Disusun Oleh :
Nama : Dina Safitri
NIM : P1337420419106
Kelas : 3B
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat,
karunia serta hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Resusitasi
Jantung Paru (RJP), Pengelolaan Benda Asing & Hecting”. Terima kasih penulis ucapkan
kepada dosen Tim Keperawatan Gawat Darurat dan Manajemen Bencana yang telah
memberikan tugas kepada penulis.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga Makalah ini dapat berguna bagi banyak orang, pihak-pihak yang telah
membantu dan kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya sebagai referensi keilmuanya.
Aamiin.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung yang
tidak diharapkan mati pada saat itu. Metode ini merupakan kombinasi pernapasan buatan
dan bantuan sirkulasi yang bertujuan mencukupi kebutuhan oksigen otak dan substrat lain
sementara jantung dan paru tidak berfungsi.
Benda asing adalah benda yang berasal dari dalam atau luar tubuh yang normalnya
tidak ada pada tubuh. Benda asing dalam suatu organ ini dibagi menjadi benda asing
eksogen yakni yang berasal dari luar tubuh dan endogen yang berasal dari dalam tubuh.
Benda asing eksogen dibagi menjadi zat organik seperti biji-bijian (dari tumbuhan) dan
tulang atau duri (dari hewan) dan zat anorganik seperti kapas,kertas,dan lain-lain. Benda
asing dapat ditemukan pada berbagai organ tubuh seperti telinga,hidung,faring,dan lain-
lain. Jenis benda asing yang banyak dijumpai pada berbagai organ tubuh seperti manik-
manik, cotton bud, duri ikan, serangga, kapas, dan lain-lain.
Tehnik menjahit jaringan telah ada sejak ribuan tahun yang lalu. Meskipun saat ini,
tehnik dan bahan dalam melakukan penjahitan telah mengalami perubahan, tujuan
tindakan ini tetap sama yakni menutup ruang mati, mendukung dan memperkuat luka
sampai terjadi penyembuhan dan meningkatkan kekuatan kerenggangan luka sampai kira-
kira mendapatkan hasil estetika dan fungsional yang memuaskan, serta meminimalkan
resiko perdarahan dan infeksi.
Tehnik menjahit yang sesuai dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang baik dalam
pembedahan kulit. Hasil postoperasi dengan desain tertutup yang cantik dapat
membahayakan jika tehnik jahitan yang dipilih tidak benar atau jika jahitannya terlalu
sedikit. Sebaliknya, jika jahitannya terlalu banyak juga tidak bisa dibenarkan. Selain itu,
insisi yang kurang baik pada kulit dengan tujuan untuk meregangkan garis tegangan kulit
dan pengangkatan jaringan yang terlalu banyak serta perkiraan batas yang tidak adekuat
dapat membatasi tindakan ahli bedah dalam penutupan luka dan penjahitan. Pegang
jaringan secara hati-hati dan lembut karena dapat mengoptimalkan penyembuhan luka.
BAB II
PEMBAHASAN
Catatan:
Pada korban yang sudah tidak ada refleks mata dan terjadi kerusakan batang otak tidak
perlu dilakukan RJP.
B. Tujuan RJP
Untuk mengatasi henti napas dan henti jantung sehingga dapat pulih kembali.
Pada henti jantung yang tidak diketahui, penolong pertama-tama membuka jalan
nafas dengan menarik kepala ke belakang. Bila korban tidak bernafas, segera tiup paru
korban 3-5 kali lalu raba denyut nadi carotis. Perabaan denyut nadi carotis lebih
dianjurkan karena :
1. Penolong sudah berada di daerah kepala korban untuk melakukan pernafasan buatan 2.
2. Daerah leher biasanya terbuka
3. tidak perlu melepas pakaian korban 3.
Arteri karotis adalah sentral dan kadang-kadang masih berdenyut sekalipun daerah
perifer lainnya tidak teraba lagi. Bila teraba kembali denyut nadi, teruskan ventilasi. Bila
denyut nadi hilang atau diragukan, maka ini adalah indikasi untuk memulai sirkulasi
buatan dengan kompresi jantung luar. Kompresi jantung luar harus disertai dengan
pernafasan buatan.
c. Pemeriksaan Penunjang
Pada penegakan kasus benda asing pada saluran nafas yaitu hidung, faring dan
trakea dapat dilakukan juga dengan pemeriksaan penunjang.
b. Pemeriksaan radiologik leher: penilaian pada jaringan lunak leher dan postero
anterior thoraks. Pemeriksaan thorax lateral dilakukan dengan lengan
dibelakang punggung, leher keadaan fleksi dan kepala ekstensi untuk dapat
melihat keseluruhan jalan nafas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Resusitasi mengandung arti harfiah “Menghidupkan kembali” tentunya
dimaksudkan usaha- usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah suatu episode henti
jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung paru terdiri atas 2
komponen utama yakni : bantuan hidup dasar / BHD dan Bantuan hidup lanjut / BHL
Usaha Bantuan Hidup Dasar bertujuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke
otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan. Bantuan
hidup lanjut dengan pemberian obat-obatan untuk memperpanjang hidup Resusitasi
dilakukan pada : infark jantung “kecil” yang mengakibatkan “kematian listrik”, serangan
Adams-Stokes, Hipoksia akut, keracunan dan kelebihan dosis obat- obatan, sengatan
listrik, refleks vagal, serta kecelakaan lain yang masih memberikan peluang untuk hidup.
Resusitasi tidak dilakukan pada : kematian normal stadium terminal suatu yang tak dapat
disembuhkan.
Tindakan keperawatan untuk mengeluarkan benda asing ada beberapa cara yaitu:
1. Pengambilan
Buka mulut pasien bersihkan benda asing yang ada didalam mulut pasien dengan
mengorek dan menyapukan dua jari penolong yang telah dibungkus dengan secarik
kain, bebaskan jalan nafas dari sumbatan benda asing.
2. Dihisab
a) Posisikan kepala pasien terlentang/miring, kepala lebih rendah dari rungkai
b) Buka mulut korban lebar-lebar
c) Hisap dengan bahan yang dapat meresap cairan
d) Hisap pakai mulut dengan bantuan pipa penghisap
3. Abdomen Thrus
a) Berdiri di belakang korban dan taruh kedua lengan di abdomen korban bagian
atas.
b) Sandarkan korban ke depan.
c) Kepalkan genggaman tangan dan taruhlah di pertengahan antara umbilikus dan
processus xiphoideus.
B. Saran
Mahasiswa mampu memahami dan mengaplikasikan segala tindakan dalam
menangani masalah keperawatan khususnya dalam menangani kasus henti jantung,heni
Nafas dll (RP).Sehingga memberikan nilai positif yaitu sebagai perawat profesional yang
memberikan perawatan secara berkualitas.
Diharapkan kepada masyarakat terutama para orang tua untuk lebihwaspada lagi
dalam menjaga dan mengawasi anak-anak nya serta menjauhkan benda-benda kecil seperti
koin dan benda-benda kecillainya agar kejadian tertelan benda asing bisa diminimalisir.
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2010/10/27/15031137/panduan-rjp-aha-
2010- dahulukan-kompresi-dada
http://novalintang.blogspot.com/2013/05/revisi-rjp-terbaru-american-heart.html
http://www.scribd.com/doc/95942220/Resusitasi-Jantung-dan-Paru-Bahasa-Indonesia-Versi-
AHA-2010
http://saptobudinugroho.blogspot.com/2010/10/urutan-rjpcpr-terbaru-dari-aha-american.html
http://www.slideshare.net/ppnibone/resusitasi-jantungdanparubahasaindonesiaversiaha2010
http://cigayung.wordpress.com/2010/10/27/prosedur-baru-resusitasi-jantung-paru-aha-
american- heart-association/