Latar Belakang: Candamarcensis, Atau Kadang Dikenal Sebagai Mountain Papaya, Atau Di Antara Penduduk

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 31

LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat unik. Kekayaan itu tersebar di seluruh
daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dimana kekayaan itu adalah asset Indonesia
yang dapat digunakan untuk mengembangkan sektor – sektor produksi Indonesia. Dilihat dari
segi ekonomi, Indonesia telah mengalami pertumbuhan rata – rata 6,8% per tahun sehingga
pendapatan per kapita meningkat menjadi $ 1200. Sektor agraris berpengaruh cukup besar
pada kondisi perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan per
kapita Indonesia dan peningkatan sumbangan sektor agraris pada angka PDB yaitu rata – rata
3,4% per tahun.

Melihat pada kondisi agraris Indonesia yang mengalami pertumbuhan dengan baik dan
kekayaan alam yang cukup berlimpah maka kami akan menggunakan salah satu kekayaan alam
yang di miliki oleh Indonesia sebagai produk yang akan kami jadikan suatu bisnis yaitu buah
Carica.

Produk yang kami pilih yaitu buah Carica. Carica adalah buah yang masuk ke dalam
keluarga pepaya. Nama latin buah carica ini adalah Carica Pubescens atau Carica
Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau di antara penduduk
setempat dikenal sebagai Gandul Dieng. Perbedaan antara buah Carica dengan buah pepaya
adalah buah pepaya lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan
matahari, namun Carica yang termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat
tinggi yaitu sekitar 2000 meter di atas permukaan laut, memerlukan temperatur yang cukup
dingin, dan banyak hujan. Buah Carica dapat di jumpai di dataran tinggi Dieng di kota
Wonosobo yang terletak sekitar 120 kilometer dari kota Semarang.

Penanaman buah Carica itu sendiri tidak terlalu sulit karena usia pohon carica yang
relatif panjang, bisa sampai 20 tahun, bahkan lebih. Kurang lebih satu tahun setelah dipanen,
pohon carica tersebut sudah bisa menghasilkan buah yang baik. Jika mutu buah sudah mulai
menurun, biasanya setelah enam bulan, petani tinggal memangkas pohon tersebut. Dari pucuk-
pucuknya akan tumbuh tunas baru yang segera menghasilkan buah yang lebih baik.
Kami melihat adanya peluang bisnis Carica ini di pasar bisnis manisan buah di Jakarta
karena masih sedikitnya perusahaan yang mengelola buah Carica menjadi suatu produk yang
dijual sebagai manisan buah pada konsumen. Maka dari itu, kami mengambil peluang tersebut
dengan mengembangkan pasar manisan buah Carica yang kami beri nama produk D’Carica
sebagai produk yang akan kami jual pada konsumen di Jakarta.
BAB 1

ASPEK PASAR dan PEMASARAN

A. BENTUK PASAR

1. Bentuk pasar produsen yang dipilih oleh D’Carica adalah pasar oligopoly karena
keadaan di pasar menunjukkan bahwa telah terdapat beberapa penjual manisan
buah Carica industry manisan buah. Namun beberapa penjual tersebut hanya
terbatas berada di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Perusahaan kami memperluas
pangsa pasar manisan buah Carica ke Jakarta dengan menawarkan manisan buah
carica tersebut dalam bentuk botol yang akan didistribusikan melalui pasar swalayan
yaitu Food Hall.
2. Bentuk pasar konsumen yang kami pilih untuk dibidik oleh perusahaan D’Carica
adalah pasar Business to Business (B2B) karena berdasarkan estimasi peramalan
pasar sasaran, B2B memiliki pertumbuhan yang lebih besar yaitu sekitar 7.49%
(sesuai dengan data lampiran table 1)

Tabel 1

Peramalan Pasar Sasaran (target Market) (dalam jutaan Rupiah)

Pelanggan
Potensial 2011 2012 2013 Pertumbuhan

B2B 12555 13173 14159,65 7,49%

B2C 13125 13915 14,752,683 6,02%

B. Mengukur dan Meramal Permintaan, Penawaran dan Pangsa pasar


D’Carica akan melakukan peramalan permintaan, penawaran dan pangsa pasar
manisan buah Carica untuk melihat gambaran singkat tentang pasar, mengukur angka
permintaan dan penawaran manisan buah di Jakarta, estimasi potensi pasar manisan
buah di Jakarta dan mendapatkan data – data yang diperlukan dalam pembuatan
program pemasaran manisan buah Carica.

Peramalan akan dilakukan dalam periode 5 tahun yaitu tahun 2011 – 2015.

Tabel 2. Proyeksi permintaan dan penawaran D’Carica tahun 2011-2015

Tahu
n Permintaa Rencana pangsa
n Penawaran Peluang penjualan Peluang pasar
2011 100,00 0.66666
150,000 50,000 0 46,500 7 47%
2012 120,00 0.66666
180,000 60,000.00 0 55,800.00 7 47%
2013 150,00 0.59523
252,000 102,000.00 0 78,120.00 8 52%
2014 123,90 0.40972
302,400 178,500.00 0 109,368.00 2 88%
2015 164,64 0.41880
393,120 228,480.00 0 153,115.20 3 93%

Tabel 3. Rencana penjualan D’Carica tahun 2011 - 2015

Tahun

Penjualan (unit) Harga/unit Hasil Penjualan


2011 46500 8,500 395,250,000
2012 55800 8,500 474,300,000
2013 78120 8,500 664,020,000
2014 109368 8,500 929,628,000
2015 153115 8,500 1,301,479,200
C. Segmentasi, Target dan Posisi di Pasar

Segmentasi

Bisnis D’Carica akan disegmentasikan berdasarkan geografik, demografik, faktor perilaku:

a. Geografik
 D’Carica mempunyai target area geografik yaitu di Jakarta. Target area ini di
jangkau dengan proses pengiriman dari Jawa Tengah ke Jakarta dan
menempatkan produk D’Carica di target pasar yang dibidik.
 Total target pasar yang dibidik adalah penduduk Jakarta yang berjumlah sekitar
7.512.323 orang.

b. Demografik
 Bisnis manisan buah ini dapat di konsumsi oleh semua kalangan konsumen
sehingga tidak ada pemilihan segmen pasar konsumen secara spesifik.
c. Faktor Perilaku
 Konsumen yang menggemari manisan buah.
 Konsumen yang berani mencoba produk baru.
 Konsumen yang meperhatikan kesehatan.

Targeting
D’Carica membagi 2 pasar potensial sebagai target pasar manisan buah Carica yaitu B2B
dan B2C. Berdasarkan pada peramalan permintaan yang dilakukan maka kami menetapkan
pasar konsumen B2B sebagai target pasar yang akan kami bidik. B2B tersebut adalah pasar
swalayan Foodhall

Positioning
D’Carica akan memposisikan dirinya sebagai penghasil manisan buah carica yang produktif dan
menyediakan manisan buah carica yang berkualitas baik. Selain itu, D’carica akan melakukan diferensiasi
produk dimana D’Carica menawarkan produk manisan buah yang buahnya mempunyai keunikan dari
segi bentuk dan tekstur, tahan selama 2 tahun tanpa bahan pengawet dan memiliki banyak manfaat
kesehatan bagi tubuh. D’Carica juga akan melakukan diferensiasi citra dimana buah Carica merupakan
buah asli Indonesia karena hanya akan ditemukan di Indonesia.

D’Carica akan menggunakan strategi Points of Difference (POD’s) karena buah Carica itu sendiri
sudah memiliki perbedaan dengan buah lain melalui rasa dan kekenyalan buah tersebut yang berbeda
dengan buah lain.

Positioning diperkuat dengan motto D’Carica yaitu “Kesegaran unik dataran tinggi”

Strategi – strategi yang baik akan membantu D’carica dalam menciptakan proporsi nilai yang
berfokus pada konsumen. Proporsi nilai adalah sesuatu yang didapatkan oleh konsumen sehingga dapat
dijadikan alasan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli manisan buah Carica. Proporsi nilai yang
ditawarkan oleh D’Carica adalah kesegaran dan manfaat kesehatan yang diperoleh. Manfaat kesehatan
seperti melancarkan pencernaan tubuh, mengandung banyak vitamin A dan vitamin, mengurangi rasa
sakit punggung dan meningkatkan daya tahan tubuh.

D. Situasi persaingan di Lingkungan Industri

Risk of Entry by potential


Competitors

Bargaining Bargaining
Power of Competitive Rivalry within Power of
Buyers an Industry Supplier

Threat of Substitutes
1. Risk of Entry by Potential Competitors
Kondisi pasar manisan buah Carica di Jakarta memperlihatkan rendahnya daya masuk
pesaing atas pasar manisan buah Carica di Jakarta. Rendahnya daya masuk pesaing ini
disebabkan oleh sedikitnya pengusaha yang mengetahui bisnis manisan buah Carica.

2. Bargaining Power of Buyers


Dalam menjalankan bisnis manisan buah, D’Carica akan melihat pada situasi pembeli
produk D’Carica. Pembeli yang kami bidik yaitu pasar swalayan Foodhall dalam bisnis
manisan buah kami mempunyai kekuatan tawar menawar yang cukup kuat dimana
dapat dikatakan cukup kuat karena adanya kemampuan dari pembeli untuk melakukan
integrasi ke hulu.

3. Bargaining Power of Suppliers


Lahan yang luas dan jumlah petani yang cukup banyak sehingga para petani tidak dapat
menaikkan harga yang terlalu tinggi maka menyebabkan kekuatan tawar menawar yang
rendah.

4. Threat of Subtitutes
Ancaman produk subsititusi terhadap D’carica cukup tinggi karena tersedianya berbagai
jenis pilihan manisan buah bagi konsumen. Hal ini membatasi kemampuan penetapan
harga oleh pengusaha dan laba yang diperoleh pengusaha.

5. Competitive Rivalry within an Industry.


Situasi penjabaran 4 kondisi di atas akan mempengaruhi situasi kompetisi bisnis
manisan buah. Untuk saat ini, tingkat intensitas kompetisi antar bisnis buah Carica
cukup rendah karena masih rendahnya daya saing dan faktor lainnya.

E. Sikap, Perilaku dan Kepuasan Konsumen

D’Carica akan meninjau sikap, perilaku dan kepuasan konsumen dilihat dari segi
distributor, dalam kasus ini kami akan meninjau dari segi pasar swalayan yaitu Food Hall.
Sikap, perilaku dan kepuasan pasar swalayan dilihat dari kemampuan memasok produk
manisan buah Carica oleh Food Hall. Kemampuan ini dilihat dari jumlah manisan buah Carica
yang dipasok, ketepatan waktu pasokan dan kualitas manisan buah Carica yang telah
ditentukan

F. Manajemen Pemasaran

Analisis manajemen pemasaran akan mengacu pada kebijakan perusahaan D’carica


dalam produk, harga, tempat dan distribusi produk manisan buah Carica.

Paparan lebih terperinci mengenai kebijakan perusahaan D’Carica terkait dengan bauran
pemasaran :

a. Product
Produk yang ditawarkan oleh D’Carica adalah buah Carica yang dijadikan manisan buah
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dimana konsumen
menginginkan makanan yang sehat, segar dan tidak menggunakan bahan pengawet.

b. Price
Harga jual yang ditetapkan oleh D’Carica sesuai dengan biaya produksi per botol
ditambah dengan mark up yang diinginkan oleh D’Carica.

c. Promotion
Strategi promosi yang digunakan oleh D’Carica adalah:

 Sales Promotion
Menggunakan SPG di pasar swalayan Foodhall untuk berinteraksi secara lebih
personal pada konsumen untuk memperkenalkan produk manisan buah Carica
pada konsumen di Foodhall.
 Personal Selling
Mengundang para retailer dalam rangka memperkenal produk manisan buah
Carica dan mengajak mereka untuk bekerja sama dengan D’carica untuk
mendistribusikan pada konsumen melalui outlet mereka.
 Direct Marketing
D’Carica membuat website yang mengandung informasi berupa profil dan
produk – produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
 Word of Mouth
Strategi promosi digunakan dengan tujuan untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan
manisan buah Carica ke masyarakat kota Jakarta.

d. Place
Buah Carica diproduksi di Dieng dan dikirim ke cabang D’Carica yang di Jakarta lalu di
distribusikan ke pasar swalayan (retailer) yang telah sepakat untuk melakukan kerja
sama.
BAB II
ASPEK TEKNIK dan TEKNOLOGI

A. Pemilihan dan perencanaan produk


Dalam menghasilkan manisan buah Carica yang mempunyai kualitas yang baik
maka D’Carica melakukan proses pemilihan buah Carica yang selektif dimana buah
Carica yang dipilih adalah buah yang telah berwarna kuning dan setelah itu buah Carica
akan melalui proses pengolahan sedemikian rupa untuk mendapatkan rasa yang
berkualitas. Selain itu, buah Carica tidak dapat dimakan dalam keadaan mentah atau
dalam keadaan belum diolah karena bila dikonsumsi secara langsung dalam keadaan
mentah maka buah akan terasa asam, sedikit pahit dan menyebabkan gatal pada bibir,
mulut dan kulit yang disebabkan oleh getah buah Carica.
Proses pengolahan Carica:
1. Pengupasan
a. Mayoritas pengupasan dilakukan oleh tenaga kerja wanita.
b. Mengingat sifat buahnya yang sangat banyak mengandung getah, pada saat
pengupasan sangat dianjurkan untuk mengenakan sarung tangan supaya tidak gatal
(menurut keterangan para pekerja, getah buah tersebut sangat baik untuk mengobati
kaki yang kapalan.)
c. Setiap orang tenaga kerja mampu mengupas ½ kuintal buah per harinya.

2. Pemisahan buah dari bijinya


Setelah dikupas, biji buah yang berwarna hitam dikeruk dan dipisahkan dengan daging
buahnya. Biji buah diperas untuk membuat air sirup yang memberi cita rasa khas pada
buah

3. Pemotongan
Setelah dipisahkan dengan bijinya, buah dipotong-potong dengan bentuk yang menarik
dan dalam bentuk yang dapat dikemas dalam botol.
4. Penggaraman dan pencucian
Pencucian buah dilakukan dua kali: pertama kali setelah buah selesai dikupas, dan
kedua kalinya setelah buah selesai dikupas.Pada kedua tahap pencucian tersebut selalu
disertakan kurang lebih dua sendok makan garam. Gunanya adalah untuk
menghilangkan rasa pahit yang berasal dari getah.

5. Pembuatan air sirup manisan buah Carica

Air sirup manisan buah dibuat dari biji buah carica.


Caranya adalah :

a. Biji dan selaput yang melapisinya dengan ditambah sedikit air diperas, sampai
keluar cairan kental yang berbau khas buah carica. Pemerasan dapat dilakukan
berkali-kali.
b. Setelah diberi air dan gula pasir secukupnya, air perasan dari biji tersebut
direbus sampai mendidih.
c. Setelah mendidih, air sirup disaring untuk dipisahkan dengan ampasnya.

6. Pengemasan

Setelah buah dipotong-potong dan dicuci bersih dan setelah air sirup manisan buah
selesai diproses, keduanya dicampurkan dan dikemas dalam botol.

Prosesnya adalah sebagai berikut :

1. Botol dan tutup yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci bersih.
2. Kemudian panci/dandang berisi air yang akan digunakan juga terlebih dahulu
dipanaskan sampai airnya mendidih.
3. Selanjutnya buah yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam botol-botol.
4. Setelah itu, botol yang telah berisi potongan buah ditimbang.
5. Kemudian ditambahkan air sirup dari biji buah sampai botol penuh dan dikukus
selama kurang lebih 15 menit.
6. Setelah dikukus, botol diambil dari dandang, kembali dipenuhi dengan air sirup
sampai penuh dan ditutup rapat-rapat.

Dalam proses pengemasan dilakukan pengecekan terhadap kondisi botol dimana botol
yang digunakan adalah botol kaca agar mempermudah proses pengawetan.

7. Pengawetan

Proses pengawetan dilakukan dengan sederhana. Yaitu botol yang telah ditutup direbus
di dalam panci bermulut lebar selama kurang lebih 10 menit. Cara pengawetan ini bisa
membuat buah carica dalam sirup bertahan sampai kurang lebih 2 tahun.

8. Packing

Proses packing tidak langsung dilakukan. Setelah buah carica dan air sirup dimasukkan
dalam botol dan diawetkan, ditunggu sampai sekitar 7 hari supaya air sirupnya meresap
ke dalam buah, baru dipacking dan dikirimkan kepada pelanggan. Cara packing adalah
dengan memasukkan botol-botol tersebut ke dalam kotak khusus. Setiap kotak berisi 12
botol.

B. Rencana kualitas
Kualitas manisan buah Carica tergantung pada kualitas bahan baku dan kualitas
proses produksi manisan buah Caica. Pemilihan buah Carica dalam proses pemetikan
buah untuk dijadikan manisan buah Carica adalah buah yang berwarna kekuningan.
Rangkaian proses produksi manisan buah Carica itu sendiri dilakukan secara sederhana
dan higienis seperti yang dibicarakan pada sub bab pemilihan dan perencanaan produk.
C. Pemilihan teknologi
Untuk menjaga kualitas produk manisab buah Carica, D’Carica memilih teknologi
tradisional dimana menggunakan alat – alat sederhana dalam proses produksi seperti
dandang, kompor dan alat alat sederhana lainnya. Selain itu, semua proses tersebut
dikerjakan oleh manusia, tidak menggunakan mesin . Hal ini dilakukan agar buah dapat
dipanen sesuai dengan waktunya sehingga ketika di lanjutkan ke proses selanjutnya kualitas
buah tetap terjaga. Tujuan lain adalah agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efektif
dan efisien agar dapat melakukan penghematan dalam biaya.

D. Perencanaan tata letak lokasi produksi


Lokasi produksi yang dipilih adalah dataran tinggi Dieng dimana lahan yang
dibutuhkan adalah sebuah lahan seluas 10,00 Ha dimana di lahan seluas ini dapat pohon
Carica dalam jumlah besar.
Lokasi proses pengolahan itu sendiri bisa dilakukan tanpa harus dipabrik
sehingga tidak diperlukan tata letak pabrik yang sedemikian rupa. Bisnis manisan buah
Carica dapat dilakukan disebuah tempat yang sederhana seperti rumah. Hal ini dikarenakan
peralatan nyang dibutuhkan untuk proses pengolahan manisan buah Carica pun cukup
sederhana.

E. Perencanaan kapasitas dan jumlah produksi


D’Carica dapat memproduksi 4 – 5 kuintal buah Carica per minggu dimana hasil
Pemetikan buah tersebut dapat menghasilkan minimal 3.875 botol per bulannya atau
46.500 botol per tahun sehingga rencana penjualan yang direncanakan oleh D’Carica adalah
46.500 per di tahun pertama.
F. Pengawasan kualitas produk
Kualitas manisan buah Carica tergantung pada pemilihan bahan baku, proses
produksi manisan buah Carica menjadi manisan buah Carica dan proses pengemasan
produk manisan buah Carica

Pengawasan kualitas bahan baku


Pengawasan kualitas bahan baku adalah penting dimana bahan baku buah Carica
adalah buah maka D’Carica harus menjaga kualitas kesegaran buah Carica itu sendiri.
D’Carica melakukan proses pemilihan buah Carica secara selektif dan menjaga kesegaran
buah tersebut selama masa penyimpanan sampai pengolahan buah Carica menjadi manisan
buah Carica.

Pengawasan proses produksi


1. pengawasan terhadap kesehatan tanaman yang dapat mempengaruhi kualitas buah
carica dari segi kandungan gizi dan frekuensi tanaman tersebut dapat berbuah
secara konsisten.
2. pengawasan terhadap petani dalam melakukan pemanenan buah tersebut harus
terawasi secara ketat, sehingga kualitas produk dapat secara tetap sepanjang
melakukan proses produksi.
3. pengawasan terhadap kinerja dan keterampilan para pegawai agar tedapat standar
kualitas manisan buah Carica yang segar dan higienis.
BAB III
ASPEK MANAJEMEN

A. Pembangunan proyek
Jadwal pembangunan proyek dilakukan oleh 1 pihak yang sama yaitu D’Carica.
D’Carica mencakup pemilik perkebunan dan pelaksana proses produksi. Jadwal
pembangunan proyek dilaksanakan selama 1 tahun dimana kegiatan pemanenan sudah
dapat dilaksanakan secara konsisten setelah periode tersebut.

Rangkaian kegiatan jadwal pembangunan proyek dilaksanakann dari bulan


januari – desember tahun 2010
Bulan januari 2010 (bulan pertama)
 Pembelian tanah sebagai lahan untuk menanam buah Carica
 Penyediaan tempat yaitu rumah sebagai tempat pengolahan buah Carica
menjadi manisan buah Carica
 Penyiapan fasilitas untuk mengolah bahan baku.
Bulan februari 2009 – juli 2010
Penanaman dan penumbuhan pohon Carica hingga pohon tersebut siap untuk dipanen
sehingga menghasilkan bahan baku berupa buah Carica yang berkualitas untuk dijadikan
manisan buah Carica
Bulan agustus 2010 – oktober 2010
 Penyediaan transportasi berupa mobil box untuk mendistribusikan manisan
buah Carica
 Perencanaan strategi D’Carica untuk melaksanakan program kerja sama dengan
target pasar yang dibidik yaitu pasar swalayan Foodhall.
 Penyediaan alat – alat untuk pengemasan buah Carica yaitu botol kaca
Bulan november 2010 – desember 2010
Proses pemetikan buah Carica dan proses pengolahan menjadi manisan buah Carica
yang telah dikemas untuk dikirimkan ke Jakarta dan di distribusikan kepada konsumen
melalui pasar swalayan Foodhall.

B. Implementasi bisnis
D’Carica harus mempunyai system manajemen dalm bisnis manisan buah Carica
dengan baik dan terorganisasi dengan baik, dimana setiap orang mengetahui dengan baik tugas
dan tanggung jawab yang mereka tanggung
Bisnis D’Carica terbagi menjadi 2 kegiatan:
b. Kegiatan Operasional
Meliputi seluruh kegiatan pemasaran, distribusi dan keuangan.
Kegiatan pemasaran meliputi strategi promosi dan pemasaran produk ke
Foodhall. Kegiatan distribusi berkaitan dengan kegiatan pendistribusian produk
manisan buah Carica ke Foodhall sesuai dengan jumlah produk yang telah
disepakati. Kegiatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah
pendanaan operasional, pembukuan dan pengendalian arus kas.

c. Kegiatan Produksi
Meliputi kegiatan pengolahan buah Carica menjadi manisan buah Carica dan
pengemasan manisan buah Carica.

Bisnis manisan buah Carica didirikan oleh beberapa pihak yang bersepakat untuk
membangun sebuah bisnis. Pemilik akan melaksanakan dan bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan tersebut.
BAB IV

ASPEK SDM

Tenaga kerja merupakan bagian dari keseluruhan proses produksi yang menjalankan
setiap tahapan produksi. Dalam menentukan tenaga kerja, tidak hanya dibutuhkan ketrampilan
yang tinggi dan khusus, tetapi juga ketelitian dan kedisiplinan. Sedangkan, jumlah tenaga kerja
harus ditentukan agar tidak berlebih maupun kurang.

Untuk menunjang proses produksi buah carica sebenarnya tidak dibutuhkan banyak
tenaga kerja langsung karena proses produksinya cukup sederhana. Yang banyak adalah tenaga
kerja tidak langsung karena melibatkan rakyat setempat.

Perincian pembagian tenaga kerjanya adalah sebagai berikut :

 2 orang tenaga merupakan tenaga kerja tetap yang digaji bulanan


 8 orang tenaga kerja harian
 4 orang supir yang bertugas untuk pendistribusian barang
 10 orang untuk tenaga kerja yang bertugas di perkebunan, perusahaan menggunakan petani
dari derah setempat.
BAB V

ASPEK DAMPAK LINGKUNGAN

Pohon carica sangat mudah ditanam, sehingga para petani di pegunungan dieng sering
menanam pohon ini di pematang kebun, bersama-sama dengan tanaman pangan lain. Oleh
karena itu sebagaimana tanaman pangan lain, pohon carica sama sekali tidak mengganggu
lingkungan. Selain itu daerah perkebunan pohon carica juga bisa menjadi daerah resapan air
sehingga sangat bermanfaat bagi lingkungan sebagai penyimpan cadangan air.
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

A. Dampak Ekonomi
Suatu bisnis akan memberikan dampak pada aspek – aspek masyarakat yang ada
misalnya adalah aspek ekonomi. Dimana dampak ekonomi dari D’Carica dapat diilihat dari
poin – poin seperti :
 Menumbuhkan industri baru
Bisnis Carica membuka industri baru di masyarakat Jakarta dengan membuka
bisnis manisan buah Carica yang melibatkan masyarakat daerah Dieng dimana D’Carica
mengmbil bahan baku secara lokal yaitu berada di Dieng dan melibatkan kehidupan
perekonomian di Jakarta dimana pasar yang dibidik adalah pasar swalayan FoodHall.
 Memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
Bisnis carica masih tergolong jarang di Indonesia, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan Industri pasar buah manisan, D’Carica berencana untuk medistribusikan secara
nasional.
 Menggunakan sumber daya lokal
Dengan menunggunakan sumber daya local, bisnis ini dapat memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi daerah Dieng, selain itu
dapat juga memperkenalkan ke khas-an derah tersebut.
 Membuka kesempatan kerja
Dengan membuka pabrik di daerah dapat membuka kesempatan kerja bagi para
pengangguran yang ada di Dieng sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang
pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
 Meningkatkan pendapatan nasional
Penggunaan sumber daya dan tenaga kerja lokal dapat meningkatkan
pendapatan daerah dan nasional. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya penggangguran
yang ada di daerah tersebut. Para pekerja tersebut menjadi memiliki pendapatan tetap
setiap bulannya sehingga dengan begitu akan meningkatkan pendapatan nasional.
 Penghasilan dari pegawai pabrik
D’Carica memperkerjakan beberapa karyawan dengan jumlah yang telah di
bahas pada bab sebelumnya. Dimana karena hal tersebut maka bisnis D’Carica memberikan
penghasilan kepada aryawan tersebut dimana hal tersebut membantu untuk memanjukan
kondisi ekonomi pegawai pabrik itu secara langsung dan kondisi ekonomi lingkungan sekitar
secara tidak langsung.
 Peningkatan penerimaan negara
Bisnis D’Carica akan memberikan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
maka dari itu akan meningkatkan penerimaan negara.

B. Dampak Sosial
 Penciptaan lapangan kerja
Bisnis D’Carica membuka lapangan kerja bagi masyarakt yang berada di sekitar,
baik dalam kegiatan produksi dimana dibutuhkan para petani dan orang – orang untuk
melakukan kegiatan pengolahan manisan buah Carica. Selain itu, kegiatan operasional
membutuhkan beberapa karyawan untuk ditempatkan pada beberapa divisi yang ada.
 Perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan
Pendirian D’Carica akan membawa perubahan tingkat pengetahuan bagi
masyarakat di sekitar lokasi pabrik dimana perubahan ini dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung melalui pelatihan yang dilakukan oleh D’Carica seperti pengolahan
buah Carica menjadi manisan buah Carica.
 Meningkatkan mutu hidup masyarakat
Dengan membuka bisnis manisan buah Carica maka memberikan kesempatan
pekerjaan pada masyarakat sekitar di Dieng dan Jakarta sehingga meningkatkan
pendapatan masyarakat di daerah sekitar sehingga meningkatkan mutu hidup masyarakat
Dieng.
 Membangun lingkungan fisik
Dengan adanya pendirian bisnis manisan buah Carica maka dapat menggunakan
alih teknologi sehingga hal ini dapat memberikan efek positif pada masyarakat sekitar.
Pendirian usaha manisan buah Carica membutuhkan adanya fasilitas – fasilitas dan
infrastruktur yang baik sehingga hal ini menguntungkan masyarakat karena masyarakat
dapat merasakan lingkungan fisik yang dibangun oleh D’Carica.
BAB VII
ASPEK YURIDIS

A. Bentuk badan usaha


Badan usaha yang kami dirikan adalah D’Carica dimana bentuk dari badan usaha
ini adalah perusahaan firma dimana kami menggabungkan modal dan keahlian dari 5 orang.
Orang – orang tersebut merupakan Warga Negara Indonesia (WNI), tidak mempunyai
masalah hukum dengan pemerintah Indonesia dan kegiatan permodalan yang cukup baik
yang dapat menunjang kegiatan bisnis manisan buah Carica.

B. Bisnis yang akan dilaksanakan


Bidang yang akan dilaksanakan adalah bentuk agrobisnis yang akan berlokasi di 2
tempat yaitu di Dieng sebagai lahan sebesar 10,00 Ha penanaman buah Carica dan di
Jakarta menggunakan sebuah ruko sebagai pusat pemasaran dan distribusi manisan buah
Carica.
Fasilitas yang akan digunakan adalah akses jalanan untuk mendistribusikan
manisan buah Carica yang telah dikemas ke Jakarta, internet untuk berhubungan dengan
pasar swalayan FoodHall. Bisnis D’Carica akan di jalankan setelah semua proses perijinan
yang diperlukan telah keluar. Perijinan yang dibutuhkan misalnya dalam bidang
Sistem pengupahan yang akan dijalankan oleh D’Carica adalah tergantung pada
kinerja dan proses produksi yang dilakukan oleh karyawan tersebut. Pengupahan secara
lebih terperinci akan dibahas pada aspek keuangan.
Bisnis akan dilaksanakan dengan menggunakan modal sendiri yaitu permodalan
yang dibagi ke semua orang secara merata.
BAB IX
ASPEK KEUANGAN

A. Kebutuhan Dana Investasi


a. Investasi harga tetap
Investasi ini mencapai Rp

1. Aktiva tetap
Biaya aktiva tetap mencapai Rp 865.000.000,-

2. Aktiva lancar
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai Rp
135.000.000,-
Total kebutuhan dana Investasi = Rp 1 M

B. Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana


a. Modal sendiri
Modal sendiri Rp 1.000.000.000,-

b. Pinjaman bank
Pinjaman dari bank Rp 0,-

C. Rencana Kebutuhan Dana


a. Aktiva Tetap

• Tanah 10 Ha Rp 400.000.000

• Bangunan Rp 85.000.000
• Ruko 3 lantai Rp. 70.000.0000

• Mobil Box 3 unit @ Rp. 70.000.000 = Rp. 210.000.000

• perlengkapan Rp. 10.000.000

• inventaris kantor Rp. 40.000.000

• Rak pendingin Rp. 50.000.000

Jumlah Aktiva Tetap Rp 865.000.000

b. Aktiva Lancar

• Kas Rp 125.000.000

• Bibit Buah Rp 10.000.000 +

Jumlah Aktiva Lancar Rp 135.000.000


Total Aktiva Rp 1.000.000.000
D. Proyeksi Keuangan
Tahun pertama

keterangan 1
pendapatan:

395,250,0
penjualan 00

Biaya:

Gaji karyawan:
36,000,00
2 tenaga tetap 0
48,000,00
8 tenaga harian 0
45,000,00
5 supir 0
96,000,00
10 petani 0
225,000,0
Total gaji karyawan 00

Biaya listrik,air & 60,000,00


telepon 0
79,000,00
depresiasi 0
84,000,00
operasional 0

448,000,0
total biaya 00

-
52,750,00
total Laba 0
Tahun Kedua

keterangan 2

pendapatan:

Penjualan 474,300,000

biaya:

gaji karyawan:

2 tenaga tetap 38,520,000

8 tenaga harian 51,360,000

5 supir 48,150,000

10 petani 102,720,000

Total gaji karyawan 240,750,000

Biaya listrik,air & telepon 63,000,000


depresiasi 79,000,000
operasional 85,680,000

total biaya 468,430,000

total Laba 5,870,000


Tahun ketiga

keterangan 3

pendapatan:
664,020,00
penjualan 0

biaya:

gaji karyawan:

2 tenaga tetap 41,216,400

8 tenaga harian 54,955,200

5 supir 51,520,500
109,910,40
10 petani 0
257,602,50
Total gaji karyawan 0

biaya listrik,air &


telepon 66,150,000

depresiasi 79,000,000

operasional 87,393,600

490,146,10
total biaya 0

173,873,90
total Laba 0
Tahun Keempat

keterangan 4

pendapatan:

penjualan 929,628,000

biaya:

gaji karyawan:

2 tenaga tetap 44,101,548

8 tenaga harian 58,802,064

5 supir 55,126,935

10 petani 117,604,128

Total gaji karyawan 275,634,675

biaya listrik,air & telepon 69,457,500

depresiasi 79,000,000

operasional 89,141,472

total biaya 513,233,647

total Laba 416,394,353


Tahun Kelima

keterangan 5

pendapatan:

penjualan 1,301,479,200

biaya:

gaji karyawan:

2 tenaga tetap 47,188,656

8 tenaga harian 62,918,208

5 supir 58,985,820

10 petani 125,836,417

Total gaji karyawan 294,929,102

biaya listrik,air & telepon 72,930,375

depresiasi 79,000,000

operasional 90,924,301

total biaya 537,783,779

total Laba 763,695,421

Payback periode

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 Tahun 5


-1,052,750,000 -1,046,880,000 -873,006,100 -456,611,747 307,083,674
jadi, payback periode 4 tahun 7 bulan

NPV

1,301,479,20
Penjualan 395,250,000 474,300,000 664,020,000 929,628,000 0

Laba setelah pajak -52,750,000 5283000 156486510 374754917.7 687325879.2

penyusutan 79,000,000 79,000,000 79,000,000 79,000,000 79,000,000

Cop 26,250,000 84,283,000 235,486,510 453,754,918 766,325,879

Nilai sisa 0

Modal Kerja 135000000

cash benefit 26,250,000 84,283,000 235,486,510 453,754,918 901,325,879

Df (10%) 0.909090909 0.826446281 0.751314801 0.683013455 0.620921323

PV (10%) 23863636.36 69655371.9 176924500.4 309920714.2 559652457.4

NPV 140016680.3

Df (15%) 0.8695652 0.756143667 0.657516232 0.571753246 0.497176735

PV (15%) 22826087 63730056.71 154836202.8 259435846.9 448118258.1

-
5105354
NPV2 = 9

profitabilit 1.14001668 layak karena lebih dari 1


y index
Net b/c 1.14001668 layak karena lebih dari 1

layak karena lebih besar dari return yang di


IRR 13,66% gunakan yaitu lebih besar dibanding 10%

Anda mungkin juga menyukai