Laporan Mikro
Laporan Mikro
Latar Belakang
Tidak ada satupun yang menggambarkan biologik sebaik mikrooraganisme, Mahluk hidup yang
tidak bisa dilihat olah mata telanjang. Keanakaragaman biokimia atau mekanisme genetik, baik
dalam bentuk maupun fungsi yang diperlihatkan dalam analisa mikrooraganisme, telah mengantar
kita pada batas pemahaman biologi. Oleh karenanya, kebutuhan akan penemuan baru – suatu tes
keabsahan hipotesa ilmiah – dapat dijumpai secara utuh pada mikrobiologi. Hipotesa yang berguna
akan memberikan dasar bagi ilmu alam lain, dan keragaman mikrobia memberi peluang, dimana
tantangan tersebut selalu ada.
Prediksi, suatu bentuk praktis dari ilmu pengetahuan, adalah suatu produk yang dihasilkan oleh
perpaduan antara teori dan praktik. Biokimia, biologi molekuler dan genetika merupakan perangkat
atau wahana yang dibutuhkan untuk analisis mikroba. Dalam berbagai pengembangan, mikrobiologi
dapat memperluas wawasan ilmu-ilmu tersebut. Seorang ahli mikrobiologi, mungkin menjelaskan
berbagai proses pertukaran berbagai bentuk saling membutuhkan (Mutualisme), misalnya suatu
kejadian kecil yang merupakan bagiannya. Dalam biologi, mutualisme disebut simbiosis, yaitu
hubungan yang terus menerus antara organisme yang berbeda. Pemberian kegunaan utama pada
satu pihak saja disebut parasitisme, yaitu suatu hubungan dimana inang memberikan kegunaan
utamanya kepada parasit. Isolasi dan karakterisasi sebuah parasit, contohnya bakteri patogen atau
Virus, seringkali membutuhkan rencana laboratorium, sehingga mirip dengan apa yang diperoleh
organisme tersebut saat berada dalam sel inang. Kebutuhan ini kadang-kadang memjadi tentangan
utama bagi peneliti.
Pengertian Mutualisme, simbiosis dan pasitisme berkaitan erat dengan ilmu ekologi dan prinsip-
prinsip biologi lingkungan, kesemuanya sudah masuk dalam mikrobiologi. Mikroorganisme
merupakan hasil evolusi, suatu konsekuensi biologis dari proses seleksi alam, yang terjadi pada
bentangan garaduil yang sangat luas pada organisme dengan berbagai keragaman genetik. Sejarah
alam yang kompleks ini harus selalu ada dalam pikiran kita sebelum menyimpulkan
mikroorganisme, bagian yang paling heterogen dari seluruh Mahluk Hidup.
Sebelum penemuan jasad-jasad renik, semua benda hidup yang dikenal dianggap sebagai tumbuhan
atau binatang; tidak terpikirkan adanya Jenis-jenis peralihan. Namun dalam abad ke-19, menjadi
jelas bahwa jasad renik memiliki semua kemungkinan kombinasi sifat-safat tumbuhan dan binatang.
Sekarang telah diakui secara umum bahwa jasad renik berkembang, dengan perubahan relatif
sedikit, dari seluruh tumbuhan dan binatang.
Kecenderungan para ahli biologi untuk menggolongkan semua jasad dalam salah satu dari 2
”dunia”, tumbuhan atau binatang, menimbulkan sejumlah keganjilan. Misalnya jamur, digolongkan
sebagai tumbuhan sebab sebagian jamur-jamur tidak bergerak, walaupun jamur hampir tidak
memiliki sifat-safat lain dari tumbuhan dan menunjukan afinitas filogenik kuat dengan protozoa.
Agar dapat menghindarkan penempatan sewenang-wenang kelompok-kelompok peralihan dalam
“dunia” yang satu atau yang lainnya, Heckel mengusulkan pada tahun 1899, agar jasad renik
ditempatkan dalam “dunia” yang terpisah, Protista. Menurut definisi Heckel, dalam protista
tergolong alga, Protozoa, jamur, dan kuman. Namun pada pertengahan abad ini, renik mikroskopik
elektron yang baru mengungkapkan bahwa kuman secara fundamental berbeda dari tiga kelompok
yang lain damal struktur sel. Ke-3 kelompok yang terakhir memiliki tipe struktur sel yang lebih
maju, sama dengan sel-sel tumbuhan dan binatang, yang dinamakan eukariotik; kuman-kuman
memiliki struktur sel yang lebih primitif, yang dinamakan prokariotik. Istilah protista digunakan
sekarang untuk menunjukkan jasad-jasad eukariotik, sedangkan semua kelompok kuman dinamakan
secara kolektif sebagai prokariota.
Biologi umum membedakan antara eukariota (organisme yang memiliki membran inti) terhadap
Prokariota (Organisme dimana DNA nya tidak dapat dipisahkan secara fisik dari sitoplama).
Perbedaan lebih lanjut tentang eukariota dan prokariota misalnya akan dibedakan oleh ukurannya
yang relatif besar dan adanya organela-organela yang terikat pada membran sel, misalnya
Mitokondria.
Eukariota dan Prokariota merupakan organisme, karena memiliki seluruh enzim yang diperlukan
untuk fungsi replikasi (perbanyakan) dan memiliki perangkat biologi yang penting untuk
memproduksi energi metabolik. Oleh karenanya eukariota dan Prokariora berbeda dengan virus
yang bergantung pada inang untuk menjalankan fungsi seperti di atas.
Kegunaan Praktikum
Kegunaan Praktikum ini yaitu agar praktikan dapat mempelajari dasar-dasar Pratikum mikrobiologi
yang merupakan pengetahuan dasar dalam penerapan Mikrobiologi. Serta mempelajari Sterilisasi
alat-alat praktikum beserta alat sterilisasinya, mempelajari alat-alat dan media yang digunakan
dalam praktikum mikrobiologi, dapat membuat preparat hidup, dapat menghitung bakteri,
mempelajari kultur bakteri, mengamati bakteri, dan Praktikan dapat melakukan pengecatan gram
pada bakteri.
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi
Sterilisasi merupakan Metode praktis yang dirancang untuk membersihkan dari mikroorganisme,
atau sengaja untuk menghambat pertumbuhannya, yang nyata dari kepentingan dasar di banyak
keadaan. Jenis dari mikroorganisme sangat berbeda dalam kelemahannya terdapat berbagai macam
agen antimikroba, dan lebih banyak lagi, afek yang praktis dari agen ini pada adanya keadaan
nyatayang sangat besar dipengaruhi oleh keadaan sekitar. Banyak yang akan bertahan, contohnya,
pada cuaca tertentu organisme memiliki kulit, pada beberapa tubuh zat cair atau pada udara, Air,
makanan, kotoran, atau ruangan berdebu. Caranya harus dirubah, oleh karena itu, dengan masalah
nyata. Hal ini tidak mungkin, bagaimanapun pada garis besarnya tentunya prinsip dasar digaris
bawahi pada umumnya digunakan cara untuk memusnahkan dan mengontrol kehidupan mikroba
(Burdon, 1969).
Cara kerja sterilisasi adalah cara kerja agar terhindar dari kontaminasi, cara kerja steril ini
digunakan pada pembuatan media, pemeriksaan kultur dan pembuatan preparat. Sterilisasi dapat
dilakukan secara; (1) Fisik di bagi menjadi beberapa bagian antara lain (a) dengan ”Hot air
Sterilization” oven. Bahan dari gelas dibungkus dengan alumunium foil, suhu 170-250°C selama 2
jam. (b) panas basah dengan tekanan, suhu 121°C selama 15 menit. Alat yang digunakan adalah
autoclave, caranya: alat-alat gelas dibungkus lagi dengan alumunium foil. (c) Pressure Cooker,
caranya: panaskan air mendidih, biarkan klep uap terbuka agar keluar uap kemudian klep uap
ditutup, lihat suhu dan tekanan, bila suhu telah 121°C dengan tekanan 1,5 atm, dijaga konstan
selama 15 menit. Kemudian buka klep uap hingga tercapai tekanan nol, dan setelah suhu mencapai
suhu kamar, alat dan bahan dikeluarkan. (2) Kimia yaitu dengan menggunakan zat-zat kimia seperti
desinfektan, antiseptik. (3) Radiasi yaitu dengan menggunakan sinar Ultraviolet, biasanya
digunakan pada ruangan dan alat-alat plastik. (4) Filter yaitu dengan menggunakan membran filter
dan Vacum Pump (Anonim, 2007).
Pengenalan Media
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang
sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya
elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam
bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai
tempat berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari
campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Anonim, 2007)
Kebanyakan berat kering dari mikroorganisme adalah bahan-bahan organik yang mengandung
elemen-elemen karbon, hidrogen, nitrogen, oksigen, phospor dan belerang.
Di samping itu, ion-ion anorganik seperti potasium, sodium, besi, magnesium, kalsium dan klorida
dibutuhkan untuk memfasilitasi katalis enzim dan mempertahankan Gradien kimia yang melelui
membran sel (Jawetz, etc. 2001). Oleh karena itu adapun syarat-syarat untuk media yang baik
adalah media harus mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan bakteri, Media tidak
mengandung zat-zat penghambat serta media harus steril (anonim, 2007)
Klasifikasi media berasarkan fungsinya yaitu; (1) Enriched media, adalah sejumlah media umum
yang kemudian ditambahkan dengan darah, serum, ekstrak tumbuh-tumbuhan atau kaldu yang
mampu memacu pertumbuhan bakteri patogen. (2) media selektif, yaitu media yang menggunakan
bahan-bahan kimia yang bersifat memacu pertumbuhan bakteri yang diinginkan. (3) media
diferensial yaitu media yang ditamnahkan zat-zat kimia tertentu yang menyebabkan suatu
mikroorganisme membentuk perubahan tertentu, sehingga dapat membedakan tipe
mikrooraganisme. (4) Media Penguji, yaitu media dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
pengujian antibiotika, asam amino dan vitamin. (5) media Khusus yaitu media untuk menentukan
tipe pertumbuhan mikroorganisme dan kemampuannya untuk mengadakam perubahan-perubahan
tertentu. (6) media untuk bakteri Anaerob yaitu beberapa bahan kimia dapat ditambahkan untuk
menguji kandungan O2 dengan pengikatan kimiawi (Anonim, 2007).
Perhitungan Bakteri
Pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan menggambarkan mutu bahan baku, proses
pembuatan dan tingkat kerusakan suatu bahan mekanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya
biasanya metode yang dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan
ketepatan hasil pemeriksaan. Metode perhitungan itu adalah: (1) metode hitung bakteri, metode ini
dapat dikerjakan tergantung dari jumlah bakteri yang hidup dengan aktifitas metabolisme (a) angka
lempengan total, (b) pengenceran, Most Probable Number (MPN), (c) aktifitas metabolik. (2)
Metode total bakteri hidup dan bakteri mati meliputi (a) berat kering bakteri, (b) kekeruhan,
berdasarkan jumlah sinar yang diserap pada panjang gelombang tertentu, (c) hitung partikel
elektronik, (d) hitung dengan mikroskop langsung, (e) Volume sel (Anonim, 2007).
Dari sejumlah metode di atas beberapa saja yang sering digunakan untuk pemeriksaan rutin yaitu;
(1) angka lempeng total ”Pour Plate” digunakan untuk menghitung bakteri dengan ketentuan yaitu
(a) satu koloni bakteri dihitung satu sel bakteri hidup, (b) satu sel hidup dari sampel akan mampu
membentuk koloni bakteri dalam lempeng petri dish, (c) dihitung jumlah koloni antar 30-300
koloni. Apabila kurang maka dihitung jumlah koloni yang ada, sedang apabila lebih dari 300 maka
perlu dilakukan pengenceran. (2) penghitungan bakteri dengan bakteri ”Spread Plate”, prinsip
hitung bakteri dengan metode ini adalah meratakan bakteri yang terdapat di dalam sampel dengan
volume tertentu di atas permukaan media yang sesuai. (3) Most Probable Number (MPN), adalah
perhitungan bakteri dengan cara menggunakan variasi jumlah tabung yang sudah ada di dalam
standard (Anonim, 2007).
Slide spesial-counting Chambers sebagaimana penghitung bakteri Petroff-Hausser juga digunakan
untuk membuat perhitungan langsung. Perhitungan bakteri ditempatkan pada sebuah jalur ruangan,
dimensi dari yang kita tahu, dan dibungkus dengan yang kecil. Pengujian dapat di buat dengan lebih
banyak kepuasan dengan lapangan-gelap atau fase mikroskopis, jika sel tidak ditandai dan karena
itu tidak terlalu mencolok oleh pengujian terang-lapang. Sejak counting cahmber diputuskan mati di
dalam area yang pasti dan sejak kedalaman dari perhitungan pada ruangan diperhitungkan di
ketahui, berarti bahwa di atas volume lain daerah yang diatus dapat dijumlahkan. Semuanya adalah
dibutuhkan, oleh karena itu, apakah dijumlahkan nomor dari organisme di beberapa area, rata-rata
mendapatkan bilangan untuk menghitung per area, dan juga mengalikan rata-rata ini oleh sebuah
faktor yang tepat memasukkan penjumlahan ke nomor bakteri per milimeter (Pelczar, etc. 1958).
Kultur Mikroba
Saat bakteri di inokulasi kedalam sebuah medium dan di inkubasi secukupnya, kumpulan sel
menjadi tak terlihat. Bakteri ataupun mikroorganisme lainnya tumbuh di sebuah medium
laboratorium yang berhubungan dengan mengkultur. Spesies yang berbeda dari pertumbuhan
bakteri pada media beberapa macam media yang sama lebih terlihat berbeda; jadi diketahui dari
penampilan, atau ciri khas kultur, dari sebuah species sangat berguna untuk pengenalan tipe yang
pasti dari bakeri dan dapat uga disediakan sebagai bantuan dalam mengidentifikasi spesies.
Bagaimanapun bakteri harus didapatkan sebuah dari kultur murni sebelum ciri khas kultur atau pada
tempat lain dari sebuah spesies yang dapat ditentukan (Pelgzar, 1958).
Untuk mempelajari sifat-sifat dari masing-masing mikroba termasuk sifat pertumbuhan, morfologi
dan sifat fisiologinya, masing-masing mikroba tersebut harus dipisahkan satu dengan yang lainnya,
sehingga terbentuk kultur murni yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sek dari satu spesies atau
satu galur mikroba, dengan cara menggoreskan kultur ke medium padat. Ada beberapa cara untuk
menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu; (1) Goresan Langsung, (2) Goresan kuadran, (3)
Goresan radian. Koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat dibedakan dalam besarnya, warna,
penampakan apakah keruh atau bening, bentuk penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas agar
dan bentuk permukaan (Anonim, 2007)
Agar tumbuh suatu organisme membutuhkan seluruh elemen dalam bahan-bahan organiknya dan
komlpemen ion-ion yang dibutuhkan untuk energi dan katalisis. Disamping itu harus ada sumber
energi untuk memantapkan proton motive force dan untuk memungkinkan sintesis makromolekul.
Mikroorganisme sangat beragam kebutuhan nutrisi dan sember energi metabolismenya (Jawetz, etc.
2001).
Pengecatan Gram
Kebanyakan sel bakteri tidak berwarna, sehingga jika dilarutkan dalam air dan diperlihatkan di
bawah mikroskop tidak memperlihatkan warna kontras dengan medium disekelilingnya. Beberapa
zat yang digunakan untuk mengamati struktur bagian dalam sel. Dalam pewarnaan mikroba, dapat
digunakan satu jenis warna, cara ini disebut pewarnaan sederhana. Zat-zat warna yang biasa
digunakan untuk pewarnaan bekteri dapat dibedakan atas beberapa golongan yaitu: pewarnaan
sederhana, pewarnaan diferensial, pewarnaan strukturan dan pewarnaan untuk menguji adanya
komponentertentu di dalam sel (Anonim, 2007)
Karakteristik taksonomi penting bakteri adalah reaksi mereka terhadap pewarnaan gram. Pewarnaan
gram menjadi penting karena reaksi gram berhubungan dengan sifat morfologi lain dalam bentuk
hubungan filogenik. Organisme yang berpotensi gram positif mungkin hanya dapat dilihat dengan
pewarnaan gram pada kondisi lingkungan yang sesuai dan pada biakan muda. Prosedur pewarnaan
gram dimulai dengan pemberian pewarna basa, kristal violet. Larutann iodine kemudian
ditambahkan; semua bakteri akan diwarnai biru pada fase ini. Sel kemudian diberi alkohol. Sel
gram positif akantetap mengikat senyawa kristal violet-iodine, tetap berwarna biru; sel gram negatif
warnanya hilang oleh alkohol. Sebagai langkah terakhir, counterstain (misalnya Safranin pewarna
merah) ditambahkan, sehingga sel gram negatif yang tidak berwarna, akan mengambil warna
kontras; sedangkan sel gram positif terlihat dalam warna biru (Jawetz, etc. 2001).
Materi Praktikum
Alat-alat Praktikum
1.Lampu Bunsen dengan bahan bakar Gas
2.Petri dish
3.Lampu UV
4.Lampu Bunsen dengan bahan spirtus
5.Erlenmeyer
6.Gelas Kimia
7.Tabung Reaksi
8.Alumunium foil
9.Ose
10.Golf Stick
11.Glass objek
12.Cover Glass
13.Pipet tetes
14.Pipet Ukur
15.Mortal
16.Stomacher Sirculator
17.Volt tage
18.Inkcubator
19.Autoclave
20.Mikroskop
Bahan-bahan Praktikum
1.Aquades
2.SSA (Salmonella Sigela Agar)
3.MSA
4.Agar Darah
5.EMBA
6.BSA
7.kapas
8.Cat Gram
9.Biakan bakteri dalam media padat
Metode Praktikum
ACARA 1 : Sterilisasi
Adapun cara kerja dari Praktikum Sterilisasi yaitu;
1.Sterilisasi dengan pemijaran. Caranya; dengan meletakkan alat-alat di atas api
2.Sterilisasi dengan AutoClave. Caranya; alat-alat gelas dibungkus kertas, sedangkan media ditutup
dengan kapas kemuadian dilapisi dengan alumunium foil, masukan ke dalam AutoClave, kemudian
Stel AutoClave pada tekanan 121°C dan waktu 15 menit.
Tanggal Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 10, 12, 14 dan 15 mei 2007.
Hasil Praktikum
Hasil Pengamatan
ACARA 1 : Sterilisasi
Tabel 1.
Media Diferensial
1.Agar Darah adalah Berguna sebagai media penumbuh bakteri, yang berasal dari darah yang
dibentuk sedemikian rupa
2.EMBA (Eosin Metilen Bleu Agar)adalah Semua bakteri dapat ditumbuhkan di EMBA. Contohnya
bakteri E. Coli warnanya akan gelap.
3.MACKE (Much Counkey Agar)terdiri dari 1.Nutrien Agar.
1. EMBA (Eosin Metilen Blue Agar)adalah Termasuk media yang dapat menumbuhkan bakteri E.
Coli, Warna E. Coli akan gelap.
Tabel 4.
No Bahan Makanan Koloni (CFU/Gram)
10-1 10-2 10-3 10-4 10-5 Rata-rata
1 Susu 1210 12900 285000 1820000 19200000 4263822
2 Ayam - - 235 205 - 1142500
3 Telur 84 44 12 - - 5746,67
4 Daging Sapi >300 313 287 165 33 1054260
5 Yakult 20 100 - - - 60
Sumber: Data Primer diolah tahun 2007
PEMBAHASAN
Pembiakan adalah proses perbanyakan organisme melalui penyediaan kondisi lingkungan yang
sesuai. Mikroorganisme yang sedang tumbuh membuat replika dirinya, membutuhkan adanya
elemen-elemen dalam komposisi kimia mereka. Nutrisi harus menyediakan elemen ini dalam
bentuk yang mudah di metabolisme (Jawetz, etc. 2001). Demikian pula dengan media sebagai
tempat berkembang biakan bekteri, karena media merupakan salah satu bahan yang terdiri dari
campuran nutrisi zat makanan yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba (Anonim, 2007).
Media yang diperkenalkan pada para praktikan pada praktikum pengenalan media ini adalah SSA
(Salmonela Sigela Agar), NA (Natrium Agar), MCA (Much Counkey Agar), MSA (Manitold Salt
Agar) pada media ini yang merupakan tempat pembiakan bakteri yang steril karena dalam media
agar ini telah tersedia nutrisi yang cukup bagi tiap bakteri. Setiap jenis media menerangkan
perbedaan kandungan bakteri yang akan berada pada media tersebut.
Setelah diperkenalkan dengan media, praktikan di ajari menanam bakteri ke dalam media dimana
setelah di tanam media di simpan ke dalam inkubator yang merupakan tempat yang cocok untuk
tempat bakteri sesuai dengan suhu yang diperlukan. Dalam hal ini, penanaman dilakukan setelah
bahan yang di tumbuhkan dalam tabung reaksi dikeluarkan secara perlahan-lahan dan di dekatkan
dengan api agar behan yang akan di tanam tetap steril dan tidak terkontaminasi mikroba lainnya.
Setelah beberapa hari media di keluarkan dari inkubator dan dihitung banyaknya koloni dalam tiap
media, setelah di hitung maka untuk mendapatkan nilai rata-rata dari semua bakteri yang telah
ditanam maka di hitung dengan rumus jumlah koloni dikalikan dengan 1/ faktor pengenceran.
Untuk faktor pengenceran bahan yang akan di tanam diambil 10-1 kemudian di masukkan ke
tabung lain dan begitupun seterusnya tabung satu dengan tabung yang lain dimasukkan dengan
perbandingan 10 ml / tabung.
Dari hasil perhitungan ini, media digunakan lagi untuk mengkulturnya ke dalam SSA, NA, MCA
dan MSA dengan menggunakan tehnik penggoresan yang berbeda-beda. Hasil yang di dapatkan
akan mengikuti kultur yang ada, bakteri akan tumbuh sepanjang goresan yang dilakukan. Setelah
bakteri tumbuh maka bakteri di ambil dengan menggunakan jarum ose dan dilakukan pengecatan
dengan menggunakan Gram 1, 2, 3 dan 4 yang memiliki kegunaan yang berbeda-bada untuk
pewarnaan.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
Adapun saran yang dapat diambil dari Praktikum ini adalah:
1.Pada saat membuat media ataupun memindahkan mikroba di tempat lain maka diharapkan agar
tempat memindahkan media tersebut steril dan selalu dekat dengan alat yang digunakan agar tetap
steril.
2.Diperlukan pemahaman yang mendalam untuk mengenal media agar dapat memilih media yang
tepat untuk menanam media.
3.Dalam menghitung bakteri diharapkan agar Counting Chamber berada pada posisi nol sebelum
melakukan penghitungan
4.Dalam mengenal berbagai kelompok mikroba berdasarkan bentuk, ukuran, komposisi sel, gerak
dan alat geraknya di perlukan perhatian yang cukup agar dapat membedakannya dengan baik.
5.Dalam mengkultur mikroba di perlukan ketelitian dalam melakukan penggoresan agar mikroba
yang akan di amati dapat tumbuh dengan baik.
6.Diharapkan agar pada saat melakukan pengecatan gram pada glass objek untuk tidak terlalu
banyak agar tidak terjadi kelebihan warna juga pada saat pengeringan dengan menggunakan panas
pada api untuk tidak terlalu dekat agar glass objek tidak pecah.
DAFTAR PUSTAKA
Burdon Ph.B., Sc.M., Ph.D., Kenneth L. & Williams, A.B., Sc.M., Ph.D., Robert P. 1969.
Mycrobiology. London, Collier-McMillan Publisher.
Jawetz E., Melnick J.L., Adelberg E.A., 1982. Mikrobiologi untuk profesi kesehatan. Jakarta, EGC
Press.
Jawetz E., Melnick J.L., Alderberg E.A., 2001. Mikrobiologi kedokteran. Surabaya, Airlangga
University Press.