Anda di halaman 1dari 15

METODE PENYELESAIAN AYAT-AYAT

YANG TAMPAK KONTRADIKTIF

Mhd. Idris
UIN Imam Bonjol Padang
Email: mhdidris987@gmail.com

‫اﻟﻣﻠﺧص‬

‫ و‬.‫ ﻓﻼ ﻳﻮﺟﺪ ﻓﻴﻪ اﺧﺘﻼف ﻛﺜﲑ وﻻ ﺗﻌﺎرض ﺑﲔ أﻳﺎ ﺎ‬،ّ‫إن أﻳﺎت اﻟﻘﺮآﻧﻴّﺔ ﻛﻠّﻬﺎ ﻣﻦ اﷲ ﻋّﺰ وﺟﻞ‬
‫إذا ﺑﺪا ﺗﻌﺎرض ﺑﲔ ﻧﺼّﲔ ﻣﻦ ﻧﺼﻮص اﻟﻘﺮآﻧﻴّﺔ ﻓﺈﳕّﺎ ﺗﻌﺎرض ﻇﺎﻫﺮي ﻓﻘﻂ ﲝﺴﺐ ﻣﺎ ﻳﺒﺪو‬
‫ ﻓﻠﺬاﻟﻚ اﺧﺘﻠﻒ اﻟﻌﻠﻤﺎء ﰲ ﻓﻬﻢ اﻷﻳﺎت اﻟﻘﺮآﻧﻴّﺔ اﳌﺘﻌﺎرﺿﺔ‬.‫ وﻟﻴﺲ ﺑﺘﻌﺎرض ﺣﻘﻴﻘﻲ‬،‫ﻟﻌﻘﻮﻟﻨﺎ‬
‫ ﻓﺬﻫﺐ ﲨﻬﻮر اﳊﻨﻔﻴّﺔ إﱃ اﻟﻘﻮل ﺑﺄﻧﻪ إذا ﻇﻬﺮ ﻟﻠﻤﺠﺘﻬﺪ ﺗﻌﺎرض اﻟﺪﻟﻴﻠﲔ ﻓﻠﻪ‬.‫ﻋﻠﻰ ﻇﻮاﻫﺮﻫﺎ‬
‫ اﳉﻤﻊ‬:‫ واﻟﺜﺎﻟﺚ‬،‫ اﻟﱰﺟﻴﺢ‬:‫ ﰒّ اﻟﺜﺎﱐ‬،‫ اﻟﻨﺴﺦ‬:‫ اﻷوّل‬:‫اﳋﻄﻮات ﻓﻴﻤﺎ ﻳﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐ اﻟﱰﺗﻴﺐ‬
‫ وذﻫﺐ ﲨﻬﻮر اﻟﻌﻠﻤﺎء إﱃ أن ﺣﻜﻢ‬.‫ ﺗﺴﺎﻗﻂ اﻟﺪّﻟﻴﻠﲔ‬:‫ واﻟﺮاﺑﻊ‬، ‫و اﻟﺘﻮﻓﻴﻖ ﺑﲔ اﳌﺘﻌﺎرﺿﲔ‬
‫ اﳉﻤﻊ‬:‫ اﻷوّل‬.‫ وذﻟﻚ ﺣﺴﺐ اﻟﺘﻔﺎوت ﰲ اﳌﺮﺗﺒﺔ أوﻻ ﻓﺄوّﻻ‬،‫اﻟﺘﻌﺎرض ﺑﲔ اﻷدﻟّﺔ اﻟﺸﺮﻋﻴّﺔ ﻣﺎﻳﻠﻲ‬
‫ ﺗﺴﺎﻗﻂ‬:‫ واﻷﺧﺮ‬،‫ اﻟﻨﺴﺦ‬:‫ واﻟﺜﺎﻟﺚ‬،‫ اﻟﱰﺟﻴﺢ‬:‫ اﻟﺜﺎﱐ‬،‫ﺑﲔ اﳌﺘﻌﺎرﺿﲔ ﺑﺄي ﻧﻮع ﻣﻦ أﻧﻮاع اﳉﻤﻊ‬
.‫اﻟﺪّﻟﻴﻠﲔ‬

‫ ﲨﻬﻮر‬،‫ اﳊﻨﻔﻴّﺔ‬،‫ اﳋﻄﻮات‬،‫ اﻵﻳﺎت اﻟﻘﺮآﻧﻴّﺔ‬،‫ اﻟﺘﻌﺎرض اﻷدﻟّﺔ‬:‫اﻟﻜﻠﻤﺎت اﻟﺮﺋﻴﺴﻴﺔ‬


.‫اﻟﻌﻠﻤﺎء‬

Pendahuluan dan diubah.1 Dengan demikian,


Alquran adalah mukjizat terbesar
Alquran adalah firman Allah
yang diberikan kepada A<khiru al-
yang mutlak benar. Dia berlaku
Anbiy>a’ Muhammad SAW sebagai
sepanjang zaman secara universal.
petunjuk bagi seluruh umat manusia.
Oleh karena itu Alquran mempunyai
Semua ayat Alquran bersumber dari
acuan tersendiri dengan sistematika
Allah SWT yang mengandung ajaran
yang berbeda dari hasil karya
dan pedoman bagi manusia sepanjang
manusia. Gaya bahasa, susunan kata,
dan kalimatnya sudah baku dan
sempurna yang tidak boleh direvisi 1
Nasharuddin Baidan, Metode
Penafsiran al-Qur’an Kajian Kritis terhadap
Ayat-Ayat yang Beredaksi Mirip.
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 5.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 103

zaman. Setiap ayat Alquran pertentangan antara dua hal.2


merupakan prinsip hidup yang Sedangkan kata al-adillah (‫)اﻷدﻟﺔ‬
diyakini kebenarannya oleh setiap
muslim. Oleh sebab itu, tidak adalah bentuk jamak dari kata dali>l,
mungkin adanya gejala kontradiksi sebuah istilah yang mengacu kepada
antara satu ayat dengan ayat lainnya landasan dan pijakan hukum seorang
karena memiliki sumber yang sama mujtahid dalam menetapkan hukum.3
yaitu dari Yang Maha Esa. Menurut Abu> H}a>mid al-
Sejauh penelitian yang Gaza>li definisi ta‘a>rud} secara
dilakukan, ditemukan beberapa ayat- etimologi adalah:
ayat Alquran yang secara lahiriah 4
‫اﻟﺘﻌﺎرض ﻫﻮ اﻟﺘﻨﺎﻗﺾ‬
tampak bertentangan. Walaupun Artinya: ta‘a>rud} itu adalah
pertentangan tersebut hanya bersifat tana>qud} (pertentangan)
lahiriah saja, tetapi membawa
pemahaman yang berbeda-beda di
kalangan para ulama. Untuk itu, 2
Ibn Manz}u>r, Lisa>n al-‘Arab,
tulisan ini akan mencoba membahas (Beiru>t: Da>r al-Ihya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabiy,
tentang definisi dan pandangan t.t.), Jilid 9, hlm. 138. Lihat juga, Ahmad
Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus
ulama tentang ayat-ayat yang secara Arab-Indonesia, (Surabaya: Pustaka
lahiriah tampak kontradiktif. Di Progresif, 1997), hlm. 917.
samping itu, akan dipaparkan metode 3
Dalil secara etimologi berarti
yang mereka terapkan dalam petunjuk kepada sesuatu, baik yang bersifat
menyelesaikan ayat-ayat yang secara materi (h}issy), maupun yang bersifat non-
materi (ma‘nawi), yang baik maupun yang
lahiriah tampak kontradiktif. jelek. Adapun pengertian dalil menurut
terminologi ahli usul fikih dapat dipahami
Definisi Ayat-Ayat yang Secara dari definisi yang dikemukakan oleh Abdul
Lahiriah Tampak Kontradiktif Wahab Khalaf, yaitu:
‫ﻣﺎ ﻳﺴﺘﺤﻞ ﺑﺎﻟﻨﻈﺮ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻓﻴﻪ ﻋﻠﻰ ﺣﻜﻢ ﺷﺮﻋﻲ ﻋﻤﻠﻲ ﻋﻠﻰ‬
Pembahasan tentang ayat-
‫ﺳﺒﻴﻞ اﻟﻘﻄﻌﻲ أو اﻟﻈﲏ‬
ayat yang tampak kontradiktif secara
Sesuatu yang memiiliki pemikiran yang
khusus banyak dikaji oleh para ulama benar, melandasi penetapan hukum
dalam bidang usul fikih. Mereka syari yang bersifat praktis, baik itu
membuat sebuah sub-bahasan yang bersifat pasti maupun yang hanya
tentang dalil-dalil yang secara didasarkan pada dugaan kuat.
lahiriah tampak kontradiktif. Istilah lain dari dalil adalah hujah dan
mas}a>dir al-ah}ka>m. Mas}a>dir secara etimologi
Pembahasan ini biasa disebut dengan adalah bentuk jamak dari kata mas}dar yang
istilah Ta‘a>rud} al-Adillah. berarti sumber, rujukan utama, tempat
Secara etimologi, ta‘a>rud} al- dikembalikan sesuatu. Bila kata ini digabung
adillah terdiri dari dua kata, ta‘a>rud} dengan al-ah}ka>m yang berarti hukum-hukum,
maka maknanya adalah sumber dan rujukan
(‫ )ﺗﻌﺎرض‬dan al-adillah ( ‫اﻷدﻟﺔ‬ ). utama dari hukum, yaitu Alquran dan
Ta‘a>rud} merupakan mas}dar dari kata Sunnah. Lihat, Abdul Wahab Khalaf, ‘Ilmu
Us{u>l al-Fiqh, (Kairo: Da>r al-‘Ilm. 1978), hlm.
ta‘a>rad}a ( ‫ﺗﻌﺎرض‬ ) yang berarti 20-21, bandingkan dengan Nasroen Harun,
Ushul Fiqih, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
berlawanan, berbenturan, 1997), hlm. 16.
4
Abu> H}a>mid al-Gaza>li, al-Mus}t}afa>
Min ‘Ilm al-Us}u>l, (Beiru>t: Da>r al-Kutub al-
‘Ilmiyyah, t,th.), Jilid 2, hlm. 376.
104 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

Definisi ta‘a>rud} yang lain ada yang yang memahami istilah


dikemukakan Abu> H}a>mid al-Gaza>li ta‘a>rud} berbeda dengan tana>qud}.
di atas sangat umum dan global, Tana>qud} membawa implikasi kepada
karena bentuk tana>qud yang pembatalan suatu hukum, sementara
dimaksudnya belum tampak jelas ta‘a>rud} hanya pertentangan yang
sehingga membawa pengertian yang tampak secara lahiriahnya saja dan
sangat luas. Berbeda dengan tidak menghapus hukum di antara
pendapat Abu> H}a>mid al-Gaza>li di dua dalil yang tampak kontradiktif.
atas, Wahbah al-Zuhaili sebagai Secara terminologi, ta‘a>rud}
seorang pakar tafsir, fikih dan usul al-adillah diartikan sebagai
fikih kontemporer mendefinisikan pertentangn antara kandungan salah
ta‘a>rud} secara etimologi dengan: satu dari dua dalil yang sama
derajatnya dengan kandungan dalil
‫اﻟﺘﻌﺎرض ﰲ اﻟﻠﻐﺔ ﻫﻮ إﻋﱰاض ﻛﻞ واﺣﺪ ﻣﻦ‬ yang lain. Sehingga dalam
implikasinya kedua dalil yang
5
.‫اﻷﻣﺮﻳﻦ اﻷﺧﺮ ﻛﺎﻟﺴﺎﻟﺐ واﳌﻮﺟﺐ‬ kontradiktif tersebut tidak mungkin
Artinya: ta‘a>rud secara etimologi dipakai pada satu waktu.
adalah adanya dua hal yang saling Pertentangan itu dapat terjadi antara
kontradiktif, seperti positif dan ayat Alquran dengan Alquran yang
negatif. lain, hadis mutawatir dengan hadis
mutawatir yang lain, hadis ahad
Di dalam kitabnya Us}u>l al- dengan hadis ahad yang lain.7
Fiqh al-Isla>my, Wahbah al-Zuhaili Sebaliknya kontradiksi tersebut tidak
mengemukakan pendapat usu>liyyu>n akan terjadi apabila kedua dalil
yang tidak setuju dengan pendapat tersebut berbeda kekuatannya, karena
sebagian kalangan yang menyamakan pada hakikatnya dalil yang lebih
antara ta‘a>rud} dan tana>qud}. Menurut kuatlah yang diamalkan.
mereka, antara kedua istilah ini Di antara beberapa definisi
terdapat perbedaan yang signifikan. ta‘a>rud} al-adillah menurut beberapa
Tana>qud} membawa implikasi ahli usul Fikih sebagaimana yang
batalnya satu dari dua dalil, dikutip oleh Nasroen Harun adalah:
sedangkan ta‘a>rud hanya 1. Imam Asy-Syauka>ni berpendapat
menghalangi berlakunya hukum yang bahwa ta‘a>rud} al-adillah adalah
dimaksud suatu dalil tanpa suatu dalil yang menentukan
menggugurkan keberadaan dalil itu.6 hukum tertentu terhadap suatu
Berdasarkan beberapa persoalan, sedangkan dalil lain
pendapat di atas, dapat dipahami menentukan hukum yang
bahwa sebagian ulama ada yang berbeda dengan dalil tersebut.
memahami istilah ta‘a>rud} sama 2. Kamal Ibn Al-Huma>m dan At-
dengan tana>qud}. Namun sebagian Tafta>za>ni juga berpendapat
bahwa ta‘a>rud} al-adillah adalah
pertentangan antara dua dalil
5
Wahbah az-Zuhaili, al-Waji>z fi> yang tidak mungkin untuk
Us}u>l al-Fiqh, (Beiru>t: Da>r al-Fikr al- dikompromikan antara keduanya.
Mu‘a>s}ir, 1995), hlm. 243.
6
Wahbah az-Zuhaili, Us}u>l al-Fiqh
7
al-Isla>my, (Damaskus: Da>r al-Fikr, 2006), Wahbah az-Zuhaili, Us}u>l…, hlm.
hlm. 451. 453.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 105

3. Ali Hasballah berpendapat Artinya: ta‘a>rud} adalah


bahwa ta‘a>rud} al-adillah adalah kontradiksi antara dua dalil yang
terjadinya pertentangan hukum mempunyai (kekuatan) yang sama
yang dikandung satu dalil dengan di mana salah satu di antara
hukum yang dikandung dalam keduanya menghendaki kebalikan
dalil lainnya dan kedua dalil dari yang dikehendaki yang lain.
tersebut berada dalam satu
derajat.8 Berdasarkan beberapa definisi
di atas memberikan titik penekanan
Selain pendapat para ulama di yang berbeda, namun dapat
atas, Abdul Wahab Khalaf juga disimpulkan bahwa ta‘a>rud} al-adillah
mendefenisikan ta‘a>rud} secara merupakan pembahasan dua dalil
terminologi dengan: yang sama kedudukannya yang secara
lahiriah tampak saling bertentangan
‫اﻗﺘﻀـﺎء ﻛﻞ واﺣﺪ ﻣﻦ اﻟﺪ ﻟﻴــﻠﲔ ﰱ وﻗـﺖ‬ terhadap permasalahan yang sama
dalam satu waktu. Dengan demikian,
‫واﺣﺪ ﺣــﻜﻤﺎ ﰱ اﻟﻮا ﻗﻌـﺔ ﳜﺎ ﻟﻒ ﻣﺎ ﻳﻘـﺘﻀـﻴﻪ‬ dapat dirumuskan beberapa ciri-ciri
terdapatnya ta‘a>rud} adalah sebagai
9
.‫اﻟﺪ ﻟﻴـﻞ اﻵ ﺧـﺮ ﻓﻴـﻬﺎ‬ berikut:
Artinya: ta‘a>rud} adalah kehendak 1. Terjadinya kontradiksi antara
masing-masing dua dalil pada dua buah dalil
waktu yang sama mengenai suatu 2. Dalil-dalil tersebut mempunyai
hukum dalam satu kasus bertolak kekuatan yang sama
belakang dari apa yang 3. Kontradiksi tersebut berkaitan
dikehendaki oleh dalil yang lain. dengan satu kasus
4. Kontradiksi tersebut terjadi
Definisi yang dikemukakan dalam waktu yang bersamaan
Abdul Wahab Khalaf di atas lebih Hal yang mesti diperhatikan
cenderung menekankan bahwa oleh para ulama menurut Abdul
ta‘a>rud} itu harus terjadi pada waktu Wahab Khalaf adalah tidak terdapat
yang sama. Hal ini berbeda dengan kontradiksi yang sebenarnya antara
pendapat Imam al-Syarakhsy yang dua ayat, atau antara dua hadis sahih,
lebih cenderung menekankan atau antara ayat dengan hadis sahih.
terjadinya ta‘a>rud} itu harus ada pada Apabila tampak ada gejala
dua dalil yang mempunyai derajat kontradiksi antara dua nas diantara
yang sama. Menurutnya ta‘a>rud} al- nas-nas itu maka itu hanyalah
adillah adalah: pertentangan lahiriah saja sesuai
‫ﺗﻘﺎﺑﻞ اﳊﺠﺘﲔ اﳌﺘﺴﺎوﻳﺘﲔ ﻋﻠﻰ وﺟﻪ ﻳﻮﺟﺐ‬ dengan yang tampak kepada akal
kita, bukan pertentangan yang
10
‫ﻛﻞ واﺣﺪ ﻣﻨﻬﻤﺎ ﺿﺪ ﻣﺎ ﺗﻮﺟﺒﻪ اﻻﺧﺮى‬ sebenarnya.11

8 10
Nasrun Harun, Ushul Fiqh…, hlm. Al-Syarakhsy, Us{u>l al-Fiqh, (t.t.
173. Dar al-Kutub al-‘Ilmiah, t.th.), Jilid. 2, hlm.
9
Abdul Wahab Khalaf, ‘Ilm Us}u>l al- 12.
11
Fiqh, ( Kairo: Da>r al-Rasyi>d, 2008), hlm. Abdul Wahab Khalaf, ‘Ilm Us}u>l
212. al-Fiqh…, hlm. 213.
106 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

Apabila dipahami pendapat menghindarkan perbenturan


Abdul Wahab Khalaf di atas maka dalam firman pembuat hukum
dapat dijelaskan bahwa seorang syari. Sedangkan sebagian ulama
mujtahid seharusnya berijtihad jika yang lain membolehkan
menemukan dua dalil yang secara terjadinya perbenturan dua dalil
lahiriah tampak kontradiktif dan yang z}anni> karena tidak ada
mencari metode yang tepat untuk halangan bagi perbenturan
memahaminya. Jika mungkin tersebut selama terbatas pada
menghilangkan kontradiksi yang dalil yang tidak qat}‘i>, seperti
tampak secara lahiriah antara dua yang terjadi pada qiya>s.12
dalil tersebut dengan menghimpun
dan mengkompromikan keduanya Abdul Karim Zaidan dalam
maka demikian lebih utama. Dengan kitabnya al-Waji>z fi> Us}u>l al-Fiqh
demikian, kontradiksi yang tampak mengemukakan bahwa pada
akan dapat dipadukan tanpa prinsipnya tidak mungkin terjadi
mengabaikan hukum ayat yang lain. kontradiksi antara dalil-dalil syarak.
Ta‘a>rud} atau pertentangan dua dalil
Bentuk-bentuk Dalil yang Secara syarak hanya terjadi dalam
Lahiriah Tampak Kontradiktif pandangan mujtahid. Atas dasar ini,
dapat dipastikan bahwa ta‘a>rud}
Para ulama berbeda pendapat hanya terjadi secara lahiriah, bukan
mengenai bentuk dalil apa saja yang secara hakiki dan yang demikian
memungkinkan adanya gejala hanya dalam pandangan mujtahid.
kontradiksi antara satu dengan yang Kadangkala sebagian mujtahid
lain. Perbedaan itu menurut Amir menilai suatu dalil kontradiktif
Syarifuddin antara lain: dengan dalil lain karena terkait
a) Mayoritas ulama mengatakan dengan kekuatan pemahaman
bahwa antara dua dalil yang qat}‘i> mujtahid bersangkutan tentang
tidak mungkin terjadi maksud yang dikandung suatu dalil.13
perbenturan secara lahiriah Perbedaan pendapat para
karena setiap dalil qat}‘i> ulama di atas mengindikasikan
mengharuskan adanya madlu>l bahwa mereka semuanya sepakat
(hukum). Bila dua dalil yang bahwa terjadinya kontradiksi antar
qat}‘i> berbenturan berarti setiap dalil tersebut hanya dalam pemikiran
dalil itu mengharuskan adanya para mujtahid saja, sedangkan dalam
hukum yang saling berbenturan. dalil itu sendiri tidak ada yang
Dengan demikian maka akan kontradiktif. Berdasarkan perbedaan
terjadi dua hal yang saling pendapat tersebut dapat dipahami
meniadakan pihak lain. Hal ini bahwa pertentangan antara dua dalil
tidak mungkin terjadi. ini tidak akan terjadi kecuali kedua
b) Segolongan ulama menolak dalil mempunyai derajat yang sama.
terjadinya perbenturan antara 12
dua dalil yang z}anni> Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh,
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997) hlm.
sebagaimana tidak boleh terjadi 205-206.
perbenturan antara dua dalil yang 13
‘Abdul Karim Zaida>n, al-Waji>z fi>
qat}‘i> dengan tujuan untuk Us}u>l al-Fiqh, (Kairo: Da>r al-Tauzi>‘, 1992),
hlm. 393.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 107

Jika salah satu dari kedua dalil itu fokus tulisan ini hanya membahas
lebih kuat dari yang lainnya, maka ta‘a>rud} antara Alquran dengan
yang diikuti adalah hukum yang Alquran. Di antara contoh perbedaan
dikehendaki oleh dalil yang lebih pendapat ulama mengenai adanya
kuat. Dengan demikian, tidak akan dua dalil Alquran yang dianggap
terjadi kontradiksi antara nas yang kontradiktif tersebut adalah firman
qat}‘i> dengan nas yang z}anni>. Allah swt QS. al-Baqarah ayat 240:
Menurut Imam asy-Sya>t}ibi>
dalam bukunya al-Muwa>faqa>t ً‫وَاﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ﻳـُﺘَـ َﻮﻓـ ْﱠﻮ َن ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ َوﻳَ َﺬرُو َن أَزْوَاﺟًﺎ َو ِﺻﻴﱠﺔ‬
menyatakan bawa kontradiksi itu
bersifat semu, bisa terjadi pada dalil ‫َاج ﻓَِﺈ ْن‬
ٍ ‫َاﺟ ِﻬ ْﻢ َﻣﺘَﺎﻋًﺎ إ َِﱃ اﳊَْﻮِْل َﻏْﻴـَﺮ إِ ْﺧﺮ‬ ِ ‫ﻷزْو‬
qat}‘i> dan dalil yang z}anni> selama
kedua dalil itu berada pada satu
‫َﺧَﺮ ْﺟ َﻦ ﻓَﻼ ُﺟﻨَﺎ َح َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ِﰲ ﻣَﺎ ﻓَـ َﻌ ْﻠ َﻦ ِﰲ‬
derajat. Apabila kontradiksi itu . ‫ُوف وَاﻟﻠﱠﻪُ َﻋ ِﺰﻳٌﺰ َﺣﻜِﻴ ٌﻢ‬
ٍ ‫ُﺴ ِﻬ ﱠﻦ ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻌﺮ‬
ِ ‫أَﻧْـﻔ‬
antara dua dalil dengan kualitas yang
berbeda, seperti kontradiksi antara (240 : ‫)اﻟﺒﻘﺮة‬
dalil yang qat}‘i> dengan yang z}anni>
maka yang diambil adalah dalil yang Artinya: Dan orang-orang yang
qat}‘i>, atau apabila yang kontradiktif akan meninggal dunia di antara
itu adalah ayat Alquran dengan hadis kamu dan meninggalkan isteri,
ahad maka dalil yang diambil adalah hendaklah berwasiat untuk isteri-
Alquran, karena dari segi isterinya, (yaitu) diberi nafkah
periwayatannya ayat-ayat al-Qur`an selama setahun, tanpa menyuruh
bersifat qat}‘i> sementara hadis ahad dia keluar (dari rumah). Akan
bersifat z}anni>. 14 tetapi jika mereka pindah
Berdasarkan penjelasan (sendiri), maka tidak ada dosa
beberapa pendapat ulama di atas bagimu (wali atau waris dari yang
dapat diambil kesimpulan bahwa meninggal) membiarkan mereka
bentuk-bentuk dalil yang kontradiktif berbuat yang ma'ruf terhadap diri
itu adalah: mereka. Dan Allah Maha Perkasa
a) ta‘a>rud} antara Alquran dengan lagi Maha Bijaksana.
Alquran
b) ta‘a>rud} antara sunnah dengan Ayat di atas secara lahiriah
sunnah tampak kontradiktif dengan firman
c) ta‘a>rud} antar sunnah dengan Allah SWT QS. al-Baqarah ayat 234
qiya>s yang berbunyi:
d) ta‘a>rud} antara qiya>s dengan ‫ﺼ َﻦ‬
ْ ‫وَاﻟﱠﺬِﻳ َﻦ ﻳـُﺘَـ َﻮﻓـ ْﱠﻮ َن ِﻣْﻨ ُﻜ ْﻢ َوﻳَ َﺬرُو َن أَزْوَاﺟًﺎ ﻳـَﺘَـَﺮﺑﱠ‬
qiya>s15
‫ُﺴ ِﻬ ﱠﻦ أ َْرﺑـَ َﻌﺔَ أَ ْﺷ ُﻬ ٍﺮ َو َﻋ ْﺸﺮًا ﻓَِﺈذَا ﺑـَﻠَ ْﻐ َﻦ أَ َﺟﻠَ ُﻬ ﱠﻦ‬
ِ ‫ﺑِﺄَﻧْـﻔ‬
Dari empat bentuk dalil yang
tampak kontradiktif tersebut, maka ‫ُﺴ ِﻬ ﱠﻦ‬ِ ‫ﻓَﻼ ُﺟﻨَﺎ َح َﻋﻠَْﻴ ُﻜ ْﻢ ﻓِﻴﻤَﺎ ﻓَـ َﻌ ْﻠ َﻦ ِﰲ أَﻧْـﻔ‬
14
: ‫ )اﻟﺒﻘﺮة‬.ٌ‫ُوف وَاﻟﻠﱠﻪُ ﲟَِﺎ ﺗَـ ْﻌ َﻤﻠُﻮ َن َﺧﺒِﲑ‬ ِ ‫ﺑِﺎﻟْ َﻤ ْﻌﺮ‬
Abu> Ish}a>q Asy-Sya>t}ibi>, Al-
Muwa>faqa>t Fi> Us}u>l al-Syari>ah, (Beiru>t: Da>r (234
al-Kutub al-‘Ilmiyah, 2004), hlm. 795.
15
Totok Jumantoro dan Samsul Artinya: Dan orang-orang yang
Munir Amin, Kamus Ushul Fikih, (Jakarta: meninggal di antara kamu dan
Amzah, 2005), hlm. 313-314.
108 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

meninggalkan istri-istri, Perbedaan pendapat ulama


hendaklah istri-istri itu menahan dalam memahami kedua ayat tersebut
diri selama empat bulan sepuluh dilandasi oleh sudut pandang mereka
hari. Kemudian apabila sudah yang berbeda dalam menggali hukum
sampai iddah mereka, maka tidak yang terkandung di dalamnya.
ada dosa bagimu mengenai apa Sebagian mereka ada yang
yang mereka lakukan terhadap diri memahami bahwa kedua ayat
merreka menurut cara yang patut. tersebut mengatur hukum atas dua
Dan Allah maha mengetahui apa hal sama, sementara menurut
yang kamu kerjakan. sebagian yang lain memahami bahwa
kedua ayat tersebut mengatur hukum
Berdasarkan dua dalil di atas, atas dua hal yang berbeda sehingga
para ulama berbeda pendapat dalam tidak ada kontradiksi di antara
memahami keduanya. keduanya.
a) Sebagian ulama berpendapat
bahwa dua dalil itu Pandangan Ulama dalam
bertentangan. Ayat 240 Menyelesaikan Ayat-ayat yang
menetapkan hukum iddah bagi Secara Lahiriah Tampak Kontradiktif
istri yang kematian suami adalah Para ulama memiliki metode
selama satu tahun, sementara tersendiri dalam menyelesaikan ayat-
ayat 243 menetapkan iddah bagi ayat yang tampak kontradiktif.
istri yang kematian suami adalah Apabila mereka menemukan dua dalil
selama empat bulan sepuluh hari. yang secara lahiriah tampak
Berdasarkan hal tersebut, kontradiktif, maka mereka
menurut pandangan mereka melakukan pembahasan untuk
kedua dalil tersebut saling memadukan keduanya dengan
berbenturan. ketentuan yang telah diatur dalam
b) Ulama lainnya berpendapat kajian usul fikih Jika dua dalil
bahwa dua dalil dalam dua ayat tersebut telah diusahakan
tersebut tidak berbenturan perpaduannya, namun tetap tidak
karena keduanya mengatur menemukan jalan keluar, maka
hukum atas dua hal yang pelaksanaannya dihentikan dan
berbeda. Menurut mereka, ayat mencari dalil yang lain. Para ulama
240 menerangkan kebolehan istri usul fikih telah merumuskan tahapan-
yang ditinggal mati suami untuk tahapan penyelesaian dalil-dalil yang
mendiami rumah suaminya kontradiksi dan bertolak pada suatu
selama satu tahun, sedangakan prinsip yang tertuang dalam kaidah
ayat 234 menyatakan sebagai berikut:
ketidakbolehan istri yang
kematian suami untuk menikah ‫اﻟﻌﻤﻞ ﺑﺎاﻟﺪﻟﻴﻠﲔ اﳌﺘﻌﺎرﺿﲔ اوﱃ ﻣﻦ اﻟﻐﺎء‬
lagi dalam masa empat bulan
sepuluh hari.16
17
‫اﺣﺪﳘﺎ‬

17
Firdaus. Ushul Fiqh (Metode
Mengkaji dan Memahami Hukum Islam
16
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh…, Secara Komprehensi).(Jakarta: Zikrul
hlm. 208. Hakim, 2004) hlm. 198-201.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 109

Artinya: Mengamalkan dua dalil Bentuk kompromi dalam kasus


yang berbenturan itu lebih baik ini adalah dengan menjelaskan bahwa
daripada meninggalkan keduanya. yang dimaksud bersenang-senang
selama satu tahun pada ayat pertama
Menurut Amir Syarifuddin, adalah hak mantan istri untuk tinggal
berdasarkan kaidah di atas dapat di rumah mantan suaminya selama
dirumuskan bentuk-bentuk satu tahun (jika tidak menikah lagi).
penyelesaian dalil-dalil yang Sedangkan masa iddah selama empat
berbenturan serta cara-caranya bulan sepuluh hari dalam ayat yang
sebagai berikut:18 kedua maksudnya adalah sebagai
a) Mengamalkan dua dalil yang batas minimal untuk tidak menikah
kontradiktif, dapat ditempuh lagi selama masa itu.
dengan cara:
i. Jam‘u wa Tawfi>q (kompromi). ii. Takhs}i>s}
Maksudnya adalah Definisi takhs}i>s} menurut
mempertemukan dan mendekatkan beberapa ulama adalah:
dalil-dalil yang diperkirakan ‫ ﻫﻮ إﺧﺮاج ﺑﻌﺾ ﻣﺎ ﺗﻨﺎوﻟﻪ اﻟﻠﻔﻆ‬:‫اﻟﺘﺨﺼﻴﺺ‬
berbenturan atau menjelaskan
kedudukan hukum yang ditunjuk oleh
21
‫اﻟﻌﺎم‬
kedua dalil tersebut, sehingga tidak
Artinya: mengeluarkan sebagian apa
terlihat lagi adanya kontradiksi.19
yang dicakup oleh lafal ‘a>m
Atau menghilangkan kontradiksi
yang tampak secara lahiriyah dengan
Dengan demikian, yang
cara menelusuri titik temu kandungan
dimaksud dengan takhs}i>s} adalah jika
makna masing-masingnya, sehingga
dua dalil yang secara lahiriah tampak
maksud sebenarnya yang dituju oleh
kontradiktif dan tidak mungkin
satu dengan yang lainnya dapat
dilakukan usaha kompromi, namun
dikompromikan.20
satu di antara dalil tersebut bersifat
Hal ini terlihat pada ayat 240
umum dan yang lain bersifat khusus,
dan 243 Surah al-Baqarah yang telah
maka dalil yang khusus itulah yang
dipaparkan sebelumnya. Kedua ayat
diamalkan untuk mengatur hal yang
tersebut secara lahiriah memang
khusus. Sedangkan dalil yang umum
berbenturan karena ayat yang
diamalkan menurut keumumannya
pertama menetapkan iddah istri yang
sesudah dikurangi dengan ketentuan
ditinggal mati oleh suami adalah
yang diatur secara khusus.
selama satu tahun, sedangkan ayat
Dengan menerapkan metode
yang kedua menetapkan iddah istri
takhs}i>s}, kedua dalil yang secara
yang ditinggal mati suami adalah
lahiriah tampak kontradiktif tersebut
selama empat bulan sepuluh hari.
dapat di’amalkan dan tidak ada dalil
18
yang ditinggalkan. Sebagai contoh
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh…,
hlm. 208-210.
19 21
Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh…, Manna>‘ Khali>l Qat}t}a>n, Maba>h}is\ fi>
hlm. 208-210. ‘Ulu>m al-Qur’a>n, (tt.: Maktabah Ma‘a>rif Li
20
Edi Safri, al-Imam al-Syafi’iy: an-Nasyr wa al-Tauzi>’, 2000), hlm. 232,
Metode Penyelesaian Hadis-Hadis Lihat juga, Totok Jumantoro dan Samsul
Mukhtalif, (Padang: IAIN IB Press, 1999), Munir Amin, Kamus Ushul Fikih…, hlm.
hlm. 97. 318.
110 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

firman Allah swt dalam Surah al- b) Mengamalkan satu dalil diantara
Baqarah: 228: dua dalil yang kontradiktif.
) ‫ُﺴ ِﻬ ﱠﻦ ﺛ ََﻼﺛَﺔَ ﻗـُﺮُوء‬
ِ ‫ﺼ َﻦ ﺑِﺄَﻧْـﻔ‬
ْ ‫َﺎت ﻳـَﺘَـَﺮﺑﱠ‬
ُ ‫وَاﻟْ ُﻤﻄَﻠﱠﻘ‬ Bila dua dalil yang berbenturan
(228 : ‫اﻟﺒﻘﺮة‬ tidak dapat dikompromikan atau di-
takhs}i>s}, maka kedua dalil tersebut
Artinya: Dan wanita-wanita yang di tidak dapat diamalkan keduanya.
thalak hendaklah menahan diri Dengan demikian hanya satu dalil
(menunggu) tiga kali quru>’. yang dapat diamalkan. Usaha
penyelesaian dalam bentuk ini dapat
Ayat di atas menjelaskan ditempuh dengan tiga cara:
bahwa istri yang diceraikan suaminya i. Nasakh
dalam keadaan apapun, iddahnya Sebagian ulama mendefinisikan
adalah tiga kali quru>’. Secara lahiriah nasakh dengan:
ayat ini tampak kontradiktif dengan 22
‫رﻓﻊ اﳊﻜﻢ اﻟﺸﺮﻋﻲ ﺑﺪﻟﻴﻞ ﺷﺮﻋﻲ ﻣﺘﺄﺧﺮ ﻋﻨﻪ‬
firman Allah swt dalam Surat al-
Artinya: diangkatnya hukum syar’i
T}ala>q: 4
berdasarkan dalil syar’i yang datang
kemudian.
) ‫ﻀ ْﻌ َﻦ ﲪَْﻠَ ُﻬ ّﻦ‬
َ َ‫َْﺎل أَ َﺟﻠُ ُﻬ ﱠﻦ أَ ْن ﻳ‬
ِ ‫ت ْاﻷَﲪ‬
ُ ‫ُوﻻ‬
َ ‫َوأ‬ Dari definisi di atas dapat
(4 : ‫اﻟﻄﻼق‬ diketahui bahwa salah satu di antara
dua dalil yang kontradiksi itu secara
Artinya: Perempuan-perempuan pasti lebih dahulu turunnya,
hamil (yang dicerai suami) waktu sedangkan dalil yang satu lagi datang
iddah mereka adalah sampai kemudian, maka dalil yang datang
melahirkan kandungannya. kemudian itu dinyatakan berlaku
untuk seterusnya, sedangkan dalil
Secara lahiriah kedua ayat di yang lebih dahulu dengan sendirinya
atas tampak kontradiktif. Pada satu dinyatakan tidak berlaku lagi.
sisi dinyatakan bahwa iddah istri Sebagai contoh, menurut
yang ditalak suami adalah tiga quru>’, pendapat mayoritas ulama QS. al-
sementara di sisi lain ada ayat yang Baqarah ayat 180 secara lahiriah
menyatakan bahwa ‘iddah istri yang tampak kontradiktif dengan QS. al-
juga dicerai suami adalah sampai Nisa>’ ayat 11-12.23 Surat al-Baqarah
melahirkan anaknya. ayat 180 menjelaskan tentang
Untuk menyelesaikan dua ayat
yang tampak kontradiktif tersebut 22
Nu>r al-Di>n ‘It}r, ‘Ulu>m al-Qur’a>n
maka para ulama menerapkan al-Kari>m, (Dimasyq: Mat}ba‘ah al-Sabil,
pendekatan takhs}i>s}, dengan cara 1993), hlm. 131, lihat juga, Asy-Sya>t}ibi>, Al-
memberlakukan batas melahirkan Muwa>faqa>t Jilid I, lihat juga, Jala>l ad-Di>n al-
Suyu>t}i, (Itqa>n fi> Ulu>m al-Qur’a>n, Beiru>t: Da>r
anak itu khusus bagi istri yang
al-Fikr, 1979), hlm. 20.
diceraikan dalam keadaan hamil. 23
Lihat: Jala>luddi>n al-Suyu>t}i, al-
Dengan demikian, istri yang hamil Itqa>n…, hlm. 137-138. Lihat juga
itu dikeluarkan dari keumuman ayat Muhammad ‘Abd al-‘Az}i>m al-Zarqa>ni,
228 Surah al-Baqarah yang Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n,
(Beiru>t: Da>r al-Kita>b al-‘Arabi, 1995), hlm.
menetapkan iddah istri yang ditalak
199-212. Lihat juga Manna>‘ Khali>l al-
suami adalah tiga quru>’. Qat}t}a>n…, hlm. 300-303.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 111

kewajiban seseorang yang akan tampak kontradiktif tidak diketahui


meninggal dunia untuk berwasiat mana yang belakangan turun,
kepada kedua orang tua dan karib sehingga tidak dapat diselesaikan
kerabatnya dari harta yang dengan nasakh, namun ditemukan
ditinggalkan. Sementara ayat banyak petunjuk yang menyatakan
mawa>ris\ Surah an-Nisa>’ ayat 11-12 bahwa salah satu di antaranya lebih
menjelaskan tentang ketetapan Allah kuat dari pada yang lain, maka dalil
tentang pembagian harta warisan yang lebih kuat diamalkan karena
secara rinci dan orang-orang yang disertai petunjuk yang
berhak menerimanya. menguatkannya, sementara dalil yang
Untuk menyelesaikan lain ditinggalkan.
kontradiksi yang tampak secara
lahiriah tersebut, mayoritas ulama iii. Takhyi>r.
menerapkan metode nasakh setelah Maksud dari Takhyi>r ini adalah
mengetahui ayat wasiat lebih dahulu bila dua dalil yang tampak
diturunkan daripada ayat mawa>ris\. kontradiktif tersebut tidak dapat
Mereka berpendapat bahwa ayat ditempuh dengan cara nasakh dan
yang dahulu diturunkan dinilai tarjih, namun kedua dalil itu masih
mansu>kh dengan datangnya ayat mungkin untuk diamalkan, maka
kemudian. penyelesaiannya ditempuh dengan
cara memilih salah satu di antara dua
ii. Tarji>h. dalil itu untuk diamalkan, sedangkan
Definisi tarji>h menurut Imam yang lain tidak diamalkan.25
asy-Sya>fi‘i> dan Tafta>za>ni
sebagaimana yang dikutip oleh c) Meninggalkan dua dalil yang
Muhammad Ibrahim Muhammad kontradiktif
Hafnawi dalam bukunya al-Ta‘a>rud} Bila penyelesaian dua dalil
wa al-Tarji>h ‘Inda Us}u>liyyi>n, adalah: yang dipandang berbenturan itu tidak
‫ﺑﻴﺎن اﻟﺮﺟﺤﺎن أي اﻟﻘﻮة اﻟﱵ ﻷﺣﺪ اﳌﺘﻌﺎرﺿﲔ‬ bisa diselesaikan dengan dua cara di
atas, maka ditempuh dengan cara
24
.‫ﻋﻠﻰ اﻷﺧﺮ‬ ketiga, yaitu dengan meninggalkan
dua dalil tersebut. Adapun cara
Artinya: Penjelasan dua dalil mana meninggalkan kedua dalil yang
yang lebih kuat (kehujahannya) dari berbenturan itu ada dua bentuk,
dua dalil yang tampak kontradiktif yaitu:
dibanding dalil yang lain. a. Tawaqquf (menangguhkan),
menangguhkan pengamalan dalil
Berdasarkan penjelasan tersebut sambil menunggu
tersebut dapat dipahami bahwa kemungkinan adanya petunjuk
apabila diantara dua dalil yang lain untuk mengamalkan salah
satu diantara keduanya.
24
Muhammad Ibrahim Muhammad b. Tasa>qut} (saling berguguran),
Hafnawi, al-Ta‘a>rud} wa al-Tarji>h ‘Inda meninggalkan kedua dalil
Us}u>liyyi>n wa A<s\a>ruhuma> fi> al-Fiqh Isla>mi,
(Syiria: Da>r al-Wafa’, 1408 H), hlm. 282,
lihat juga, Totok Jumantoro dan Samsul
25
Munir Amin, Kamus Ushul Fikih…, hlm. Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh,
327. hlm. 209.
112 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

tersebut dan mencari dalil yang (sahabat) meriwayatkan bahwa ayat


lain untuk diamalkan.26 kedua, yaitu yang menyatakan bahwa
iddah wanita hamil sampai
Berdasarkan langkah-langkah melahirkan (al-T}ala>q ayat 4), datang
yang ditawarkan di atas, para ulama kemudian dibanding ayat dalam
mazhab juga berbeda pendapat dalam Surah al-Baqarah ayat 234 yang
menanggapi tahap-tahap menyatakan bahwa wanita kematian
penyelesaian ta‘a>rud} al-adillah. suami iddahnya 4 bulan 10 hari. Oleh
Secara umum, perbedaan pandangan sebab itu, ayat 4 Surah al-T}ala>q
ulama itu dapat dikategorikan kepada menasakh hukum 4 bulan 10 hari
dua kelompok sebagai berikut:27 untuk wanita hamil yang tercantum
a) Hanafiyyah dalam ayat 234 surat al-Baqarah.

Ulama Hanafiyyah ii. Tarji>h}


mengemukakan metode penyelesaian Tarji>h} ( ‫اﻟﱰﺟﻴﺢ‬ ), adalah
ayat-ayat yang secara lahiriah menguatkan salah satu di antara dua
tampak kontradiktif:28 dalil yang kontradiktif tersebut
i. Nasakh berdasarkan beberapa indikasi yang
Naskh ( ‫)اﻟﻨﺴﺦ‬, adalah dapat mendukungnya. Apabila masa
membatalkan hukum yang ada turunnya/datangnya kedua dalil
didasarkan adanya dalil yang datang tersebut tidak diketahui, maka
kemudian yang mengandung hukum seorang mujtahid bisa melakukan
yang berbeda dengan hukum pertama. tarjih terhadap salah satu dalil, jika
Dalam hal ini, seorang mujtahid memungkinkan. Akan tetapi, dalam
harus berusaha untuk mencari sejarah melakukan tarjih itu pun mujtahid
munculnya kedua dalil tersebut. tersebut harus mengemukakan
Apabila dalam pelacakannya alasan-alasan lain yang membuat ia
ditemukan salah satu dalil muncul menguatkan satu dalil dari dalil
lebih dahulu dari dalil lainnya, maka lainnya.30
yang ia ambil adalah dalil yang iii. Al-jam‘u wa al-tawfi>q
datang kemudian.29
Dalam kasus kontradiksi ayat Al-jam‘u wa al-tawfi>q ( ‫اﳉﻤﻊ‬
yang berbicara tentang iddah wanita ‫)واﻟﺘﻮﻓﻴﻖ‬ yaitu mempertemukan dan
di atas misalnya, menurut jumhur
ulama, ‘Abdullah ibn Mas‘u>d mendekatkan pengertian dua dalil
yang tampak kontradiktif atau
menjelaskan kedudukan hukum yang
26
Wahbah al-Zuhaili, al-Waji>z…, ditunjuk oleh kedua dalil itu,
hlm. 246.
27
sehingga tidak terlihat lagi adanya
Muhammad Ibrahim Muhammad kontradiksi.31
Hafnawi…, hlm. 72
28
Zakiyudin Sya’ba>n, Us}u>l al-Fiqh
Apabila dengan cara tarjih pun
al-Isla>mi, (Mesir: Da>r al-Ta’lif, t.t.), hlm. tidak bisa diselesaikan, maka
303, Lihat juga, Wahbah al-Zuhaili, Us}u>l…,
hlm. 454-456. Lihat juga: Nasroen Harun, 30
Ushul Fiqih…, hlm. 175-178. Wahbah al-Zuhaili, al-Waji>z…,
29
Wahbah al-Zuhaili, Us}u>l…, hlm. hlm. 398.
31
454. Amir Syarifuddin..., hlm. 208.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 113

menurut ulama Hanafiyyah dalil-dalil telah ditawarkan tersebut. Mereka


itu dikumpulkan dan dikompromikan. lebih mendahululukan penerapan
Dengan demikian, hasil kompromi nasakh dari pada tiga langkah
dalil inilah yang diambil hukumnya, lainnya. Penggunaan metode
karena kaidah fikih mengatakan, penyelesaian dua dalil yang
“mengamalkan kedua dalil lebih baik kontradiktif di atas, harus dilakukan
daripada meninggalkan atau secara berurutan dari cara pertama
32
mengabaikan dalil yang lain.” sampai kepada cara keempat.
iv. Tasa>qut al-Dali>lain
Tasa>qut al-Dali>lain yaitu b) Jumhur Ulama
menggugurkan kedua dalil yang Adapun cara penyelesaian
kontradiktif. Apabila cara ketiga di ayat-ayat yang secara lahiriah
atas tidak bisa juga dilakukan oleh tampak kontradiktif menurut jumhur
seorang mujtahid, maka ia boleh ulama seperti ulama Syafi’iyyah,
menggugurkan kedua dalil tersebut; Malikiyyah, dan Zahiriyyah adalah
dalam arti ia merujuk dalil lain yang
sebagai berikut:34
tingkatannya di bawah derajat dalil
yang kontradiktif tersebut. Apabila i. Al- Jam‘u wa al-Tawfi>q
dalil yang kontradiktif dan tidak bisa Ulama Syafi’iyyah, Malikiyyah
dinaskh atau ditarjih atau dan Zahiriyyah menyatakan bahwa
dikompromikan itu adalah antara dua metode pertama yang harus ditempuh
ayat, maka seorang mujtahid boleh adalah mengumpulkan dan
mencari dalil lain yang kualitasnya di mengkompromikan kedua dalil
bawah ayat Alquran, yaitu sunnah. tersebut, sekalipun dari satu sisi saja.
Apabila kedua hadis yang berbicara Alasan mereka adalah kaidah fikih
tentang masalah yang ia selesaikan yang dikemukakan Hanafiyyah di
itu juga kontradiktif dan cara-cara di atas yaitu “mengamalkan kedua dalil
atas tidak bisa juga ditempuh, maka itu lebih baik dari pada meninggalkan
ia boleh mengambil pendapat sahabat salah satu di antaranya.”
bagi mujtahid yang menjadikannya Mengamalkan kedua dalil yang
dalil syarak atau menetapkan secara lahiriah tampak kontradiktif
hukumnya melalui qiya>s, bagi yang sekalipun dari satu segi, menurut
tidak menerima kehujahan pendapat mereka ada tiga cara, yaitu:
sahabat.33  Apabila kedua hukum yang
kontradiktif itu bisa dibagi,
Berdasarkan penjelasan yang
maka dilakukan cara
dipaparkan oleh ulama Hanafiyyah di
pembagian yang sebaik-
atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
baiknya. Apabila, dua orang sa-
seorang mujtahid apabila menemukan
ling menyatakan bahwa rumah
dalil-dalil yang secara lahiriah
“A” adalah miliknya maka
tampak kontradiktif harus mengikuti
langkah-langkah penyelesaianya yang
34
Muhammad Ibn ‘Ali Ibn
Muhammad al-Syauka>ni, Irsya>d al-Fuhu>l…,
32
Wahbah al-Zuhaili, Us}u>l…, hlm. hlm. 227 dan 244. Lihat juga, Wahbah al-
455. Zuhaili, Us}u>l…, hlm. 359-361. Lihat juga,
33
Wahbah al-Zuhaili, al-Waji>z…, Nasroen Harun, Ushul Fiqih…, hlm. 178-
hlm. 246. 180.
114 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

kedua pernyataan itu jelas sedikit, bisa juga melalui pentarjihan


kontradiktif yang sulit untuk sanad (para penutur hadis), matan
diselesaikan, karena pemilikan (lafal hadis), atau ditarjih
terhadap sesuatu sifatnya berdasarkan indikasi lain di luar
menyeluruh. Akan tetapi, kare- nas.36
na barang yang
dipersengketakan adalah barang iii. Naskh
yang bisa dibagi, maka Apabila dengan cara tarjih
penyelesaiannya adalah dengan kedua dalil tersebut tidak dapat
membagi dua rumah tersebut. diamalkan, maka cara ketiga yang
 Apabila hukum yang ditempuh adalah dengan
kontradiktif memiliki makna membatalkan salah satu hukum yang
yang berbilang, maka seorang dikandung kedua dalil tersebut,
mujtahid boleh memilih salah dengan syarat harus diketahui mana
satu pengertian mana saja asal dalil yang pertama kali datang dan
didukung oleh dalil lain. mana yang datang kemudian. Dalil
 Apabila hukum tersebut yang datang kemudian inilah yang
bersifat umum yang diambil dan diamalkan.
mengandung beberapa hukum, iv. Tasa>qut al-Dali>lain
seperti kasus iddah bagi wanita Apabila cara ketiga, yaitu
hamil di atas. Surah al-Baqarah naskh pun tidak bisa ditempuh, maka
ayat 234 bersifat umum dan seorang mujtahid boleh
Surah al-T}ala>q ayat 4 bersifat meninggalkan kedua dalil itu dan
khusus, maka dari satu sisi berijtihad dengan dalil yang
iddah wanita hamil ditentukan kualitasnya lebih rendah dari kedua
hukumnya berdasarkan dalil yang kontradiktif tersebut.37
kandungan Surah al-T}ala>q,
Ulama Hanafiyyah menempuh Berdasarkan langkah-langkah
cara ini dengan metode naskh, penyelesaian ayat-ayat yang secara
bukan melalui lahiriah tampak kontradiktif di atas
35
pengkompromian. menurut ulama Syafi’iyyah,
Malikiyyah, dan Zahiriyyah dapat
ii. Tarji>h diambil kesimpulan bahwa keempat
Apabila pengkompromian cara tersebut harus ditempuh secara
kedua dalil itu tidak bisa dilakukan, berurutan oleh seorang mujtahid
maka seorang mujtahid boleh dalam menyelesaikan kontradiksi dua
menguatkan salah satu dalil dalil.
berdasarkan dalil yang
mendukungnya. Tata tarjih yang Penutup
dikemukakan oleh para ahli usul fikih
bisa ditempuh dengan berbagai cara. Berdasarkan pemaparan di
Umpamanya, dengan mentarjih dalil atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan
yang lebih banyak diriwayatkan bahwa pada dasarnya tidak ada ayat
orang dari dalil yang periwayatnya 36
Lihat penjelasan sebelumnya
tentang tarjih.
35 37
Wahbah al-Zuhaili, Us}u>l…, hlm. Wahbah al-Zuhaili, Us}u>l…, hlm.
460. 461.
Muhammad Idris » Metode Penyelesaian Ayat-Ayat… [101-114] | 115

Alquran yang kontradiktif. Khalaf, Abdul Wahab. ‘Ilm Us}u>l al-


Kontradiksi yang tampak hanya Fiqh. Kairo: Da>r al-Rasyi>d,
secara lahiriahnya saja. Untuk itu, 2008
para ulama berbeda pendapat tentang Munawwir, Ahmad Warson. al-
langkah-langkah penerapan dalam Munawwir: Kamus Arab-
memahami ayat-ayat yang secara Indonesia. Surabaya: Pustaka
lahiriah tampak kontradiktif. Adapun Progresif, 1997
langkah-langkah yang diterapkan Safri, Edi. al-Imam al-Syafi’iy:
jumhur ulama adalah al-jam‘u wa al- Metode Penyelesaian Hadis-
tawfi>q, tarji>h}, nasakh, dan tasa>qut al- Hadis Mukhtalif, Padang:
dali>lain. Sementara langkah-langkah IAIN IB Press, 1999
yang diterapkan ulama Hanafiyyah Al-Syarakhsy. Us}u>l al-Fiqh. t.t. Da>r
adalah nasakh, tarji>h}, al-jam‘u wa al- al-Kutub al-‘Ilmiyah, t.th.
tawfi>q dan tasa>qut al-dali>lain.[] Syarifuddin, Amir. Ushul Fiqh.
Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1997
DAFTAR RUJUKAN Asy-Sya>t}ibi>, Abu> Ish}a>q. Al-
Baidan, Nasharuddin. Metode Muwa>faqa>t Fi Us}u>l al-
Penafsiran al-Quran Kajian Syari>‘ah. Beiru>t: Da>r al-
Kritis Terhadap Ayat-ayat Kutub al-‘Ilmiyah, 2004
yang Beredaksi Mirip. Al-Syauka>ni, Muh}ammad Ibn ‘Ali
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Ibn Muhammad. Irsya>d al-
2002 Fuhu>l. Beiru>t: Da>r al-Fikr, t.t.
Firdaus. Ushul Fiqh Metode Sya’ban, Zakiyudin. Us}u>l al-Fiqh al-
Mengkaji dan Memahami Isla>mi, Mesir: Dar> al-Ta’lif,
Hukum Islam Secara t.th
Komprehensif. Jakarta: Zikrul Al-Qattan, Muhammad Khalil. Studi
Hakim, 2004 Ilmu-ilmu Al-Qur’an. terj.
Hafnawi, Muhammad Ibrahim Mudzakir AS. Jakarta:
Muhammad. al-Ta‘a>rud} wa al- Pustaka Litera Antar Nusa,
Tarji>h ‘Inda Us>uliyyi>n wa 1994
A<s\a>ruhuma fi> al-Fiqh Isla>mi. Zaida>n, ‘Abdul Kari>m. al-Waji>z fi>
Syiria: Dar al-Wafa, 1408 H Us}u>l al-Fiqh. Kairo: Da>r al-
Harun, Nasroen. Ushul Fiqh. Jakarta: Tauzi>’, 1992
Logos Wacana Ilmu, 1997 Al-Zarqaniy, Muhammad ‘Abd al-
Al-Gaza>li, Abu> H}a>mid. al-Mus}t}afa> ‘Az}i>m. Mana>hil al-‘Irfa>n fi
min ‘Ilm al-Us}u>l. Beirut: Da>r ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beiru>t: Da>r
al-Kutub al-‘Ilmiyyah, t,th. al-Kita>b al-‘Arabiy, 1995
‘Itr, Nu>r al-Di>n. ‘Ulu>m al-Qur’a>n al- Al-Zarkasyi, al-Ima>m Badr al-Di>n
Kari>m. Dimasyq: Mat}ba’ah Muhammad ibn ‘Abdullah. al-
al-Sabil, 1993 Burha>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n.
Ibn Manz}u>r, Al-Ima>m Al-‘Ala>mah. t.tp: ‘Isa al- Bab al-Halabi wa
Lisa>n al-‘Arab. Beiru>t: t.tp, Syurakah, t.th.
t.th. Al-Zuhaili, Wahbah. Us}u>l al-Fiqh al-
Islamy. Damaskus: Da>r al-
Fikr, 2006
116 | Jurnal Ulunnuha Vol. 6 No. 1 /Juli 2017

________________. al-Waji>z fi Us}u>l


al-Fiqh. Beiru>t: Da>r al-Fikr al-
Mu‘a>s}ir, 1995

Anda mungkin juga menyukai