Latar Belakang: Candamarcensis, Atau Kadang Dikenal Sebagai Mountain Papaya, Atau Di Antara Penduduk
Latar Belakang: Candamarcensis, Atau Kadang Dikenal Sebagai Mountain Papaya, Atau Di Antara Penduduk
Latar Belakang: Candamarcensis, Atau Kadang Dikenal Sebagai Mountain Papaya, Atau Di Antara Penduduk
Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat unik. Kekayaan itu tersebar di seluruh
daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke dimana kekayaan itu adalah asset Indonesia
yang dapat digunakan untuk mengembangkan sektor – sektor produksi Indonesia. Dilihat dari
segi ekonomi, Indonesia telah mengalami pertumbuhan rata – rata 6,8% per tahun sehingga
pendapatan per kapita meningkat menjadi $ 1200. Sektor agraris berpengaruh cukup besar
pada kondisi perekonomian di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan pendapatan per
kapita Indonesia dan peningkatan sumbangan sektor agraris pada angka PDB yaitu rata – rata
3,4% per tahun.
Melihat pada kondisi agraris Indonesia yang mengalami pertumbuhan dengan baik dan
kekayaan alam yang cukup berlimpah maka kami akan menggunakan salah satu kekayaan alam
yang di miliki oleh Indonesia sebagai produk yang akan kami jadikan suatu bisnis yaitu buah
Carica.
Produk yang kami pilih yaitu buah Carica. Carica adalah buah yang masuk ke dalam
keluarga pepaya. Nama latin buah carica ini adalah Carica Pubescens atau Carica
Candamarcensis, atau kadang dikenal sebagai Mountain Papaya, atau di antara penduduk
setempat dikenal sebagai Gandul Dieng. Perbedaan antara buah Carica dengan buah pepaya
adalah buah pepaya lebih dikenal sebagai tumbuhan tropis yang memerlukan banyak panas dan
matahari, namun Carica yang termasuk keluarga pepaya yang hanya bisa tumbuh di tempat
tinggi yaitu sekitar 2000 meter di atas permukaan laut, memerlukan temperatur yang cukup
dingin, dan banyak hujan. Buah Carica dapat di jumpai di dataran tinggi Dieng di kota
Wonosobo yang terletak sekitar 120 kilometer dari kota Semarang.
Penanaman buah Carica itu sendiri tidak terlalu sulit karena usia pohon carica yang
relatif panjang, bisa sampai 20 tahun, bahkan lebih. Kurang lebih satu tahun setelah dipanen,
pohon carica tersebut sudah bisa menghasilkan buah yang baik. Jika mutu buah sudah mulai
menurun, biasanya setelah enam bulan, petani tinggal memangkas pohon tersebut. Dari pucuk-
pucuknya akan tumbuh tunas baru yang segera menghasilkan buah yang lebih baik.
Kami melihat adanya peluang bisnis Carica ini di pasar bisnis manisan buah di Jakarta
karena masih sedikitnya perusahaan yang mengelola buah Carica menjadi suatu produk yang
dijual sebagai manisan buah pada konsumen. Maka dari itu, kami mengambil peluang tersebut
dengan mengembangkan pasar manisan buah Carica yang kami beri nama produk D’Carica
sebagai produk yang akan kami jual pada konsumen di Jakarta.
BAB 1
A. BENTUK PASAR
1. Bentuk pasar produsen yang dipilih oleh D’Carica adalah pasar oligopoly karena
keadaan di pasar menunjukkan bahwa telah terdapat beberapa penjual manisan
buah Carica industry manisan buah. Namun beberapa penjual tersebut hanya
terbatas berada di daerah Wonosobo, Jawa Tengah. Perusahaan kami memperluas
pangsa pasar manisan buah Carica ke Jakarta dengan menawarkan manisan buah
carica tersebut dalam bentuk botol yang akan didistribusikan melalui pasar swalayan
yaitu Food Hall.
2. Bentuk pasar konsumen yang kami pilih untuk dibidik oleh perusahaan D’Carica
adalah pasar Business to Business (B2B) karena berdasarkan estimasi peramalan
pasar sasaran, B2B memiliki pertumbuhan yang lebih besar yaitu sekitar 7.49%
(sesuai dengan data lampiran table 1)
Tabel 1
Pelanggan
Potensial 2011 2012 2013 Pertumbuhan
Peramalan akan dilakukan dalam periode 5 tahun yaitu tahun 2011 – 2015.
Tahu
n Permintaa Rencana pangsa
n Penawaran Peluang penjualan Peluang pasar
2011 100,00 0.66666
150,000 50,000 0 46,500 7 47%
2012 120,00 0.66666
180,000 60,000.00 0 55,800.00 7 47%
2013 150,00 0.59523
252,000 102,000.00 0 78,120.00 8 52%
2014 123,90 0.40972
302,400 178,500.00 0 109,368.00 2 88%
2015 164,64 0.41880
393,120 228,480.00 0 153,115.20 3 93%
Tahun
Segmentasi
a. Geografik
D’Carica mempunyai target area geografik yaitu di Jakarta. Target area ini di
jangkau dengan proses pengiriman dari Jawa Tengah ke Jakarta dan
menempatkan produk D’Carica di target pasar yang dibidik.
Total target pasar yang dibidik adalah penduduk Jakarta yang berjumlah sekitar
7.512.323 orang.
b. Demografik
Bisnis manisan buah ini dapat di konsumsi oleh semua kalangan konsumen
sehingga tidak ada pemilihan segmen pasar konsumen secara spesifik.
c. Faktor Perilaku
Konsumen yang menggemari manisan buah.
Konsumen yang berani mencoba produk baru.
Konsumen yang meperhatikan kesehatan.
Targeting
D’Carica membagi 2 pasar potensial sebagai target pasar manisan buah Carica yaitu B2B
dan B2C. Berdasarkan pada peramalan permintaan yang dilakukan maka kami menetapkan
pasar konsumen B2B sebagai target pasar yang akan kami bidik. B2B tersebut adalah pasar
swalayan Foodhall
Positioning
D’Carica akan memposisikan dirinya sebagai penghasil manisan buah carica yang produktif dan
menyediakan manisan buah carica yang berkualitas baik. Selain itu, D’carica akan melakukan diferensiasi
produk dimana D’Carica menawarkan produk manisan buah yang buahnya mempunyai keunikan dari
segi bentuk dan tekstur, tahan selama 2 tahun tanpa bahan pengawet dan memiliki banyak manfaat
kesehatan bagi tubuh. D’Carica juga akan melakukan diferensiasi citra dimana buah Carica merupakan
buah asli Indonesia karena hanya akan ditemukan di Indonesia.
D’Carica akan menggunakan strategi Points of Difference (POD’s) karena buah Carica itu sendiri
sudah memiliki perbedaan dengan buah lain melalui rasa dan kekenyalan buah tersebut yang berbeda
dengan buah lain.
Positioning diperkuat dengan motto D’Carica yaitu “Kesegaran unik dataran tinggi”
Strategi – strategi yang baik akan membantu D’carica dalam menciptakan proporsi nilai yang
berfokus pada konsumen. Proporsi nilai adalah sesuatu yang didapatkan oleh konsumen sehingga dapat
dijadikan alasan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli manisan buah Carica. Proporsi nilai yang
ditawarkan oleh D’Carica adalah kesegaran dan manfaat kesehatan yang diperoleh. Manfaat kesehatan
seperti melancarkan pencernaan tubuh, mengandung banyak vitamin A dan vitamin, mengurangi rasa
sakit punggung dan meningkatkan daya tahan tubuh.
Bargaining Bargaining
Power of Competitive Rivalry within Power of
Buyers an Industry Supplier
Threat of Substitutes
1. Risk of Entry by Potential Competitors
Kondisi pasar manisan buah Carica di Jakarta memperlihatkan rendahnya daya masuk
pesaing atas pasar manisan buah Carica di Jakarta. Rendahnya daya masuk pesaing ini
disebabkan oleh sedikitnya pengusaha yang mengetahui bisnis manisan buah Carica.
4. Threat of Subtitutes
Ancaman produk subsititusi terhadap D’carica cukup tinggi karena tersedianya berbagai
jenis pilihan manisan buah bagi konsumen. Hal ini membatasi kemampuan penetapan
harga oleh pengusaha dan laba yang diperoleh pengusaha.
D’Carica akan meninjau sikap, perilaku dan kepuasan konsumen dilihat dari segi
distributor, dalam kasus ini kami akan meninjau dari segi pasar swalayan yaitu Food Hall.
Sikap, perilaku dan kepuasan pasar swalayan dilihat dari kemampuan memasok produk
manisan buah Carica oleh Food Hall. Kemampuan ini dilihat dari jumlah manisan buah Carica
yang dipasok, ketepatan waktu pasokan dan kualitas manisan buah Carica yang telah
ditentukan
F. Manajemen Pemasaran
Paparan lebih terperinci mengenai kebijakan perusahaan D’Carica terkait dengan bauran
pemasaran :
a. Product
Produk yang ditawarkan oleh D’Carica adalah buah Carica yang dijadikan manisan buah
yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen dimana konsumen
menginginkan makanan yang sehat, segar dan tidak menggunakan bahan pengawet.
b. Price
Harga jual yang ditetapkan oleh D’Carica sesuai dengan biaya produksi per botol
ditambah dengan mark up yang diinginkan oleh D’Carica.
c. Promotion
Strategi promosi yang digunakan oleh D’Carica adalah:
Sales Promotion
Menggunakan SPG di pasar swalayan Foodhall untuk berinteraksi secara lebih
personal pada konsumen untuk memperkenalkan produk manisan buah Carica
pada konsumen di Foodhall.
Personal Selling
Mengundang para retailer dalam rangka memperkenal produk manisan buah
Carica dan mengajak mereka untuk bekerja sama dengan D’carica untuk
mendistribusikan pada konsumen melalui outlet mereka.
Direct Marketing
D’Carica membuat website yang mengandung informasi berupa profil dan
produk – produk yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Word of Mouth
Strategi promosi digunakan dengan tujuan untuk mengenalkan dan mengkomunikasikan
manisan buah Carica ke masyarakat kota Jakarta.
d. Place
Buah Carica diproduksi di Dieng dan dikirim ke cabang D’Carica yang di Jakarta lalu di
distribusikan ke pasar swalayan (retailer) yang telah sepakat untuk melakukan kerja
sama.
BAB II
ASPEK TEKNIK dan TEKNOLOGI
3. Pemotongan
Setelah dipisahkan dengan bijinya, buah dipotong-potong dengan bentuk yang menarik
dan dalam bentuk yang dapat dikemas dalam botol.
4. Penggaraman dan pencucian
Pencucian buah dilakukan dua kali: pertama kali setelah buah selesai dikupas, dan
kedua kalinya setelah buah selesai dikupas.Pada kedua tahap pencucian tersebut selalu
disertakan kurang lebih dua sendok makan garam. Gunanya adalah untuk
menghilangkan rasa pahit yang berasal dari getah.
a. Biji dan selaput yang melapisinya dengan ditambah sedikit air diperas, sampai
keluar cairan kental yang berbau khas buah carica. Pemerasan dapat dilakukan
berkali-kali.
b. Setelah diberi air dan gula pasir secukupnya, air perasan dari biji tersebut
direbus sampai mendidih.
c. Setelah mendidih, air sirup disaring untuk dipisahkan dengan ampasnya.
6. Pengemasan
Setelah buah dipotong-potong dan dicuci bersih dan setelah air sirup manisan buah
selesai diproses, keduanya dicampurkan dan dikemas dalam botol.
1. Botol dan tutup yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci bersih.
2. Kemudian panci/dandang berisi air yang akan digunakan juga terlebih dahulu
dipanaskan sampai airnya mendidih.
3. Selanjutnya buah yang telah dipotong-potong dimasukkan ke dalam botol-botol.
4. Setelah itu, botol yang telah berisi potongan buah ditimbang.
5. Kemudian ditambahkan air sirup dari biji buah sampai botol penuh dan dikukus
selama kurang lebih 15 menit.
6. Setelah dikukus, botol diambil dari dandang, kembali dipenuhi dengan air sirup
sampai penuh dan ditutup rapat-rapat.
Dalam proses pengemasan dilakukan pengecekan terhadap kondisi botol dimana botol
yang digunakan adalah botol kaca agar mempermudah proses pengawetan.
7. Pengawetan
Proses pengawetan dilakukan dengan sederhana. Yaitu botol yang telah ditutup direbus
di dalam panci bermulut lebar selama kurang lebih 10 menit. Cara pengawetan ini bisa
membuat buah carica dalam sirup bertahan sampai kurang lebih 2 tahun.
8. Packing
Proses packing tidak langsung dilakukan. Setelah buah carica dan air sirup dimasukkan
dalam botol dan diawetkan, ditunggu sampai sekitar 7 hari supaya air sirupnya meresap
ke dalam buah, baru dipacking dan dikirimkan kepada pelanggan. Cara packing adalah
dengan memasukkan botol-botol tersebut ke dalam kotak khusus. Setiap kotak berisi 12
botol.
B. Rencana kualitas
Kualitas manisan buah Carica tergantung pada kualitas bahan baku dan kualitas
proses produksi manisan buah Caica. Pemilihan buah Carica dalam proses pemetikan
buah untuk dijadikan manisan buah Carica adalah buah yang berwarna kekuningan.
Rangkaian proses produksi manisan buah Carica itu sendiri dilakukan secara sederhana
dan higienis seperti yang dibicarakan pada sub bab pemilihan dan perencanaan produk.
C. Pemilihan teknologi
Untuk menjaga kualitas produk manisab buah Carica, D’Carica memilih teknologi
tradisional dimana menggunakan alat – alat sederhana dalam proses produksi seperti
dandang, kompor dan alat alat sederhana lainnya. Selain itu, semua proses tersebut
dikerjakan oleh manusia, tidak menggunakan mesin . Hal ini dilakukan agar buah dapat
dipanen sesuai dengan waktunya sehingga ketika di lanjutkan ke proses selanjutnya kualitas
buah tetap terjaga. Tujuan lain adalah agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan efektif
dan efisien agar dapat melakukan penghematan dalam biaya.
A. Pembangunan proyek
Jadwal pembangunan proyek dilakukan oleh 1 pihak yang sama yaitu D’Carica.
D’Carica mencakup pemilik perkebunan dan pelaksana proses produksi. Jadwal
pembangunan proyek dilaksanakan selama 1 tahun dimana kegiatan pemanenan sudah
dapat dilaksanakan secara konsisten setelah periode tersebut.
B. Implementasi bisnis
D’Carica harus mempunyai system manajemen dalm bisnis manisan buah Carica
dengan baik dan terorganisasi dengan baik, dimana setiap orang mengetahui dengan baik tugas
dan tanggung jawab yang mereka tanggung
Bisnis D’Carica terbagi menjadi 2 kegiatan:
b. Kegiatan Operasional
Meliputi seluruh kegiatan pemasaran, distribusi dan keuangan.
Kegiatan pemasaran meliputi strategi promosi dan pemasaran produk ke
Foodhall. Kegiatan distribusi berkaitan dengan kegiatan pendistribusian produk
manisan buah Carica ke Foodhall sesuai dengan jumlah produk yang telah
disepakati. Kegiatan keuangan yang dilakukan oleh perusahaan adalah
pendanaan operasional, pembukuan dan pengendalian arus kas.
c. Kegiatan Produksi
Meliputi kegiatan pengolahan buah Carica menjadi manisan buah Carica dan
pengemasan manisan buah Carica.
Bisnis manisan buah Carica didirikan oleh beberapa pihak yang bersepakat untuk
membangun sebuah bisnis. Pemilik akan melaksanakan dan bertanggungjawab atas seluruh
kegiatan tersebut.
BAB IV
ASPEK SDM
Tenaga kerja merupakan bagian dari keseluruhan proses produksi yang menjalankan
setiap tahapan produksi. Dalam menentukan tenaga kerja, tidak hanya dibutuhkan ketrampilan
yang tinggi dan khusus, tetapi juga ketelitian dan kedisiplinan. Sedangkan, jumlah tenaga kerja
harus ditentukan agar tidak berlebih maupun kurang.
Untuk menunjang proses produksi buah carica sebenarnya tidak dibutuhkan banyak
tenaga kerja langsung karena proses produksinya cukup sederhana. Yang banyak adalah tenaga
kerja tidak langsung karena melibatkan rakyat setempat.
Pohon carica sangat mudah ditanam, sehingga para petani di pegunungan dieng sering
menanam pohon ini di pematang kebun, bersama-sama dengan tanaman pangan lain. Oleh
karena itu sebagaimana tanaman pangan lain, pohon carica sama sekali tidak mengganggu
lingkungan. Selain itu daerah perkebunan pohon carica juga bisa menjadi daerah resapan air
sehingga sangat bermanfaat bagi lingkungan sebagai penyimpan cadangan air.
BAB VI
ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
A. Dampak Ekonomi
Suatu bisnis akan memberikan dampak pada aspek – aspek masyarakat yang ada
misalnya adalah aspek ekonomi. Dimana dampak ekonomi dari D’Carica dapat diilihat dari
poin – poin seperti :
Menumbuhkan industri baru
Bisnis Carica membuka industri baru di masyarakat Jakarta dengan membuka
bisnis manisan buah Carica yang melibatkan masyarakat daerah Dieng dimana D’Carica
mengmbil bahan baku secara lokal yaitu berada di Dieng dan melibatkan kehidupan
perekonomian di Jakarta dimana pasar yang dibidik adalah pasar swalayan FoodHall.
Memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri
Bisnis carica masih tergolong jarang di Indonesia, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan Industri pasar buah manisan, D’Carica berencana untuk medistribusikan secara
nasional.
Menggunakan sumber daya lokal
Dengan menunggunakan sumber daya local, bisnis ini dapat memberikan
dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan ekonomi daerah Dieng, selain itu
dapat juga memperkenalkan ke khas-an derah tersebut.
Membuka kesempatan kerja
Dengan membuka pabrik di daerah dapat membuka kesempatan kerja bagi para
pengangguran yang ada di Dieng sehingga dapat mengurangi jumlah pengangguran yang
pada akhirnya dapat meningkatkan taraf hidup mereka.
Meningkatkan pendapatan nasional
Penggunaan sumber daya dan tenaga kerja lokal dapat meningkatkan
pendapatan daerah dan nasional. Hal tersebut dikarenakan berkurangnya penggangguran
yang ada di daerah tersebut. Para pekerja tersebut menjadi memiliki pendapatan tetap
setiap bulannya sehingga dengan begitu akan meningkatkan pendapatan nasional.
Penghasilan dari pegawai pabrik
D’Carica memperkerjakan beberapa karyawan dengan jumlah yang telah di
bahas pada bab sebelumnya. Dimana karena hal tersebut maka bisnis D’Carica memberikan
penghasilan kepada aryawan tersebut dimana hal tersebut membantu untuk memanjukan
kondisi ekonomi pegawai pabrik itu secara langsung dan kondisi ekonomi lingkungan sekitar
secara tidak langsung.
Peningkatan penerimaan negara
Bisnis D’Carica akan memberikan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
maka dari itu akan meningkatkan penerimaan negara.
B. Dampak Sosial
Penciptaan lapangan kerja
Bisnis D’Carica membuka lapangan kerja bagi masyarakt yang berada di sekitar,
baik dalam kegiatan produksi dimana dibutuhkan para petani dan orang – orang untuk
melakukan kegiatan pengolahan manisan buah Carica. Selain itu, kegiatan operasional
membutuhkan beberapa karyawan untuk ditempatkan pada beberapa divisi yang ada.
Perubahan tingkat pengetahuan dan perilaku kehidupan
Pendirian D’Carica akan membawa perubahan tingkat pengetahuan bagi
masyarakat di sekitar lokasi pabrik dimana perubahan ini dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung melalui pelatihan yang dilakukan oleh D’Carica seperti pengolahan
buah Carica menjadi manisan buah Carica.
Meningkatkan mutu hidup masyarakat
Dengan membuka bisnis manisan buah Carica maka memberikan kesempatan
pekerjaan pada masyarakat sekitar di Dieng dan Jakarta sehingga meningkatkan
pendapatan masyarakat di daerah sekitar sehingga meningkatkan mutu hidup masyarakat
Dieng.
Membangun lingkungan fisik
Dengan adanya pendirian bisnis manisan buah Carica maka dapat menggunakan
alih teknologi sehingga hal ini dapat memberikan efek positif pada masyarakat sekitar.
Pendirian usaha manisan buah Carica membutuhkan adanya fasilitas – fasilitas dan
infrastruktur yang baik sehingga hal ini menguntungkan masyarakat karena masyarakat
dapat merasakan lingkungan fisik yang dibangun oleh D’Carica.
BAB VII
ASPEK YURIDIS
1. Aktiva tetap
Biaya aktiva tetap mencapai Rp 865.000.000,-
2. Aktiva lancar
Modal kerja digunakan untuk membiayai seluruh aktiva lancar yang mencapai Rp
135.000.000,-
Total kebutuhan dana Investasi = Rp 1 M
b. Pinjaman bank
Pinjaman dari bank Rp 0,-
• Tanah 10 Ha Rp 400.000.000
• Bangunan Rp 85.000.000
• Ruko 3 lantai Rp. 70.000.0000
b. Aktiva Lancar
• Kas Rp 125.000.000
keterangan 1
pendapatan:
395,250,0
penjualan 00
Biaya:
Gaji karyawan:
36,000,00
2 tenaga tetap 0
48,000,00
8 tenaga harian 0
45,000,00
5 supir 0
96,000,00
10 petani 0
225,000,0
Total gaji karyawan 00
448,000,0
total biaya 00
-
52,750,00
total Laba 0
Tahun Kedua
keterangan 2
pendapatan:
Penjualan 474,300,000
biaya:
gaji karyawan:
5 supir 48,150,000
10 petani 102,720,000
keterangan 3
pendapatan:
664,020,00
penjualan 0
biaya:
gaji karyawan:
5 supir 51,520,500
109,910,40
10 petani 0
257,602,50
Total gaji karyawan 0
depresiasi 79,000,000
operasional 87,393,600
490,146,10
total biaya 0
173,873,90
total Laba 0
Tahun Keempat
keterangan 4
pendapatan:
penjualan 929,628,000
biaya:
gaji karyawan:
5 supir 55,126,935
10 petani 117,604,128
depresiasi 79,000,000
operasional 89,141,472
keterangan 5
pendapatan:
penjualan 1,301,479,200
biaya:
gaji karyawan:
5 supir 58,985,820
10 petani 125,836,417
depresiasi 79,000,000
operasional 90,924,301
Payback periode
NPV
1,301,479,20
Penjualan 395,250,000 474,300,000 664,020,000 929,628,000 0
Nilai sisa 0
NPV 140016680.3
-
5105354
NPV2 = 9