Anda di halaman 1dari 7

PEMBERIAN NUTRISI SECARA ORAL,ENTERAL DAN PARENTAL

Dosen Pengampu : Mu'awanah, Skep., Ns., MHKes

Disusun oleh
SILVIA INTAN OKTAVIA
P1337420419050

PRODI DII KEPERAWATAN BLORA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN AJARAN 2020/2021

1. PEMBERIAN MAKANAN SECARA ORAL


Pemberian nutrisi melalui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada
pasien yang tidak mampu memenuhi keutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara
membantu memberikan makan atau nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi
kebutuhan nutrisi pasien dan membangkitkan selera makan pada pasien.
 Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Tindakan ini merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi peroral secara mandiri.
 TUJUAN
Adapun tujuan pemberian makanan melalui oral adalah untuk pemenuhan kebutuhan
nutrisi pasien.
 INDIKASI
1. Pada pasien yang bisa makan sendiri.
2. Pada pasien yang tidak bisa makan sendiri.

 Alat Dan Bahan


1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Makanan dengan porsi dan menu sesuai program
 Prosedur kerja
1. Beri penjelasan
2. uci tangan
3. Atur posisi pasien dengan duduk/setengah duduk sesuai kondisi pasien
4. Pasang pengalas
5. Tawarkan pasien melakukan ritual makan (misalnya, berdoa sebelum makan )makan
6. Bantu aktivitas dengan berikan minum sesudah makanmak
7. Bila selesai makan , bersihkan minuman sesudah makan
8. Catat tindakan dan hasil atau respon terhadap tindakan
9. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 Sikap
a. Sopan
b. Sabar
c. Teliti
d. Komunikatif
2. PEMBERIAN MAKANAN SECARA ENTERAL
Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual
maupun dengan bantuan pompa mesin.
Tujuan dari pemberian nutrisi secara enteral adalah untuk memberikan asupan nutrisi
yang adekuat pada pasien yang belum mampu menelan atau absorbsi fungsi nutrisinya
terganggu. Pemberian nutrisi secara enteral juga berperan menunjang pasien sebagai
respons selama mengalami keradangan, trauma, proses infeksi, pada sakit kritis dalam
waktu yang lama. Kontraindikasi pemberian nutrisi secara enteral diantaranya keadaan
dimana saluran cerna tidak berjalan sesuai mestinya, kelainan anatomi saluran cerna,
iskemia saluran cerna, dan peritonitis berat. Pemberian nutrsi enteral terkadang
mengalami hambatan.
 Beberapa hambatan yang terjadi diantaranya :
1. Gagalnya pengosongan lambung
2. Aspirasi dari isi lambung
3. Sinusitis
4. Esophagitis
5. Salah meletakkan pipa

Pada prinsipnya, pemberian formula enteral dimulai dengan dosis rendah dan
ditingkatkan bertahap hingga mencapai dosis maksimum dalam waktu seminggu.
 Rute pemberian nutrisi enteral:
Feeding tube dapat memasuki tubuh lewat beberapa lokasi. Pemilihan rute pemberian
nutrisi enteral tergantung pada beberapa faktor, seperti durasi pemberian, kondisi pasien,
dan hal-hal yang membatasi pemberian nutrisi enteral (trauma atau obstruksi).

3. PEMBERIAN MAKANAN SECARA PARENTERAL

Nutrisi parenteral didefinisikan sebagai pemberian nutrisi yang langsung masuk ke sirkulasi vena
(vena perifer atau vena sentral). Istilah total parenteral nutrition (TPN) digunakan ketika satu-
satunya sumber suplai makanan hanya melalui rute parenteral.

Terdapat 3 pilihan dalam pemberian nutrisi yaitu diet oral, nutrisi enteral dan nutrisi
parenteral. Diet oral diberikan kepada penderita yang masih bisa menelan cukup makanan dan
keberhasilannya memerlukan kerjasama yang baik antara dokter, ahli gizi,penderita dan
keluarga. Nutrisi enteral bila penderita tidak bisa menelan dalam jumlah cukup, sedangkan
fungsi pencernaan dan absorbsi usus masih cukup baik. Selama sistem pencernaan masih
berfungsi atau berfungsi sebagian dan tidak ada kontraindikasi maka diet enteral (EN) harus
dipertimbangkan, karena diet enteral lebih fisiologis karena meningkatkan aliran darah mukosa
intestinal, mempertahankan aktivitas metabolik serta keseimbangan hormonal dan enzimatik
antara traktus gastrointestinal dan liver.

Diet enteral mempunyai efek enterotropik indirek dengan menstimulasi hormon usus seperti
gastrin, neurotensin, bombesin, enteroglucagon. Gastrin mempunyai efek tropik pada lambung,
duodenum dan colon sehingga dapat mempertahankan integritas usus,mencegah atrofi mukosa
usus dan translokasi bakteri, memelihara gut-associated lymphoid tissue (GALT) yang berperan
dalam imunitas mukosa usus (Shike, 1996;Bruera, 2003; Rombeau, 2004; Trujillo, 2005;
Boediwarsono, 2006).

Nutrisi Parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung melalui
pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernaan.Para peneliti sebelumnya menggunakan istilah
hiperalimentasi sebagai pengganti pemberian makanan melalui intravena, dan akhirnya diganti
dengan istilah yang lebih tepat yaitu Nutrisi Parenteral Total, namun demikian secara umum
dipakai istilah Nutrisi Parenteral untuk menggambarkan suatu pemberian makanan melalui
pembuluh darah.Nutrisi parenteral total (TPN) diberikan pada penderita dengan gangguan proses
menelan, gangguan pencernaan dan absorbsi (Bozzetti, 1989; Baron, 2005; Shike 1996;Mahon,
2004; Trujillo, 2005).

Pemberian nutrisi parenteral hanya efektif untuk pengobatan gangguan nutrisi bukan untuk
penyebab penyakitnya. Status nutrisi basal dan berat ringannya penyakit memegang peranan
penting dalam menentukan kapan dimulainya pemberian nutrisi parenteral. Sebagai contoh pada
orang-orang dengan malnutrisi yang nyata lebih membutuhkan penanganan dini dibandingkan
dengan orang-orang yang menderita kelaparan tanpa komplikasi.

Pasien-pasien dengan kehilangan zat nutrisi yang jelas seperti pada luka dan fistula juga
sangat rentan terhadap defisit zat nutrisi sehingga membutuhkan nutrisi parenteral lebih awal
dibandingkan dengan pasien-pasien yang kebutuhan nutrisinya normal.Secara umum, pasien-
pasien dewasa yang stabil harus mendapatkan dukungan nutrisi 7 sampai dengan 14 hari setelah
tidak mendapatkan nutrisi yang adekuat sedangkan pada pasien-pasien kritis, pemberian
dukungan nutrisi harus dilakukan dalam kurun waktu 5 sampai dengan 10 hari (ASPEN, 2002).

 Berdasarkan cara pemberian Nutrisi Parenteral dibagi atas (ASPEN, 1995):


1. Nutrisi Parenteral Sentral.
a. Diberikan melalui central venous,bila konsentrasi > 10% glukosa.
b. Subclavian atau internal vena jugularis digunakan dalam waktu singkat sampai <
4minggu.
c. jika > 4 minggu,diperlukan permanent cateter seperti implanted vascular access
device.

2. Nutrisi Parenteral Perifer.


a. PPN diberikan melalui peripheral vena.
b. PPN digunakan untuk jangka waktu singkat 5 -7 hari dan ketika pasien perlu
konsentrasi kecil dari karbohidrat dan protein.
c. PPN digunakan untuk mengalirkan isotonic atau mild hypertonic solution.High
hypertonic solution dapat menyebabkan sclerosis,phlebitis dan bengkak.
 Tujuan
Adapun tujuan pemberian nutrisi parenteral adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak memungkinkannya
saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan.
2. Total Parenteral Nutrition (TPN) digunakan pada pasien dengan luka bakar yang
berat, pancreatitis ,inflammatory bowel syndrome, inflammatory bowel
disease,ulcerative colitis,acute renal failure,hepatic failure,cardiac disease,
pembedahan dan cancer.
3. Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energy.
4. Mempertahankan kebutuhan nutrisi

 Pemberian dari nutrisi parenteral didasarkan atas beberapa dasar fisiologis, yakni:
1. Apabila di dalam aliran darah tidak tercukupi kebutuhan nutrisinya,kekurangan kalori
dan nitrogen dapat terjadi.
2. Apabila terjadi defisiensi nutrisi,proses glukoneogenesis akan berlangsung dalam
tubuh untuk mengubah protein menjadi karbohidrat
3. Kebutuhan kalori Kurang lebih 1500 kalori/hari,diperlukan oleh rata-rata dewasa
untuk mencegah protein dalam tubuh untuk digunakan.
4. Kebutuhan kalori menigkat terjadi pada pasien dengan penyakit
hipermetabolisme,fever,injury,membutuhkan kalori sampai dengan 10.000
kalori/hari.
5. Proses ini menyediakan kalori yang dibutuhkan dalam konsentrasi yang langsung ke
dalam system intravena yang secara cepat terdilusi menjadi nutrisi yang tepat sesuai
toleransi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai