Disusun oleh :
Durahman
21.156.03.11.039
b) Fase aktif
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau
lebih). Dari pembukaan 4 cm hingga pencapaian pembukaan lengkap
atau 10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm/jam
(nuipara atau primigravida) atau lebih dari 1 cm hingga 2 cm
(multipara). Terjadi penurunan bagian terbawah janin.
b. Kala II :
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya
bayi. Kala II juga disebut sebagai kala pengeluaran bayi. Proses ini
biasanya berlangsung 2 jam pada primi dan 1 jam pada multi.
c. Kala III :
Dimulai segera setelah lahir sampai lahirnya plasenta dan selaput
ketuban, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit.
d. Kala IV :
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam setelah post partum
2. Penyebab
Penyebab timbulnya persalinan sampai sekarang belum diketahui secara
pasti/jelas. Terdapat beberapa teori antara lain :
a. Penurunan kadar progesteron :
Progesteron menimbulkan relaksasi otot-otot rahim, sebaliknya estrogen
meninggikan kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat
keseimbangan antara kadar progesteron dan estrogen didalam darah,
tetapi pada akhir kehamilan kadar progesteron menurun sehingga timbul
his.
b. Teori oxytocin :
Pada akhir kehamilan kadar oxytocin bertambah. Hal tersebut
menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.
c. Keregangan otot-otot :
Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila
dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka timbul
kontraksi untuk mengeluarkan isinya. Demikian pula dengan rahim,
maka dengan majunya kehamilan makin teregang otot-otot dan otot-otot
rahim makin rentan.
d. Teori prostaglandin :
Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua atau placenta, disangka
menjadi salah satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan
menunjukkan bahwa prostaglandin F2 dan E2 yang diberikan secara intra
vena, intra dan extraamnial menimbulkan kontraksi myometrium pada
setiap umur kehamilan. Hal ini juga di sokong dengan adanya kadar
prostaglandin yang tinggi baik dalam air ketuban maupun darah perifer
pada ibu-ibu hamil sebelum melahirkan atau selama persalinan.
3. Tanda-tanda persalinana
a. Ibu merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)
b. Perineum menonjol (perjol)
c. Vulva vagina membuka (vulka)
d. Adanya tekanan pada spincter anus (teknus)
e. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat.
f. Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir.
g. Kepala telah turun didasar panggul.
h. Ibu kemungkinan ingin buang air besar
b. Passageway
Jalan lahir terdiri atas tulang pelvis dan jaringan lunak serviks, lantai
pelvis, dan intoritu. Otot-otot pada lantai pelvis memberikan kontribusi
yang besar pada saat melahirkan janin, sedangkan pelvis ibu berperan
penting saat proses persalinan.
c. Power
Kontraksi volunteer dan involunter harus dikombinasikan oleh ibu untuk
mendorong janin dan plasenta keluar dari uterus. Kontraksi involunter
uterus disebut tenaga primer, sebagai tanda bahwa persalinan dimulai.
Pada saat terjadi kontraksi involunter yang perludi perhatikan
adalah frekuensi kontraksi, lamanya kontraksi, dan intensitas
kontraksi tersebut.
d. Position
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomis dan fisiologis
terhadap persalinan. Posisi tersebut adalah : berdiri, berjalan, duduk,
dan berjongkok. Posisi-posisi tersebut dapat mempercepat turunnya
janin, menurunkan tekanan terhadap tali pusat dan menurunkan tekanan
pada pembuluh darah (vena cava ascending dan vena cava descending) di
tulang belakang.
e. Psikology
Kondisi ibu dan prilaku yang ditampilkan, akan menggambarkan
tipe dukungan yang dibutuhkan. Faktor-faktor yang perlu dikaji antara
lain : Interaksi verbal, bahasa tubuh, kemampuan persepsi, dan tingkat
ketidaknyamanan.
5. Mekanisme persalinan
Pada posisi presentasi vertex (posisi normal) mekanisme persalinan
terdiri dari tujuh gerakan utama (the seven cardinal) yaitu :
a. Engagement : saat kepala janin masuk ke rongga pelvis
b. Descent : kemajuan bagian presentasi ke rongga pelvis
c. Fleksi : pada saat kepala janin turun dan mendapat tahanan dari serviks,
dinding pelvis, atau lantai pelvis, terjadilah fleksi secara normal dan dagu
semakin mendekat/bersetuhan dengan dada janin
d. Rotasi internal : dimulai di spina ichialis dan terjadi sempurna apabila
bagian presentasi mencapai rongga pelvis bagian bawah
e. Ekstensi : saat kepala janin mencapai perineum, terdefleksi di anterior
perineum. Bagian occiput lewat di bawah simphisis pubis dulu,
kemudian kepala terekstensi : pertamaoccuput, kemudian wajah dan
diakhirnya dagu.
f. Restitusi dan rotasi eksternal setelah melahirkan kepala,
kemudian dilakukan rotasi singkat untuk menyesuaikan dengan rotasi
janin yang masih ada di dalam rongga pelvis. Rotasi eksternal terjadi
pada saat bahu turun dan dilakukan maneuver yang sama seperti pada
saat melahirkan kepala
g. Ekspulasi : setelah bahu dilahirkan, kepala dan bahu diangkat ke atas
tulang pubis ibu dan tubuh bayi dilahirkan dengan gerakan fleksi lateral
searah simphisis pubis. Bayi dilahirkan dengan sempurna. Ini adalah
akhir dari proses persalinan tahap kedua, dan catat waktu yang
diperlukan untuk proses ini.
f. Riwayat Obstetria
a) Riwayat haid
Ditemukan amenorhea (aterm 38-42 minggu), prematur kurang dari
37 minggu
b) Riwayat kebidanan
Adanya gerakan janin, rasa pusing, mual muntah, dan lain-lain. Pada
primigravida persalinan berlangsung 13-14 jam dengan
pembukaan 1cm/jam, sehingga pada multigravida berlangsung 8
jam dengan 2 cm/jam.
i. Pemeriksaana
a) Pemeriksaan umum meliputi :
(a) Tinggi badan dan berat badan
Ibu hamil yang tinggi badanya kurang dari 145 cm terlebih pada
kehamilan pertama, tergolong resiko tinggi karena kemungkinan
besar memiliki panggul yang sempit. Berat badan ibu perlu
dikontrol secara teratur dengan peningkatan berat badan selama
hamil antara 10–12 kg.
(b) Tekanan darah
Tekanan darah diukur pada akhir kala II yaitu setelah anak
dilahirkan biasanya tekanan darah akan naik kira-kira 10 mmHg
(c) Suhu badan nadi dan pernafasan
Pada penderita dalam keadaan biasa suhu badan antara 360-370
C, bila suhu lebih dari 3750C dianggap ada kelainan. Kecuali
bagi klien setelah melahirkan suhu badan 3750C-3780C masih
dianggap normal karena kelelahan. Keadaan nadi biasanya
mengikuti keadaan suhu, Bila suhu naik keadaan nadi akan
bertambah pula dapat disebabkan karena adanya perdarahan.
Pada klien yang akan bersalin pernafasanannya agak pendek
karena kelelahan, kesakitan dan karena membesarnya perut,
pernafasan normal antara 80-100x/menit, kadang
meningkat menjadi normal kembali setelah persalinan, dan
diperiksa tiap 4 jam
b) Pemeriksaan fisik
(a) Kepala dan leher
Terdapat adanya cloasma gravidarum, terkadang adanya
pembengkakan pada kelopak mata, konjungtiva kadang pucat,
sklera kuning, hiperemis ataupun normal, hidung adapolip atau
tidak, caries pada gigi, stomatitis, pembesaran kelenjar.
(b) Dada
Terdapat adanya pembesaran pada payudara, adanya
hiperpigmentasi areola dan papila mamae serta ditemukan
adanya kolustrum.
(c) Perut
Adanya pembesaran pada perut membujur, hyperpigmentasi
linea alba/nigra, terdapat striae gravidarum.
Palpasi : usia kehamilan aterm 3 jari bawah prosesus xypoideus,
usia kehamilan prematur pertengahan pusat dan prosesus
xypoideus, punggung kiri/punggung kanan, letakk epala,
sudah masuk PAP atau belum. Adanya his yang makin lama
makin sering dankuat.Auskultasi : ada / tidaknya DJJ, frekuensi
antara 140–160 x/menit.
(d) Genetalia
Pengeluaran darah campur lendir, pengeluaran air ketuban.
Bila terdapat pengeluaran mekonium yaitu feses yang
dibentuk anak dalam kandungan, menandakan adannya
kelainan letak anak. Pemeriksaan dalam untuk mengetahui
jauhnya dan kemajuan persalinan, keadaan servic, panggul
serta keadaan jalan lahir.
(e) Ekstremitas
Pemeriksaan oedema untuk melihat kelainan-kelainan
karena membesarnya uterus, karena pre eklamsia atau karena
penyakit jantung/ginjal. Ada varises pada ekstremitas bagian
bawah karena adanya penekanan dan pembesaran uterus
yang menekan vena abdomen.
c) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah meliputi hemoglobin, faktor Rh, jenis penentuan,
waktu pembekuan, hitung darah lengkap, dan kadang- kadang
pemeriksaan serologi untuk sifilis.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Kala I
a) Ansietas
b) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
c) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
aktif
d) Hambatan mobilisasi fisik berhubungan dengan nyeri
e) Gangguan eliminasi urine :
(a) Penurunan asupan cairan
(b) Tirah baring
(c) Kurang privasi
f) Risiko cidera
g) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ventilasi-pervusi
b. Kala II
a) Risiko cedera
b) Harga diri rendah situasional berhubungan dengan gangguan cutra
tubuh
c) Ketidakefektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam
pola melepaskan ketegangan
d) Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
e) Ansietas
c. Kala III
a) Ketidak efektifan koping berhubungan dengan gangguan dalam pola
melepaskan ketegangan
b) Ansietas
c) Risiko kekurangan volume cairan berubungan dengan kehilangan
volume cairan aktif
d. Kala IV
a) Keletihan berhubungan dengan peningkatan kelelahan fisik
b) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
volume cairan aktif
c) Risiko cedera
d) Gangguan proses keluarga berhubungan dengan pergeseran peran
keluarga
e) Ketidakefektifan pemberian ASI
3. Perencanaan Keperawatan
a. Kala I
Tujuan perencanaan pada kala I adalah sebagai berikut :
a) Kemajuan persalinan berlangsung dengan normal
b) Ekspresi ibu puas terhadap dukungan yang diberikan
c) Kooperatif selama persalinan
d) Status hidrasi adekuate. Tidak terjadi distensi kandung kemih.
Menciptakan perasaan aman dan nyaman
c. Kala III
Tujuan perencanaan yang dilakukan pada klien kala III adalah agar
tercapai hal-hal berikut ini :
a) Plasenta lahir normal
b) Perdarahan kurang dari 500 cc
c) Kontraksi kuat
d) Koping (penyesuaian) keluarga terhadap ibu efektif
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang sudah
direncanakan.
5. Evaluasi Keperawatan
Persalinan berjalan dengan baik tanpa komplikasi
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, T. (2011). Asuhan keperawatan maternitas, anak, bedah, dan penyakit dalam.
Yogyakarta : Nuha Medika.
Supanik, & Santoso. (2002). Laporan hasil praktek klinik keperawatan maternitas di
ruangbersalin RSUD Tambak Rejo. Surabaya.