PENDAHULUAN
Sebagai calon bidan, kita perlu mengetahui secara baik detail pekerjaan kita kedepan.
Salah satu hal yang perlu kita ketahui ialah masalah mengenai system penghargaan bagi
bidan.
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan jasa, tetapi
juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk menjalankan
praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki. Oleh karena itu agar tidak terjadi kesalahan
untuk kedepan, maka kita perlu mengetahui lebih dalam mengenai system penghargaan bagi
bidan tersebut.
B. Perumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang telah dikemukakan maka beberapa masalah yang
dapat
3. Apakah sanksi yang harus diterima oleh bidan jika melakukan kesalahan?
4. Hal-hal mengenai jabatan fungsional seorang bidan
C. Tujuan
Penulisan makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dapat
b ermanfaat bagi kita semua dalam menambah ilmu pengetahuan dan wawasan.
Secara terperinci tujuan dari penelitian dan penulisan makalah ini adalah :
D. Metode Penulisan
Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan penulis mempergunakan metode
observasi dan kepustakaan. Adapun teknik-teknik yang dipergunakan pada penelitian ini
1. Studi Pustaka
Pada metode ini, penulis membaca buku-buku dan literatur yang berhubungan dengan
2. Internet
Pada metode ini penulis, juga mencari materi yang berhubungan dengan penulisan ini
din internet.
E. Sistematika Penulisan
Pada makalah ini, penulis akan menjelaskan hasil makalah dimulai dengan bab
pandahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan,
Pada bab kedua, penulisan akan memaparkan data yang diperoleh dan membahas
Bab ketiga merupakan bab penutup dalam makalah ini. Pada bagian ini penulis
menyimpulkan uraian sebelumnya, dan memberikan saran agar kita mengerti lebih baik
PEMBAHASAN
Penghargaan yang diberikan kepada bidan tidak hanya dalam bentuk imbalan
jasa, tetapi juga dalam bentuk pengakuan profesi dan pemberian kewenangan / hak untuk
menjalankan praktik sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke-3,hak adalah kewenangan untuk
berbuat sesuatu yang telah ditentukan oleh undang-undang atau aturan tertentu. Bidan di
Indonesia memiliki organisasi profesi yaitu Ikatan Bidan Indonesia atau IBI yang
mengatur hak dan kewajiban serta penghargaan dan sanksi bagi bidan. Setiap bidan yang
telah menyelesaikan pendidikan kebidanan berhak dan wajib menjadi anggota IBI.
Hak bidan :
b. Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingkat
jenjang pelayanan kesehatan.
e. Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui pendidikan
maupun pelatihan.
c. Pelayanan kebidanan kepada wanita oleh bidan meliputi pelayanan pada masa
b. berhak mengemukakan pendapat ,saran, dan usul untuk kepentingan organisasi.
Anggota Kehormatan
1) Setiap bidan senantiasa memberikan pelayanan paripurna kepada klien, keluarga dan
masyarakat sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya berdasarkan kebutuhan
klien, keluarga dan masyarakat
2) Setiap bidan berkewajiaban memberikan pertolongan sesuai dengan kewenangan dalam
mengambil keputusan termasuk mengadakan konsultasi dan/atau rujukan
3) Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan yang didapat dan/atau
dipercayakan kepadanya, kecuali bila diminta oleh pengadilan atau diperlukan
sehubungan dengan kepentingan klien
1) Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman sejawatnya untuk menciptakan
suasana kerja yang serasi.
2) Setiap bidan dalam melaksanakan tugasnya harus saling menghormati baik terhadap
sejawatnya maupun tenaga kesehatan lainnya.
1) Setiap bidan wajib menjaga nama baik dan menjunjung tinggi citra profesi dengan
menampilkan kepribadian yang bermartabat dan memberikan pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat
2) Setiap bidan wajib senantiasa mengembangkan diri dan meningkatkan kemampuan
profesinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya
yang dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
1) Setiap bidan wajib memelihara kesehatannya agar dapat melaksanakan tugas profesinya
dengan baik
2) Setiap bidan wajib meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dengan
Dalam organisasi IBI terdapat Dewan Pertimbangan Etika Bidan (MPEB) dan Majelis
Pembelaan Anggota (MPA),yang memiliki tugas :
• Memberikan saran dan pertimbangan yang perlu dalam rangka tugas pengurus pusat.
MPEB dan MPA merupakan majelis independen yang berkonsultasi dan berkoordinasi
dengan pengurus inti dalam IBI tingkat nasional. MPEB secara internal memberikan
saran,pendapat,dan buah pikiran tentang masalah pelik yang sedang dihadapi khususnya yang
menyangkut pelaksanaan kode etik bidan dan pembelaan anggota.
MPEB dan MPA bertugas menkaji,menangani dan mendampingi anggota yang mengalami
permasalahan dalam praktik kebidanan serta masalah hukum.
Selain fungsi dan perannya yang vital dalam kehidupan masyarakat,jabatan fungsional juga
berorientasi kualitatif. Seseorang memiliki jabatan fungsional berhak mendapatkan tunjangan
fungsional. Jabatan bidan merupakan jabatan fungsional professional sehingga berhak mendapat
tunjangan fungsional.
Pengembangan karir bidan meliputi karir fungsional dan karir struktural. Jabatan
fungsional sebagai bidan bisa didapat melalui pendidikan berkelanjutan ,baik secara formal
maupun nonformal,yang hasil akhirnya akan meningkatkan kemampuan professional bidan
dalam melaksanakan fungsinya sebagai pelaksana, pendidik, pengelola, dan peneliti.
4. Analisis
Bidan merupakan salah satu profesi bidang kesehatan yang memiliki tugas yang berat dan
harus dipertanggung jawabkan. Membantu persalinan adalah salah satu tugas berat bidan. Karena
berhubungan dengan nyawa bayi dan ibunya.
Selain itu bidan juga harus bisa mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat. Karena
inilah bidan memang sudah seharusnya mendapat penghargaan baik dari pemerintah maupun
masyarakat.
Penghargaan bagi bidan bisa diberikan dalam bentuk imbalan jasa atau pengakuan
sebagai profesi bidan dan pemberian hak dan kewenangan kepada bidan dalam menjalankan
tugasnya sebagai bidan. Misalnya bidan yang tidak pernah bermasalah dengan hokum dan selalu
berjalan seiring dengan kode etik bidan dan standar profesi bidan yang ada.
Tapi menurut saya,sebaiknya juga disediakan lencana berprestasi bagi bidan yang
memiliki prestasi dalam prakteknya atas pengabdiannya sebagai Negara.
Tidak hanya memberikan penghargaan bagi bidan yang mampu melaksanakan prakteknya
sesuai kode etik dan standar profesi bidan,tapi bagi bidan yang melanggar dan menyimpang dari
kode etik yang ada,juga harus diberi sanksi yang tegas. Supaya bidan tetap bekerja sesuai
kewenangannya.
Contoh sanksi bidan adalah pencabutan ijin praktek bidan, pencabutan SIPB sementara,
atau bisa juga berupa denda.
Bidan melakukan praktek aborsi,yang seharusnya tidak boleh dilakukan oleh bidan
karena termasuk tindakan criminal.
Bidan tidak melakukan rujukan pada ibu yang mengalami persalinan premature,bidan
ingin melakukan persalinan ini sendiri. Ini jelas tidak boleh dilakukan,dan harus dirujuk. Karena
ini sudah bukan kewenangan bidan lagi,selain itu jika dilakukan oleh bidan itu sendiri,persalinan
akan membahayakan ibu dan bayi yang dikandungnya.
Setiap penyimpangan baik itu disengaja atau tidak, akan tetap di audit oleh dewan audit
khusus yang telah dibentuk oleh organisasi bidan atau dinas kesehatan di kabupaten tersebut.
Dan bila terbukti melakukan pelanggaran/penyimpangan maka bidan tersebut akan mendapat
sanksi.
Selain penghargaan dan sanksi,bidan juga patut mendapat jabatan fungsional dan jabatan
struktural. Seperti yang dijelaskan pada materi di atas mengenai jabatan fungsional bidan,jabatan
fungsional didapat oleh seorang bidan melalui pendidikan formal seperti D III dan SI berupa
ijasah,sedangkan non formal berasal dari pelatihan atau penyuluhan/seminar yang diadakan oleh
pemerintah atau organisasi bidan berupa sertifikat.
Bidan memiliki jabatan fungsional sesuai dengan fungsi bidan yaitu pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Dalam menduduki jabatan ini,bidan juga berhak menerima tunjangan
fungsional sesuai dengan kedudukannya.
Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan tersebut bekerja.
Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di Puskesmas dan Rumah Sakit. Dan
jabatan ini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki bidan tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bidan patut mendapatkan penghargaan dan sanksi, selain itu bidan juga patut mendapat
jabatan fungsional dan jabatan struktural. Seperti yang dijelaskan pada materi di atas
mengenai jabatan fungsional bidan,jabatan fungsional didapat oleh seorang bidan melalui
pendidikan formal seperti D III dan SI berupa ijasah,sedangkan non formal berasal dari
pelatihan atau penyuluhan/seminar yang diadakan oleh pemerintah atau organisasi bidan
berupa sertifikat.
Bidan memiliki jabatan fungsional sesuai dengan fungsi bidan yaitu pelaksana, pengelola,
pe ndidik, dan peneliti. Dalam menduduki jabatan ini,bidan juga berhak menerima
tunjangan fungsional sesuai dengan kedudukannya.
Sedangkan jabatan struktural bidan dilihat berdasarkan dimana bidan tersebut bekerja.
Tunjangan berasal dari tempat dimana dia bekerja seperti di Puskesmas dan Rumah Sakit.
Dan jabatan ini disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki bidan tersebut.
B. SARAN
Sebagai calon bidan, sebaiknya kita memahami hak, wewenang, serta sanksi dari profesi
kita, dengan tujuan agar kita dapat menjalankan tugas dengan sebaik mungkin serta sesuai
dengan kode etik yang ada.
Bagi pembaca ataupun penulis yang ingin membuat makalah tentang system penghargaan
bagi bidan agar dapat memperbaiki dan menambah informasi yang kurang dari makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
http://anitaroza.multiply.com/reviews/item/2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I. Pendahuluan
b.Perumusan Masalah...............................................................................................1
c.Tujuan....................................................................................................................2
d,Metode Penulisan..................................................................................................2
e. Sistmatika Penulisan.............................................................................................3
4. Analisis................................................................................................................10
a.Kesimpulan........................................................................................................13
b.Saran..................................................................................................................13
Daftar Pustaka
SISTEM PENGHARGAAN
BAGI BIDAN
DI SUSUN OLEH :
AI DWI LESTARI
AQSHA NUR
AZIZAH
DESI RALIZA
FITRIYANI
LULUK WIJAYANTI
MEILIA HERDIANTI
MELITASARI FRANSISCA
MUJAYANAH
2009-2010