lain dengan tingkat
kerusakan yang lebih kecil.
http://piksimegatama.com/ 4/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Deskripsi Analisa Struktur Bangunan
Pelatihan yang diselenggarakan oleh Megatama ini menawarkan materimateri yang mencakup
pemahaman penggunaan software serta teoriteori yang dirangkum dari kuliah maupun pekerjaan
aplikatif. Pelatihan ini lebih banyak diorientasikan secara langsung untuk mengerjakan proyekproyek
bangunan sipil seperti mendesain gedung, jembatan dan pondasi. Diharapkan para peserta sudah
memahami secara komprehensif dan sistematis langkahlangkah yang diperlukan untuk memecahkan
permasalahan teknik sipil.
Software teknik sipil bukanlah yang utama dalam pelatihan ini, karena software hanyalah tools untuk
membantu penggunanya mengerjakan pekerjaan desain struktur bangunan. Software yang diajarkan
tidak hanya SAP2000 tapi juga ETABS karena menyangkut studi kasus yang kedua software memiliki
kelebihan di dalamnya. Materi utama dalam pelatihan ini adalah sistematika pengerjaan desain struktur
bangunan teknik sipil yang tertera dalam materi pelatihan di bawah ini.
TUJUAN :
1. Para peserta memahami secara komprehensif kegunaan software teknik sipil terutama SAP2000
dan ETABS, tidak hanya perintahperintahnya saja.
2. Memahami aplikasi teoriteori teknik sipil seperti properti material beton dan baja serta peraturan
LRFD dan ACI maupun penggunaanya dalam software teknik sipil.
3. Mengetahui langkahlangkah analisis dan desain struktur bangunan sipil seperti gedung, jembatan
4. Mengetahui langkahlangkah pembebanan dari perhitungannya sampai aplikasi pada model
struktur dalam software SAP2000 atau ETABS. Tipe beban yang akan diajarkan adalah
perhitungan beban gempa (statis dan dinamis), beban angin, beban bergerak di atas jembatan
seperti beban hidup dan beban truk, beban yang bekerja pada pondasi serta daya dukungnya, dan
lainlain.
5. Tidak semua jenis struktur dapat didesain oleh software SAP2000 dan ETABS Pelatihan ini akan
memberikan pengetahuan tentang penggunaan output yang diperoleh dari kedua software tersebut
untuk mendesain struktur bangunan yang tidak diakomodasi oleh keduanya seperti pelat lantai,
pondasi, shear connector, dll.
ANALISA STRUKTUR SAP 2000
BAB 1 PENDAHULUAN
Fasilitas yang disediakan SAP 2000 antara lain adalah kemampuan untuk mendesain model
struktur dari yang paling sederhana sampai yang rumit seperti frame 2D, portal 3D, beban
bergerak, analisis dinamis dan sebagianya.
Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan menggunakan SAP 2000
melalui 7 tahapan:
1. Menentukan geometri model struktur
http://piksimegatama.com/ 5/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
2. Mendefinisikan datadata
3. Menempatkan datadata yang telah didefinisikan ke model struktur
4. Memeriksa input data
5. Analisis mekanika teknik
6. Pendesaianan struktur baja dan beton sesuai aturan yang ada
7. Modifikasi Struktur / ReDesign
BAB 2 STRUKTUR BALOK DUA TUMPUAN SEDERHANA
Balok Dua Tumpuan sederhana (Gb.2.1) bentang 4.5 m mempunyai penampang berbentuk
persegi, yang memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor (dianggap berat sendiri
sudah termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan). Jika digunakan mutu beton f’c 28
MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang).
Tugas :
Desain penulangan menurut SNI 0328472002, berdasarkan Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu kNm.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan dimodifikasi sesuai
dengan model yang diinginkan,
3. Melengkapi data geometri dengan data material (SAP 2000 menyediakan pilihan material
yaitu alumunium, baja, dan beton. Untuk mendefinisikan jenis material yang lain seperti
kayu, dan lainlain, kita perlu medefinisikannya secara manual) dan penampang, karena unit
satuan yang digunakan kNm sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam
memasukkan parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan Nmm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw – Draw frame/cable atau dengan
bantuan Toolbar. Karena model yang akan digunakan adalah berasal dari template maka
kita hanya tinggal mengganti frame yang sudah ada dengan frame yang akan digunakan.
5. Susun data pembebanan
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas sudah dalam bentuk beban
terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter beban yang diberikan.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
http://piksimegatama.com/ 6/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan maka selanjutnya
dapat dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui menu: Analyze – Set Analysis
Options klik XZ plane (karena hanya 2 dimensi). Lalu Analyze – Run (gb.2.13).
7. Desain Penampang Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan Bending Moment)
maka proses desain penampang dapat dimulai.
http://piksimegatama.com/ 7/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Jika tombol Summary digunakan maka akan ditampilkan hitungan perancangan penampang
pada element yang sedang dipilih secara lebih detail (lihat gambar dibawah).
http://piksimegatama.com/ 8/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Dari datadata diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal yang dibutuhkan adalah
542,962 mm2. Dan kebutuhan tulangan geser adalah 0.503 mm2/mm = 503 mm2/m
(didaerah tumpuan).
Jadi jika kita akan mengunakan tulangan longitudinal dengan D16 (luas tulangan = 200,1
mm2) dibutuhkan sekitar 3 buah tulangan (542,962 mm2/200,1 mm2) didaerah lapangan.
Dan jika kita akan menggunakan tulangan geser φ10 (luas tulangan = 78,5 mm2)
dibutuhkan sekitar 7 buah sengkang dalam setiap 1 meternya (503 mm2/m /78,5 mm2).
Spasi tulangan gesernya adalah ≈ 150 mm (tumpuan). (Jumlah tulangan geser (7) /1000
mm). Konfigurasi tulangan dapat dilihat pada gambar dibawah.
http://piksimegatama.com/ 9/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
BAB 3 STRUKTUR PORTAL 2D SEDERHANA
Struktur portal sederhana (Gb.3.1) bentang 6 m dan tinggi 3 m mempunyai penampang
berbentuk persegi, yang memikul beban hidup merata. Jika digunakan mutu beton f’c 28
MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa (sengkang).
Tugas : Desain penulangan balok dan kolom menurut SNI 0328472002, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu Nm.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan dimodifikasi sesuai
dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan
yang digunakan Nm sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan Nmm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw – Draw frame/cable atau dengan
bantuan Toolbar . Karena model yang akan digunakan adalah berasal dari template maka
kita hanya tinggal mengganti frame yang sudah ada dengan frame yang akan digunakan
5. Susun data pembebanan.
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas yaitu beban hidup dan bukan
merupakan beban terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter
beban yang diberikan.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan maka selanjutnya
dapat dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui menu: Analyze – Set Analysis Options
klik XZ plane (karena hanya 2 dimensi). Lalu Analyze – Run (gb.3.12). Untuk mengetahui
http://piksimegatama.com/ 10/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
deformasi (Display – Show Deformed Shape), gayamomen pada batang (Display –
Show Member Forces/Stress Diagram – Frame/Pier/Sprandel Forces) serta reaksi
tumpuan yang terjadi Analisa struktur (Display – Show Member Forces/Stress Diagram –
Support/Spring Reactions).
7. Desain Penampang Portal Sederhana.
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan Bending Moment)
maka proses desain penampang dapat dimulai.
http://piksimegatama.com/ 11/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
http://piksimegatama.com/ 12/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Dari data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal balok yang dibutuhkan adalah
578,89 mm2 untuk tulangan lapangan dan 466,85 mm2untuk tulangan tumpuan dan
kebutuhan tulangan geser yang dibutuhkan adalah 0,503 mm2/mm. Sedangkan
kebutuhan tulangan longitudinal kolom adalah 1225 mm2 dan kebutuhan tulangan
gesernya adalah 0 mm2/mm (tidak perlu geser). Sehingga konfigurasi tulangan dapat
dilihat pada gambar berikut
http://piksimegatama.com/ 13/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
BAB 4 STRUKTUR KUDAKUDA SEDERHANA
Struktur kudakuda sederhana (Gb.4.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 3 m mempunyai
penampang berbentuk siku / Equal Angle (profil baja), yang memikul beban hidup merata,
dan beban angin.
Tugas :
Jika digunakan mutu baja fy 240 MPa dan fu 370 MPa (lentur), desain kudakuda tersebut
dengan memilih profil baja yang paling optimum dengan bantuan program SAP 2000.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KNm.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan dimodifikasi sesuai
dengan model yang diinginkan.
http://piksimegatama.com/ 14/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KNm sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan Nmm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw – Draw Frame/Cable atau dengan
bantuan Toolbar.
5. Susun data pembebanan.
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas yaitu beban hidup dan bukan
http://piksimegatama.com/ 15/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
merupakan beban terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter
beban yang diberikan.
BAB 5 STRUKTUR JEMBATAN SEDERHANA
Struktur jembatan sederhana (Gb.5.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 5 m mempunyai
penampang berbentuk double siku / double Angle (profil baja), yang memikul beban hidup
merata, dan beban angin. Jika digunakan mutu beton fc’ 28 Mpa (untuk pelat) dan mutu baja
fy 240 MPa dan fu 370 MPa (lentur).
Tugas : desain jembatan tersebut dengan memilih profil baja yang paling optimum dengan
bantuan program SAP 2000.
http://piksimegatama.com/ 16/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KNm.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan dimodifikasi sesuai
dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KNm sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan Nmm.
http://piksimegatama.com/ 17/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw – Draw Frame/Cable atau
dengan bantuan Toolbar.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan maka selanjutnya
dapat dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui menu: Analyze – Set Analysis
Options klik Space Truss. Lalu Analyze – Run (gb.3.15). Untuk mengetahui deformasi
(Display – Show Deformed Shape), gayamomen pada batang (Display – Show
Member Forces/Stress Diagram – Frame/Pier/Sprandel Forces) serta reaksi
tumpuan yang terjadi Analisa struktur (Display – Show Member Forces/Stress
Diagram – Support/Spring Reactions).
7. Desain Penampang Struktur jembatan Sederhana.
http://piksimegatama.com/ 18/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan Bending Moment)
maka proses desain penampang dapat dimulai.
BAB 6 LATIHAN SOAL
Balok dengan panjang antar bentang 5 m mempunyai penampang berbentuk persegi
(250/400), yang memikul beban merata (jenis beban live load) 100 KN/m Jika digunakan
mutu beton f’c 20 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa
(sengkang), desain penulangan menurut SNI 0328472002, Tata Cara Perhitungan Struktur
Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.
Portal 3D dengan jarak antar bentang 5 m dan tinggi tiap lantai 3m, memikul beban sebagai
berikut:
Beban hidup : 250 Kg/m2
Beban SIDL : 100 kg/m2
Jika digunakan mutu beton f’c 30 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy
240 MPa (sengkang), desain dan rencanakan balok dan kolom serta penulangan menurut
SNI 0328472002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan
bantuan program SAP 2000.
http://piksimegatama.com/ 19/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Perancangan Struktur Beton BertulangETABS
Pada Modul ETABS ini siswa akan diajarkan bagaimana cara mendesain suatu gedung
dengan diberikan suatu permasalahan (Studi Kasus). Diharapkan dengan cara mendesain ini
siswa dapat mempelajari cara analisa struktur menggunakan program ETABS. Sebelumnya
akan dijelaskan bagaimana program ETABS menganalisa struktur dengan system beton
bertulang.
STUDI KASUS : Bangunan Perkantoran 3 Lantai
1. Pendahuluan
1.1 Deskripsi Singkat Bangunan
Bangunan yang akan didesain pada kali ini adalah bangunan perkantoran 3 lantai yang
berlokasi di Bandung. Tinggi tiap lantai bangunan ini adalah 3,5 m untuk lantai dasar dan 3
m untuk lantai tipikal, serta untuk rumah kepala tangga adalah 2,5 m. Jarak antar kolom
dan panjang bentang balok dapat dilihat pada gambar denah bangunan.
Material bangunan yang digunakan untuk seluruh balok, kolom, serta pelat adalah
menggunakan sistem beton bertulang.
1.2 Denah Bangunan
Denah bangunan yang akan didesain digambarkan sebagai berikut:
http://piksimegatama.com/ 20/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
1.3 Bagian Struktur yang Didesain
Struktur yang didesain yaitu struktur bagian atas. Struktur bagian atas terdiri dari
perencanaan kolom, balok, dan pelat.
1.4 Mutu Bahan
Mutu bahan yang digunakan terdiri dari:
Mutu tulangan baja ulir fy = 400 MPa
Mutu tulangan baja polos fy = 240 MPa
Mutu beton f’c= 30 Mpa
1.5 Peraturan yang Digunakan
Peraturan yang digunakan dalam mendesain keseluruhan struktur terdiri dari :
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI1.3.53.1987
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 031726
2003)
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 0328472002)
2. Preliminary Design
Perencanaan awal ini meliputi perencanaan awal dimensi balok, dimensi kolom, dan dimensi
pelat. Berikut akan ditampilkan contoh perhitungan perencanaan awal untuk dimensi, balok,
kolom, dan pelat.
2.1. Perencanaan Awal Dimensi Balok
a. Menurut PBI tahun 1971
Tebal pelat lantai minimum = 12 cm
b. Menurut SK SNI 1991.
c. Tebal pelat yang diambil adalah 12 cm
3. Pembebanan
Pembebanan yang dimaksudkan pada bangunan perkantoran 3 lantai ini adalah beban
beban yang akan dipikul oleh struktur bangunan. Pembebanan dilakukan berdasarkan
Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI1.3.53.1987 dan Tata
Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 0317262003).
3.1 Beban Mati (DL)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap. Beban
mati ini bergantung pada berat jenis material bangunan.
Beban mati pada struktur bangunan ini terdiri dari :
a. Berat sendiri beton = 2400 kg/m3
Beban mati yang dipikul dapat dirincikan sebagai berikut :
3.1.1Pelat Lantai dan Pelat Atap
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat pada setiap lantai dan atap
terdiri dari:
Berat sendiri pelat = 0.12 x 2400 = 288 kg/m2
3.1.2 Balok
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok meliputi:
http://piksimegatama.com/ 22/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Berat sendiri pelat = 288 kg/m2
Berat sendiri balok = 2400 kg/m2
3.1.2 Kolom
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh kolom meliputi:
Berat sendiri pelat = 288 kg/m2
Berat sendiri balok = 2400 kg/m3
Berat sendiri kolom = 2400 kg/m3
3.2 Beban Mati Super Imposed ( SDL )
Beban Mati Super Impose dapat didefinisikan sebagai beban mati tambahan . Beban mati
super imposed pada struktur bangunan ini terdiri dari beban keramik, spesi, plafond,
mekanikal dan elektrikal (ME), dan dinding bata.
Beban mati super imposed yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
3.2.1 Pelat Lantai
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat lantai terdiri dari:
Beban rangka + plafond = 11+7 = 18,00 kg/m2
Pasir tebal 3 cm = 0.04x1800 = 54,00 kg/m2
Adukan semen 2 cm = 0.02x2100 = 42,00 kg/m2
Keramik 6 mm = 0.6x24 = 14,40 kg/m2
Beban M dan E = 15,00 kg/m2
Total qSDL pada pelat lantai = 143.40 kg/m2
≈ 150 kg/m2
3.2.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat atap terdiri dari:
Beban rangka + plafond = 11+7 = 18,00 kg/m2
Adukan semen 2.5 cm = 0.025x2100 = 52,50 kg/m2
Beban M dan E = 15,00 kg/m2
Total qSDL pada pelat atap = 85,50 kg/m2
≈ 100 kg/m2
3.2.3 Balok
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok terdiri dari:
http://piksimegatama.com/ 23/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
qSDL pada pelat lantai untuk balok tiap lantai =150 kg/m2
qSDLpada pelat atap untuk balok atap = 100 kg/m2
Dinding ½ bata = 250,00 kg/m2
3.2.4 Kolom
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh kolom meliputi:
qSDL pada pelat lantai untuk kolom tiap lantai = 150 kg/m2
qSDLpada pelat atap untuk kolom paling atas = 100 kg/m2
Dinding ½ bata = 250,00 kg/m2
3.2.5 Tangga
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap tangga terdiri dari:
Adukan semen 2.5 cm = 0.025x2100 = 52,50 kg/m2
Keramik 6 mm = 0.6x24 = 14,40 kg/m2
Total qSDL pada tangga = 66,90 kg/m2
3.3 Beban Hidup ( LL )
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan kedalamnya termasuk bebanbeban pada lanatai yang berasal dari barang
barang yang dapat berpindah, mesinmesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian
yang tak terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu,
sehingga mengakibatkan perubahan pembebanan pada lanatai dan atap tersebut. Khusus
pada atap, beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan.
Beban hidup yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
3.3.1 Pelat Lantai
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
Beban hidup = 250 kg/m2
3.3.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
Beban hidup atap = 100 kg/m2
3.4 Beban Angin (W)
Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban angin yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
di pihak angin = 0.9x25 kg/m2 = 22.5 kg/m2.
di belakang angin = 0.4x25kg/m2 = 10 kg/m2.
http://piksimegatama.com/ 24/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
sejajar dengan arah angin = 0,4 x 25 kg/m2 = 10 kg/m2
3.5 Beban Gempa (E)
Beban gempa untuk bangunan irrergular dapat didefinisikan sebagai gayagaya di dalam
struktur yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Pembebanan dilakukan
berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03
17262003).
Beban gempa dihitung dengan mempertimbangkan parameterparameter berikut ini:
Wilayah gempa = Zone 4 (Bandung)
Kondisi tanah = Sedang
Analisis yang dilakukan = Statik ekivalen dan Respon Spectrum Analysis
Faktor Keutamaan (I)
Nilai faktor keutamaan diperoleh dari tabel 1 SNI 0317262006
1. Pemodelan
4.1 Pemodelan dengan Menggunakan ETABS
Struktur dimodelkan memiliki tinggi antar lantai adalah 3,5 m, dan 3m. Pada
pemodelan ditambahkan rumah untuk kepala tangga dengan ketinggian 2,5 m.
Struktur ini akan memikul beban. Mengenai jenis dan besarnya beban akan dibahas
di subbab berikutnya
4.2 Penempatan Pembebanan
Bebanbeban yang diperhitungkan adalah bebanbeban yang telah dibahas pada bab
pembebanan sebelumnya. Bebanbeban tersebut terdiri dari beban mati (DL), beban SDL,
beban hidup (LL), beban angin (W), dan beban gempa (E).
http://piksimegatama.com/ 25/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Pendefinisian Arah Angin
Besarnya beban angin tiup dan hisap = 25 kg/m2 x lebar daerah yang dikenai angin.
Lalu dimasukkan sebagai beban frame. Contoh :
Tinjau Frame B1, panjang bentang balok di kanan dan kiri frame yang ditinjau adalah 2 m
dan 2 m (Luas daerah bagian yang diarsir). frame ini akan memikul beban angin tiup/tekan
maka W3 =25x(2+2)= 100 kg.
http://piksimegatama.com/ 26/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
5. Pemeriksaan perilaku struktur
Pada bab ini akan dibahas mengenai pemeriksaan perilaku struktur setelah struktur
menerima beban gempa metode Respons Spektra. Perilaku struktur yang ditinjau adalah
besarnya gaya geser dasar nominal dalam suatu arah tertentu akibat respon spektra yang
nilainya terhadap gaya geser nominal sebagai respon ragam yang pertama (gaya geser
dasar akibat respon statik) harus memenuhi ketentuan pasal 7.2 dalam SNI 0317262003
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung. Disamping itu juga,
perilaku struktur yang ditinjau adalah kinerja struktur bangunan yang telah dipengaruhi
gempa dengan metode respon spektra yang hasilnya harus sesuai dengan ketentuan pasal 8
dalam SNI 031726.2003.
5.1 Perilaku Struktur Akibat Gempa dengan Respon Spektra
Berdasarkan pasal 7.2 Analisis ragam spektrum respons, bangunan gedung yang tidak
beraturan terhadap gempa nominal dapat dilakukan dengan metode analisis ragam
spektrum respons dengan memakai spektrum respons gempa rencana menurut Gambar 2
SNI 0317262003 yang nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor koreksi I/R, dimana I adalah
faktor keutamaan menurut Tabel 1 SNI 0317262003, sedangkan R adalah faktor reduksi
gempa representatif dari struktur bangunan yang bersangkutan.
Untuk bangunan hotel ini ditetapkan nilai :
Nilai I untuk kantor = 1
Nilai R diambil = 5,5
Dengan menggunakan Gambar 2 Respons Spektrum Wilayah Gempa untuk Wilayah
Gempa 4 pada SNI gempa dengan kondisi tanah lunak dan T>0,6 detik,
Sehingga fungsi respon spektrum didefinisikan sebagai berikut :
http://piksimegatama.com/ 27/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
6.2 Kinerja Struktur
Kinerja Struktur ditinjau terhadap 2 hal yaitu kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit
6.2.1 Kinerja Batas Layan
Berdasarkan pasal 8.1.1 SNI 0317262003, kinerja batas layan struktur bangunan gedung
ditentukan oleh simpangan antar tingkat akibat pengaruh gempa nominal untuk membatasi
terjadinya pelelehan baja disamping untuk mencegah kerusakan nonstruktur.
TAMBAHAN
analisis GEMPA STATIK EKIVALEN
Pada analisis statik, bangunan dianggap tidak bergerak, berdiri utuh. Kemudian
pada tiap-tiap titik pusat masa lantai diberikan gaya yang besarnya berbeda-
beda tiap lantai sesuai dengan cara perhitungan yang telah diatur oleh UBC
http://piksimegatama.com/ 28/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Perancangan Struktur Baja
Program ETABS akan menghitung dan melaporkan rasio tegangan kekuatan profil baja
dalam menahan beban rencana. Rasio tegangan tersebut berdasarkan harga momen dan
geser maksimum dari kombinasi beban dan juga kriteriakriteria perencanaan lain yang
ditetapkan untuk setiap Code yang diikuti. Untuk struktur baja program ETABS tidak dapat
mengeluarkan sambungan yang terjadi di tiaptiap joint. Akan tetapi program ETABS akan
mengeluarkan gayagaya dalam yang dapat digunakan untuk perencanaan secara manual.
Untuk profil baja semua balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada
sumbu mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu dengan lantai
sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu perancangan lentur dalam arah
minor (penampang biaksial) maka perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika
timbul torsi.
http://piksimegatama.com/ 29/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Perhitungan :
a) Menentukan besar geometrik kelompok las
Asumsi tebal efektif las (tt = 1 mm)
Aw = (2xB) + [ 2 x (B tw)] + [ 2 x (d 2tf)]
= (2x175) + [ 2 x (175 7)] + [ 2 x (35022)]
= 1342 mm2
b) Menentukan modulus penampang
S = B.d +
= 175.350 +
= 102083,33 mm3
c) Menentukan komponen teganga
d) Menentukan kuat rencana geser las
φRnw = 0,75 tt 0,6 fuw
= 0,75 . tt . 0,6 . 500
= 225 tt N/mm
= 0,225 tt KN/mm
e) Kriteria perencanaan
≤ φRnw
0,73.1 ≤ 0,225 tt KN/mm
tt ≥ 3,24 mm
tw ≥ 3,24 / 0,707
tw ≥ 4,59 mm
Diambil tebal las (tw) = 5 mm
Maka pada perencanaan sambungan pada titik yang mempertemukan balok B11 –
A/B dan kolom K1A – base/1 direncanakan sambungan las sudut dengan tebal las 5
mm.
1. Sambungan Antar Balok
Sambungan antar balok ini terjadi karena keterbatasan panjang balok yang terdapat di
pasaran dan juga karena efisiensi pemakaian profil baja. Efisiensi ini terjadi bila ada
profil baja yang telah digunakan pada suatu bentang lalu dpotong dan digunakan pada
bentang yang lain namun tidak mencukupi bila dipasang di bentang yang baru.
http://piksimegatama.com/ 30/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Sambungan antar balok ini harus memperhatikan besarnya gaya dalam, karena apabila
sambungan ini terjadi pada titik yang momennya maksimum akan sangat
membahayakan. Oleh karena itu, sambungan sebaiknya terletak pada titik yang
momennya minimum.
Misalkan sambungan antar balok ini terjadi adalah balok IWF 600.300.12.20 dengan
panjang bentang 8 m.
Dari ETABS dapat diketahui bahwa nilai momen yang minimum adalah pada jarak 2,47
m dengan besar momen sebesar 110701,31 Nm.
Data penampang balok (balok IWF 600.300.12.20):
B = 300 mm b = 150 mm Ixb = 118000 x 104 mm4
d = 600 mm fy= 240 Mpa Iyb = 9020 x 104 mm4
tf = 12 mm E = 2 x 105 Mpa ix = 248 mm
tw= 20 mm r = 28 mm iy = 68,5 mm
Gayagaya dalam yang bekerja (dari ETABS):
Mu = 110701,31 KNmm
Vu = 86,7 KN
Perhitugan :
a) Menentukan besar geometrik kelompok las
Asumsi tebal efektif las (tt = 1 mm)
Aw = (2xB) + [ 2 x (B tw)] + [ 2 x (d 2tf)]
= (2x300) + [ 2 x (300 12)] + [ 2 x (70040)]
= 2496 mm2
b) Menentukan modulus penampang
http://piksimegatama.com/ 31/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
S = B.d +
= 300.600 +
= 300000 mm3
c) Menentukan komponen tegangan
d) Menentukan kuat rencana geser las
φRnw = 0,8 tt 0,6 fuw
= 0,8. tt . 0,6 . 500
= 240 tt N/mm
= 0,24 tt KN/mm
e) Kriteria perencanaan
≤ φRnw
0,37.1 ≤ 0,24 tt KN/mm
tt ≥ 1,55 mm
tw ≥ 1,55 / 0,707
tw ≥ 2,19 mm
Diambil tebal las (tw) = 4 mm
Maka pada perencanaan antar balok direncanakan sambungan las tumpul dengan
tebal las 4 mm.
Manajeman Kontsruksi : Microsoft Project Planner
Semua jenis proyek membutuhkan perencanaan waktu, sumber daya, dan biaya.
Perencanaan waktu biasanya diistilahkan dengan time schedule berisi urutan macammacam
pekerjaan sebagai fungsi dari waktu. Secara umum time schedule berfungsi untuk (1)
pedoman pelaksana proyek dalam pelaksanaan proyek, (2) referensi untuk mengestimasi
jadwal pekerjaan, jumlah material, tenaga kerja perlatan, dan biaya yang harus dikerjakan
dan (3) alat evaluasi prestasi pelaksana proyek, apakah sesuai dengan rencana sehingga
apabila terjadi keterlambatan, dengan segera dapat dicarikan jalan keluarnya.
Sedangkan perencanaan sumber daya dan biaya merupakan bagian penting lainnya selain
perencanaan waktu dalam perencanaan proyek. Halhal yang harus direncanakan untuk
perencanaan sumber daya adalah manusia, material, dan peralatan. Dari jumlah dan biaya
per unit penggunaan sumber daya tersebut akan dihasilkan total anggaran yang dibutuhkan
http://piksimegatama.com/ 32/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
untuk proyek. Biasanya dikenal dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Untuk pekerjaan perencanaan poyek dibutuhkan tools untuk memudahkan para project
planner merencanakan waktu pekerjaan proyek, merencanakan penggunaan sumber daya,
mengestimasi biaya yang dibutuhkan, dan melakukan pengontrolan pelaksanaan proyek
agar sesuai dengan perencanaan sebelumnya. Tools ini adalah software Microsoft Project
Planner atau Primavera Project Planner.
TUJUAN :
1. Membantu perencana proyek untuk menyusun dan memonitor penjadwalan (time
schedule) dengan tujuan supaya proyek dapat sesuai dengan target waktu yang
diinginkan.
2. Hasil perencanaan dengan primavera ini dapat dijadikan pedoman pelaksanaan proyek,
referensi untuk mengestimasi jadwal pekerjaan, jumlah material, tenaga kerja peralatan
dan biaya yang harus dikeluarkan.
3. Membantu pihak yang terlihat dalam manajemen proyek dalam pengaturan aktivitas
proyek, penjadwalan, sumber daya, dll.
4. Membantu dalam pengorganisasian aktivitas proyek dengan menggunakan kode Work
Break Down Structure (WBS).
5. Membantu untuk menentukan aktivitasaktivitas yang kritis dengan mengunakan tools
critical path.
6. Pengontrolan biaya proyek dengan fasilitas kurva S
Materi training Microsoft Project Planner ( Durasi 8 Jam )
1. Dasar manajemen proyek
2. Membuat daftar pekerjaan dan menjadwal pekerjaan
3. Membuat relasi pekerjaan dan SDM
4. Menampilkan jadwal kerja dan informasi proyek
5. Membuat kemajuan dan Estimasi Proyek
6. Memasukan biaya proyek: SDM, Mesin, Bahan
7. Menghitung RAB proyek
8. Membuat Kurva S
Alternatif tool aplikasi manajemen proyek lainnya :
Primavera Project Planner
http://piksimegatama.com/ 33/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Primavera merupakan software yang memudahkan para perencana proyek (tidak terbatas
teknik sipil saja) untuk menyusun jadwal maupun rencana anggaran biaya (RAB) proyek
tersebut. Penyusunan skedul dimudahkan software Primavera dengan menggunakan
tampilan Bar Chart dan PERT. Dari tampilan Bar Chart, Pengguna dapat juga menyusun
aktivitas dengan tampilan WBS (Work Breakdown Structure) atau diorganisasikan sesuai
dengan keinginan pengguna. Sedangkan pada tampilan PERT, pengguna dapat menentukan
critical activities.
Penentuan anggaran biaya dalam Primavera dimudahkan dengan berbagai cara apakah
langsung memasukan biaya untuk setiap aktivitas (lump sum) atau dengan memerinci
penggunaan resources (tukang, material, dan peralatan) untuk setiap unitnya (jumlah) dan
harga per unit setiap resources tersebut. Lalu hasil anggaran biaya tersebut dapat dibuat
rekapitulasinya berdasarkan organisasi (mis. Departemen) yang diinginkan Pengguna.
Kurva S merupakan salah satu output dalam Primavera, sehingga Pengguna tidak hanya
dapat melihat hasil akumulasi penggunaan volume resources atau biaya per aktivitas dalam
perencanaan saja, tapi juga dapat digunakan untuk tracking progress selama pelaksanaan
proyek. Sehingga Pengguna dapat membandingkan penggunaan biaya selama proyek
berjalan dengan perencanaan proyek tersebut.
Materi Primavera Project Planner ( 8 x 2 Jam = 16 Jam)
1.PENGENALAN PRIMAVERA PROJECT PLANNER ( 2 jam )
Manajemen Proyek
Membuat proyek baru
Menambahkan aktivitas dalam proyek
Tampilan Bar Chart
Tampilan PERT
2.MEMBUAT PROJECT DAN Struktur Kode ( 2 jam )
Grup Proyek : Grup proyek dan member proyek
Activity code : define, assign to activities, organizing
3.Mendefinisikan Kalendar ( 2 jam )
Calendars : karakteristik, define, standard global and daily information. Metode untuk men
define Nonworktime Assign Calendars to Activities
http://piksimegatama.com/ 34/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
4.Menambah dan Mengorganisasikan Aktivitas ( 2 jam )
Menambah Aktivitas dalam tampilan Bar Chart Form Aktivitas
Menambah Aktivitas dalam Tampilan PERT
Mengorganisasikan Aktivitas : berdasarkan Activity Code
5.Mendefinisikan Activity Relationship ( 2 jam )
Diagram Network Activity Relationship : Finish to Start, Start to Start, Start to Finish, Finish
to Finish
Relationship with Lag
Membuat Relationship dalam PERT
6.Kalkulasi Skedul ( 2 jam )
Forward Pass
Backward Pass
Float
Format Relationship
Trace Logic
Critical Activities
7.Manajemen Resources dan Cost ( 2 jam )
Manajemen Resources dan Proyek
Resources : define, assign to activities
Assign Resources and Cost : calculation, unit price, lump sum, budget (RAB)
Resource Profile (Kurva S)
8.Target Plan, Update Skedul, Resource dan Cost( 2 jam )
Tracking dan Recording Progress
http://piksimegatama.com/ 35/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Seminar & Workshop 2014
Marketing Revolution In Action
Statistik Pengunjung
Hari Ini 127
Kemarin 266
Minggu Ini 1416
Minggu Lalu 225615
Bulan Ini 5736
Bulan Lalu 7087
Seluruhnya 228733
Your IP: 103.19.110.29
Server Time: 20150424 08:28:00
Visitors Counter
Tutorial
http://piksimegatama.com/ 36/37
4/24/2015 Analisa Struktur & Manajemen Konstruksi
Artikel Desain Grafis
Lowongan Kerja
Loker Administrasi
Loker Drafter
Loker Akunting
Loker Desain Grafis
Jumlah Tamu Online
Kami memiliki 5 tamu dan tidak ada anggota online
Daftar Alumni
Alumni Programer EDP
Alumni Web Mapping GIS
Alumni Analisa Struktur
Alumni DrafterCAD
Alumni Desain Grafis
Alumni Multimedia
Alumni Komputer Perkantoran
Alumni Animasi
Alumni ManufakturCAD
Alumni Akuntansi
Alumni Teknisi Komputer
http://piksimegatama.com/ 37/37