Anda di halaman 1dari 7

PEMBAHASAN

NAFTALENA
Kalor merupakan bentuk perubahan energi yang terjadi akibat adanya perubahan suhu.
Terdapat dua jenis kalorimeter, yaitu kalorimeter larutan dan kalorimeter bomb. Kalorimeter
larutan adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang terlibat pada reaksi
kimia dalam sistem larutan.
Kalorimeter bomb adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
dibebaskan pada pembakaran sempurna dalam oksigen berlebih suatu materi atau sampel
tertentu. Prinsip kerja kalorimeter bomb pada volume konstan, yaitu pada saat waktu molekul-
molekul bereaksi secara kimia, kalor akan dilepas atau diambil dan perubahan suhu pada
fluida kalorimeter diukur, karena bejana ditutup rapat, volumenya tetap dan tidak ada kerja
tekanan volume yang dilakukan.
Percobaan penentuan pembakaran zat memiliki tujuan untuk menentukan kalor
pembakaran dengan menggunakan Parr Adiabatic Bomb Kalorimeter dan dapat
mengaplikasikan hukum 1 termodinamika. Pecobaan ini dilakukan untuk menghitung kalor
pembakaran arang briket dengan terlebih dahulu menghitung kapasitas kalor kalorieter bom
menggunakan bahan yaitu naftalena yang sudah diketahui ∆Us Naftalena = 2.429.5 kkal/g =
2.429.500 kal/g.
Percobaan dilakukan dengan menentukan kapasitas kalor kalorimeter dengan
membakar naftalena tersebut. Diambil 1,0006 gram naftalena dan ditimbang dengan teliti
dengan menggunakan neraca digital. Kemudian naftalena tersebut dimasukkan dalam
mangkuk sampel dalam bom, dan dipasang juga kawat pemanas dengan panjang 10 cm pada
kedua elektroda. Kawat tersebut harus tepat menyentuh permukaan naftalena. Bom ditutup
dengan rapat, kemudian diisi dengan gas oksigen sampai pada manometer menunjukkan
tekanan sebesar 20 atm. Setelah itu, ember kalorimeter diisi dengan air sebanyak 2 liter dan
dimasukkan ember tersebut ke dalam kalorimeter. Bom diletakkan dalam ember dengan hati-
hati dan kalorimeter ditutup. Kemudian termometer dipasang, lalu diukur suhu awal,
diperoleh T1= 25,9oC. Setelah itu, motor pengaduk dijalankan dan arus listrik juga dihidupkan
untuk membakar naftalena. Suhu dicatat setiap menitnya hingga dicapai suhu konstan selama
3 menit berturut-turut, kemudian diperoleh suhu T2=29,9oC. Sehingga dapat dihitung ∆T=4oC.
Setelah suhu konstan, kalorimeter dimatikan dan dibuka. Dengan menggunakan botol
semprot, bagian dalam dari bom dicuci dan airnya ditampung pada labu erlenmeyer. setelah
itu dititrasi dengan mengguanakan Na2CO3, dan volumenya untuk mentitrasi larutan tersebut
sebesar 5 ml. Kawat yang digunakan pada elektroda juga diukur panjangnya yang tersisa, dan
diperoleh sebesar = 2,5 cm, atau besarnya kawat yang terbakar sepanjang 7,5 cm.
Dari keseluruhan data yang telah dapat dilakukan perhitungan untuk mencari kapasitas
kalor kalorimeter. Pada percobaan ini terdapat asam nitrat yang terbentuk dan terdapat kalor
yang digunakan untuk membakar kawat. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan juga
terhadap kedua faktor koreksi tersebut yaitu ∆U1 merupakan faktor koreksi terhadap
pembentukan asam nitrat dan ∆U2 faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat pemanas.
Sehingga diperoleh kapasitas kalor kalorimeter yaitu sebesar -607.744,98 kal/0C.
BRIKET
Percobaan dilanjutkan untuk menghitung kalor pembakaran arang briket dengan
kalorimeter bom yang sudah diketahui kapasitas kalornya melalui percobaan sebelumnya.
Diambil 1,0001gram arang briket dan ditimbang dengan teliti dengan menggunakan neraca
digital. Kemudian arang briket tersebut dimasukkan dalam mangkuk sampel dalam bom, dan
dipasang juga kawat pemanas dengan panjang 10 cm pada kedua elektroda. Kawat tersebut
harus tepat menyentuh permukaan naftalena. Bom ditutup dengan rapat, kemudian diisi
dengan gas oksigen sampai pada manometer menunjukkan tekanan sebesar 20 atm. Setelah
itu, ember kalorimeter diisi dengan air sebanyak 2 liter dan dimasukkan ember tersebut ke
dalam kalorimeter. Bom diletakkan dalam ember dengan hati-hati dan kalorimeter ditutup.
Kemudian termometer dipasang, lalu diukur suhu awal, diperoleh T 1= 260C. Setelah itu,
motor pengaduk dijalankan dan arus listrik juga dihidupkan untuk membakar naftalena. Suhu
dicatat setiap menitnya hingga dicapai suhu konstan selama 3 menit berturut-turut, kemudian
diperoleh suhu T2=28,5 oC. Sehingga dapat dihitung ∆T=2,50C
Setelah suhu konstan, kalorimeter dimatikan dan dibuka. Dengan menggunakan botol
semprot, bagian dalam dari bom dicuci dan airnya ditampung pada labu erlenmeyer.setelah itu
dititrasi dengan mengguanakan Na2CO3, dan volumenya untuk mentitrasi larutan tersebut
sebesar 9 ml. Kawat yang digunakan pada elektroda juga diukur panjangnya yang tersisa, dan
diperoleh sebesar 5,5 cm, atau besarnya kawat yang terbakar sepanjang 4,5 cm.
Dari keseluruhan data yang telah dapat dilakukan perhitungan untuk mencari kapasitas
kalor kalorimeter. Pada percobaan ini terdapat asam nitrat yang terbentuk dan terdapat kalor
yang digunakan untuk membakar kawat. Oleh karena itu, perlu dilakukan perhitungan juga
terhadap kedua faktor koreksi tersebut yaitu ∆U1 merupakan faktor koreksi terhadap
pembentukan asam nitrat dan ∆U2 faktor koreksi terhadap kalor pembakaran kawat pemanas.
Sehingga diperoleh kalor pembakaran arang briket yaitu sebesar ∆Us = 1.519.191,18 kal /
gram
Contoh kalorimeter bom adalah kalorimeter makanan. Kalorimeter makanan adalah
alat untuk menentukan nilai kalor zat makanan karbohidrat, protein, atau lemak. Alat ini
terdiri dari sebuah tabung kaca yang tingginya kurang lebih 19 cm dan garis menengahnya
kurang lebih 7,5 cm. Bagian dasarnya melengkung ke atas membentuk sebuah penyungkup.
Penyungkup ini disumbat dengan sebuah sumbat karet yang berlubang di bagian tengah.
Bagian atas tabung kaca ini ditutup dengan lempeng ebonit yang bndar. Di dalam tabung kaca
itu terdpat sebuah pipa spiral dari tembaga. Ujung bawah pipa spiral itu menembus lubang
sumbat karet pada penyungkup dan ujung atasnya menembus tutup ebonit bagian tengah.
Pada tutup ebonit itu masih terdapat lagi sebuah lubang, tempat untuk memasukkan sebuah
kaping asbes dan ditahan oleh 3 buah keping. Keping itu berbentuk bujur sangkar yang
sisinya kurang lebih 9,5 cm. Di bawah keping asbes itu terdapat itu terdapat sebuah cawan
aluminium. Di atas cawan itu tergantung sebuah kawat nikelin yang berhubungan dengan
kabel listrik di bawah keping asbes. Kawat nikelin itulah yang akan menyalakan makanan
dalam cawan bila berpijar oleh arus listrik. Dekat cawan terdapat pipa logam untuk
mengalirkan oksigen.
KESIMPULAN
 Kapasitas kalor zat dengan menggunakan Parr Adiabatik Bomb Kalorimeter adalah -
607.744,98 kal/0C. dan kalor pembakaran m gram briket sebesar 1.519.191,18 kal /
gram
 Pada percobaaan ini, terjadi proses adiabatik atau tidak terjadi perubahan kalor.
Percobaan penentuan pembakaran zat memiliki tujuan untuk menentukan kalor
pembakaran dengan menggunakan Parr Adiabatic Bomb Kalorimeter dan dapat
mengaplikasikan hukum 1 termodinamika yang menyatakan bahwa “Tenaga tidak
dapat diciptakan atau dimusnahkan, dengan kata lain bila suatu tenaga hilang akan
timbul tenaga dalam bentuk lain, yang jumlahnya sama.
K. Dokumentasi
Naftalena

Naftalena ditimbang Naftalena dimasukkan Pengisian gas oksigen sampai


lebih kurang seberat kedalam mangkuk nanometer menunjukkan
1,0006 gram sampel untuk di bomb tekanan 20 atm
Memasukkan bomb Mengamati suhu awal pada Mengamati kenaikan
kedalam kalorimeter system bom kalorimeter suhu pada kalorimeter

Mencuci bagian dalam Hasil cucian Dititrasi dengan Na 2 CO 3


bomb dengan aquades dimasukkan kedalam
menggunakan botol Erlenmeyer dan ditetesi 0.0725 N
semprot dengan indicator metil
merah

Briket arang
Briket arang ditimbang Briket arang dimasukkan Pengisian gas oksigen sampai
lebih kurang seberat kedalam mangkuk nanometer menunjukkan
1,0001 gram sampel untuk di bomb tekanan 20 atm

Memasukkan bomb Memasang karet gelang Menekan tombol agar


kedalam kalorimeter pada perputaran bomb bom aktif dan terjadi
kalorimeter pembakaran briket arang
Mencuci bagian dalam Dititrasi dengan Na 2 CO 3 Hasil perubahan warna
bomb dengan aquades setelah dititrasi
menggunakan botol 0.0725 N
semprot

Anda mungkin juga menyukai