DOSEN PENGAMPU :
NOVITA EKA PARADINA, S.E., M. A K
KELOMPOK 4 :
1. WINDA WULAN SARI
2. PARUQ CANDRA
3. ABDI MAHDI
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak langkah pertama pendiriannya, bank-bank syariah telah
menunjukkan trend perkembangan yang positif sehingga dapat memainkah
peranan pentingnya dalam memobilisasi, mengalokasi, dan memanfaatkan
sumber daya dengan lebih baik (Haron dan Ahmad, 2001). Salah satu faktor
pendukung yang menunjang trend positif ini adalah
pembagian hasil usaha dalam pembiayaan yang menggunakan konsep
profit sharing dan revenue sharing dengan akad mudharabah, meski pada
awalnya, konsep ini tidak begitu luas dimengerti oleh masyarkat (Siregar,
2002). Profit sharing dan revenue sharing merupakan pembagian hasil usaha
dengan ketentuan nisbah pihak penyalur dana dan penerima dana usaha.
Sehingga besarnya pembagian dipengaruhi oleh hasil usaha yang dijalani.
Konsep profit sharing atau yang juga disebut dengan profit and loss
sharing menawarkan pembagian hasil usahadengan perhitungan
pendapatan/keuntungan bersih (net profit), yaitu laba kotor dikurangi beban
biaya yang diekluarkan selama operasional usaha. Sedangkan konsep revenue
sharing adalah konsep yang menawarkan pembagian hasil usaha berdasarkan
perhitungan laba kotor (gross profit).
Kosep inilah yang membedakannya dengan bank-bank konvensional yang
menawarkan tingkat suku bunga yang tinggi agar dapat menarik minat
masyarakat menabungkan uangnya di bank. Besarnya bunga dalam pembagian
hasil usaha ditetapkan pada awal perjanjian kerjasama dengan keuntungan
yang pasti bagi investor. Bahkan meski kreditur mengalami kerugian dalam
usahanya, investor tetap mendapatkan bunga yang disepakati sebelumnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana falsafah dasar perbankan islam?
2. Apasaja produk-produk bank syariah?
1
2
C. Tujuan
1. Memperdalam ilmu tentang perbankan syariah
2. Menjelaskan falsafah dasar perbankan islam
3. Menjelaskan tentang produk dalam bank syariah serta memaparkan
perundang-undangan dalam bank syariah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Muhammad Syafe’i Antonio, Bank Islam: Teori dan Praktik, Jakarta: Gema Insani Press,
2000, hal. 5
3
4
1. Al-wadi’ah (Simpanan)
Al-Wadi’ah atau dikenal dengan nama titipan atau simpanan,
merupakan titipan murni dari satu pihak ke pihak lain, baik perorangan
maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembalikain kapan saja bila
si penitip menghendaki.Penerima simpanan disebut yad al-amanah yang
artinya tangan amanah. Si penyimpan tidak bertanggung jawab atas segala
kehilangan dan kerusakan yang terjadi pada titipan selama hal itu bukan
akibat dari kelalaian atau kecerobohan yang bersangkutan dalam
memelihara barang titipan.
Penggunaan uang titipan harus terlebih dulu meminta izin kepada
si pemilik uang dan dengan catatan si pengguna uang menjamin akan
mengembalikan uang tersebut secara utuh. Dengan demikian prinsip yad
al-amanah (tangan amanah) menjadi yad adh-dhamanah (tangan
penanggung).
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad dhamanah
yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadh’ah dhamanah berbeda
dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah amanah harta titipan tidak boleh
dimanfaatkan oleh yang dititipi, sedangkan dhamanah yang dititipi (bank)
boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Implikasi hukumnya sama
dengan qardh, dimanan nasabah meminjamkan uang kepada bank. Pemilik
dana tidak mendapat imbalan tapi insentif yang tidak diperjanjikan. Dalam
praktiknya nisbah antara bank (shahibul maal) dengan deposan (mudharib)
biasanya bonus untuk giro wadiah sebesar 30%, nisbah 40%:60% untuk
simpanan tabungan dan nisbah 45%:55% untuk simpanan deposito.
2. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil
a. Al-musyarakah (Partisipasi Modal)
Al-musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih
untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan
dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko
akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
7
satu pihak kepada pihak lain. Dalam dunia perbankan dapat dilakukan
dalam hal pembiayaan dengan jaminan seseorang.
9. Al-Hawalah
Al-Hawalah merupakan pengalihan utang dari orang yang berutang
kepada orang lain yang wajib menanggungnya. Atau dengan kata lain
pemindahan beban utang dari satu pihak kepada lain pihak. Dalam dunia
keuangan atau perbankan dikenal dengan kegiatan anjak piutang atau
factoring.
10. Ar-Rahn
Ar-Rahn merupakan kegiatan menahan salah satu harta milik si
peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Kegiatan
seperti ini dilakukan seperti jaminan utang atau gadai. 4
4
Muhammad, Manajemen Bank Syari’ah,Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, hal.86
11
Dasar-dasar hukum positif inilah yang dijadikan pijakan bagi bank Islam
Indonesia dalam mengembangkan produk-produk dan operasionalnya.
Berdasarkan hukum positif tersebut, bank Islam di Indonesia sebenarnya
memiliki keleluasan dalam mengembangkan produk dan aktivitas
operasionalnya.
Operasional produk bank syari’ah di Indonesia dijadikan berdasarkan
Undang-undang Peraturan Bank Indonesia dan Surat Keputusan Direksi
Bank Indonesia, sebagai berikut:
Undang-undang mengenai bank syari’ah sebagai berikut:
1. Undang-undang No. 10 tahun 1998, tentang perubahan atas Undang-
Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 1999 tentang Bank
Indonesia. 5
Peraturan Bank Indonesia yang berkaitan dengan bank syari’ah di Indonesia,
meliputi:
1. Peraturan Bank Indonesia No. 2/7/PBI/2000 tentang Giro Wajib
Minimum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum yang
melakukan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syari’ah.
2. Peraturan Bank Indonesia No. 2/8/PBI/2000 tentang Pasar Uang antar
bank Berdasarkan Prinsip Syari’ah.
3. Peraturan Bank Indonesia No. 2/9/PBI/2000 tentang Sertifikat Wadiah
Bank Indonesia.
4. Peraturan Bank Indonesia No. 4/1/PBI/2002 tentang perubahan
kegiatan usaha Bank Umum Konvensional menjadi Bank Umum
Berdasarkan Syari’ah dan Pembukaan Kantor
Bank BerdasarkanPrinsip Bank Syari’aholeh Bank Umum
Konvensional.
5. Peraturan Bank Indonesia No. 5/3/PBI/2003 tentang Fasilitas
Pembiayaan Jangka Pendek bagi Bank Syari’ah.
5
Muhammad, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII Press, 2000, hal 77
14
B. Saran
Kekurangan dalam pembuatan makalah ini tentu sangat dirasakan oleh
pembaca, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang dapat
membantu pemakalah dalam penulisan-penulisan ilmiah selanjutnya.
Materi yang disampaikan oleh penuis hanyalah sebagaian kecil dari begitu
banyak materi yang ada, karenanya penulis mangharapkan pembaca untuk
mencarai referensi lebih banyak.
15
DAFTAR PUSTAKA
Antonio Muhammad Syafe’i, 2000, Bank Islam: Teori dan Praktik, Jakarta:
Gema Insani Press.
Muhammad, 2000, Lembaga Keuangan Umat Kontemporer, Yogyakarta: UII
Press,
Muhammad, 2005, Manajemen Bank Syari’ah,Yogyakarta: UPP AMP YKPN.