Resume .Material Perkerasan Jalan (Ester Simorangkir)
Resume .Material Perkerasan Jalan (Ester Simorangkir)
Disusun Oleh:
Menurut Sukirman (1999) konstruksi perkerasan yang berkembang saat ini dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:
a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan
diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul
oleh pelat beton.
A. Tanah Dasar
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan
daya dukung tanah dasar.
1. Kepadatan dan daya dukung tanah
2. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi:
• Jenis tanah
• Tingkat kepadatan ➔ % berat volume kering tanah terhadap volume kering maks.
• Kadar air.
• Kondisi drainase.
3. Dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio)
• Dalam %
• Adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar
berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu
lintas.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
a.Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
b. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaanyang mengakibatkan
kepadatan yang kurang baik.
B. Agregat
a. Definisi :
▪ Formasi kulit bumi yang keras.
▪ Batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa massa berukuran
besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
b. Berdasarkan asal kejadiannya:
▪ Batuan beku, berasal dari magma yang mendingin dan membeku.
▪ Batuan sedimen, berasal dari campuran partikel mineral, sisa-sisa hewan tanaman.
▪ Batuan metamorf, berasal dari batuan sedimen atau batuan beku yang mengalami
proses perubahan bentuk akibat dari adanya perubahan tekanan dan temperatur kulit
bumi.
c. Berdasarkan proses pengolahan:
▪ Agregat alam (dengan sedikit proses pengolahan).
▪ Agregat yang melalui proses pengolahan.
▪ Agregat buatan (merupakan mineral filler (pengisi), yaitu partikel dengan ukuran
<0,075 mm, diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah
batu).
Sifat agregat yang menentukan kualitas untuk bahan konstruksi perkerasan jalan:
a. Kekuatan dan keawetan, dipengaruhi oleh:
▪ Gradasi
▪ Ukuran maksimum
▪ Kadar lempung
▪ Kekerasan dan ketahanan
▪ Bentuk butir
▪ Tekstur permukaan
b. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik
▪ Porositas
▪ Kemungkinan basah
▪ Jenis agregat
c. Kemampuan dalam pelaksanaan, dan menghasilkan lapisan yang aman dan nyaman
▪ Tahanan geser (skid resistance)
▪ Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.
d. Gradasi agregat