Anda di halaman 1dari 6

RESUME

TEKNIK JALAN RAYA

Material Kontruksi Perkerasan


“Dosen Pengampu : 1. Hamidun Batubara, Ir. MT
2. Dody Sibuea

Disusun Oleh:

Nama : Ester Nita Simorangkir


Nim : 5202550006
Prodi : S1-Teknik Sipil B

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
Perkerasan jalan adalah merupakan suatu konstruksi jalan yang disusun sedemikian rupa,
kemudian menjadi satu kesatuan yang membentuk suatu perkerasan jalan yang berfungsi sebagai
penunjang beban lalu lintas di atasnya yang kemudian akan disalurkan ke tanah dasar. Pada
dasarnya perkerasan jalan menggunakan material utama berupa agregat dan bahan pengikat.

Menurut Sukirman (1999) konstruksi perkerasan yang berkembang saat ini dibedakan menjadi 3
jenis, yaitu:

a. Konstruksi perkerasan lentur (flexible pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan aspal
sebagai bahan pengikatnya. Lapisan-lapisan perkerasan bersifat memikul dan menyebarkan beban
lalu lintas ke tanah dasar.

b. Konstruksi perkerasan kaku (rigid pavement), yaitu perkerasan yang menggunakan semen
(portland cement) sebagai bahan pengikatnya. Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan
diatas tanah dasar dengan atau tanpa lapis pondasi bawah. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul
oleh pelat beton.

c. Konstruksi perkerasan komposit (composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang


dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur diatas perkerasan kaku
atau perkerasan kaku diatas perkerasan lentur. Sebelum menentukan penggunaan jenis konstruksi
perkerasan yang akan dipakai sebaiknya perlu diketahui terlebih dahulu perbedaan antara
perkerasan lentur dan perkerasan kaku dalam hal perbedaan respon jika terjadi repetisi beban,
penurunan tanah dasar, dan perubahan temperatur.
Adapun material pada kontruksi perkerasan ialah sebagai berikut :

A. Tanah Dasar
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan sangat tergantung dari sifat-sifat dan
daya dukung tanah dasar.
1. Kepadatan dan daya dukung tanah
2. Daya dukung tanah dasar dipengaruhi:
• Jenis tanah
• Tingkat kepadatan ➔ % berat volume kering tanah terhadap volume kering maks.
• Kadar air.
• Kondisi drainase.
3. Dinyatakan dengan nilai CBR (California Bearing Ratio)
• Dalam %
• Adalah nilai yang menyatakan kualitas tanah dasar dibandingkan dengan bahan standar
berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban lalu
lintas.
Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut :
a.Perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) akibat beban lalu lintas.
b. Sifat mengembang dan menyusutnya tanah akibat perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah yang tidak merata akibat adanya perbedaan sifat-sifat tanah pada
lokasi yang berdekatan atau akibat kesalahan pelaksanaanyang mengakibatkan
kepadatan yang kurang baik.

B. Agregat
a. Definisi :
▪ Formasi kulit bumi yang keras.
▪ Batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat, berupa massa berukuran
besar ataupun berupa fragmen-fragmen.
b. Berdasarkan asal kejadiannya:
▪ Batuan beku, berasal dari magma yang mendingin dan membeku.
▪ Batuan sedimen, berasal dari campuran partikel mineral, sisa-sisa hewan tanaman.
▪ Batuan metamorf, berasal dari batuan sedimen atau batuan beku yang mengalami
proses perubahan bentuk akibat dari adanya perubahan tekanan dan temperatur kulit
bumi.
c. Berdasarkan proses pengolahan:
▪ Agregat alam (dengan sedikit proses pengolahan).
▪ Agregat yang melalui proses pengolahan.
▪ Agregat buatan (merupakan mineral filler (pengisi), yaitu partikel dengan ukuran
<0,075 mm, diperoleh dari hasil sampingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah
batu).
Sifat agregat yang menentukan kualitas untuk bahan konstruksi perkerasan jalan:
a. Kekuatan dan keawetan, dipengaruhi oleh:
▪ Gradasi
▪ Ukuran maksimum
▪ Kadar lempung
▪ Kekerasan dan ketahanan
▪ Bentuk butir
▪ Tekstur permukaan
b. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik
▪ Porositas
▪ Kemungkinan basah
▪ Jenis agregat
c. Kemampuan dalam pelaksanaan, dan menghasilkan lapisan yang aman dan nyaman
▪ Tahanan geser (skid resistance)
▪ Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan.

d. Gradasi agregat

Merupakan variasi atau distribusi butiran-butiran agregat.


1) Agregat bergradasi halus (fine graded).
2) Agregat bergradasi celah (gap-graded).
3) Agregat bergradasi rapat (dense graded).
Merupakan campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,
sehingga disebut juga agregat bergradasi baik (well graded).

4) Agregat bergradasi renggang (open graded).

5) Agregat bergradasi seragam (uniform graded).


Merupakan agregat dengan ukuran yang hampir sama (sejenis), atau mengandung
agragat halus yang sedikit jumlahnya sehingga tidak dapat mengisi rongga antar
agregat.
C. Aspal
a. Definisi: material berwarna hitam yang pada temperatur ruang berbentuk padat, jika
dipanaskan sampai suatu temperatur tertentu dapat menjadi lunak/cair sehingga dapat
membungkus partikel agregat pada waktu pembuatan aspal beton atau masuk kedalam
pori-pori yang ada pada penyiraman pada perkerasan macadam.
b. Hydrocarbon merupakan bahan dasar utama, yang umum disebut bitumen.
c. Merupakan campuran bitumen dan fillers (seperti pasir, dan partikel-artikel batu).
d. Bersifat termoplastis.
e. Sifat aspal akan berubah akibat panas dan umur, aspal akan menjadi kaku dan rapuh
dan akhirnya daya adhesinya terhadap partikel agregat akan berkurang.
f. Aspal yang umum digunakan merupakan proses hasil residu dari penyulingan minyak
bumi, dan disamping itu mulai dipergunakan aspal alam (berasal dari pulau Buton).
g. Aspal pada konstruksi perkerasan jalan berfungsi sebagai: bahan pengisi dan sekaligus
pengikat antar agregat.
h. Jenis aspal:
• Aspal alam: Aspal gunung (dari Pulau Buton, Sulawesi Tenggara) ,Aspal
danau (Pulau Bermudez, Venezuela; dan Pitch Lake, Trinidad).
• Aspal buatan: Aspal minyak, hasil penyulingan minyak bumi, Tar, hasil
penyulingan batu bara. (tidak umum digunakan untuk perkerasan jalan karena
lebih cepat mengeras, peka terhadap temperatur, dan beracun).

Anda mungkin juga menyukai