KEPERAWATAN ANAK
Oleh :
KELOMPOK 3
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat pada waktunya. Adapun
tujuan pembuatan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dan juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang “Konsep Asuhan Keperawatan Anak dengan Gangguan
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Penyakit Jantung Bawaan”
Kami mengucapkan terimakasih kepada Dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga
dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu dalam proses pembelajaran dan dapat
menambah pengetahuan para pembaca. Kami menyadari makalah yang kami tulis ini jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................2
C. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Pengertian............................................................................................................................3
B. Etiologi.................................................................................................................................4
C. Patofisiologi.........................................................................................................................4
D. Tanda dan Gejala.................................................................................................................5
E. Penanganan/Penatalaksanaan Medis/Keperawatan.............................................................5
F. Pemeriksaan Diagnostik.......................................................................................................6
G. Konsep Asuhan Keperawatan..............................................................................................7
a. Pengkajian.........................................................................................................................7
b. Diagnosa keperawatan....................................................................................................11
c. Rencana Asuhan keperawatan........................................................................................11
d. Implementasi Asuhan Keperawatan................................................................................17
e. Evaluasi Keperawatan.....................................................................................................17
BAB III PENUTUP......................................................................................................................19
A. Kesimpulan dan saran.........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan merupakan kelainan susunan jantung yang terjadi sejak
dalam kandungan sebelum bayi lahir. Kelainan jantung ini disebabkan oleh gangguan
perkembangan system kardiovaskuler pada embrio (Ngastiah,2014).
Penyakit jantung bawaan (PJB) digolongkan menjadi dua, yaitu penyakit jantung
bawaan non-sianotik dan sianotik. Penyakit jantung bawaan non-sianotik biasanya
ditandai dengan sesak napas, pucat, berkeringat, ujung-ujung jari hiperemik, cepat lelah
dan dyspnea. Penyakit jantung bawaan sianotik biasanya ditandai dengan sianosis yang
disertai takipnea dan hiperventilasi bahkan dapat disertai kejang-kejang dan berakibat
fatal.
Penyakit jantung bawaan merupakan suatu permasalahan yang terjadi pada struktur
jantung yang tampak setelah kelahiran. Kelainan ini dapat melibatkan bagian dalam
dinding jantung, yaitu klep didalam jantung atau arteri dan vena yang membawa darah
kejantung atau keseluruh tubuh. PJB yang berat bisa dikenali saat kehamilan dengan cara
pemeriksaan USG dan didapat detak jantung janin yang abnormal (mur-mur) atau segera
setelah lahir yaitu anak tampak kebiruan saat menangis. PJB yang ringan sering tidak
menampakkan gejala, dan diagnosisnya didasarkan pada pemerisaan fisik dan tes khusus
untuk alas an yang lain (Maramis, Kaunang & Rompis, 2014)..
Bebby (2017) Kelainan jantung bawaan sebenarnya dapat dideteksi sejak dalam
kandungan. Sejak janin berusia 20 minggu di dalam kandungan, jantung bawaan dapat
dideteksi melalui pemeriksaan USG. Namun penanganan baru bisa dilakukan setelah bayi
1
lahir. Hingga saat ini belum diketahui apa penyebab pasti apa yang menyebabkan
terjadinya kelainan ini. Kelainan jantung bawaan terdiri dari beberapa jenis, seperti adanya
lubang pada jantung, penyempitan pembuluh darah, penyempitan aliran darah ke jantung,
dan adanya lubang di antara dua serambi jantung. Setiap jenis kelainan jantung bawaan
memiliki penanganan yang berbeda.
Semua tanda kegawatdaruratan pada bayi dengan riwayat jantung bawaan tersebut,
perlu ditangani dengan tepat dan cepat. Sayangnya, angka kematian bayi di Indonesia
masih tergolong tinggi. Hal tersebut lantaran kurangnya pengetahuan orangtua terhadap
berbagai risiko kesehatan yang dapat menimpa bayi mereka.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
3
a) PJB non sianotik dengan lesi atau lubang di jantung sehingga terdapat aliran
pirau dari kiri ke kanan, misalnya ventricular septal defect (VSD), atrial
septal defect (ASD) dan patentductus arteriosus (PDA)
b) PJB non sianotik dengan lesi obstruktif di jantung bagian kiri atau kanan tanpa
aliran pirau melalui sekat dijantung, misalnya aortic stenosis(AS),coarctatio
aorta (CoA) dan pulmonary stenosis(PS).
b. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik
Pada PJB sianotik di dapatkan kelainan struktur dan fungsi jantung
sedemikian rupa sehingga sebagian atau seluruh darah balik vena sistemik yang
mengandung darah rendah oksigen kembali beredar ke sirkulasi sistemik.
Terdapat aliran pirau dari kanan ke kiri atau terdapat percampuran darah balik
vena sistemik dan vena pulmonalis. Bila dilihat dari penampilan klinisnya,
secara garis besar terdapat 2 golongan PJB sianotik, yaitu:
1) dengan gejala aliran darah ke paru yang berkurang, misalnya Tetralogi of
Fallot (TF) dan Pulmonal Atresia (PA) dengan VSD.
2) dengan gejala aliran darah ke paru yang bertambah. Misalnya Transposition
of the Great Arteries (TGA) dan Common Mixing.
B. Etiologi
4
C. Patofisiologi
Penyakit jantung bawaan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan
maternal. Pada kelainan struktur jantung digolongkan menjadi penyakit jantung bawaan
asianotik dan penyakit jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan asianotik
kondisi ini disebabkan oleh lesi yang memungkinkan darah shuntdari kiri ke sisi kanan
sirkulasi atau yang menghalangi aliran darah dengan penyempitan katup serta
pencampuran darah dari arteri (Padila, 2015).
Terdapat lubang antara atrium kanan dan kiri menimbulkan tekanan atrium kiri
lebih besar ketimbang atrium kanan, sehingga darah akan mengalir dari atrium kiri ke
kanan. Darah yang mengalir dari atrium kiri ke kanan menimbulkan volume atrium
kanan meningkat menyebabkan hipertropi atrium kanan dan selain itu meningkatnya
volume dan tekanan atrium kanan maka darah akan mengalir ke ventrikel kanan dan
paru-paru juga meningkat. Hal ini menyebabkan penumpukan darah dan oksigen di paru
sehingga alveoli membesar dan terjadi pola nafasnya tidak efektif. Volume di ventrikel
kiri menurun disebabkan darah mengalir dari atrium kanan ke atrium kiri. Hal ini akan
menyebabkan kontraktilitas ventrikel kiri menurun sehingga terjadi penurunan curah
jantung. Penurunan curah jantung menjadikan tubuh akan kurang oksigen dan kurang
nafsu makan. Kurangnya suplai oksigen ke tubuh membuat tubuh akan terasa lemas dan
pusing. Kurangnya nafsu makan menjadikan nutrisi tidak adekuat sehingga pertumbuhan
akan terhambat dan menyebabkan gangguan pertumbuhan perkembangan (Irnizarifka,
2016).
Aspiani (2015) menyebutkan bahwa tanda dan gejala penyakit jantung bawaan
yaitu anak mengalami sianosis, dyspnea jika melakukan aktivitas fisik, hipertrofi dan
pembesaran jantung, tekanan nadi besar, takikardi, retraksi dada, dan hipoksemia.
Selain tanda dan gejala tersebut, terdapat beberapa tanda dan gejala pertumbuhan dan
perkembangan seperti keterlambatan berbicara, berjalan, mengalami kesulitan makan,
meningkatnya resistensi vascular paru, adanya tanda gejala jantung kongestik seperti
gagal jantung, mur-mur persisten, dan ujung jari hiperemik.
5
E. Penanganan/Penatalaksanaan Medis/Keperawatan
6
pulmonalis kanan, tindakan ini meningkatakandarah yang teroksigenasi dan
membebaskan gejala-gejala penyakit jantung sianosis.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1) Foto thoraks
Melihat atau evaluasi adanya atrium dan ventrikel kirimembesar secara signifikan
(kardiomegali), gambaran vaskuler paru meningkat.
2) Echokardiografi
Rasio atrium kiri tehadap pangkal aorta lebih dari 1,3:1 pada bayi cukup bulan atau
lebih dari 1,0 pada bayi praterm (disebabkan oleh peningkatan volume atrium kiri
sebagai akibat dari pirau kiri ke kanan).
3) Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobindan hematokrit (Ht) akibat saturasi
oksigen yang rendah. Pada umumnyahemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan
hematokrit antara 50-65 %.
4) Nilai BGA
Menunjukkan peningkatan tekanan parsial karbon dioksida (PCO2), penurunan
tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan PH.
5) Pemeriksaan dengan Doppler berwarna
Digunakan untuk mengevaluasialiran darah dan arahnya.
6) Elektrokardiografi (EKG)
Bervariasi sesuai tingkat keparahan, adanyahipertropi ventrikel kiri, kateterisasi
jantung yang menunjukan striktura.
7) Kateterisasi jantung
Hanya dilakukan untuk mengevaluasi lebih jauh hasilECHO atau Doppler yang
meragukan atau bila ada kecurigaan defektambahan lainnya.
8) Diagnosa ditegakkan dengan cartography & Cardiac iso enzim (CK,CKMB)
meningkat.
a. Pengkajian
1. Pengkajian Primer
7
a. Airway
Terdapat sekret di jalan napas (sumbatan jalan napas)
Bunyi napas ronchi
b. Breathing
Distress pernapasan : pernapasan cuping hidung
Menggunakan otot-otot asesoris pernapasan, pernafasan cuping hidung
Kesulitan bernapas : lapar udara, diaporesis, dan sianosis
Pernafasan cepat dan dangkal
c. Circulation
Akral dingin
Adanya sianosis perifer
d. Dissability
Pada kondisi yang berat dapat terjadi asidosis metabolic sehingga menyebabkan
penurunan kesadaran
e. Exposure
Terjadi peningkatan suhu
2. Pengkajian sekunder
a. Wawancara
1) Identitas, meliputi: nama, tempat tanggal lahir, umur, berat badan lahir, jenis
kelamin, anak keberapa, jumlah saudara dan identitas orang tua.
2) Keluhan utama, riwayat kesehatan sekarang orang tua biasanya mengeluhkan
nafas anaknya sesak bila melakukan aktivitas, tidak mau makan, keringat
berlebihan.Riwayat kesehatan dahulu Riwayat kesehatan dahulu apakah pasien
lahir premature, ibu menderita infeksi saat kehamilan dan riwayat gerakan
jongkok bila anak telah berjalan beberapa menit.
3) Riwayat kesehatan keluarga Adanya keluarga yang menderita penyakit gagal
jantung, adanya riwayat kematian mendadak pada saudara-saudara dan riwayat
keluarga dengan sindrom down.
4) Riwayat kehamilan Riwayat kesehatan ibu saat hamil seperti adanya penyakit
infeksi rubella (sindrom rubella), ibu atau keluarga memiliki riwayat penyakit
lupus eritematosus sistemik sehingga dapat menimbulkan blockade jantung
8
total pada bayinya dan adanya riwayat kencing manis pada ibu dapat
menyebabkan terjadinya kardiomiopati pada bayi yang dikandungnya.
Adanya riwayat mengkonsumsi obat- obatan maupun jamu tradisional yang
diminum serta kebiasaan merokok dan minum alkohol selama hamil
(Hidayat,2012).
b. Pemeriksaan fisik
a) Tanda- tanda vital
Nadi umumnya normal 120-130 x/menit namun dapat juga teraba cepat,
pernafasan cepat sehingga anak tampak sesak nafas dan sulit beraktivitas, suhu
umumnya normal jika tidak terdapat infeksi.
Rentang nadi normal menurut usia anak
Usia Perkiraan
denyut/menit
0-3 100-160
bulan 90-120
80-120
6-12
70-130
bulan
60-100
6-12
bulan
1-10
tahun
10-
18
tahun
9
e) Hidung : Pemeriksaan hidung secara umum tidak tampak kelainan, namun
anak akan mengalami napas pendek, bunyi napas ronki kasar dan cuping
hidung.
f) Mulut : Pemeriksaan mulut didapat bibir pucat atau membiru, lidah berwarna
merah hati.
g) Leher : Ditemukan pelebaran tiroid (hipertiroid), dan distensi vena jugularis.
h) Jantung : Pada ASD dapat dijumpai takikardia, jantung berdebar, denyut arteri
pulmonalis dapat diraba didada dengan bunyi jantung abnormal. Bunyi jantung
abnormal dapat terdengar murmur, akibat peningkatan aliran darah yang
melalui katup pulmonalis, juga dapat terdengar akibat peningkatan aliran darah
yang mengalir melalui trikuspidalis pada pirau yang besar. Pembesaran
jantung terkadang mengubah konfigurasi dada. Batas jantung terdapat pada
RIC 2 dan 3 yang disebut diastole dan RIC 5 dan 4 disebut sistole.
i) Paru : Biasanya pada anak dengan Tof, hasil inspeksi tampak adanya retraksi
dinding dada akibat pernafasan yang pendek, dalam dan tampak menonjol
akibat pelebaran ventrikel kanan. Palpasi mungkin teraba desakan dinding
paru yang meningkat terhadap dinding dada, pada perkusi mungkin terdengar
suara redup karena peningkatan volume darah paru dan untuk auskultasi akan
terdengar ronkhi basah atau krekels sebagai tanda adanya edema paru pada
komplikasi kegagalan jantung. Bayi yang baru lahir saat di auskultasi akan
terdengar suara nafas mendengkur yang lemah bahkan takipneu.
j) Kulit : Kulit tampak kemerahan (rubella), lembab, turgor kulit jelek.
k) Ekstremitas : Ditemukan pada ekstremitas teraba dingin bahkan dapat terjadi
clubbing finger akibat kurangan oksigen ke perifer, kuku tampak sianosis,
telapak tangan pucat, udem pada tibia punggung kaki.
c. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Terdapat nilai hemoglobin menurun dan peningkatan nilai hematrokit, pada
umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-
65%. Nilai gas darah arteri menunjukkan peningkatan tekanan persial
karbondioksida (PCO ), penurunan tekanan parsial oksigen (PO).
10
2) Pemeriksaan rontgen
Pemeriksaan sinar X pada toraks menunjukkan penurunan aliran darah
pulmonal, atrium dan ventrikel kiri tampak membesar secara signifikan
(kardiomegali), gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat
sehingga seperti sepatu.
3) Pemeriksaan elektrokardiogram
Pemeriksaan EKG pad TOF didapatkan hasil sumbu QRS hampr selalu
berdevisiasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan (Aspiani, 2015).
b. Diagnosa keperawatan
11
batas normal 4. Memonitor warna kulit
c. Denyut nadi perifer normal 5. Menilai CRT
d.Keseimbangan intake dan Memonitor pernafasan
output dalam 24 jam dalam 1. Memonitor tingkat, irama,
batasan normale. Tidak kedalaman, dan respirasi
ada distensi vena leher 2. Memonitor gerakan dada
e. Tidak ada disritmia 3. Monitor bunyi pernafasan
f. Tidak ada suara jantung 4. Auskultasi bunyi paru
abnormal 5. Memonitor dyspnea dan
g.Tidak ada edema perifer hal yang meningkatkan dan
dan paru memperburuk
h.Tidak ada pucat dan Perawatan jantung
sianosis 1. Evaluasi adanya nyeri
i. Tidak ada wajah dada (intensitas, lokasi,
kemerahan durasi, factor presipitasi)
2. Status sirkulasi : 2. Catat adanya disritmia
a.Tekananan darah, nadi jantung
dalam batasan normal 3. Catat adanya tanda dan
b.Saturasi oksigen normal c. gejala penurunan cardiac
Capillary refill dalam output
batasan normal 4. Monitor status
c.Tidak ada penurunan suhu kardiovaskuler
kulit 5. Monitor tanda vital
d.Tidak ada kelelahan dan 6. Monitor status pernafasan
wajah pucat yang menandakan gagal
jantung
7. Monitor balance Cairan
8. Monitor adanya
perubahan tekanan darah
9. Monitor respon pasien
terhadap efek pengobatan
12
anti aritmia
10. Atur periode latihan dan
istirahat untuk menghindari
kelelahan
11. Monitor toleransi
aktivitas pasien
12. Monitor adanya dyspneu,
fatigue tekipneu dan
ortopneu 13. Anjurkan untuk
menurunkan stress
13
nadi, suhu dan status
pernafasan dengan tepat
2. Monitor tekanan darah,
denyut nadi, dan pernafasan
sebelum, selama, dan
beraktivitas dengan tepat
3. Monitor oksimetris nadi
4. Monitor warna kulit, suhu
dan kelembaban
5. Monitor sentral dan
perifer
6. Monitor akan adanya
kuku clubbing
14
a. Penurunan pH plasma retraksi otot intercostal dan
darah tidak ada supraklavikular
b.Peningkatan ion serum 3. Auskultasi bunyi napas,
hydrogen tidak ada catat adanya suara tambahan
c. Peningkatan tekanan 4. Monitor pola napas
parsial serum karbon 5. Monitor adanya dispnea
dioksida arteri tidak ada dan hal yang meningkatkan
d.Penurunan tekanan serum atau memperburuk
karbon dioksia arteri Memonitoring tanda tanda
parsial tidak ada vital
e. Hipoksia tidak ada 1. Monitor tekanan darah,
f. Peningkatan frekuensi nadi, suhu, dan pernapasan
pernapasan tidak ada 2. Monitor kualitas dari nadi
g.penurunan level kesadaran 3. Monitor frekuensi dan
tidak ada irama pernapasan
3. Keparahan respirasi 4. Monitor pola pernapasan
alkalosis akut : abnormal
a. Peningkatan pH 5. Monitor suhu, warna, dan
b.plasma darah tidak ada kelembaban kulit
c. Penurunan ion serum 6. Monitor sianosis perifer
hydrogen tidak ada 7. Identifikasi penyebab dari
d.Penurunan serum perubahan tandatanda vital
bikarbonat tidak ada
e. Penururnan tekan parsial
karbon dioksida dalm
arteri (PaCO3) tidak ada
f. Penurunan tekanan persal
oksigen dalam arteri
g.(PaO2) tidak ada
15
perfusi jaringan perifer pasien dalam mentoleransi
menjadi efektif dengan kebutuhan oksigen saat
kriteria hasil : makan
1. Perfusi jaringan perifer 2. Monitor perubahan warna
a.Pengisian kapiler jari kaki kulit pasien
dalam batas normal 3. Monitor posisi pasien
b.Pengisian kapiler jari untuk membantu masuknya
tangan dalam batas normal oksigen
c.Suhu kulit ujung kaki dan 4. Memonitor penggunaan
tangan dalam batas normal oksigen saat pasien
d.Kekuatan denyut nadi beraktivitas
karotis dalam batas normal 5. Monitor keefektifan terapi
e.Tidak ada edema pada oksigen
perifer 6. Memonitor penggunaan
2. Status sirkulasi oksigen saat pasien
a.Tekanan darah normal beraktivitas
b.Tekanan nadi dalam batas Manajemen sensasi perifer
normal 1. Memonitor perbedaan
c.Saturasi oksigen dalam terhadap rasa tajam, tumpul,
batas normal panas atau dingin
d.Capillary refill dalam batas 2. Monitor adanya mati rasa,
normal rasa geli.
e.Tidak ada suara nafas 3. Diskusikan tentangadanya
tambahan kehilangan sensasi atau
f. Tidak ada tanda asites dan perubahan sensasi
kelelahan 4. Minta keluarga untuk
3. Tanda-tanda vital memantau perubahan warna
a.Rentang nadi radial dalam kulit setiap hari
batas normal
b.Rentang pernafasan dalam
16
batas normal
c.Tekanan darah sistolik dan
diastole dalam batas
normal
b.Kedalaman saat inspirasi
dalam batas normal
17
e. Evaluasi Keperawatan
18
BAB III
PENUTUP
a. Untuk mencapai hasil keperawatan yang diharapkan, diperlukan hubungan baik dan
keterlibatan pasien, keluarga dan tim kesehatan sehingga timbul rasa saling percaya yang
akan menimbulkan kerjasama dalam pemberian asuhan keperawatan
b. Rumah sakit hendaknya lebih meningkatkan mutu pelayanan kesehatan terutama dalam
menerapkan asuhan keperawatan diagnosis penyakit jatung bawaan (PJB). Perawat
hendaknya melakukan observasi secara teliti pada keadaan umum terutama pada klien
dengan diagnosis (PJB).
c. Perawat sebagai petugas pelayanan kesehatan hendaknya mempunyai pengetahuan,
keterampilan yang cukup serta dapat bekerjasama dengan tim kesehatan yang lain dalam
memberikan asuhan keperawatan pada klien (PJB) karena pada klien tersebut
memerlukan penanganan yang cepat dan tepat..
d. Dalam meningkatkan mutu asuhan keperawatan yang profesional alangkah baiknya
diadakan seminar atau symposium dalam bidang keperawatan.
e. Pendidikan dan pengetahuan perawat secara berkelanjutan perlu ditingkatkan baik secara
formal dan informal khusunya pengetahuan yang berhubungan dengan perawatan klien,
dengan harapan perawat mampu memberikan pelayanan asuhan keperawatan sesuai
standart asuhan keperawatan dan kode etik
19
DAFTAR PUSTAKA
Alfyana, Nadya Rahwamati. 2015. Jurnal Hubungan Penyakit Jantung Bawaan dengan
Perkembangan Anak Usia 0-5 Tahun di Unit Perawatan Jantung RS Dr. Kariadi
Semarang. http://jurnal.stikeskusumahu sada.ac.id. (diakses tanggal 26 Januari 2022)
Karson. 2016. Buku ajaran keperawatan kardiovaskuler, Jakarta: CV. Trans Info Media
Aspiani, Reny Yuli. 2015. Buku ajar keperawatan klien gangguan kardiovaskular, Jakarta:EGC
Kasron. 2016. Buku ajaran keperawatan kardiovaskuler, Jakarta; CV. Trans Info Media. 2012.
Buku ajaran gangguan system kardiovaskuler, Yogyakarta;.
20