Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMBATASAN KENDARAAN PRIBADI


DENGAN MENERAPKAN SISTEM BUS RAPID TRANSIT (BRT)

DISUSUN OLEH:

ANA JUNIARTI 45 18 041 039


FEBRIANTY FADHILA 45 18 041 041
NURUL QALBI 45 18 041 086
NURUL RAHMA ISHAK 45 18 041 043
ANDI CHAIRIL TASBIH 45 18 041 073
AWAL ADYAKSA 45 18 041 088
IVAN REYNALDI 45 18 041 028
BEATRIKS HERYANTY 45 18 041 0
JALALUDDIN 45 18 041 0

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKIK SIPIL
UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR
2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadiran Allah SWT yang Maha

Pengasih lagi Maha Panyayang, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-

Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Tentang “ Pembatasan

Kendaraan Pribadi

Dengan Menerapkan Sistem Bus Rapid Transit (BRT)” . makalah ini di tulis dalam

rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik dari cara susunan kalimat

ataupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan ini kami  menerima semua saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga

makalah tentang Kemacetan lalu lintas dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat

memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Makassar, 29 September 2021

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................. 3

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang................................................................................................. 4
B. Perumusan masalah......................................................................................... 5
C. Tujuan dan manfaatnya................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pembatasan kendaraan pribadi....................................................................... 6


2. Bus Rapid Transit (BRT)................................................................................ 7
3. Angkutan pengumpan (FEEDER) ................................................................. 8
Sarana angkutan pengumpan (FEEDER) ..................................................... 11
4. Tujuan dan manfaatnya................................................................................... 12

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan................................................................................................... 13
B. Saran............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.     LATAR BELAKANG
Persoalan transportasi Jakarta menjadi semakin rumit tatkala
dimunculkan data terbaru, bahwa rasio jumlah kendaraan pribadi
dibandingkan kendaraan umum adalah 98 persen berbanding 2 persen.
Kendaraan pribadi yang rasio jumlahnya 98 persen itu hanya mampu
mengangkut 49,7 persen perpindahan manusia perhari, sedangkan
kendaraan umum yang hanya 2 persen mampu mengangkut hingga 50,3
persen perpindahan manusia perhari.
Untuk itulah pemerintah daerah memikirkan alternatif
bertransportasi yang lebih efisien dan jauh dari paradigma buruk tentang
berkendaraan umum di kota ini, yang jauh dari nyaman dan aman.
Transportasi Massal, khususnya Bus Rapid Transit (BRT) menjadi pilihan
utama agar penggunaan kendaraan pribadi dapat dikurangi. Penggunaan
sistem ini diharapkan dapat mengurangi tingkat kemacetan dan
meningkatkan pilihan masyarakat untuk menghindari penggunaan
kendaraan pribadi.
Para pengguna BRT tentunya diharapkan bukan hanya
diperuntukkan bagi masyarakat yang tinggal di Kota Jakarta saja tetapi
juga masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar Jakarta yaitu Bogor,
Depok, Tangerang, dan Bekasi namun bekerja di Jakarta (komuter). Untuk
meningkatkan jumlah cakupan pengguna BRT, khususnya bagi para
komuter diperlukan sarana transportasi yang dapat mengangkut ke dalam
sistem jaringan BRT yang sudah ada atau yang lebih dikenal dengan
angkutan pengumpan (feeder). Saat ini sistem BRT yang
dikembangkan di kota Jakarta dan lebih dikenal dengan Busway, belum
mempunyai sistem angkutan pengumpan yang terintegrasi.

4
B.      PERUMUSAN MASALAH
Pembahasan tentang pembatasan kendaraan pribadi dengan menerapkan
sistem BRT angkutan pengumpan (feeder), intergrasi transportasi, dan
jaringanya.

C.      TUJUAN DAN MANFAAT


Makalah ini bertujuan untuk mempelajari masalah kemacetan lebih lanjut
dengan pembatasan kendaraan umum sistem Bus Rapid Transit (BRT), mengetahui
sebab sebab apa saja yang membuat kemacetan di Indonesia tidak kunjung
membaik. Di bawah ini beberapa point manfaat dan tujuan dari pembuatan makalah
ini yaitu :

1. Untuk mengetaui secara umum tentang Pembatasan kendaraan pribadi


2. Untuk lebih mengetahui tentang penerapan sistem Bus Rapid Transit
3. Memperoleh gambaran lengkap tentang perencanaan sistem Bus Rapid Transit
(BRT) sebagai pilihan angkutan umum massal di kota Metropolitan Jakarta,
termasuk pengaturan angkutan pengumpan (feeder) dalam peningkatan kapasitas
angkut sistem BRT dan integrasi transportasi,
4. Sebagai tugas pada mata kuliah “Rekayasa Lalu Lintas Lanjutan”.

5
BAB II
PEMBAHASAN
PENGERTIAN KEMACETAN
Kemacetan adalah situasi atau keadaan di mana tersendatnya atau bakan
terhentinya lalu lintas yang di sebabkan oleh banyak faktor, salah satunya
banyaknya kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, kemacetan banyak terjadi
di kota kota besar di Indonesia, terutama tidak mempunyai transportasi umum
yang baik atau memadai ataupin juga tidak seimbang dengan kebutuhan
masyarakat, misalnya Jakarta.

salah satu solusi masalah kemacetan yaitu:

1. PEMBATASAN KENDARAAN PRIBADI

Penggunaan kendaraan pribadi karena kebutuhan perjalanan dan potensi


mengakibatkan tingginya pergerakan kendaraan pribadi dan berimplikasi
terhadap kemacetan di kota

Untuk mengurangi kemacetan dengan membatasi jumlah kendaraan


pribadi Tetapi sebelum itu diterapkan, moda transportasi publik harus diperbaiki
terlebih dahulu sehingga masyarakat punya pilihan yang nyaman. Tanpa ada
perbaikan transportasi umum yang memadai pembatasan kurang efektif.
ditambah ruas jalan yang tidak bisa ditambah lagi sehingga menyebabkan
penurunan fungsi jalan itu sendiri, serta diperparah dengan jumlah kendaraan
pribadi yang terus bertambah menyebabkan kondisi kemacetan semakin
meningkat walaupun Dinas Perhubungan telah membuat program-program guna
mengatasi kemacetan tersebut.

6
2. BUS RAPID TRANSIT

Bus Rapid Transit adalah sebuah angkutan bus yang digunakan sebagai
sistem angkutan umum yang dapat mengantarkan dengan cepat, nyaman dan
biaya yang efektif untuk mobilitas penduduk perkotaan. Melalui pengalokasian
jalur lintasan jalan sebelah kanan dan pelayanan publik yang memuaskan,
performa dan karakteristik BRT pada dasarnya menyerupai pelayanan sistem
angkutan umum berbasis rel, tetapi membutuhkan biaya yang lebih sedikit.
Sistem BRT membutuhkan biaya 4 sampai 20 kali lebih murah dibandingkan
dengan sistem Light Rail Transit (LRT). Definisi BRT yang lainnya adalah moda
transportasi yang mengkombinasikan kualitas rail transit dan fleksibilitas dari
bus.

Bentuk BRT telah muncul dalam diaplikasikan di Amerika Utara dan


Eropa. Namun demikian, konsep yang sama juga terdapat di seluruh dunia
dengan nama-nama yang berbeda. Bentuk-bentuk tersebut termasuk:

 High-Capacity Bus Sistems,


 High-Quality Bus Sistems
 Metro-Bus,
 Surface Subway,
 Express Bus Sistems,dan
 Busway Sistems.

7
Bentuk-bentuk tersebut bisa sangat beragam pada negara yang
satu dengan negara lain, dasar pikiran yang sama adalah sebagai
berikut: kualitas tinggi, kompetitif armada untuk pelayanan angkutan
umum dalam biaya yang sesuai. Penyederhanaannya, bentuk BRT akan di
utilisasikan dalam pembahasan ini untuk menggambarkan secara umum
tipe-tipe dari sistem tersebut. Namun demikian, bentuk ini diakui bahwa
konsep dan bentuknya tak dapat diragukan lagi hingga dilanjutkan
ketahap pengembangan.
Ciri-ciri Bus Rapid Transit termasuk koridor busway pada jalur
terpisah sejajar atau dipisahkan secara bertingkat dan teknologi bus
yang dimodernisasi.
Meskipun demikian, terlepas dari pemilahan busway, sistem BRT secara umum
meliputi:

 Menaikkan dan menurunkan penumpang dengan cepat


 Penarikan Ongkos yang efisien
 Halte dan stasiun yang nyaman
 Teknologi bus bersih
 Integrasi moda
 Pemasaran modern
 Layanan pelanggan yang sangat baik

3. ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER) DAN JARINGANNYA

Angkutan pengumpan (feeder) memberikan layanan kepada


semua sektor perumahan dan komersial dari kota. Di bagian kota yang
padat memerlukan volume kendaraan yang tinggi untuk mencapai
kapasitas yang diperlukan, daerah perumahan yang memiliki kepadatan
rendah mungkin paling efektif dilayani dengan kendaraan kecil. Namun,
pada saat yang sama, konsumen umumnya tidak mau pindah kendaraan
ketika diberi pilihan. Pertanyaan untuk perencana sistem BRT adalah
bagaimana untuk memenuhi beragam kebutuhan dan pilihan ini.

8
Perumahan pada daerah yang kecil tidak harus menjadi korban
dari sistem. Sistem desain yang baik dapat mengakomodasi berbagai
populasi agar mencapai layanan kota secara menyeluruh. Secara umum,
terdapat dua pilihan layanan yang dapat melayani kota dengan kepadatan
yang tinggi dan yang rendah. Pilihan layanan tersebut adalah :
a. Layanan angkutan pengumpan (feeder)
b. Layanan langsung

Layanan angkutan pengumpan (feeder) yang menggunakan kendaraan


kecil pada wilayah dengan kepadatan rendah kemudian mengharuskan
penumpangnya untuk pindah ke kendaraan yang berkapasitas besar pada terminal.
Layanan angkutan pengumpan (feeder) relatif lebih efisien jika beroperasi dekat
dengan kendaraan yang memiliki karakteristik sesuai dengan permintaan. Akan
tetapi, layanan tersebut secara tidak langsung akan membuat penumpang pindah
kendaraan untuk dapat mencapai tujuannya. Proses perpindahan ini dapat dilihat
sebagai beban untuk beberapa penumpang.

Gambar: Perbandingan Layanan angkutan pengumpan


(Feeder) dengan Layanan Langsung

9
Layanan langsung menghindari transfer penumpang karena dengan
kendaraan yang sama melayani wilayah angkutan pengumpan (feeder) dan
koridor utama. Akan tetapi, layanan langsung menimbulkan biaya tambahan
untuk pengoperasian kendaraan yang tidak sesuai dengan permintaan yang
sebenarnya. Layanan langsung akan membuat kendaraan besar masuk ke daerah
dengan kepadatan yang rendah dimana sedikit penumpang yang akan naik bus
tersebut.

Alternatifnya adalah layanan langsung mungkin akan membuat


kendaraan kecil beroperasi secara efisien pada wilayah angkutan pengumpan
(feeder). Layanan langsung mungkin juga mengharuskan penumpang untuk
pindah jika tujuannya adalah koridor yang beberbeda dari koridor pada jaringan
yang terdekat. Gambar: menggambarkan perbandingan antara layanan angkutan
pengumpan (feeder) dengan layanan langsung.

Pada umumnya, sistem BRT yang berhasil beroperasi dengan layanan


angkutan pengumpan (feeder). Namun juga terdapat beberapa contoh sistem,
seperti di Porto Alegre (Brazil) dan di Kunming (China) yang beroperasi dengan
sistem layanan langsung. Keputusan untuk memilih layanan angkutan
pengumpan feeder atau layanan langsung dapat tergantung pada banyak faktor,
termasuk struktur dari kota tersebut, variasi dari kepadatan populasi, dan
permintaan layanan terhadap sektor-sektor yang berbeda pada kota, jarak yang
ditempuh, dan struktur bisnis dari sistem.

Layanan angkutan
Faktor Layanan Langsung
pengumpan (Feeder)
Kepadatan populasi Layanan angkutan Layanan langsung akan
pengumpan (feeder) efisien efisien jika terdapat
dengan perbedaan yang perbedaan yang kecil pada
signifikan pada kepadatan kepadatan populasi rute
populasi antara koridor yang dilewatinya
utama dan kawasan
Struktur bisnis Memperbolehkan sistem Menawarkan sistem terbuka
tertutup dimana hanya dimana semua angkutan
operator tertentu yang boleh umum diperbolehkan masuk
masuk ke dalam sistem ke dalam sistem

10
Konfigurasi Memperbolehkan median Biasanya batas desain untuk
busway busway, yang memiliki sisi yang sejajar busway
keuntungan untuk membuat transfer antar
menghindari konflik dengan koridor lebih sulit
kendaraan lain dan
memperbolehkan transfer
antar koridor
Tipe Kendaraan Rute jaringan dapat Sulit untuk mengizinkan
mengakomodasi kendaraan articulated atau bi-
articulated atau bi- articulated karena
articulated; rute angkutan radius perputaran
pengumpan (feeder) kendaraan tersebut terlalu
menggunakan bus berukuran besar untuk
standard atau lebih kecil jalan yang kecil
Waktu tempuh Waktu tambahan dibutuhkan kumpulan dari
untuk transfer, tetapi kendaraan sepanjang
kecepatan maximal selama busway dapat
perjalanan busway sering mengurangi
kecepatan
dan meningkatkan waktu
perjalanan
Kapasitas Arus penumpang yang tinggi Kumpulan dari kendaraan
dapat diatasi secara efisien yang bersamaan dengan
dengan layanan angkutan busway dapat menghalangi
pengumpan (feeder) arus penumpang dengan
layanan langsung
Jarak tempuh Dampak akibat transfer lebih Menghindari transfer dapat
sedikit jika jarak dilakukan
keseluruhan cukup panjang khususnya di perjalanan jarak
(10 km atau lebih) pendek

 SARANA ANGKUTAN PENGUMPAN (FEEDER)


o Prasarana jalan
Angkutan pengumpan (feeder) biasanya menggunakan jalur yang
berdekatan dengan pinggiran jalan dibanding di median. Jadi, jalur bus untuk
angkutan pengumpan (feeder) tidak dilindungi oleh sebuah pembatas dari
laulintas bebas. Laulintas bebas akan butuh mengakses jalur pinggir dalam
rangka mengatasi putaran atau mengakses parkir
o Halte

11
Sebuah layanan angkutan pengumpan (feeder) resmi harus membuat
halte. Penempatan halte angkutan pengumpan (feeder) agak lebih dekat
daripada jarak yang dianjurkan untuk angkutan pada trayek utama (trunk
line), yang kira-kira 300 meter sampai 1000 meter. Karena kondisi pejalan
kaki sepanjang trayek angkutan pengumpan (feeder) dapat kurang
dikembangkan daripada angkutan pada trayek utama (trunk line).
o Prasarana gabungan

Prasarana gabungan akan tersusun dari beberapa komponen-


komponen, komponen tersebut antara lain :

 Prasarana pejalan kaki


 Prasarana sepeda
 Terminal taksi terintegrasi
 Prasarana gabungan untuk sistem angkutan umum lain
(contohnya, angkutan air, angkutan kereta api, dan lain-lain)
 Fasilitas perjalanan dan taman
4. INTEGRASI TRANSPORTASI
Seperti halnya semua sistemtransportasi umum, sistem BRT dapat
didesain dan dilaksanakan secara tersendiri. Bahkan, sistem seperti itu hanyalah
satu 20 elemen dalam keseluruhan kerangka kerja perkotaan dari sebuah kota
dan kumpulan dari opsi mobilitas. Agar efektif, BRT haruslah benar-benar
terintegrasi dengan semua opsi dan moda. Opsi transportasi lain seperti berjalan
kaki, bersepeda, berkendara, taksi, dan sistem transportasi umum lainnya
seharusnya tidak menjadi pesaing bagi sistem BRT, namun lebih sebagai
layanan pelengkap yang di banyak kasus akan berinteraksi dengan BRT sebagai
sekumpulan opsi tak bersambung yang melayani semua aspek permintaan
pelanggan.

12
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dari tahun ketahun masalah kemacetan lalu lintas tidak kunjung mnedapatkan
solusi dan di perkirakan akan terus bertambah karena pertambahan kendaraan bermotor
11% tiap tahun nya, sedangkan pertambahan jalan hanya 1% pertahun nya. Dari
perbandingan tersebut kita bias membayangkan masalah kemacetan ini sangat sulit
diatasi.
Untuk mengurangi kemacetan dengan membatasi jumlah kendaraan pribadi
Tetapi sebelum itu diterapkan, moda transportasi publik harus diperbaiki terlebih dahulu
sehingga masyarakat punya pilihan yang nyaman. Tanpa ada perbaikan transportasi
umum yang memadai pembatasan kurang efektif.

Salah satunya menerapkan sistem Bus Rapid Transit (BRT). Bus Rapid Transit
adalah sebuah angkutan bus yang digunakan sebagai sistem angkutan umum yang dapat
mengantarkan dengan cepat, nyaman dan biaya yang efektif untuk mobilitas penduduk
perkotaan. Dan Angkutan pengumpan (feeder) memberikan layanan kepada semua sektor
perumahan dan komersial dari kota. Di bagian kota yang padat memerlukan volume
kendaraan yang tinggi untuk mencapai kapasitas yang diperlukan, daerah perumahan
yang memiliki kepadatan rendah mungkin paling efektif dilayani dengan kendaraan kecil.

B. SARAN
1.  Pemerintah sebaiknya meningkatkan pelayanan dan kenyamanan angkutan umum,
agar masyarakat tertarik untuk beralih dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum.
2. Operator angkutan pengumpan (feeder) seharusnya bekerja sama dengan
Transjakarta, sehingga memudahkan penumpang yang ingin menggunakan busway,
baik dari segi pembayaran maupun pemberhentian. Dimana penumpang hanya
membayar satu kali untuk dapat menggunakan angkutan pengumpan (feeder) dan
busway, selain itu angkutan pengumpan (feeder) juga dapat masuk ke jalur busway
sehingga dapat menaikkan dan menurunkan penumpang pada halte busway.
3. Disediakan angkutan pengumpan (feeder) pada waktu jam sibuk dengan jumlah

13
armada yang memadai

DAFTAR PUSTAKA
Dagun, Save M. (2006). Busway Terobosan Penanganan Transportasi Jakarta.
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Institute for Transportation & Development Policy. (2007). Bus Rapid Transit

Planning Guide. New York: Author

Wright, Lloyd. (2004). Module 3b: Bus Rapid Transit. London: University of london.
Cara Murah Keliling Jakarta. (2008). Jakarta: Nalar
Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek. (2004). Techinical Report (volume 6)

Bus Transportation. Jakarta: ALMEC Corporation.

Saju, Pascal. (2008, 20 Oktober). Bus Transjakarta versus TransMilenio. Kompas


Yayasan Pelangi Indonesia. (2004). Sudah Efektifkah Sistem Pengumpan (feeder) untuk Busway.

Jakarta: Author

Departemen Perhubungan. (2009). Pengembangan Data Perhubungan Darat Propinsi DKI

Jakarta. Jakarta: Author

Transportation and Road Research Laboratory. Department of te Environment. (1976). Bus


Priority Systems. United Kingdom: Author

http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/2853/BAB%204.pdf?
sequence=7&isAllowed=y
http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-8/20248401-S50464-Erly%20Dwi%20Aryati.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai