Anda di halaman 1dari 5

NAMA : HENDRA WINATA

NPM : 21508982
KELAS : 1 A
MATA KULUAH : PPKN

Tugas Terstruktur.

2. menjadi warga negera yang cinta persatuan dan kesatuan untuk menghadapi
paham radikalisme.
A. Mencintai persatuan dan kesatuan sangat penting dalam mewujudkan
indonesia yang damai, maju dan modern, serta anti radikalisme adalaha adanya
persetuaan dan kesatuaan bangsa. Tentunya masih ada pihak pihak yang
menyatakan bahwa pembinaan persatuaan dan kesatuan indonesia sudah tidak
diperlukan lagi karena seolah- olah hanya dalih untuk membatasi ruang gerak
masyarakat sejak masuk era reformasi dan demokrasi.untuk melakukan berbagai
langkah percegah dan penangannya. pemerintahTentu tidak bisa berkerja sendrian
dan membutuhkan peran dari seluruh elemen bangsa, masyarakat diantaranya
tokoh agama, tokoh masyarakat dan tokoh pemuda.
Radiakalisme adalah suatu gerakan yang ingin melakukan perubahaan pada sistem
sosial dan politik secara drastis dengan menggukan cara cara kerasan/ekstrim.
Redialisme merupakan tindakan/ faham yang mempunyai akar dan jaringan yang
kompleks. Sehingga tidak mungkin hanya bisa didekati dengan pendekataan keras
berupa penegakan hukum dan intlijen maupun tindakan respresif lainnya. Namun
juga harus ditangani dengan pendekatan wawasan kebangsaan, kewaspadaan
nasional, serta persatuaan bangsa melalui pendekataan persuasif dengan
instrument ideologi pancasila dan moderasi beragama.
B. Faktor yang medorong
faktor yang mendorong dalam persatuaan dan kesatuaan bangsa
- Nasionalisme
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham
(ajaran) untuk mencintai bangsa dan negara sendiri. Kesadaran keanggotaan dalam
suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama mencapai,
mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan bangsa. nasionalisme didasarkan bahwa kesetiaan dan pengabdian
individu kepada negara melampaui kepentingan individu atau kelompok lain.
Nasionalisme merupakan gerakan modern yang sudah ada pada abab ke-17 di
Inggris. Nasionalisme berkembang pada abad ke-18 diberbagai negara. Sepanjang
sejarah orang-orang telah melekat pada tanah asalnya. Adanya nasionalisme ini
sangat penting untuk mendorong persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
- Rasa toleransi yang tinggi
Dalam KBBI, toleransi merupakan sikap atau toleran. Di mana dua kelompok yang
berbeda kebudayaan saling berhubungan dengan penuh.
- Kesadaran dalam hidup bermasyarakat
Dengan adanya kesadaran hidup bermasyarakasat akan timbul keinginan untuk
saling membantu antar sesama dan mengikuti kegiatan-kegiatan di masyarakat.
- Rela berkorban untuk bangsa dan Negara
Rela berkorban penting bagi masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan.
Dalam sejarah, para pahlawan rela berkorban dengan berjuang untuk merebut dan
mempertahankan kemerderkaan bangsa Indonesia.
C. Upaya Mencegah Pemahaman Radikaisme.
Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa dilakukan sebagai upaya untuk
mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di kalangan masyarakat,
Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat
keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam sebuah Negara yang merupakan
gabungan dari berbagai masyarakat. Oleh karena itu, menjaga persatuan dan
kesatuan dengan adanya kemajemukan tersebut sangat perlu dilakukan untuk
mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu yang bisa dilakukan
dalam kasus Indonesia ialah memahami dan penjalankan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila, sebagaimana semboyang bhinneka tunggal ika.

1. Membentuk Team Cyber Anti-Radikalisme dan Anti-Narkoba

2. Mereview Kegiatan/Program yang tidak prioritas dan menggantinya dengan


Kegiatan Anti-Radikalisme.
3. Mensosialisasikan ajaran Agama yang santun, saling menghargai, saling
menghormati, damai, toleran, hidup rukun, menerima keberagaman dan
kemajemukan, memiliki rasa cinta Tanah Air dan bela Negara serta ajaran
agama yang Rahmatan Lil’alamin
4. Memberdayakan peran Penyuluh Agama Fungsional/Penyuluh Non-PNS,
Muballigh, Penceramah dan Kecamatan dalam upaya pencegahan paham
Radikalisme
5. Pembinaan Agama bagi siswa di sekolah-sekolah melalui Guru Pendidikan
Agama untuk mencegah masuknya paham radikalisme.
6. Menjalin hubungan koordinatif dengan Lembaga/Ormas Keagamaan Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu dalam upaya mencegah
Paham Radikalisme
7. Bermitra dengan Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan FKUB dalam
Mewujudkan Tri Kerukunan Agama.
8. Melakukan penanggulangan paham Radikalisme dengan edukasi
masyarakat, penyuluhan, bimbingan masyarakat di sekolah, keluarga,
pesantren, majelis taklim, serta sejumlah program seperti dialog, workshop,
dan diklat.

Radikalisme itu satu paham yang ingin mengganti dasar dan ideologi negara dengan
cara melawan aturan, kemudian merusak cara berpikir generasi baru. Orang Islam
atau bukan orang Islam, kalau melakukan itu, radikalisme.

Pengamat terorisme Al Chaidar mengatakan, negara harus melindungi hak-hak


publik dalam berbagai hal. Publik harus merasa aman dan diprioritaskan oleh
negara. Salah satunya, dengan cara mencegah para aparatur negara terpapar
paham radikalisme.

Oleh karena karena itu menegaskan radikalisme menjadi ancaman nyata bagi
generasi muda di Indonesia. Menurutnya perlu ada sikap kritis dan kewaspadaan
dari para orang tua jika melihat gelagat yang mencurigakan dari anak-anak yang
terpapar doktrin radikalisme. Eran strategis milenial dalam menangkal radikalisme
menurutnya dengan cara memanfaatkan teknologi informasi untuk menyampaikan
pesan-pesan perdamaian.

"Generasi milenal menjadi , menjadi pionir melawan radikalisme. Milenial harus aktif
dalam kegiatan positif, aktif dan bidang olahraga dan lainnya agar menjadi pribadi-
pribadi yang berprestasi, sehingga dapat mengantisipasi dan mencegah masuknya
paham radikalisme,

Peran pemerintah dalam upaya deradikalisasi ini harus terus digencarkan. Jangan
sampai ada lagi para pemuka agama yang dalam dakwahnya selalu saja mengkafir-
kafirkan orang yang berbeda keyakinan dengannya. Secara langsung maupun tidak
langsung, para pemuka agama yang suka mengkafir-kafirkan saudara sebangsanya
inilah yang menjadi pemicu atau pendorong untuk orang menjadi membenci
saudaranya sendiri, membenci orang yang tidak sepaham dengan dirinya, bahkan
sampai rela membunuh orang lain.

Peran masyarakat dan orang tua juga diharapkan turut andil dalam menjaga para
anak-anak muda ini supaya mereka terhindar dari ajaran radikalisme dan kebencian.
Terutama dalam penggunaan media sosial. Media sosial ini ternyata juga menjadi
media propaganda para pelaku ajaran ekstremis ini dalam usaha untuk merekrut
para jihadis-jihadis ini untuk melancarkan aksinya. Mencari sosok guru atau panutan
juga tidak kalah pentingnya. Carilah guru yang mengajarkan cinta kasih antar
sesama tanpa membeda-bedakan suku, ras, dan agamanya.

Tidak hanya pemerintah dan keluarga saja yang harus berperan dalam mencegah
berkembangnya radikalisme. Semua lapisan masyarakat, terutama para influencer
yang memiliki pengikut dengan jumlah banyak dan memiliki suara yang berpengaruh
juga harus ikut menyebarkan tentang pentingnya melawan paham radikalisme dan
kebencian ini.
Peran generasi muda juga sangat penting. Janganlah jadi generasi muda yang
berpikiran sempit dan mudah menerima ajaran atau ajakan untuk membenci
saudara sebangsa dan setanah air. Tanggung jawab negara ini akan berada di
tangan anak muda. Kalau paham-paham radikalisme ini tidak dihilangkan dari
pikiran generasi muda kita, maka negara ini pasti akan mengalami kehancuran.

Anda mungkin juga menyukai