CJR-Teknik Lalulintas (Ester Simorangkir)
CJR-Teknik Lalulintas (Ester Simorangkir)
OLEH :
Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
Rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas Critical Journal Report mata kuliah
Teknik lalu lintas. Saya berterima kasih kepada bapa Ir.Hamidun Batubara,M.T dan Bapak
Dody Sibuea,S.T.,M.T. yang sudah memberikan bimbingannya.
Saya sangat berharap tugas ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Teknik lalu lintas. Saya juga menyadari bahwa tugas ini masih
banyak kekurangan oleh karena itu saya minta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan
juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.
Semoga tugas sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya tugas yang telah disusun ini dapat berguna bagi diri saya maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................... 5
PENDAHULUAN ................................................................................................................. 5
BAB II................................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 13
BAB IV ............................................................................................................................... 14
PENUTUP........................................................................................................................... 14
KESIMPULAN ................................................................................................................... 14
IDENTITAS JURNAL
A. Jurnal Utama
Judul : Hubungan Antara Kecepatan ,Volume dan Kepadatan Lalu Lintas Ruas Jalan
Siliwangi Semarang
Jurnal : Teknik Sipil Dan Perencanaan
Volume : 12
Nomor :2
Halaman : 151- 160
Tahun : 2010
Penulis : Eko Nugroho Julianto
B. Jurnal Pembanding
Judul : Analisis Hubungan Antara Volume ,Kecepatan,dan Kepadatan Lalu Lintas
berdasarkan model Greenshield,Greenberg Dan Underwood
Jurnal : Manajemen Aset Infrastruktur
Volume : 5
Nomor :1
Halaman : 62 - 75
Tahun : 2021
Penulis : Bagas Saputra,Dian Savitri
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam mempelajari suatu hal kerap sekali kita membutuhkan referensi untuk
mendukung ilmu yang akan kita pelajari. Namun terkadang kita bingung mencari sumber
referensi yang akan kita pakai karena tidak mengetahui info tentang referensi yang kita
pakai.
Salah satu referensi yang cukup awam dipakai adalah jurnal. Namun, dari begitu
banyaknya jurnal yang ada di dunia dan begitu banyak judul penelitian yang diterbitkan,
kita tidak lantas dapat memilih jurnal mana yang akan kita pakai. Untuk mengatasi hal
itu, maka dilakukanlah kegiatan Critical Journal Report ini untuk membantu dalam
memberikan review dan report jurnal yang akan digunakan sebagai referensi oleh
pembacanya. Terutama untuk judul yang ingin dipelajari. Sehingga memberikan
kemudahan kepada pembaca.
C. MANFAAT CJR
1. Untuk menambah wawasan tentang hubungan volume,kecepatan dan kepadatan lalu
lintas
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknik Lalu Lintas
3. Untuk menambah wawasan mahasiswa dalam mengevaluasi jurnal
BAB II
RINGKASAN MATERI
A. JURNAL UTAMA
Teori pegerakan arus lalu lintas ini akan menjelaskan mengenai kualitas dan kuantitas dari
arus lalu lintas sehingga dapat diterapkan kebijaksanaan atau pemilihan sistem yang paling tepat
untuk menampung lalu lintas yang ada. Untuk mempermudah penerapan teori pergerakan lalu
lintas digunakan metoda pendekatan matematis untuk menganalisa gejala yang berlangsung
dalam arus lalu lintas.
Salah satu cara pendekatan untuk memahami perilaku lalu lintas tersebut adalah dengan
menjabarkannya dalam bentuk hubungan matematis dan grafis. Suatu peningkatan dalam volume
lalu lintas akan menyebabkan berubahnya perilaku lalu lintas. Secara teoritis terdapat hubungan
yang mendasar antara volume (flow) dengan kecepatan (speed) serta kepadatan (density).
2. PEMBAHASAN
Kecepatan
Kecepatan merupakan parameter utama kedua yang menjelaskan keadaan arus lalu
lintas di jalan. Kecepatan dapat didefinisikan sebagai gerak dari kendaraan dalam jarak per
satuan waktu.
Dalam pergerakan arus lalu-lintas, tiap kendaraan berjalan pada kecepatan yang
berbeda. Dengan demikian pada arus lalu-lintas tidak dikenal karakteristik kecepatan tunggal
akan tetapi lebih sebagai distribusi dari kecepatan kendaraan tunggal. Dari distribusi tersebut,
jumlah rata-rata atau nilai tipikal dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik dari arus
lalu-lintas. Dalam perhitungannya kecepatan rata-rata dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Time Mean Speed (TMS), yang didefinisikan sebagai kecepatan rata-rata dari seluruh
kendaraan yang melewati suatu titik dari jalan selama periode tertentu.
2. Space Mean Speed (SMS), yakni kecepatan rata-rata dari seluruh kendaraan yang
Kerapatan
Kerapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang menempati suatu panjang
jalan atau lajur, secara umum dapat diekspresikan dalam kendaraan per mil (vpm) atau
kendaraan per mil per lane (vpmpl). Kerapatan sulit diukur secara langsung di lapangan,
melainkan dihitung dari nilaikecepatan dan arus sebagai hubungan:
V = Us . D .................................................. ( 1 )
Dengan : V adalah arus lalu lintas, Us adalah Space Mean Speed dan D adalah kerapatan
Model dari hubungan antara variabel arus, kecepatan, dan kerapatan, dapat terlihat pada
Gambar 1 berikut:
Model Greenshield
Model ini adalah model yang paling awal dalam upaya mengamati perilaku lalu lintas.
Greenshield yang melakukan studi pada jalan-jalan di luar kota Ohio, dimana kondisi lalu
lintas memenihi syarat karena tanpa gangguan.
V = D j ‘.U s ( D j / U f ) = U s ................... ( 4 )
condition). Greenshield mendapatkan hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan
bersifat linier. Model ini dapat dijabarkan sebagai berikut :
Us Uf (Uf / D j )D ....................... ( 2 )
kondisi jam (smp/km) dan V adalah arus lalu lintas (smp/jam). Memperhatikan rumus
di atas, pada dasarnya merupakan suatu persamaan linier,
kecepatan pada saat volume maksimum.
Kepadatan saat volume maksimum (Dm) untuk model Greenshield dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan :
Y = a + bX, dimana dianggap bahwa Uf
D = Dm = ( D j / 2 )....................................( 6 )
B. Model Greenberg
pada aliran lalu-lintas pada terowongan, dan menyimpulkan bahwa model non linier lebih
V Um D ln( D j / D) .............. ( 12 )
D c.ebUs ............................................ ( 9 )
persamaan ( 1 ) menjadi
Di yang Us
fluida dia mengkombinasikan persamaan gerak dan kontinuitas untuk satu kesatuan
dimensi kemudian disubstitusikan pada persamaan ( 10), maka akan diperoleh :
gerak dan menurunkan persamaan:
V Us Dj exp Us / Um ................... ( 13 )
Us Um ln( D j / D) ................... ( 10 )
Us Um ln Dj Um ln D...................... ( 11 )
Apabila persamaan ( 14 ) dan ( 15 )
Memperhatikan rumus di atas, pada dasarnya merupakan suatu persamaan linier, Y
= a + bX, dimana dianggap bahwa Um.ln Dj
Vm Dm Um
US dan ln D masing-masing merupakan variabel
Y dan X.
C. Model UnderWood
.................................. ( 16 )
persamaan ( 1 ) menjadi
Us V/D
menit yang diperoleh dari hasil survei dikalikan dengan faktor ekuivalensi smp untuk tiap jenis
kendaraan (tabel 1) dan kemudian
Us Uf exp( D / Dm )………………… ( 17 )
Model dari hubungan antara variabel arus, kecepatan, dan kepadatan, dapat terlihat pada Gambar
1 berikut (Indrajaya, 2012):
A. Model Greenshield
Model ini adalah model yang paling awal dalam upaya mengamati perilaku lalu lintas.
Greenshield yang melakukan studi pada jalan-jalan di luar kota Ohio, dimana kondisi lalu
lintas memenuhi syarat karena tanpa gangguan dan bergerak secara bebas (steady state
condition). Greenshield mendapatkan hasil bahwa hubungan antara kecepatan dan kepadatan
diasumsikan linier (Tamin, 2000). Model ini dapat dijabarkan sebagai berikut:
𝑈𝑠=𝑈𝑓−(𝑈𝑓𝐷𝑗)𝐷 …..(2)
Dari persamaan tersebut perlu diketahui bahwa 𝑈𝑠 adalah kecepatan rata-rata ruang
(km/jam), 𝐷 adalah kerapatan (smp/km), dan 𝐷𝑗 adalah kerapatan kondisi jam (smp/km).
Pada dasarnya persamaan tersebut merupakan suatu persamaan linier 𝑦=𝑎+𝑏𝑥, dimana 𝑈𝑓
dianggap sebagai konstanta 𝑎 dan −𝑈𝑓𝐷𝑗 dianggap sebagai 𝑏, sedangkan 𝐷 dan 𝑈𝑠 masing-
masing merupakan variabel 𝑥 dan variabel 𝑦. Kedua konstanta tersebut dapat dinyatakan
sebagai kecepatan bebas (free flow speed) dimana pengendara dapat memacu kecepatan
sesuai dengan keinginan dan puncak kepadatan dimana kendaraan tidak dapat bergerak sama
sekali (Tamin, 2000).
Hubungan antara volume dan kepadatan didapat dengan mengubah Persamaan 1 menjadi
𝑈𝑠=𝑉𝐷 yang kemudian disubstitusikan pada persamaan (2) sehingga diperoleh:
𝑉=𝑈𝑓.𝐷−(𝑈𝑓𝐷𝑗)𝐷2 …..(3)
Persamaan tersebut merupakan persamaan parabolik 𝑉=𝑓(𝐷).
Hubungan antara volume dan kecepatan didapat dengan mengubah Persamaan 1 menjadi
𝐷=𝑉𝑈𝑠 yang kemudian disubstitusikan ke persamaan (2) maka diperoleh:
𝑉=𝐷𝑗.𝑈𝑠−(𝐷𝑗𝑈𝑓)𝑈𝑠2 …..(4)
Persamaan tersebut juga merupakan persamaan parabolik 𝑉=𝑓(𝑈𝑠).
Volume maksimum (𝑉𝑚) untuk model Greenshield dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
𝑉𝑚=𝐷𝑚.𝑈𝑚 …..(5)
Dari persamaan tersebut perlu diketahui bahwa 𝐷𝑚 adalah kepadatan pada saat volume
maksimum dan 𝑈𝑚 adalah kecepatan pada saat volume maksimum (Tamin, 2000).
Kepadatan saat volume maksimum (𝐷𝑚) untuk model Greenshield dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
𝐷=𝐷𝑚=𝐷𝑗2 …..(6)
Kecepatan saat volume maksimum (𝑈𝑚) untuk model Greenshield dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
𝑈𝑠=𝑈𝑚=𝑈𝑓2 …..(7)
Apabila persamaan (6) dan (7) disubstitusikan ke persamaan (5), maka volume maksimum
(𝑉𝑚) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑉𝑚=𝐷𝑗.𝑈𝑓4 …..(8)
B. Model Greenberg
Model Greenberg adalah model kedua yang mensurvey hubungan kecepatan dan
kepadatan pada aliran lalu lintas pada terowongan, dan menyimpulkan bahwa model non
linier lebih tepat digunakan yakni fungsi logaritmik (Tamin, 2000). Rumus dasar dari
Greenberg adalah:
𝐷=𝑐.𝑒𝑏𝑈𝑠 …..(9)
dengan 𝑐 dan 𝑏 merupakan nilai konstanta.
Dengan menggunakan aliran fluida dengan mengombinasikan persamaan gerak dan
kontinuitas untuk satu kesatuan dimensi gerak dan menurunkan persamaan:
𝑈𝑠=𝑈𝑚.ln(𝐷𝑗𝐷) …..(10)
Pada model Greenberg ini diperlukan pengetahuan tentang parameter-parameter
kecepatan optimum dan kepadatan kondisi jam. Sama dengan model Greenshield, kepadatan
kondisi jam sangat sulit diamati di lapangan dan estimasi terhadap kecepatan optimum lebih
sulit diperkirakan dari pada kecepatan bebas rata- rata (Tamin, 2000).
Estimasi kasar untuk menentukan kecepatan optimum kurang lebih setengah dari kecepatan
rencana. Kekurangan lain dari model ini adalah kecepatan bebas rata-rata tidak bisa dihitung
(Tamin, 2000). Persamaan (10) diatas dapat ditulis kedalam bentuk persamaan matematika
lain yaitu:
𝑈𝑠=𝑈𝑚.ln𝐷𝑗−𝑈𝑚.ln𝐷 …..(11)
Pada dasarnya persamaan tersebut merupakan suatu persamaan linier 𝑦=𝑎+𝑏𝑥, dimana
𝑈𝑚.ln𝐷𝑗 dianggap sebagai konstanta 𝑎 dan −𝑈𝑚 dianggap sebagai 𝑏, sedangkan ln𝐷 dan 𝑈𝑠
masing-masing merupakan variabel 𝑥 dan variabel 𝑦.
Hubungan antara volume dan kepadatan didapat dengan mengubah persamaan (1) menjadi
𝑈𝑠=𝑉𝐷 yang kemudian disubstitusikan pada persamaan (10) sehingga diperoleh:
𝑉=𝑈𝑚.𝐷.ln(𝐷𝑗𝐷) …..(12)
Hubungan antara volume dan kecepatan didapat dengan mengubah persamaan (1) menjadi
𝐷=𝑉𝑈𝑠 yang kemudian disubstitusikan ke persamaan (10) maka diperoleh:
𝑉=𝑈𝑠.𝐷𝑗.𝑒−𝑈𝑠/𝑈𝑚
Volume maksimum (𝑉𝑚) untuk model Greenberg dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan (5). Untuk menentukan konstanta 𝐷𝑚 dan 𝑈𝑚, maka persamaan (12) dan (13)
harus dideferensir masing-masing terhadap kepadatan dan kecepatan. Kepadatan saat
volumemaksimum (𝐷𝑚) untuk model Greenberg dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
𝐷=𝐷𝑚=𝐷𝑗𝑒 …..(14)
Kecepatan saat volume maksimum (𝑈𝑚) untuk model Greenberg dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan:
𝑈𝑠=𝑈𝑚 …..(15)
Apabila persamaan (14) dan (15) disubstitusikan ke persamaan (5), maka volume maksimum
(𝑉𝑚) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑉𝑚=𝐷𝑗.𝑈𝑚𝑒 …..(16)
C. Model Underwood
Underwood mengemukakan suatu hipotesis bahwa hubungan antara kecepatan dan
kepadatan merupakan hubungan eksponensial (Tamin, 2000) dengan bentuk persamaan
sebagai berikut:
𝑈𝑠=𝑈𝑓.𝑒−𝐷𝐷𝑚 …..(17)
Untuk mendapatkan konstanta 𝑈𝑓 dan 𝐷𝑚, persamaan (17) diubah menjadi persamaan linier
𝑦=𝑎+𝑏𝑥 seperti berikut:
ln𝑈𝑠=ln𝑈𝑓−𝐷𝐷𝑚 …..(18)
dimana ln𝑈𝑓 dianggap sebagai konstanta 𝑎 dan −1𝐷𝑚 dianggap sebagai 𝑏, sedangkan 𝐷 dan
ln𝑈𝑠 masing-masing merupakan variabel 𝑥 dan variabel 𝑦.
Hubungan antara volume dan kepadatan didapat dengan mengubah persamaan (1)
menjadi 𝑈𝑠=𝑉𝐷 yang kemudian disubstitusikan pada persamaan (17) sehingga diperoleh:
𝑉=𝐷.𝑈𝑓.𝑒−𝐷𝐷𝑚 …..(19)
Hubungan antara volume dan kecepatan didapat dengan mengubah persamaan (1) menjadi
𝐷=𝑉𝑈𝑠 yang kemudian disubstitusikan ke persamaan (17) maka diperoleh:
𝑉=𝑈𝑠.𝐷𝑚.ln(𝑈𝑓𝑈𝑠) …..(20)
Apabila persamaan (19) dan (20) disubstitusikan ke persamaan (5), maka volume maksimum
(𝑉𝑚) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
𝑉𝑚=𝐷𝑚.𝑈𝑓𝑒 …..(21)
BAB III
PEMBAHASAN
Pada kedua jurnal ini sangat berbeda tujuan pembahasan yang dicapai, seperti pada jurnal
utama lebih menjelaskan Model Hubungan Volume, Kecepatan, dan Kepadatan
dibandingkan jurnal pembanding lebih dominan menjelaskan persentase siswa/siswi pada
saat belajar tentang teknik lalu lintas. Meskipun begitu kedua jurnal ini memiliki kesamaan
seperti :
1. Ada pembahasan mengenai teknik lalu lintas dengan melakukan suatu penelitian
ilmiah.
2. Memiliki tujuan yang sama yaitu mengajak pembaca agar dapat memahami dengan
mudah konsep teknik lalu lintas
3. Penjelasan kedua jurnal mudah dipahami pembaca, sehingga tujuan yang dicapai
untuk memahami konsep teknik lalulintas dengan mudah.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan pada cjr yang membahas tentang hubungan arus,kecepatan dan kepadatan lalu
lintas yaitu kedua jurnal ini sama sama dapat dijadikan referensi dalam pengerjaan penelitian
dengan hal yang sama maupun untuk pembelajaran. Dilihat dari daftar pustaka pada jurnal
utama bahwa jurnal pembanding terdapat dalam daftar pustaka mengingat jurnal pembanding
lebih awal diterbitkan dibanding jurnal utama. Hal itu membuktikan bahwa kedua jurnal
saling berkaitan. Dapat disimpulkan bahwa jurnal utama memiliki isi yang lebih lengkap
dibanding jurnal pembanding.