Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK

(BEST PRACTICE)

IDENTIFIKASI PERMSALAHAN KUMUH DI KELURAHAN


SEMBUNG
KABUPATEN TULUNGAGUNG
PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK KE
(BEST PRACTICE)

Sosialisasi Target KOTAKU di Tahun 2021

Nama Kegiatan : Sosialisasi target KOTAKU di Tahun 2021


Jumlah Peserta : 5 Orang
Unsur Peserta : (Lurah , LPM, BKM), Tim Faskel
Keterangan : Hasil kegiatan Sosialisasi adalah Pemahaman Pemerintah Desa terkait prioritas
penyelesaian kekumuhan sesuai SK Bupati.
PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE)

Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) menitikberatkan bagaimana


menciptakan permukiman layak huni dengan pendekatan SEL (Sosial Ekonomi,
Lingkungan) yang di tingkatan kelurahan / desa menempatkan Kepala Desa / Lurah
sebagai ”nahkoda” dalam upaya menuntaskan kumuh yang berkelanjutan. Demikian
halnya di Kelurahan Sembung Kecamatan Tulungagung.

Wilayah Kelurahan Sembung adalah berada di sepanjang aliran sungai


termasuk lokasi di perkotaan yang padat penduduk. Sejalan dengan target pencapain
bebas kumuh & mencegah adanya lokasi tidak kumuh menjadi kumuh, maka mulai
perencanaan, pelaksanaan & pengawasan dengan melalui rembug dengan melibatkan
seluruh elemen masyarakat, Lurah, BKM & Masyarakat.
TERIMA KASIH
PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK
(BEST PRACTICE)
BKM SEMBUNG MELIBATKAN PEMERINTAH DESA
DALAM MENANGANI KEMACETAN DANA BERGULIR

Peran serta Lurah bago dalam upaya mengatasi kemacetan


PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE)

Dalam penanganan kredit macet, petugas UPK saat ini


merupakan pihak yang paling berperan secara teknis dalam penyelesaian
masalah tersebut. Mereka merupakan pihak yang rutin berhubungan
langsung dengan kelompok masyarakat penerima manfaat dan memantau
tingkat kelancaran pengembalian dana pinjaman, sehingga cara- cara
mereka dalam menangani permasalahan tersebut sangat berpengaruh
dampaknya terhadap kasus tersebut.
UPK selama ini masih berlindung dibalik rasa kemanusiaan yang
harus dijunjung dalam menghadapi kelompok masyarakat yang terdiri dari
rumah tangga miskin dalam penanganan kasus tunggakan tersebut,
sehingga cara yang di gunakan adalah cara- cara yang diharapkan
memberikan solusi yang terbaik agar kelompok yang bermasalah tersebut
dapat membayar, dan tanpa unsur kekerasan maupun pemaksaan.
Kunjungan / teguran ke kelompok yang bermasalah tersebut, tanpa
melibatkan pemerintah desa / kelurahan terkadang tidak membuahkan
hasil
.
Teguran kepada KSM yang macet dengan melibatkan
Pemerintah Desa (lurah/kepala desa) dengan memberikan pemanggilan
kepada KSM yang macet secara tidak langsung telah memberikan sebuah
sanksi sosial kepada kelompok yang bermasalah. Diperlukan kerjasama
yang sangat baik antara BKM & Pemerintah desa / kelurahan.
Ketegasan dalam penanganan masalah tunggakan perlu
dilakukan, meskipun pinjaman bergulir di UPK BKM merupakan program
pemberian kredit lunak tanpa agunan, hal ini guna menciptakan
kedisiplinan di masyarkat, serta rasa tanggung jawab dan kepedulian yang
tinggi. Masyarakat penerima manfaat juga harus memahami, bahwa dana
yang dipinjamkan harus dikembalikan karena kemudian akan di salurkan
kembali kepada kelompok masyarakat lain yang sedang membutuhkan.
Bukan berarti mengesampingkan rasa kemanusiaan, akan tetapi
kemudian jangan sampai rasa kemanusiaan tersebut menjadi sebuah
toleransi yang berlebihan, atau permasalahan tunggakan tersebut akan
semakin sulit tertangani.

TERIMA KASIH
PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK
(BEST PRACTICE)
PERAN KELOMPOK MASYARAKAT (POKMAS) DALAM KEGIATAN
KOLABORASI PENANGANAN KUMUH DI KELURAHAN BAGO

Drainase Lingkungan untuk mengatasi masalah kekumuhan di wilayah RT02 RW03 LK III Bago
PENGELOLAAN PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE)

Kolaborasi di prgram Kotaku adalah sebuah pendekatan yang


digunakan untuk mengoptimalkan peran para pihak dalam penanganan
kawasan kumuh. Permasalahan kumuh bukan hanya tanggung jawab
program KOTAKU, tetapi melibatkan seluruh stakeholder / OPD yang ada
untuk bersama-sama menyelesaikan masalah kekumuhan. Kolaborasi dapat
dilakukan di tahap persiapan, pelaksanaan atau keberlanjutan program.
Melalui pendekatan kolaborasi penanganan kumuh lebih fokus & terarah,
sehingga berdampak pada pengurangan kumuh.
Salah satu kolaborasi dalam penaganan kumuh di kelurahan Bago
adalah dengan melibatkan Pokmas (Kelompok Masyarakat). Tidak semua
kelurahan/desa di Tulungagung mendapat dana dari KOTAKU misalnya
BPM, CFW, Skala Kawasan atau yang lain. Tetapi percepatan penyelesaian
permasalahan kumuh harus tetap dilaksanakan, dan menjadi tanggung
jawab semua pihak.
.
Pemerintah kelurahan sebagai nahkoda dalam mengurangi
kekumuhan di tingkatan kelurahan, bisa menyuarakan masalah
kekumuhan pada program Musrenbang atu membuat proposal kegiatan
yang bisa di ajukan ke OPD atau CSR dengan melibatkan pengurus BKM ke
Tim Pokmas kelurahan
Penyelenggaraan pembentukan pokmas dilakukan melalui
musyawarah yang melibatkan Lurah, perangkat kelurahan, RT, RW, tokoh
masyarakat serta organisasi masyarakat (BKM).
Kegiatan pembangunan sarana & prasarana di keluraan Bago di
lakukan penyepakatan dalam menentukan lokasi yang akan direncanakan
& dilaksanakan berdasarkan skala prioritas hasil tinjauan lokasi antara
Pokmas & LPM. Pokmas membuat perencanaan Rencana Anggaran Biaya
pada masing masing lokasi yang telah disepakati dengan berpatokan pada
alokasi anggaran yang tersedia. Perencanaan kontruksi & Rencana
Anggaran Biaya harus mendapat persetujuan dari kepala kelurahan.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai