Anda di halaman 1dari 12

3.

Perjalanan Hidup Manusia

3.1. Alam Arwah

Sebelum lahir ke dunia, manusia berada di alam ruh dan masih berupa ruh yang
belum memiliki tubuh fisik. . Jika manusia tidak berfisik, pasti dunia tidak akan ramai; tidak
akan ada mobil sebab ruh tidak perlu mobil; tidak akan ada pabrik pakaian sebab ruh tidak
perlu pakaian, dan tidak akan pabrik obat nyamuk sebab nyamuk tidak akan menggigit ruh.
Supaya bumi ini ramai maka manusia harus dibekali dengan fisik sebagai pembungkus ruh.

Ruh dari alam arwah ini nanti akan dihembuskan oleh Allah Swt untuk masuk ke dalam janin
yang berusia 4 bulan dalam kandungan. Sebelum ruh masuk ke dalam janin, Allah SWT
bertanya ulang kepada ruh : "Alastu birabbikum ?" (Bukankah Aku ini Tuhanmu).
Pertanyaannya bukan :Man Rabbuka (siapa Tuhanmu ?). Pertanyaan di Lauh Mahfudz ini
berbentuk question tag, itu artinya meminta komitmen bukan sekadar menjawab “Allah ! ”.
Ruh pun menjawab :"Bala syahidna" (Ya Kami bersaksi). Di sini manusia memberikan
komitmen dan monoloyalitas terhadap Allah, Tuhan semesta alam. Waktu itu semua ruh
berjanji kepada Allah untuk hanya menyembah Allah semata. Amanah ini sebenarnya telah
ditawarkan oleh Allah kepada langit, bumi dan gunung-gunung tetapi mereka semua
menolaknya. Kemudian amanah ini diambil oleh manusia (QS. Al-Ahzab [33] : 72)

3.2. Alam Rahim

Fungsi alam rahim adalah menyiapkan tubuh tempat berdiamnya ruh. Selanjutnya, tubuh
berfungsi untuk membantu ruh dalam merealisasikan tugas-tugas kekhalifahan.

Kehidupan di alam rahim paling singkat, hanya 9 bulan 10 hari, selanjutnya manusia lahir ke
alam ketiga yakni alam dunia. Ketika lahir ke dunia manusia membawa potensi. Semua
potensi manusia bersifat fitrah yakni suci dan hanief yakni lurus kepada Allah.

3.3. Alam Dunia

Setelah bayi berusai 9 bulan 10 hari di dalam kandungan, bayi pun lahir. Pada saat lahir,
potensi manusia belum berkembang, bahkan panca inderanya pun belum berfungsi. Pada
periode ini anak manusia belum mengetahui apa-apa sesuai dengan kandungan (QS. An-Nahl
[16] : 78) “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur”. Potensi yang dibawa bayi sejak lahir (potential capasity) harus
dikembangkan melalui pendidikan sehingga potensinya menjadi kemampuan nyata (actual
ability) dan tetap mengahadap kepada kebenaran. Salah satu bentuk pendidikan yang harus
dibiasakan adalah melakukan penelitian empirik. Allah SWT memerintahkan agar manusia
melakukan penelitian (QS Al-Ghasyiah [88] : 17-20), bagaimana unta diciptakan (biologi),
bagaimana langit ditinggikan (astronomi), bagaimana gunung-gunung ditegakkan (geologi,
vulkanologi), dan bagaimana bumi dihamparkan (geologi). Di dalam QS.al-Baqarah [2] :
1674 dan QS. Ali Imran [3] : 190-191, Allah menegaskan bahwa penciptaan langit dan bumi
serta pergantian malam dan siang (hukum rotasi) adalah objek penelitian bagi orang-orang
yang beriman sehingga mereka bisa menjadi Ulul Albab yakni orang yang bisa menemukan
inti (al-lub) masalah atau hakikat sesuatu. (QS. Ali Imran [3]: 190-191).

Sebelum mencapai baligh, manusia belum terkena taklief atau beban untuk melaksanakan
perjanjian yang "ditanda tangani" di alam ruh. Nanti, apabila sudah mencapai baligh,
manusia diberi kewajiban nuntuk melaksanakan tugas kekhalifahan.

Setelah baligh, manusia wajib melaksanakan ibadah sebagaimana Allah tegaskan : "Dan
tidak semata-mata Aku menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah". (QS. Adz-
Dzariyat [51] : 56). Realisasinya, bisa ibadah individu seperti shalat, bisa juga ibadah sosial
kemasyarakatan berupa pengelolaan bumi. Pokoknya, apapun yang dikerjakan manusia,
seluruhnya harus dalam kerangka beribadah kepada Allah yang meliputi :

 Hablum minallah seperti salat, saum, zakat, haji, berdoa, berdzikir, bersikap tawakkal,
tadharru' (merendah hati kepada Allah) dan lain-lain.
 Hablum minannas seperti toleransi (tasammuh), kerjasama (takaful), tolong menolong
(ta’awun).
 Hablum minal 'alam yakni bersikap ihsan terhadap seluruh sumber daya alam, baik
sumber daya alam hewani, nabati maupun energi, termasuk menaati hukum Alam (hukum
Kauniyah).
Target misi kekhalifahan adalah terkelolanya bumi secara baik untuk bekal manusia dalam
kerangka ibadah kepada Allah. Dalam hal ini jin tidak diberi SPK (Surat Perintah Kerja)
untuk menjadi khalifah fi al-ardl. Inilah salah satu kelebihan manusia dibandingkan jin.

Terkait masalah kebahagiaan dunia dan kekhalifahan ada dua hal yang tidak boleh dilupakan
yakni (1). Kebahagiaan di dunia tidak bisa lepas dari materi, tetapi tidak selalu sejajar dengan
materi. Kebahagiaan sangat tergantung kepada sikap penerimaan hati (qana'ah, syukur
nikmat ). (2). Allah memberikan dua pilihan kepada manusia yakni jalan yang baik dan jalan
yang buruk (wahadainahu najdain). Jalan mana yang mau ditempuhnya, diserahkan
sepenuhnya kepada manusia. Jadi, manusia memiliki hak memilih (free choise, free will, ree
action). Pilihan mana pun pasti mengandung resiko (QS. 52 : 21).

Catatan penting tentang hidup di dunia ini adalah :

 Bagi orang kafir, dunia adalah tempat memanen, sedangkan bagi orang mukmin,
dunia ini adalah tempat menanam. Mukmin baru akan memanen tanamannya nanti di
akhirat sedangkan dunia hanyalah alakadarnya.
 Bagi orang kafir, dunia ini adalah surga sehingga mereka bebas melakukan apa saja,
sedangkan bagi orang mukmin, dunia seakan penjara karena banyak larangannya.
 Bagi orang kafir, dunia adalah tujuan akhir sedangkan bagi orang mukmin, dunia
adalah batu loncatan.
 Orang kafir mengejar dunia dan melupakan akhirat, sedangkan orang mukmin
mengejar akhirat dengan tidak melupakan dunia.
 Dunia ini hanya sejenak tetapi waktu yang amat singkat ini akan menentukan hidup
milyaran tahun bahkan tiada terhingga kehidupan di akhirat.

Adapun ciri-ciri minimal hamba Allah adalah (1). Selalu merendah hati (2). Sapaannya
kepada semua orang mengandung kata-kata perdamaian dan selamatan.(3). Melewati malam
dengan tahajud, berdoa agar dijauhkan dari neraka Jahannam, serta tartil Al-qur’an (4).
Membelanjakan harta dengan tidak berlebihan dan tidak pula kikir, tapi di tengah-tengah
antara yang demikian. (5). Tidak menyembah tuhan yang lain selain Allah. (6). Tidak
membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar, dan (7). Tidak
berzina. (QS. Furqon : 63-71)

Selanjutnya ciri-ciri lain ibad ar-rahman antara lain mendirikan shalat dengan khusyuk dan
menepati janji. Allah menegaskan :”

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang


khusyuk dalam shalatnya, dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan
perkataan) yang tiada berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan orang-
orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak
yang mereka miliki, maka sesungguhnya dalam hal ini mereka tidak tercela. Barang
siapa yang mencari yang di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampuai
batas. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan
janjinya, dan orang-orang yang memelihara sembahnyangnya. Mereka itulah orang-
orang yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya”. (QS. Al-
Mukminun [23] : 1-11).

3.4. Kematian

Dari sisi sains, kematian ada empat level yakni kematian sel seperti matinya sel darah (2).
Kematian jaringan seperti kulit yang mati dan melepuh (3). Kematian organ seperti stroke,
dan (4). Kematian individu, yakni ruh berpisah dari tubuh.

Ada juga istilah mati suri. Sebenarnya mati suri adalah tingkatan tertinggi dari kondisi tidak
sadar. Orang kehilangan kesadarannya bertingkat-tingkat dari mulai shock, lena, pingsan dan
mati suri. Orang yang mati suri adalah orang yang kehilangan kesadarannya persis orang
mati, tak ada tanda-tanda kehidupan, hanya saja tubuhnya masih hangat. “Mayat” mati suri
jangan langsung dimandikan, dikafani dan dikubur tetapi harus ditunggu selama 4 jam.
Menurut ilmu kedokteran, apabila lewat empat jam tubuhnya menjadi dingin berarti ia benar-
benar wafat.

Pada saat seseorang mau wafat sebagai kematian individu, ia akan mengalami sakaratul
maut. Kata sakar artinya mabuk sedangkan sakaratu (jamak) artinya mabuk yang banyak.
Setelah wafat, tubuh yang berasal dari tanah kembali menjadi tanah, sedangkan ruh yang
berasal dari Allah kembali kepada Allah.

Terkait kematian ini ada catatan, kapan kita mati dan di mana kita akan mati, itu sepenuhnya
wilayah Allah, tetapi dengan cara apa kita mati, itu adalah hasil usaha kita. Oleh karena itu
mari kita berusaha agar kematian ini dilalui dengan cara yang sangat baik, kematian yang
diundang oleh Allah SWT sebagaimana dijelaskan di dalam QS. Al-Fajr [89]: 27-30 “Wahai
jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas dan diridhai-Nya,
maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”.

Menurut Nabi saw :”Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah amal
perbuatannya kecuali tiga, sadaqah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan dan anak salih yang
mendoakan” (HR. Bukhari Muslim). Maka, hendaklah kita beramal yang banyak, khusunya
amal jariyah.

3.5. Alam Qubur

Kualitas ruh orang mati terbagi tiga, yakni (1). Nafsu Amarah yakni hidupnya didominasi
oleh kemauan dan perasaan buruk (2). Nafsu Lawwamah yakni manakala nafsunya kadang
baik kadang buruk. (3) Nafsu Muthmainnah yakni manakala hidupnya didominasi oleh
kemauan dan perasaan yang baik.

Ketika orang yang memiliki nafsu muthmainnah mau meninggal dunia, Allah mengundang
nafsu tersebut (QS. Al-Fajr [89] : 27-30). Wajar kalau ruh itu keluar dari tubuh seperti rambut
yang ditarik dari gundukan tepung, halus sekali hingga tepung pun tidak longsor. Berbeda
dengan kematian pemilik nafsu amarah, kematiannya sangat menyakitkan ibarat menarik
kawat berduri dari tumpukan karung goni.

Bagaimana pun kualitas nafsunya, semua ruh orang mati memasuki alam qubur. Inilah alam
keempat bagi manusia. Alam qubur disebut juga alam Barzah, yakni dinding pemisah antara
dunia dengan akhirat sebagaimana disinggung di dalam QS.Al-Mukminun [23] : 100.

Ruh orang saleh ditempatkan di Iliyin (tempat tinggi) sedangkan ruh orang jahat ditempatkan
di Sijin (penjara). Di Iliyin, ruh mendapatkan kenikmatan ruhaniyah, sedangkan di Sijin ruh
mendapatkan siksaan ruhaniyah/ bathiniyah. Ruh tidak bisa kemana-mana. Tidak mungkin
ruh bisa gentayangan. Ruh itu maju terus dari alam ke alam mustahil mundur.

Di alam qubur, malaikat Munkar dan Nakir memeriksa amal manusia dengan sangat cepat
sebab Allah itu Maha Cepat Menghitung (inna Allaha sari'ul hisab). Amal yang paling
pertama diperiksa adalah salat. Dalam hal ini kematian mengakhiri semua aktivitas amal
manusia. Hadits menyatakan : "Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah segala
amalnya kecuali tiga, yakni (1). Sedekah Jariyah. (2). Anak shaleh yang mendoakan
orangtuanya. (3). Ilmu yang dimanfaatkan / diajarkan, seperti mengajar Al-Qur'an,
matematika, mengepel, memasak, dll, pokok semua ilmu yang bermanfaat.

Ruh yang berada di Sijin dapat saja mutasi ke Iliyin apabila mendapat pasokan pahala yang
memadai dari ketiga amal investasi di atas. Manusia di alam Qubur sangat lama menunggu
hari Kiamat. Jadi alam Qubur adalah alam pemisah (barzah) antara alam dunia dengan alam
Akhirat.

3.6. Alam Akhirat

Alam akhirat diawali oleh peristiwa kiamat, yakni hancurnya alam jagad raya secara dahsyat.
Pada hari kiamat ini, malaikat, jin, manusia dan makhkuk lainnya, semuanya mati, lalu Allah
mengganti bumi dan langit yang telah hancur dengan bumi dan langit yang baru. Penciptaan
bumi dan langit yang baru ini sangat mungkin sama dengan periode awal penciptaan alam.
Kalau demikian, pasti suhu bumi panas luar biasa, wallahu a’lam. Semua manusia benar-
benar dijemur dalam teriknya matahari dengan jarak yang sangat dekat (karena matahari
belum banyak berekspansi). Tetapi ada tujuh golongan orang-orang yang mendapatkan
tempat teduh yaitu (1). Pemimpin yang adil (2). Seorang pemuda yang menyibukkan
dirinmya dengan beribadah kepada Rabbnya, (3). Seseorang yang hatinya terikat ke masjid
(4). Dua orang yang saling mencintai kerena Allah swt, berkumpul dan berpisah karena
Allah pula (5). Seorang pria yuang diajak berzina oleh seorang wanita yang kaya dan cantik
tetapi ia menolaknya seraya berkata Aku takut kepada Allah (6). Seseorang yang berinfaq
dengan sembunyi-sembunyi sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan
oleh tangan kanannya (7). Serta seseorang yang berdzikir kepada Allah di kala sendiri
sehingga kedua matanya basah karena menangis (HR. Bukhari, hadits nomor 620).

Pada waktu itu, manusia dibariskan di alam terbuka dalam keadaan telanjang tiada
berpakaian (hadits dari Aisyah riwayat Imam Bukhari), itulah hari Mahsyar. Di alam
Mahsyar ini seluruh manusia berusia sama yakni muda belia (abkara). Selanjutnya adalah
penimbangan amal (mizan). Amal yang baik bisa menghapus amal yang buruk. Apabila
neraca amalnya ternyata saldo zero, manusia sudah cukup aman. Kedudukannya seperti anak
kecil atau orang gila yang dinilai tidak memiliki amal saleh tetapi juga tidak mempunyai
dosa, hanya saja balasan surga minimal. Orang yang menerima catatan amalnya dengan
tangan kiri, itulah orang yang bernasib buruk. Sebaliknya mereka yang menerima catatan
amalnya dengan tangan kanan, itulah orang-orang ahli surga (QS. Al-Insyiqaq [84] : 7-11
dan Al-Haqqah [69] : 19-26).

Berdasarkan hasil mizan di atas, manusia dikelompokkan menjadi dua, yakni barisan kanan
(ashab al-yamin) yang nampak berwajah cerah ceria, dan barisan kiri (ashab asy-Syimal)
yang nampak bermuram durja, tunduk malu, terhina. Untuk menyelamatkan diri, manusia
berusaha susah payah meminta bantuan agar ia bisa masuk kepada ashab al-yamin. Maka
datanglah nabi Muhammad SAW memberikan bantuan. Inilah yang disebut syafa't al-kubra
(bantuan besar) kepada orang-orang yang layak dibantu.

Setelah perhitungan final, maka ashab al-yamin memasuki surga, secara berombongan,
bukan orang perorang (QS. Al-Zumar [39] : 71), baik surga Firdaus, Adnin, Naim, dll
tergantung kepada jumlah amal shaleh yang dimilikinya. Khusus bagi orang mukmin
pembela janda sepuh dan anak yatim piatu mendapat surga Firdaus bersama nabi Muhammad
saw. Gambaran surga adalah (1) Ada tempat tinggal yang tinggi (2). Ada sungai madu, arak,
dan susu (3). Buah-buahan beragam rasa (4). Wanita yang cantik, kulitnya seperti kulit telur,
tidak pernah dilahirkan (ketemu gede), umurnya remaja selalu, ucapannya mendamaikan hati
(5) minum pada gelas mas (6) Pakaiannya sutera asli (6). Tak ada pembatasan seperti
kenyang atau puas, unlimited.

Ketika orang saleh memasuki surga, para malaikat berparade menonton orang saleh
memasuki surga seraya terus menerus bertasbih memuji Allah, bahkan para malaikat
mengucapkan kalimat :Alhamdu lillahi rabbil alamin” (QS. Al-Zumar [39] : 75)

Adapun ashab asy-Syimal tetap dalam keadaan telanjang. Mereka memasuki neraka wail,
saqar, jahim, atau jahanam, tergantung kepada jumlah dosa yang dilakukannya. Orang yang
rajin shalat tetapi shalatnya tidak fungsional dalam memperbaiki akhlak akan dimasukkan ke
dalam neraka Wail, orang yang sama sekali tidak pernah shalat akan dimasukkan ke neraka
Saqar, orang yang tidak pernah shalat dan hobi berbuat maksiat dimasukkan ke dalam neraka
Jahim, para tokoh maksiat dan thagut akan dimasukkan ke neraka Jahanam, sedangkan orang-
orang munafik akan dimasukkan ke dalam neraka Jahanam yang paling dasar.

4. Potensi yang Dimiliki Manusia

Dari sisi fisik, manusia adalah makhluk yang paling baik arsitekturnya, penampilannya atau
performence-nya. Manusia pun memiliki otak yang lebih besar dari pada hewan, sehingga
lebih memiliki peluang untuk menyimpan memori lebih banyak.

Adapun dari sisi ruhani, manusia memiliki potensi yang baik dan potensi yang buruk, yakni
sebagai berikut :

 Asy-syahawat (‫)الشهوات‬: Kemauan (willingness). Syahwat bukan hanya nafsu birahi atau
nafsu seks, tetapi meliputi segala kemauan, baik kemauan kepada lawan jenis, anak
maupun harta dan tahta (QS. 3 : 14). Kemauan inilah yang mendorong manusia untuk
berkreasi melahirkan banyak produk, baik produk material maupun nonmaterial sehingga
dunia menjadi ramai. Seandainya manusia tidak memiliki syahwat seperti malaikat, maka
dunia pasti sepi; tidak ada kendaraan, rumah yang bagus, beragam busana, juga tidak akan
ada persaingan.
 Adz-Dzauq (‫ )الذوق‬: perasaan, emosi (feeling) sehingga manusia bisa merasa gembira,
sedih, suka, benci, dll. Perasaan benci harus ada dalam hati kita tetapi benci kepada hal-hal
yang sepatutnya dibenci, misalnya benci kemaksiatan. Seandainya tidak ada dzauq, pasti
tidak ada dunia hiburan, permainan-permainan, dan tidak akan ada tawa dan tangis.
 Al-Fikr (‫)الفكر‬ : pemikiran (thinking) sehingga manusia dapat melahirkan sains dan
teknologi. Istilah logis, rasional, bernalar adalah istilah-istilah yang berhubungan dengan
berpikir (al-fikr). Akan tetapi tidak semua yang rasional itu benar, juga sebaliknya, sesuatu
yang benar kadang-kadang sulit difahami rasio.
 Al-Aql (‫ )العقل‬: akal adalah nurun fi al-qalbi yufarriqu bain al-haq wa al-bathil” akal
adalah cahaya di dalam hati yang dapat memisahkan mana benar, mana salah. Karena
cahaya (nur, nurani) maka kata akal kadang disebut akal nurani. Perlu dibedakan antara
berpikir dan berakal. Berpikir adalah proses mencari jawaban. Jawabannya benar atau
salah, itu soal lain. Setiap orang pasti berpikir termasuk para perampok sebelum beraksi.
Adapun berakal adalah berpikir mencari jawaban, serta memilah haq dan batil. Semua
orang bisa berpikir tetapi tidak semua orang bisa menggunakan akalnya. Para cendikiawan
yang tidak menggunakan akal nuraninya dikatakan “afala ta’qilun (apakah kamu tidak
menggunakan akal?).
 Fitrah (‫ )الفطرة‬: Kata fitrah berasal dari fathara yang artinya, ciptaan, suci dan seimbang,
fitrah adalah menghadap kepada kebenaran dan kesiapan untuk menggunakan pikirannya.
Jadi, meskipun manusia memiliki potensi buruk, tetapi ia lebih cenderung kepada
kebaikan. “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang
menjadikan dia Yahudi, Nashrani atau Majusi” (Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu
Hurairah).
 Hanief\ (‫( )الحنيف‬QS. Ar-Rum [30] : 30: ialah lurus kepada Allah. Jika tidak terpengaruh
oleh setan yang menggodanya, manusia pasti akan terus lurus menuju Allah, rida Allah,
syorga.
 Dhaluman Jahula (‫( )ظلوما جهوال‬QS.: Ah-Ahzab [33] : 72.) Dhaluman ialah potensi
untuk menzalimi diri sendiri. Walaupun ia sudah mengetahui bahwa sesuatu itu buruk bagi
dirinya, tetapi toh ia kerjakan juga. Dan Jahula yakni suka bertindak bodoh. Misalnya
seseorang mengetahui bahwa menikah itu baik sedangkan berzina itu tercela, anehnya
banyak orang yang memilih berzina dari pada menikah.
 Halu’a (‫( )هلوعا‬QS. Al-Ma’arij [70] : 19 – 22 ). Halu’a ialah berkeluh kesah (jazu’a) lagi
kikir (manu’a). Apapun yang terjadi pada dirinya, direspon dengan keluh kesah.
Jangankan ketika mendapat mushibah, bahkan ketika diberi nikmat pun tetap keluh kesah.
Contoh : Seorang mahasiswa mendapat nilai AB (3,5) dalam matakuliah Pendidikan
Agama Islam. Ia berkeluh kesah karena khawatir nilai indek prestasi kumulatifnya tidak
mencapai 3,6 (tidak cumlaude) . Apa yang ia lakukan ? mungkin ia akan mengejar nilai
yang lebih baik dalam matakuliah yang lain. Itu baik.
 Ajula (‫( )عجوال‬QS. Al-Isra [17] : 11), yakni bersifat tergesa-gesa. Ingin cepat jadi, ingin
cepat melihat bukti, dan ingin cepat dikabulkan doanya, tidak sabar. Di dalam hadits dari
Abu Hurairah riwayat Imam Muslim perihal ‘ajula diilustrasikan tentang seseorang yang
berkata “Aku sudah berdoa berkali-kali tetapi rupanya tidak diijabah lalu dia pun berputus
asa, dan tidak lagi berdoa”.

5. Eksistensi Manusia

Eksistensi manusia akan dijelaskan per poin, dimulai dari definisi manusia hingga musuh
manusia.

a. Definisi Manusia : Di dalam Alqur’an disebut basyar, bani Adam, insan dan an-Nas
yakni salah satu spicies makhluk hidup yang diciptakan oleh Allah dari tanah sebagai
makhluk biologis, sosial dan spiritual, atau makhluk yang memiliki tubuh, nafsu dan
akal.
b. Kedudukan Manusia : Kedudukan manusia adalah sebagai Abid atau hamba Allah.
Semua manusia tanpa terkecuali berkedudukan sebagai hamba bukan sebagai tuan
sedangkan yang berkedudukan sebagai tuan hanyalah Allah swt. Sebagai hamba
Allah, manusia harus selalu siap melayani Allah, siap beribadah kepada Allah dan
tidak beribadah kepada selain Allah.
c. Peran Manusia : Peran manusia sebagai khalifah fil ardl, yakni penguasa dalam
mengelola bumi. Sebagai khalifah, manusia adalah wakil Allah di muka bumi.
Sebagai wakil Allah maka manusia wajib melaksanakan tugas sesuai dengan petunjuk
Allah. Amanah ini sebenarnya telah ditawarkan oleh Allah kepada langit, bumi dan
gunung-gunung tetapi mereka semua menolaknya. Kemudian amanah ini diambil oleh
manusia (QS. Al-Ahzab [33] : 72). Sebagai khalifah, keberadaan seseorang harus
dirasakan manfaatnya bagi orang lain, karena sebaik-baiknya manusia ialah orang
yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Semakin banyak memberikan
manfaat, semakin tinggi nilai kemanusiaannya. Semakin tidak memberikan manfaat,
semakin jatuhlah eksistensinya. Apabila seseorang panjang umurnya dan baik
amalnya, itu lebih baik. Hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Sofwan Abdullah ibn
Basyar al-Aslamy : Rasulullah bersabda : “ Sebaik-baiknya orang adalah orang
yang panjang umurnya dan baik amalnya”.
d. Visi Manusia : Visi adalah gambaran besar tentang cita-cita masa depan yang harus
diraih. Semua muslim harus memiliki visi fi dunya hasanah wa fil akhirati hasanah.
Ukurannya adalah sejauh mana dia berusaha menegakkan nilai-nilai Alqur’an di muka
bumi. Capaian di dunia berupa gelar akademik, jabatan, dan harta hanyalah batu
loncatan, bukan tujuan akhir. Sungguh sangat rugi jika capaian yang bersifat duniawi
itu tidak berubah menjadi pahala. Dalam hal ini perlu disadari bahwa dunia ini bagi
orang kafir adalah masa panen sedangkan dunia bagi orang muslim adalah masa
menanam. Dunia bagi orang kafir adalah surga yang serba boleh, sedangkan bagi
muslim, dunia ini bagai penjara, banyak hal yang dilarang. Selain itu perlu juga
dimengerti bahwa kebahagiaan dunia adalah “tathmainnul qulub” yakni ketenangan
hati. Jika hati merdeka dan tenang karena beriman kepada Allah, itulah sukses dunia.
e. Misi manusia : Misi manusia adalah untuk beribadah kepada Allah swt. :”Dan kami
tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu”. (al-
Dzariyat [51] : 56). Beribadah artinya melakukan aktivitas lahir batin yang sesuai
dengan kehendak Allah, baik ibadah ritual maupun ibadah mu’amalah. Ibadah
muamalah ini adalah mengelola bumi dan segala isinya, baik sumber daya insani
maupun sumber daya alam untuk kesejahteraan umat manusia. Indikator Khalifah
adalah bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi orang banyak. Jika manusia
tidak mampu mengelola bumi untuk kebaikan, malah ia berbuat fasad (kerusakan)
baik di darat, laut maupun di udara, dapat dikatakan manusia itu telah gagal
melaksanakan misinya. Kelak ia akan berhadapan dengan “meja hijau” di pengadilan
akhirat. Tak ada satupun yang bisa menolongnya.
f. Tujuan Hidup Manusia: Tujuan hidup manusia adalah Mardhatillah atau mencapai
rida Allah. Apabila seseorang bergelar profesor doktor, berpangkat jenderal,
berkedudukan tinggi dan dihormati orang banyak, rumah mewah, mobil mahal,
deposito melimpah, bahkan masuk ke dalam deretan orang-orang hebat dengan
sejumlah bintang jasa, tetapi jika pada akhir kematiannya tidak diridai Allah swt, pasti
rugi, celaka dan penuh penyesalan. Semua harta kekayaan dan hasil usahanya sia-sia
dan takkan dapat menolongnya.
g. Strategi Hidup : Ialah menjadikan seluruh aktivitas hidup, dari mulai bangun tidur
sampai tidur lagi sebagai ibadah. Kita harus menjadikan bangun tidur, mandi,
berpakaian, makan dan minum, kuliah, bekerja, olahraga, hiburan, berorganisasi dan
lain sebagai ibadah dan berpahala. Sungguh amat rugi jika akitivitas kita tidak
dijadikan sebagai ibadah.
h. Target Hidup : Target hidup mukmin adalah menjadi insan taqwa, yakni kumulatif
antara iman, Islam dan Ihsan. Imam adalah akidah yang kokoh dan lurus, Islam adalah
taat melaksanakan syari’ah ibadah, sedangkan ihsan adalah berakhlak mulia, baik
dalam hablum minallah, hamblum minannas, maupun hablum minal ‘alam). Taqwa
berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayatan yang artinya hidup hati-hati. Orang taqwa
adalah orang yang senantiasa berhati-hati dalam segala hal, baik dalam melakukan
ibadah mahdhah maupun mu’amalah. Aktivitas yang termasuk ibadah mu’amalah
adalah kegiatan politik (siyasah), ekonomi (iqtishadiyah), kebudayaan (Tsaqafah),
Pidana (hudud wa al-qishash), serta pertahanan (adh-Dhifa’). Jika semua itu
dilakukan dengan hati-hati, disebutlah manusia taqwa. Orang yang bertaqwa
bukanlah orang yang tidak pernah berbuat salah, tetapi jika dia berbuat salah pun
bukan karena kecerobohan, tetapi setelah berhati-hati. Dan setelah itu ia langsung
bertaubat, tidak menangguhkannya.
i. Buku Panduan manusia: Supaya manusia bisa mencapai visi, mampu laksanakan
misi, serta sanggup mencapai tujuan dan target perjuangan perlu memiliki SOP
(Standard Operasional Prosedure) atau manhaj yang tiada lain adalah Alqur’an dan
Sunnah Rasulullah saw. “Katakan, jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku
(nabi). Nabi bersabda :”Aku tinggalkan dua pusaka padamu, jika kamu berpegang
teguh kepada keduanya, sampai kapanpun kamu tidak akan tersesat, yakni kitab
Allah, Alqur’an serta sunnah rasulullah saw”. Menanggalkan SOP pasti akan banyak
menuai kesulitan. Neraca amalnya di akhirat kelak, pasti kacau dan tak dapat
dipertanggung jawabkan meskipun selama di dunia, ia mendapat puluhan bintang
jasa dan sederet penghargaan, namun tetap saja ia masuk neraka yang panasnya tiada
terkira. Naudzubillahi min dzalik.
j. Objek yang dicari Manusia : ialah untuk mencapai kebahagiaan akhirat dengan
tidak melupakan kehidupan dunia. Jika orang kafir mencari dunia dengan melupakan
akhirat, sedangkan mukmin adalah mencari akhirat dengan tidak melupakan dunia.
k. Ujung Kehidupan: adalah bertemu dengan Allah SWT. Itulah kebahagiaan yang
maha absolut, suatu pertemuan yang sangat didambakan oleh setiap mukmin.
l. Musuh manusia : Musuh manusia adalah setan, baik setan jin maupun setan manusia.
Setan akan selalu merintangi manusia untuk mencapai derajat taqwa. Permusuhan
antara manusia dengan setan telah diketahui dari panggung sejarah pementasan kisah
Adam, Hawa, setan Iblis dan buah khuldi, seharusnya tidak dilupakan tetapi harus
terus diingat dan dijadikan pelajaran berharga.

Anda mungkin juga menyukai