Anda di halaman 1dari 72

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sejarah mengatakan bahwa jurnalisme merupakan alat kebutuhan orang

berkomunikasi. Komunikasi sangat penting bagi kehidupan manusia, karena

merupakan jalan untuk bertukar informasi. Sejak prasejarah, komunikasi

dilakukan dengan berbagai cara. Semuanya menurut Aleksander Rozhkov, dosen

sejarah jurnalisme, dapat dilihat melalui lukisan batu, perkamen atau bangunan.

Jadi dapat dikatakan komunikasi sejak awal kehidupan masyarakat telah

memiliki perubahan bentuk. Dan masyarakat menggunakan berbagai media untuk

berkomunikasi. (Aleksander Rozhkov dalam Septiawan, 2005:10).

Saat ini kita dapat melihat kegiatan jurnalistik seperti mengumpulkan,

menyiapkan dan menyebarkan informasi melalui pamflet, newsletter, koran,

majalah, film, televisi, internet, buku, dan radio. Diantara banyak media yang

dapat menyebarkan informasi, radio merupakan salah satu media yang menarik

sekali untuk diteliti. Semua itu dikisahkan sebagai berikut:

Ketika 12 Mei 1998, enam mahasiswa, Universitas Trisakti tertembak,


berbagai radio kampus memasang lagu Imagine-nya John Lennon. Seruan
Lennon, The Beatles ini, menyeruak udara Jakarta yang tengah digempur
demonstrasi. Seakan jadi simbol peace itu indah bila Orde Baru itu turun tanpa
salak senjata. Di Bandung radio Mara mengumumkan pita putih dikenakan
kepada pemirsanya. Kantor stasiun radio itu kebanjiran telepon dan kiriman pita.
Kisah heroik semacam itu dimiliki radio sejak jaman kemerdekaan.
Di malam 17 Agustus 1945, radio jadi buruan kaum Republikan Indonesia
yang ingin ngomong “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa”, dan mencabut
bendera Jepang atau Belanda dari pekarangan gedung. Dengan selandap-
selundup dari intaian kempetai Jepang, mereka siapkan mik stasiun radio Hoso
Kyoku, di Jakarta, untuk menyiarkan suara Soekarno - yang lalu jadi Presiden
pertama di Indonesia– yang pagi sebelumnya membacakan pernyataan
kemerdekaan Republik Indonesia. Esok harinya, dari Bandung, suara itu
2

bercampur bahasa Inggris mengudara ke seantero dunia. Ini hasil ulah


Republikan muda Bandung yang menyambungkan radio lokal ke transmiter
gelombang pendek punya Kantor Pusat Telegraf. Dunia pun lalu tahu, kini ada
Indonesia di wilayah Asia raya milik Jepang, dan sebelumnya Hindia-milik-
Belanda.
Kiprah radio di seantero sejarah Indonesia, bukan cuma itu. Nama RRI
(Radio Republik Indonesia) sempat tercatat dalam peristiwa G30S PKI 1965.
Sasaran utamanya Letkol Untung, dan pasukannya, pada 1 Oktober 1965 ialah
gedung RRI, beberapa pusat telekomunikasi di Jakarta Pusat. Tujuan: siaran
publik yang berisi gagalnya Dewan Jendral menggulingkan Presiden Soekarno.
Dan, malamnya, Mayjen Soeharto (Presiden Kedua RI) segera merebut kembali
studio RRI di Jakarta, dan membalikkan siaran Letkol Untung, dan
mengumumkan ABRI siap memegang kendali. (Sen dan Hill dalam Septiawan,
2005: 99-100).

Dari kutipan diatas jelas terlihat bahwa radio memiliki peranan yang amat

penting bagi kehidupan kita. Ketika sebuah peristiwa gempar terjadi, seperti

pembunuhan presiden, gempa bumi, dan lain sebagainya akan cepat sampai

apabila disiarkan melalui radio. Radio dapat segera mengudarakan buletin

pemberitaan. Banyak radio di Indonesia, yang telah membuat program

pemberitaan atau siaran pemberitaan sebagai daya jualnya. Walaupun selain

sebagai media informasi, radio juga berfungsi sebagai media hiburan,

pendidikan, dan dapat pula dijadikan sebagai alat propaganda yaitu bagaimana

cara mempengaruhi dan menguasai jalan pikiran orang lain. Maka dapat pula

dikatakan radio sebagai medium.

Media radio juga dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate)

setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga

peradilan), dan pers atau surat kabar. Disebut kekuatan kelima antara lain karena

radio memiliki beberapa keunggulan, antara lain: cepat dan langsung, akrab,

dekat, hangat, sederhana, tanpa batas, murah, bisa mengulang dan fleksibel

(Asep, 2004:23). Kelebihan radio yang memang tidak dimiliki oleh media massa

lain adalah dalam hal daya tembus. Informasi yang disiarkan juga mempunyai
3

nilai kesegaran (immediacy) dan keluwesan (flexibility). Radio seakan dengan

mudah berada disekitar kita: pesan diantar melalui kecepatan transistor, dan

sekelompok orang tidak saling kenal (dimanapun ia berada) mendengarkannya.

Format-format penyiaran radio mengasumsikan adanya desain “bahasa

tekstual” yang khusus dari dunia penyiaran. Kekhususan teksnya terkait dengan

kepentingan masyarakat akan informasi dan hiburan yang auditif. Maka dari itu

terciptalah bahasa verbal yang berbeda dengan bahasa sehari-hari dan bahasa

informal yang dipakai di masyarakat. Komunikasi yang dilakukan di radio-

seperti halnya di media massa lain- adalah komunikasi massa (mass

communication) yaitu komunikasi kepada orang banyak (massa,publik) dengan

menggunakan media (communicating with media).

Dibanding media cetak dan televisi, radio memiliki karakteristik tersendiri.

Dunia radio adalah dunia siaran. Gaya penulisannya menggunakan bahasa tutur,

teknik penyajiannya disuarakan atau dibacakan, informasi yang disampaikan

penyiar atau pembaca berita tidak dapat diulang, dapat menyajikan berita secara

langsung, terdapat batasan waktu dalam penyajian naskah siaran dan penggunaan

kalimatnya mudah dimengerti. Dunia radio mengenali bahasa siaran sebagai

bahasa percakapan. Bukan bahasa teks yang dibaca, tapi naskah audio yang

didengar.

Untuk itu dibutuhkan ketrampilan mengolah bahasa yang agak berbeda,

ketika mengkarakteristikkan penulisan naskah berita (broadcast news writing).

Bagaimana mengolah bahasa untuk siaran bagi pendengar radio. Bagaimana

mengisahkan peristiwa dengan cara menarik, mengabarkan informasi dan

mengesankan khalayak atau pendengar seolah berada di tengah peristiwa.


4

Banyak istilah-istilah dalam jurnalistik radio (broadcast journalism, radio

journalism) yang tidak dimengerti oleh sebagian besar orang terutama pendengar

radio.

Bagi mereka hal yang terpenting adalah bisa mendengar acara radio yang

menghibur, menyenangkan, dan memenuhi kebutuhan akan informasi. Pendengar

mungkin juga tidak peduli terhadap masalah teknis dan penulisan naskah yang

dibawakan oleh penyiar. Pendengar hanya memperdulikan penyiar atau reporter

yang memperdengarkan suara yang jelas dan enak didengar sehingga informasi

yang disampaikan mudah dimengerti. Lain halnya dengan penyiar, reporter dan

penulis naskah (script writer) yang menjadi ujung tombak siaran radio. Mereka

harus dapat memberikan sajian acara dan informasi secara jelas, enak didengar,

menghibur dan mudah dimengerti.

Oleh karenanya, agar pendengar dengan setia di saluran radio (stay tune).

Maka penyiar, reporter dan penulis naskah harus memahami dan menguasai

kecakapan untuk melakukan siaran, menyampaikan laporan dan menulis naskah

yang baik dan benar. Disinilah pentingnya menguasai teknik-teknik dalam

jurnalistik radio khususnya dalam pembuatan naskah siaran. Karena radio

memiliki beberapa karakteristik: auditif atau auditori, yakni dikonsumsi oleh

telinga atau indera pendengaran. Proses penyebarluasannya atau disampaikan

kepada pendengar melalui pemancar (transmisi). Mengandung gangguan seperti

timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis. Serta radio merupakan

pembentuk imajiasi pendengar (theatre of mine) maka apa yang diutarakan

haruslah jelas dan mudah dimengerti.


5

Disamping itu, dalam menyampaikan sebuah informasi di radio juga harus

menyimak beberapa broadcast style yaitu: khalayak hanya mendapatkan satu kali

kesempatan untuk memahami. Sehingga naskah siaran yang dibuat ditulis untuk

didengarkan dan merupakan berita yang mudah dicerna dalam satu kali dengar.

Maka, pembuat naskah siaran harus membuat setiap kalimat dengan sangat jelas

agar pendengar langsung paham hanya dalam sekali penyampaian. Sekalipun

sepertinya yang terbaca di halaman teks siaran cukup jelas, penyiar tahu persis

kedengarannya belum tentu pas-jika belum dibacakan dengan volume suara yang

cukup terasa. Oleh karenanya penulis naskah (script writer) harus membuat

tulisan yang bila dibaca terdengar jelas dan tegas setiap kata-katanya.

Penulisan naskah siaran tidak menggunakan piramida terbalik. Menulis berita

siaran, fakta-faktanya tidak disusun dari atas ke bawah, berdasar urutan yang

lebih penting (di atas) ke yang tidak paling penting (ke bawah). Dibagian akhir

(bawah) dari sebuah naskah siaran, justru penyiar menampilkan sesuatu yang

paling penting ditangkap khalayak atau pendengar. Isinya berupa summary

statement , yaitu inti ringkasan berita. Karena yang dibutuhkan oleh pendengar

adalah inti dari sebuah informasi.

Dalam sebuah penulisan naskah siaran, tidak sebegitu formal seperti pada

penulisan di media cetak. Yang ditulis dalam naskah siaran, ialah untuk

menceritakan kepada seseorang yang belum tahu persis kejadiannya

dibandingkan si penyiar. Jadi dapat dikatakan dalam penulisan naskah siaran

menggunakan nada percakapan. Selain itu kata-kata yang ditulis dan diucapkan

tidak boleh terdengar salah. Karena hal ini dapat mengacaukan benak dan
6

perasaan pendengar yang tengah berkonsentrasi mendengarkan dan

membayangkan apa-apa yang diucapkan penyiar.

Walau bahasa siaran itu tidak seformal bahasa media cetak, tetapi harus

diingat bahasanya lebih formal dari bahasa sehari-hari. Ketika diucapkan

memang seperti tidak memperhatikan tata bahasa, atau tata kalimat dan

semacamnya. Namun dalam menulis naskah siaran hal tersebut perlu

diperhatikan. Hal ini terjadi dikarenakan pemberitaan di radio berlangsung satu

arah, tanpa jeda interaksi dengan pendengar, reporter, atau penyiar. Pendengar

tidak mungkin mendengar ulang apa yang dimaksud dan bertanya pada penyiar.

Sebabnya dalam penulisan naskah siaran bahasa yang digunakan yaitu kalimat

langsung dan singkat.

Selain itu, penulisan sebuah naskah siaran juga dapat mempengaruhi

sejauhmana acara di radio bisa dikatakan berkualitas. Berlatarbelakang dari

alasan yang telah dikemukakan di atas peneliti memilih judul ini, alasan lainnya

adalah karena di radio Suara Akbar FM Jember juga mengharuskan bagi

penyiarnya untuk membuat naskah siaran dalam menunjang berlangsungnya

suatu acara. Dan juga bahwa sepanjang pengetahuan peneliti belum ada

penelitian sebelumnya yang mengangkat judul yang sama. Terutama di radio

Suara Akbar FM Jember, sehingga hasil penelitian ini nantinya diharapkan bisa

memberikan kontribusi baru bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang Ilmu Komunikasi. Dan juga data-data yang terkait penelitian ini,

baik data secara teoritis maupun data dokumenter cukup tersedia sehingga tidak

menyulitkan bagi peneliti untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan. Hal


7

terpenting juga, dan bisa dijadikan sebuah catatan, bahwa penulisan naskah

siaran adalah kunci dari berkualitasnya sebuah acara di radio.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dirumuskan di awal dan agar supaya

penelitian ini bisa fokus, maka terlebih dahulu dirumuskan suatu masalah sebagai

landasan yang dapat dijadikan dasar pembuktian terhadap masalah yang

dimaksud. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah kemungkinan terjadinya

penyimpangan dari sasaran yang diinginkan.

Adapun rumusan masalah yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya penyiar Radio Suara Akbar FM Jember dalam membuat

naskah siaran?

2. Langkah-langkah apa yang dilakukan penyiar Radio Suara Akbar FM Jember

dalam membuat naskah siaran?

3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran di

Radio Suara Akbar FM Jember?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui upaya penyiar Radio Suara Akbar FM Jember dalam

membuat naskah siaran.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah yang dilakukan penyiar Radio Suara

Akbar FM Jember dalam membuat naskah siaran.


8

3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan

naskah siaran di Radio Suara Akbar FM Jember.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini yaitu:

1. Kegunaan Teoritis:

Diharapkan dengan adanya data-data yang diperoleh dan disajikan tersebut

dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi ilmu pengetahuan baik peneliti

maupun pembaca.

2. Kegunaan Praktis:

Semoga penelitian ini dapat berguna sebagai masukan bagi Radio Suara

Akbar FM Jember dalam pengembangan perusahaan, serta pengembangan

penelitian ini.
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Komunikasi

Dalam kehidupan setiap individu di masyarakat, sejak kita bangun sampai

kita tidur lagi selalu terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi

merupakan konsekuensi hubungan sosial (sosial relationship). Masyarakat paling

sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain. Karena

berhubungan maka menimbulkan interaksi sosial (sosial interaction). Dan

sebuah interaksi sosial disebabkan oleh komunikasi.

Apabila dilihat dari segi etimologis atau asal katanya, komunikasi berasal dari

bahasa latin communicatio. Dan kata ini bersumber pada kata communis. Arti

communis disini adalah sama, dalam arti kata sama makna. Yaitu sama makna

mengenai suatu hal. Jadi komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang

yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang

dikomunikasikan.

Sedangkan secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian tersebut, jelas

bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang. Dimana seseorang menyatakan

sesuatu kepada orang lain. Jadi yang terlibat dalam komunikasi itu adalah

manusia. Oleh karenanya, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah

komuniksi manusia (human communication). Sehingga dapat dikatakan bahwa

komunikasi yang dimaksud yakni komunikasi antara seseorang dengan orang


10

lain, yang mengandung makna “proses penyampaian atau pernyataan oleh

seseorang kepada orang lain.” (Onong, 2000:5)

Komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional (intentional),

mengandung tujuan, karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Kadar

perencanaan itu, tergantung dari pesan yang akan dikomunikasikan dan pada

komunikan yang dijadikan sasaran. Dari sekian banyak pengertian yang

dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan secara lengkap yaitu:

Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada

orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau

perilaku, baik secara lisan, maupun langsung, melalui media.

B. Komunikasi Massa

Yang dimaksudkan dengan komunikasi massa ialah komunikasi melalui

media massa modern. Media massa yang dimaksud adalah surat kabar, film,

radio dan televisi. Jadi dapat dikatakan komunikasi massa ialah penyebaran pesan

dengan menggunakan media yang ditujukan kepada sejumlah massa yang abstrak

atau orang yang tidak nampak oleh si penyampai pesan. (Onong, 2000:50).

Pembaca surat kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film merupakan

massa yang abstrak. Maka jelas bahwa komunikasi massa atau komunikasi

melalui media massa sifatnya satu arah (one way traffic).

Unsur-unsur yang masuk dalam komunikasi massa yaitu komunikan, media

massa, pesan, komunikator dan efek. Komunikan yaitu orang yang menerima

pesan, jumlahnya relatif besar, heterogen atau bermacam-macam dan anonim

atau tidak saling kenal. Media massa yakni saluran yang dapat menyampaikan
11

pesan, dapat berupa surat kabar, radio, film atau televisi. Pesan ialah sesuatu

yang ingin disampaikan pada khalayak atau massa yang abstrak. Komunikator

merupakan orang yang menyampaikan pesan. Sedangkan efek dapat dikatakan

perubahan sikap dari komunikan setelah mendapatkan sebuah pesan.

Adapun fungsi dari komunikasi massa antara lain: menyiarkan informasi (to

inform), mendidik (to educate), menghibur (to entertain) dan alat propaganda

atau persuasi. Dari fungsi-fungsi tersebut, yang paling utama bergantung kepada

jenis media massa. Contoh media cetak atau surat kabar fungsi utamanya adalah

menyiarkan informasi. Sedangkan fungsi utama dari film, radio, dan televisi

adalah menghibur. Namun ada seorang ahli yang menambahkan fungsi lain

terhadap media massa yaitu fungsi mempengaruhi (to influence), fungsi

membimbing (to guide), fungsi mengkritik (to critice), dan lain-lain.

C. Radio

Radio merupakan salah satu media massa elektronik yang dari jaman dahulu

sampai sekarang terus berkembang dan banyak diminati oleh semua kalangan.

Radio sebagai media massa muncul dan berkembang sesudah muncul dan

berkembangnya surat kabar. Perbedaan antara radio dan surat kabar hanyalah

pada sifat elektronik pada radio dan sifat tercetak pada surat kabar. Beberapa ahli

komunikasi massa dan praktisi radio, kerap menyebutkan beberapa ciri radio

sebagai salah satu medium komunikasi massa. Dapat pula dikatakan bahwa radio

merupakan salah satu jenis media massa yang dijadikan saluran komunikasi

massa (channel of mass communication).


12

Karena komunikasi yang dilakukan di radio adalah komunikasi massa, maka

di dalamnya terdapat beberapa karakteristik sebagai komunikasi massa (Asep,

2004:20-21). Karakteristik radio sebagai komunikasi massa antara lain:

1. Komunikator Melembaga (Institutionalized Communicator) atau

Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Di media radio penyiar

berbicara di udara mewakili perusahaan atau stasiun radionya, bukan atas

nama pribadi. Karena itu, dalam siarannya ia harus mengacu kepada visi,

misi, program, style, standarisasi bahasa, dan kriteria informasi dan musik

radionya.

2. Pesan bersifat umum, ditujukan kepada orang banyak, tidak boleh bersifat

pribadi layaknya komunikasi interpersonal (komunikasi antar pribadi).

3. Menimbulkan keserempakan (simultaneous) dan keserentakan

(instantaneous) penerimaan oleh massa. Pendengar radio, di manapun

mereka berada, dapat mendengarkan siaran secara bersamaan, tidak perlu

mengantre.

4. Komunikan atau “lawan bicara” bersifat heterogen, terdiri dari pribadi-

pribadi dengan berbagai karakter, beragam latar belakang sosial, budaya,

agama, usia, dan pendidikan.

5. Berlangsung satu arah (one way traffic communication). Di radio, penyiar

aktif melakukan komunikasi, sedangkan pendengar pasif, bahkan bisa saja

tidak menggubris apa yang dikatakan penyiar. Pendengar tidak bisa

menginterupsi, memotong pembicaraan penyiar atau meresponnya secara

langsung sebagaimana dalam obrolan face to face. Penyiar pun tidak dapat

langsung mengetahui bagaimana reaksi pendengarnya, apakah tertawa,


13

senyum sinis, manggut-manggut, ataukah mematikan radio sehingga siaran

tidak ada yang mendengarkan.

Sedangkan karakteristik radio sendiri menurut Asep Syamsul M. Romli

adalah sebagai berikut:

1. Auditori

Radio adalah “suara”, untuk didengar, karenanya isi siaran bersifat “sepintas

lalu” dan tidak dapat diulang. Pendengar tidak mungkin “menoleh ke

belakang” sebagaimana pembaca koran yang bisa kembali kepada tulisan

yang sudah dibaca atau mengulang bacaan.

2. Transmisi

Proses penyebarluasannya atau disampaikan kepada pendengar melalui

pemancaran (transmisi).

3. Mengandung gangguan

Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise

factor”.

4. Theatre of mind

Radio mencipta gambar (makes picture) dalam imajinasi pendengar dengan

kekuatan kata dan suara. Siaran radio merupakan seni memainkan imajinasi

pendengar melalui kata dan suara. Pendengar hanya bisa membayangkan

dalam imajinasinya apa yang dikemukakan penyiar, bahkan sosok penyiar

sendiri.

5. Identik dengan musik

Radio adalah sarana hiburan termurah dan tercepat sehingga menjadi media

utama untuk mendengarkan musik. Dalam hal musik, radio memiliki daya
14

surprise seketika atau memberi kejutan, karena pendengar biasanya tidak tahu

lagu apa yang disajikan –berbeda dengan memutar kaset yang sudah bisa

ditebak urutan lagunya.

Keunggulan dari radio adalah:

1. Cepat dan langsung

Sarana tercepat, lebih cepat daripada koran ataupun televisi, dalam

menyampaikan informasi kepada publik tanpa melalui proses yang rumit dan

butuh waktu banyak seperti siaran TV atau sajian media cetak. Hanya melalui

telepon, reporter radio dapat secara langsung menyampaikan berita atau

melaporkan peristiwa yang ada di lapangan.

2. Akrab

Radio adalah alat yang akrab dengan pemiliknya. Anda jarang sekali duduk

dalam satu grup untuk mendengarkan radio. Tetapi biasanya

mendengarkannya sendirian, seperti di mobil, di dapur, di kamar tidur, dan

sebagainya.

3. Dekat

Suara penyiar hadir di rumah atau di dekat pendengar. Pembicaraannya

langsung menyentuh aspek pribadi (interpersonal communications).

4. Hangat

Paduan kata-kata, musik, dan efek suara dalam siaran radio mampu

mempengaruhi emosi pendengar. Pendengar akan bereaksi atas kehangatan

suara penyiar dan seringkali berpikir bahwa penyiar adalah teman bagi

mereka.
15

5. Sederhana

Tidak rumit, tidak banyak pernik, baik bagi pengelola maupun pendengar.

6. Tanpa batas

Siaran radio menembus batas-batas geografis, demografis, SARA (Suku,

Agama, Ras, Antargolongan), dan kelas sosial.

7. Murah

Dibandingkan dengan berlangganan media cetak atau harga pesawat televisi,

pesawat radio relatif jauh lebih murah. Pendengar pun tidak dipungut biaya

sepeser pun untuk mendengarkan radio.

8. Bisa mengulang

Radio memiliki kesementaraan alami (transient nature) sehingga

berkemampuan mengulang informasi yang sudah disampaikan secara cepat.

9. Fleksibel

Siaran radio dapat dinikmati sambil mengerjakan hal lain atau tanpa

mengganggu aktivitas yang lain, seperti memasak, mengemudi, belajar dan

membaca koran atau buku.

Sedangkan kelemahan dari radio ialah:

1. Selintas

Siaran radio cepat hilang dan gampang dilupakan. Pendengar tidak bisa

mengulang apa yang didengarnya, tidak bisa seperti pembaca koran yang bisa

mengulang bacaannya dari awal tulisan.


16

2. Global

Sajian informasi radio bersifat global, tidak detil, karenanya angka-angka pun

dibulatkan. Misalnya penyiar akan menyebutkan “seribu orang lebih” untuk

angka 1.053 orang.

3. Batasan waktu

Waktu siaran radio relatif terbatas, hanya 24 jam sehari, berbeda dengan surat

kabar yang bisa menambah jumlah halaman dengan bebas.

4. Beralur linier

Program disajikan dan dinikmati pendengar berdasarkan urutan yang sudah

ada, tidak bisa meloncat-loncat. Beda dengan surat kabar, pembaca bisa

langsung ke halaman tengah, akhir, atau langsung ke rubrik yang ia sukai.

5. Mengandung gangguan

Seperti timbul tenggelam (fading) dan gangguan teknis “channel noise

factor”.

Format radio yang berkembang di tanah air saat ini yakni radio berformat

pemberitaan (news radio), radio berformat hiburan (non news radio) dan radio

yang memadukan keduanya (mix radio). Sebagaimana sebuah industri media

massa, maka radio juga memiliki beberapa kepentingan untuk mengembangkan

program siarnya. Tujuannya antara lain:

1. Radio yang lebih memetingkan tercapainya tujuan ekonomis, sehingga segala

informasi yang disiarkan harus berdaya jual tinggi, tidak peduli apakah

dampaknya negatif atau positif bagi pendengarnya.


17

2. Radio yang ingin agar informasi yang disampaikan bermanfaat bagi harkat

kehidupan pendengar, serta membantu pendengar menyesuaikan dengan

perubahan dan memperluas perspektif pemikiran.

3. Radio yang menganggap informasi sebagai alat untuk pencapaian tujuan

idiologis. Informasi yang disampaikan dapat membujuk pendengar untuk

bersikap sesuai tujuan idiologisnya. Keuntungan tinggi bukan prioritas utama.

D. Naskah Siaran

Naskah siaran (Skript) adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar

dalam siaran dengan teknik membaca naskah. Penyiar yang menyampaikan

siaran secara ad libitum tentu tidak memerlukan naskah, kecuali sedikit catatan

tentang pokok-pokok materi (pointers) yang akan dibicarakannya.

Selain berfungsi sebagai materi atau bahan siaran, script juga berfungsi

sebagai pengendalian siaran agar tepat waktu dan sesuai visi-misi program,

penyeragaman tata bahasa bagi penyiar (standarisasi kata), dan pembentuk image

radio di benak pendengar.

Penulisan naskah siaran harus diiringi kesadaran penuh bahwa naskah itu

akan dibacakan penyiar namun harus terdengar seolah-olah penyiar tidak

membaca, tapi berbicara dan dikonsumsi oleh telinga. Dengan kata lain,

penulisan naskah radio adalah menulis untuk telinga, layak dengar (hearable),

bukan untuk mata atau dibaca (readable) dan karenanya harus mudah dibaca oleh

penyiar dan mudah dimengerti oleh pendengar.

Penilaian atau pengukuran efektivitas sebuah naskah siaran terlihat melalui

pengamatan dari beberapa hal dan menurut Asep Syamsul M. Romli antara lain:
18

1. Bahasa Tutur

Menggunakan bahasa tutur (spoken language, conversational language),

yakni bahasa percakapan, informal atau kata-kata dan kalimat yang

dikemukakan dalam percakapan sehari-hari.

2. KISS (Keep It Simple and Short)

Menggunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga

mudah dimengerti. Kalimat panjang selain menyulitkan pengucapan oleh

penyiar, juga sulit dicerna. Sebaliknya kalimat yang pendek akan mudah

diucapkan penyiar dan dipahami pendengar.

3. ELF (Easy Listening Formula)

Gunakan rumus “enak didengar”, yaitu susunan kalimat yang jika diucapkan

enak didengar dan mudah dimengerti oleh pendengar dan mudah dimengerti

pada pendengaran pertama. Naskah haruslah “sekali ucap langsung

dimengerti”.

Naskah siaran harus memenuhi karakteristik sebagai berikut:

1. Jelas

Kejelasan menempati prioritas utama dalam penulisan naskah karena penyiar

hanya mempunyai satu kali kesempatan untuk berkomunikasi dengan

pendengar. Dan di radio pendengar hanya mempunyai satu kesempatan untuk

memahami sebuah pesan.

2. Ringkas

Naskah harus disusun dengan kalimat-kalimat yang ringkas sebagaimana

kalimat yang sering diucapkan pada saat bercakap-cakap.


19

3. Sederhana

Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum diucapkan dalam

percakapan keseharian, tidak rumit atau tidak teknis-ilmiah yang kurang

dikenal dikalangan awam.

4. Aktif

Menggunakan kalimat aktif, bukan pasif.

5. Imajinatif

Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan

kekuatan kata-kata, suara dan dukungan musik karena radio adalah theatre of

mind. Karena itu harus menggunakan panca indera.

6. Hindari akronim

Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum

dikemukakan.

7. Pembulatan angka

Informasi di radio sifatnya global, tidak detil, karenanya angka-angkanya

sebaiknya dibulatkan.

8. Global

Hindarkan sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta.

Pendengar hanya perlu inti berita dan waktu andapun terbatas.

9. Logis

Hindari susunan kata yang terbalik. Susunan kalimat yang baik mengikuti

kaidah SPOK – Subyek, Predikat, Obyek, dan Keterangan. Uraikan intinya

lalu jelaskan.
20

10. Bercerita

Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung.

11. Sign-posting

Gunakan tanda-tanda baca (punctuation) untuk membantu penyiar dalam

membacanya (spoken reading) seperti tanda-tanda pemenggalan kalimat dan

ejaan, yaitu:

a. Garis Miring (/) untuk menggantikan koma, garis miring ganda (//) untuk

menggantikan titik, garis miring tiga (///) sebagai penanda akhir naskah.

Tetapi harap diingat bahwa penggunaan punctuation ini tidak mutlak.

Penulis naskah dan penyiar harus melihatnya sebagai alat bantu semata.

b. Tanda pisah (dash) untuk menonjolkan sebuah nama atau kata

keterangan.

c. Tanda sengkang, penghubung atau strip (-) untuk membantu penyiar

mengeja sebuah singkatan.

E. Radio Suara Akbar FM

PT Radio Suara Akbar adalah salah satu perusahaan jasa radio tertua di kota

Jember. Berdiri pada tahun 1967, dimana pada masa itu telah banyak radio-radio

amatir di kota Jember. Tetapi di tahun 1971 hanya dua radio yang mendapat

pengesahan. Radio Suara Akbar berdiri karena adanya kesepakatan antara tokoh-

tokoh Jember yang ingin mendirikan radio. Pada tahun yang sama akte radio

Suara Akbar berubah menjadi PT yang bergerak menjadi Radio Komersil.

Pada awalnya PT Radio Suara Akbar berada di jalan Diponegoro, kemudian

pindah ke jalan Untung Suropati, pindah lagi ke jalan Kartini dan selanjutnya ke
21

jalan Trunojoyo. Kemudian pada tahun 2001 PT Radio Suara Akbar menempati

gedung milik sendiri di jalan Trunojoyo 56 Jember.

Pada tahun 1971 yang menjabat sebagai direktur PT Radio Suara Akbar

adalah bapak Hisjam Ozmar, selanjutnya pimpinan diambil alih oleh bapak

Husein Abdullah. Tetapi pada tahun 1991 bapak Husein Abdullah meninggal

dunia dan pimpinan diambil alih oleh bapak M. Cholid Bakhtiar dan bapak

Abdurrahman Abubakar sebagai direktur penanggung jawab.

Sejalan dengan itu PT Radio Suara Akbar juga pernah memperoleh beberapa

penghargaan dan mendapat predikat sebagai Radio Siaran Swasta Terbaik se-

Indonesia. PT Radio Suara Akbar yang berada di jalur frekuensi 94,6 Mhz

mempunyai motto informatif, edukatif dan religius. Motto tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1. Informatif

Radio Suara Akbar FM berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

akan berbagai informasi, baik itu informasi yang bersifat politik, sosial,

pendidikan, hukum, pertanian, musik dan sebagainya.

2. Edukatif

Melalui berbagai informasi yang disampaikan tadi diharapkan Radio Suara

Akbar FM mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat dan mampu

membuka wacana baru untuk masyarakat tentang berbagai hal.

3. Religius

Salah satu ciri khas Radio Suara Akbar dibanding radio lain yang ada di kota

Jember adalah nuansa religius Islami yang sangat kental mewarnai program

acara di Radio Suara Akbar FM. Hal ini terlihat dari:


22

a. Penyiar diwajibkan salam di awal dan di akhir acara secara lengkap.

b. Semua karyawan dan penyiar wanita harus mengenakan kerudung saat

berada di kantor atau siaran.


23

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif.

Penelitian deskriptif dengan mengamati, mempelajari permasalahan-

permasalahan dalam masyarakat, tata cara yang berlaku, kondisi tertentu yang

termasuk di dalamnya hubungan antara masyarakat dengan kegiatan-kegiatannya,

sikap, cara pandang, proses yang sedang berlangsung, serta pengaruh suatu

fenomena. Sebagaimana tujuan dari penelitian deskriptif yaitu untuk

menggambarkan secara terperinci fenomena sosial tertentu yang terdapat dalam

masyarakat.

Alasan lain yang melatarbelakangi pemilihan jenis penelitian deskriptif

adalah karena data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan

angka-angka. Dengan demikian, laporan penelitian ini akan berisi kutipan-

kutipan data untuk mencari gambaran penyajian laporan. Data tersebut bisa

berasal dari wawancara, catatan lapangan, foto, alat perekam, (tape recorder),

dokumen pribadi dan dokumen resmi lainnya.

B. Penentuan Lokasi Penelitian

Berdasarkan pada judul tentang Upaya Penyiar Radio Suara Akbar FM

Jember Dalam Penulisan Naskah Siaran, maka peneliti memilih Radio Suara

Akbar FM sebagai lokasi penelitian dengan alasan sebagai berikut:


24

1. Radio Suara Akbar FM telah menggunakan penulisan naskah siaran sebagai

salah satu panduan dalam mendukung berlangsungnya suatu acara.

2. Keinginan peneliti untuk mengetahui bagaimana upaya penyiar dalam

penulisan naskah siaran untuk meningkatkan kualitas acaranya.

C. Sumber Data

Dalam mendukung proses penelitian ini, ada beberapa sumber data yang

digunakan oleh peneliti. Yaitu:

1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber aslinya (sumber

pertama) yang memuat informasi atau data tersebut. Dalam hal ini langkah

yang digunakan oleh peneliti yaitu dengan melakukan wawancara langsung,

dan observasi langsung terhadap objek yang diteliti.

2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh dari sumber yang bukan

aslinya (sumber kedua) yang memuat data atau informasi tersebut. Dalam hal

ini langkah yang digunakan peneliti yaitu dengan melakukan studi literatur

buku, majalah, koran, jurnal, serta akses informasi melalui internet online.

D. Teknik Penentuan Sumber Data

Untuk menentukan sumber data, metode yang digunakan oleh peneliti adalah

teknik purposive sampling (sampling secara bertujuan), yaitu yang diambil itu

mencerminkan (representatif) dari populasi. Teknik ini dirasa sangat efektif,

karena peneliti sudah paham dengan populasi penelitiannya. Disamping itu

teknik ini dilakukan dengan pertimbangan teknik metodologik yang matang,


25

dengan disertai pemahaman yang sangat mendalam tentang populasi yang akan

dikajinya itu.

Bertitik tolak pada penelitian subjektif tersebut peneliti menentukan sampel

untuk dijadikan informan adalah penyiar Radio Suara Akbar FM Jember yang

berjumlah 14 orang.

Adapun nama-nama informan adalah sebagai berikut:

1. Supartu

2. Chandra Kusuma Widyawati

3. Shofiana

4. Martha Diany

5. Soni Primanto

6. Rizkia S

7. Syarief Husein

8. Indra Wijayanti

9. Catrie Era Prakarti

10. Maskur

11. Andi Sudahnan

12. Yuanita Ardistia A.

13. Nuela Threeciana

14. Mochammad Zain Hilmi

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini ada beberapa cara yang relevan digunakan peneliti untuk

mengumpulkan data, antara lain:


26

1. Wawancara mendalam (in-dept Interviews)

Merupakan cara yang digunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari

informan dengan cara bertanya langsung secara bertatap muka (face to face).

Dalam wawancara mendalam peneliti menyusun beberapa pertanyaan pokok

sebagai pedoman untuk membuka pertanyaan, selanjutnya pertanyaan

berikutnya didasarkan atas pertanyaan pokok tersebut. Pertanyaan tersebut

ditujukan kepada informan untuk menunjang wawancara mendalam.

Wawancara mendalam ini dilakukan dengan menggunakan informan kunci

(key informans) dan subjek penelitian pada umumnya. Informan kunci

adalah orang-orang yang karena pengetahuannya luas dan mendalam tentang

komunitasnya (atau orang luar yang lama bekerja dengan suatu komunitas)

dapat memberikan data yang berharga. Di dalam wawancara terdapat suatu

proses interaksi dan komunikasi. Wawancara yang dilakukan dengan model

wawancara berencana, artinya sebelum melakukan wawancara peneliti

menyiapkan terlebih dahulu daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis.

Daftar pertanyaan yang terstruktur dan sistematis ini yang nantinya oleh

pewawancara diajukan kepada responden dengan membacakan dan untuk

dijawab.

2. Observasi Non Partisipan

Merupakan cara pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati

fenomena atau gejala sosial yang sedang diteliti dengan cara tidak terlibat

langsung ke dalam situasi dimana peristiwa itu berlangsung. Peneliti hanya

melihat sekeliling tanpa harus mengikuti segala kegiatan yang berlangsung di

lapangan sehari-hari.
27

3. Dokumentasi

Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelusuri

sumber-sumber data.

4. Studi Literatur

Merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan cara menelusuri

sumber-sumber data seperti: buku-buku, majalah, jurnal penelitian, buletin,

koran dan sebagainya.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang berasal

dari observasi partisipan, wawancara mendalam, dokumentasi dan studi literatur.

Data tersebut kemudian diklasifikasikan dan diidentifikasi berdasarkan pola,

tema, dan sub-sub tema. Selanjutnya data dikelompokkan dan dikategorikan

sehingga dapat terlihat hubungan antara satu gejala dengan gejala lain. Kemudian

diintepretasikan melalui teori-teori yang relevan yang dapat dianalisis. Sehingga

dapat mengumpulkan hasil yang diinginkan, teknik yang dilakukan dengan

menggunakan analisis data kualitatif yaitu teknik analisis data yang dilakukan

dengan menggunakan pemikiran-pemikiran yang logis, analisa dengan logika,

dan dengan induksi.

Analisa induksi ini digunakan karena beberapa alasan, diantaranya: (1) proses

induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan ganda sebagai yang

terdapat dalam data; (2) analisa induksi lebih dapat membuat hubungan peneliti

dengan responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel; (3) analisis ini

lebih dapat menguraikan latar secara penuh dan dapat membuat keputusan-
28

keputusan tentang dapat tidaknya pengalihan kepada suatu latar lainnya; (4)

analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama yang mempertajam

hubungan-hubungan; dan (5) analisis ini dapat memperhitungkan nilai-nilai

secara eksplisit sebagai bagian dari struktur analitik.

Untuk menjawab permasalahan yang diajukan, analisis dilakukan dalam tiga

tahap yaitu tahap penemuan, tahap memberi kode, dan tahap penulisan.
29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdirinya Radio Suara Akbar FM Jember

PT Radio Suara Akbar adalah salah satu perusahaan jasa radio yang ada

di kota Jember. Kata Akbar adalah singkatan dari Angkatan Baru. Berdiri

pada tahun 25 Nopember 1967, dimana pada masa itu telah banyak radio-

radio amatir di kota Jember. Tetapi di tahun 1971 hanya dua radio yang

mendapat pengesahan, yaitu radio Suara Akbar dan radio Kartika. Radio

Suara Akbar berdiri karena adanya kesepakatan antara tokoh-tokoh Jember

yang ingin mendirikan radio. Pada tahun yang sama akte Radio Suara Akbar

berubah menjadi PT yang bergerak menjadi Radio Komersil.

Pada awalnya PT Radio Suara Akbar berada di jalan Diponegoro,

kemudian pindah ke jalan Untung Suropati, pindah lagi ke jalan Kartini dan

selanjutnya ke jalan Trunojoyo. Kemudian pada tahun 2001 PT Radio Suara

Akbar menempati gedung milik sendiri di jalan Trunojoyo 56 Jember.

Pada tahun 1971 yang menjabat sebagai direktur PT Radio Suara Akbar

adalah bapak Hisyam Oemar, selanjutnya pimpinan diambil alih oleh bapak

Husein Abdullah. Tetapi pada tahun 1991 bapak Husein Abdullah meninggal

dunia dan pimpinan diambil alih oleh bapak M. Cholid Baktir dan bapak

Abdurrahman Abubakar sebagai direktur penanggung jawab.

Sejalan dengan itu PT Radio Suara Akbar juga pernah memperoleh

penghargaan Widya Kencana tingkat nasional pada tahun 1991 sebagai juara
30

II dan tahun 1993 mendapat predikat sebagai Radio Siaran Swasta Terbaik

se-Indonesia.

Dengan melihat letak geografis dan etnik Kabupaten Jember, dalam

penyusunan program siarannya PT Radio Suara Akbar lebih mengacu pada

segmen masyarakat umum (multi segment) sehingga diharapkan kebutuhan

hiburan dan informasi pada seluruh lapisan masyarakat dapat terpenuhi

dengan baik. Selain itu, PT Radio Suara Akbar dikenal sebagai radio swasta

yang bernuansa religius yang menjadi ciri kuat masyarakat Jember.

PT Radio Suara Akbar telah berdiri selama kurang lebih 38 tahun. Namun

hal itu bukan sebuah jaminan dapat eksis di tengah-tengah masyarakat

Jember. Harus ada upaya nyata yang mampu mewujudkan hal tersebut.

Upaya tersebut bisa terwujud bila selalu berevaluasi diri terhadap apa yang

telah disajikan atau telah dilakukan, baik itu program acara atau manajemen

perusahaan dan profesionalisme pegawai. Upaya-upaya tersebut harus

diterapkan untuk masa mendatang yang disisi lain banyak berdiri kompetitor

yang ada di Kabupaten Jember.

2. Visi dan Misi Radio Suara Akbar FM Jember

a. Visi

Akbar FM mempunyai visi sebagai stasiun radio hiburan dan pendidikan

terbesar di Jember yang bernuansa religius.

b. Misi

Radio Suara Akbar memiliki beberapa misi, yang mengacu pada

tercapainya visi, yaitu:


31

1) Radio yang menyajikan produk siaran informatif, edukatif dan

menghibur.

2) Mendidik kejiwaan masyarakat dengan pemberdayaan tokoh agama.

3) Stasiun radio yang mampu mengembangkan budaya lokal.

4) Memberdayakan pendengar sasaran untuk menjalin kekeluargaan

sehingga tercipta kerukunan umat.

3. Tujuan Perusahaan

Radio Suara Akbar selain sebagai media informasi, hiburan serta dakwah

terdapat beberapa tujuan lain yaitu:

a. Jangka panjang : menjadikan radio sebagai sarana untuk pemersatu

masyarakat.

b. Jangka menengah : mencerdaskan bangsa dengan tidak meninggalkan

nilai-nilai budaya dan agama.

c. Jangka pendek : menjadikan radio yang banyak didengar.

4. Motto Perusahaan

Motto tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Informatif

Radio Suara Akbar FM berusaha untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan berbagai informasi, baik itu informasi yang bersifat

politik, sosial, pendidikan, hukum, pertanian, musik dan sebagainya.


32

b. Edukatif

Melalui berbagai informasi yang disampaikan tadi diharapkan Radio

Suara Akbar FM mampu memberikan pendidikan kepada masyarakat dan

mampu membuka wacana baru untuk masyarakat tentang berbagai hal.

c. Religius

Salah satu ciri khas Radio Suara Akbar dibanding radio lain yang ada

di kota Jember adalah nuansa religius Islami yang sangat kental mewarnai

program acara di Radio Suara Akbar FM. Hal ini terlihat dari:

1) Penyiar diwajibkan salam di awal dan di akhir acara secara lengkap.

2) Semua karyawan dan penyiar wanita harus mengenakan kerudung

saat berada di kantor atau siaran.

5. Struktur Organisasi

Dalam sebuah perusahaan, tentu saja terdapat struktur organisasi yang

menjadi gambaran mengenai sistem kerja sama orang-orang yang terdapat

dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang hendak dicapai

perusahaan. Struktur organisasi memiliki peranan yang sangat penting dalam

mengkoordinasikan hubungan yang rasional antara tenaga kerja. Dan

efektifitas guna mencapai tujuan tersebut dibutuhkan garis-garis dasar

sebagai pedoman pelaksanaan usaha perusahaan yang selanjutnya disebut

struktur organisasi. Realisasi perusahaan yang ditetapkan perusahaan harus

mempunyai struktur organisasi yang baik.

Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk mengetahui tanggung jawab

masing-masing personal yang ada di dalam perusahaan agar tidak terjadi


33

tumpang tindih atau over lapping tugas wewenang. Setiap perusahaan pada

dasarnya memiliki bentuk atau struktur organisasi yang berbeda-beda

tergantung dari kondisi atau keadaan perusahaan yang bersangkutan. Atau

lalu lintas dan tanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. Bentuk atau

struktur organisasi yang digunakan oleh Radio Suara Akbar FM Jember

adalah organisasi garis dan staf. Jadi semua karyawan menerima perintah dan

petunjuk langsung dari pimpinan serta bertanggung jawab pada pimpinan.

Dalam menjalankan tugasnya seorang pimpinan atau direktur dibantu

oleh bawahannya yang terbagi dalam beberapa sub bagian. Dengan struktur

organisasi yang baik, maka tugas dan wewenang dalam perusahaan dapat

dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan pembagian tugas atau job

discription yang jelas pula. Adapun struktur organisasi dan fungsi dari

masing-masing jabatan dalam radio Suara Akbar FM adalah sebagai berikut:

a. Komisaris

Bertugas mengawasi jalannya tugas-tugas yang harus dilakukan

seorang direktur. Komisaris juga memberikan masukan bagi direktur dan

berhak untuk memberi tindakan apabila ia melakukan kesalahan.

b. Direktur Utama

Bertugas sebagai pelindung dari perusahaan. Selain itu juga bertugas

untuk mengawasi jalannya operasi perusahaan.

c. Direktur Penanggung Jawab

Bertanggung jawab dan terlibat langsung dalam jalannya perusahaan.

Semua yang berkenaan dengan masalah radio ataupun perusahaan

haruslah dengan sepengetahuan Direktur penanggung jawab.


34

d. Sekertaris

Bertanggung jawab terhadap kegiatan korespondensi perusahaan dan

protokoler perusahaan sehari-hari. Sekertaris bertugas membuat proposal

pengajuan kerjasama dengan pihak luar.

e. Kepala Bagian Siar (Kabag. Siar)

Mengawasi jalannya perusahaan yang dilakukan oleh penyiar dalam

membawakan acara radio. Kabag Siar berhubungan langsung dengan

kegiatan penyiaran.

f. Kepala Studio

Bertugas merencanakan, mengorganisasi dan mengatur pelaksanaan

serta mengontrol seluruh kegiatan siaran.

g. Bagian Keuangan

Bertugas mengatur kegiatan keuangan perusahaan. Melakukan

kegiatan pembukuan terhadap kegiatan keuangan.

h. Administrasi

Bertugas mengatur segala administrasi yang berhubungan dengan

perusahaan, juga bertugas untuk mengumpulkan surat-surat dari

pendengar dan mengirimkan kepada acara yang diinginkan.

i. Bagian Komersial dan Tata Laksana Iklan

Bertugas mengurus segala kegiatan yang berhubungan dengan

periklanan, seperti menerima order pemasangan iklan, menyusun alokasi

pemutaran iklan dan menyusun laporan siaran iklan bulanan untuk

periklanan.
35

j. Bagian Promosi

Mempromosikan radio dengan cara menjual program acara ke

pengiklan baik lokal maupun luar.

k. Bagian Teknis

Bertugas mengkontrol alat-alat teknis siaran yang dipakai oleh

perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya.

l. Bagian Umum atau Perlengkapan

Bagian yang bertugas mengurusi masalah rumah tangga perusahaan.

Bertanggung jawab terhadap properti yang dimiliki perusahaan.

m. Penyiar

Bertugas mengasuh dan membawakan suatu acara radio dengan baik.

Sehingga mampu menarik banyak pendengar. Disinilah penyiar dituntut

untuk profesional dalam membawakan suatu acara dengan gaya bahasa

yang mudah dipahami dan selalu mengikuti perkembangan musik baik

mancanegara maupun musik dalam negeri. Mampu berimprovisasi

sehingga seolah-olah pendengar diajak berbicara dalam keadaan bertatap

muka atau face to face.

n. Reporter

Bertugas untuk mencari berita dan menulisnya untuk reportase sesuai

dengan Kode Etik Jurnalistik. Reporter langsung terjun ke lapangan untuk

mencari berita seputar peristiwa yang terjadi di kawasan Jember.

o. Satpam

Bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban dan ketenangan kantor

serta lingkungannya.
36

p. Kebersihan

Menjaga kerbersihan kantor dan studio, memelihara kerapihan dan

kebersihan inventaris kantor serta menyiapkan minuman.

q. Bagian Diskotik

Bertugas mendata kaset-kaset yang masuk baik dari perusahaan

rekaman ataupun mengecek kekurangan berkenaan masalah kaset.

6. Program Siaran Radio Suara Akbar FM Jember

Program acara yang ada di radio Suara Akbar FM dibedakan menjadi

beberapa bagian, antara lain:

a. Program Unggulan

1) Program Harian

a) Kopi Pagi

Program acara ini berisi tentang info umum seputar kota

Jember pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Dimulai

pukul 05.30-07.00.

b) Binggo (Biang Goyang)

Program acara yang berisi tentang gosip-gosip seputar artis

dangdut. Dimulai pada jam 07.00-09.00.

c) Dangdut Bagaya

Program acara yang berisi info yang disertai obrolan humor

oleh penyiar dan musik dangdut remix untuk menambah semangat

beraktivitas di pagi hari. Dimulai pukul 09.00-11.00.


37

d) Seblang Wangi

Program ini berisi tentang info daerah khususnya Banyuwangi

yang diiringi musik khas Banyuwangi yakni kendang kempul.

Dimulai pada jam 11.00-13.00.

e) Kidung Kuning

Program ini berisi berita / informasi teraktual seputar Jember

juga disebut koran udara. Dimulai jam 13.00-15.00.

f) Kampoan

Program ini berisi tentang lagu-lagu dangdut lama dan dalam

bahasa Madura, serta penyampaian info dalam bahasa Madura.

Dimulai pukul 15.00-17.00.

g) Titian Fajar / Senja

Program yang khusus menghadirkan ceramah agama oleh

Ustad yang telah ditunjuk.

h) Cakrawala

Program acara yang sarat akan agama yang disertai lagu-lagu

Islami untuk menambah wawasan pendengar tentang agama

Islam. Dimulai jam 17.30-19.00.

i) Tren Musik

Program khusus anak muda yang memberikan info terbaru

seputar dunia musik, film serta artis yang sedang hangat

dibicarakan. Dimulai jam 19.00-21.00.


38

j) Musik Malam

Program yang menyajikan lagu-lagu lama atau oldist untuk

pendengar yang ingin bernostalgia. Dimulai pukul 21.00-23.00.

k) Jawilan

Program yang menyajikan lagu-lagu campursari serta

pemutaran kaset wayang untuk pendengar yang menyukai lagu

daerah. Dumulai jam 23.00-01.00.

2) Program Mingguan

a) 20 Top Dangdut Akbar FM

Program ini berisi tentang tangga lagu dangdut dalam sepekan.

Disiarkan pada hari minggu mulai pukul 15.00-17.00.

b) 20 Laga Musik Indonesia

Program acara ini berisi tentang perkembangan dan tangga

lagu Indonesia dalam sepekan. Disiarkan pada hari minggu mulai

pukul 19.00-20.00.

c) 20 Top Hit List

Program acara ini berisi tentang perkembangan musik manca

di tanah air serta tangga lagu dalam sepekan. Disiarkan hari sabtu

mulai pukul 20.00-21.00.

b. Program Off Air

Radio Suara Akbar FM juga sering mengadakan acara diluar jam

siaran atau off air diantaranya:

1) Kirab pasukan Bodrex se-Jawa dan Bali

2) Lomba Pemilihan Da’I Imut Akbar FM


39

3) Lomba Jinggle Hemaviton Jreng

4) Jalan Santai dalam rangka Milad Al Furqan ke-36

5) Pasukan Bodrex Umroh

7. Peralatan Produksi

Perusahaan jasa yang bergerak di bidang penyiaran atau broadcasting

mempunyai peralatan sebagai berikut:

a. Pemancar FM

b. Mixer

c. Microphone

d. Komputer

e. Tape

f. Cd

g. Kaset

h. Telephone

i. Studio Rekaman

j. Antena

8. Profile Penyiar

Adapun Profile dari masing-masing penyiar Radio Suara Akbar FM adalah

sebagai berikut:
40

a. Nama Lengkap : Supartu

Nama Udara : Parto

Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 23 Juli 1961

Alamat : Perum Mastrip O/9 Jember

Hobi : Seni jawa

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 13 Tahun

Musik yang Disukai : Jawa

Motto Hidup : Sabar / Nrimo

b. Nama Lengkap : Chandra Kusuma Widyawati

Nama Udara : Echa

Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 2 Juni 1977

Alamat : Jl. Manggar no 83 Jember

Hobi : Nyanyi

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 8 Tahun

Musik yang Disukai : Semua jenis musik

Motto Hidup : Semangat, sabar & tawakal

c. Nama Lengkap : Shofiana

Nama Udara : Shofi

Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 3 Juli 1986

Alamat : Jl. Semeru Gang Maya No.1 Jember

Hobi : Baca & tidur

Pendidikan Terakhir : SMA


41

Lama Siaran : 1 Tahun

Musik yang Disukai : Pop

Motto Hidup : Jangan pernah menyerah pada kegagalan

d. Nama Lengkap : Martha Diany

Nama Udara : Martha

Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 29 Maret 1986

Alamat : Jl. Slamet Riyadi No.137 Patrang, Jember

Hobi : Jalan-jalan

Pendidikan Terakhir : SMA

Lama Siaran : 4 Bulan

Musik yang Disukai : Semua jenis musik

Motto Hidup : Semangat...semangat...semangat!

e. Nama Lengkap : Soni Primanto

Nama Udara : Soni

Tempat/Tanggal Lahir : Madiun, 14 Mei 1985

Alamat : Mastrip Timur 81 Jember

Hobi : Renang

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 1 Tahun

Musik yang Disukai : Dangdut & pop

Motto Hidup : Maju terus pantang mundur

f. Nama Lengkap : Rizkia S

Nama Udara : Ririz

Tempat/Tanggal Lahir : Banyuwangi, 3 Maret 1985


42

Alamat : Jl. PB Sudirman no 119 Jember

Hobi : Baca, dengerin musik & tidur

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 2 Tahun

Musik yang Disukai : Pop, acid jazz & semua yang easy lisening

Motto Hidup : Keep Moving Foward!

g. Nama Lengkap : Syarief Husein

Nama Udara : Syarief

Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 21 Juni 1967

Alamat : Jl. Doho IX/ I-30 Jember

Hobi :-

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 10 Tahun

Musik yang Disukai : Pop & dangdut

Motto Hidup : Santai, semangat & serius

h. Nama Lengkap : Indra Wijayanti

Nama Udara : Indra

Tempat/Tanggal Lahir : Malang, 22 Agustus 1952

Alamat : Jl. Brawijaya no 40 Jember

Hobi : Menyanyi

Pendidikan Terakhir : SMP

Lama Siaran : 7 Tahun

Musik yang Disukai : Semua jenis musik

Motto Hidup :-
43

i. Nama Lengkap : Catrie Era Prakarti

Nama Udara : Catrie

Tempat/Tanggal Lahir : Brebes, 25 Juni 1982

Alamat : Perum Gunung Batu Blok E no 30 Jember

Hobi : Masak sambil dengerin musik

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 5 Tahun

Musik yang Disukai : Nasyid, pop religi, arabic song, fresh dangdut

Motto Hidup : Bantulah semampumu, Allah akan membalas!

j. Nama Lengkap : Maskur

Nama Udara : Salamun

Tempat/Tanggal Lahir : Jember

Alamat : Pondok Labu Kecamatan Ajung

Hobi : Ngumpul

Pendidikan Terakhir : SMP

Lama Siaran : 16 Tahun

Musik yang Disukai : Dangdut

Motto Hidup : Gak pernah kenal putus asa

k. Nama Lengkap : Andi Sudahnan

Nama Udara : Salamin

Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 16 Juni 1960

Alamat : Jl. Moech Noer 124 Rowoindah Jember

Hobi : Menulis

Pendidikan Terakhir : SMA


44

Lama Siaran : 16 Tahun

Musik yang Disukai : Dangdut

Motto Hidup : Bekerja dan berkarya untuk hidup, beribadah

untuk mati

l. Nama Lengkap : Mochammad Zain Hilmi

Nama Udara : Hilmi

Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 11 Juli 1986

Alamat : Perum Panji Laras Indah No 52 Arjasa,

Jember

Hobi : Menyanyi

Pendidikan Terakhir : SMA

Lama Siaran : 1 Tahun

Musik yang Disukai : Pop & Rock Alternatif

Motto Hidup : Boy’s Don’t Cry

m. Nama Lengkap : Yuanita Ardistia A.

Nama Udara : Yuan

Tempat/Tanggal Lahir : Solo, 10 Februari 1985

Alamat : Jl. Karimata Gang Murni GG 21 Jember

Hobi : Menyanyi

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 1 Tahun

Musik yang Disukai : Rock Progresif

Motto Hidup : There is no laugh without tears


45

n. Nama Lengkap : Nuela Threeciana

Nama Udara : Ela

Tempat/Tanggal Lahir : Jember, 14 April 1972

Alamat : Jl. Letjen Suprapto X/28

Hobi : Seni & Olah raga

Pendidikan Terakhir : S1

Lama Siaran : 10 Tahun

Musik yang Disukai : Pop & Dangdut

Motto Hidup : Enjoy aja lagi...!

9. Target Pendengar

Target dari pendengar radio Suara Akbar FM dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian antara lain:

1. Target Pendengar Menurut Jenis Kelamin

Tabel 1.1 Target Pendengar Menurut Jenis Kelamin

Menurut Jenis Kelamin

Laki-laki
Perempuan

Dikutip dari buku profile Radio Suara Akbar FM Jember


46

Keterangan:

Jenis Kelamin Persentasi

Laki-laki 40%

Perempuan 60%

2. Target Pendengar Menurut Usia

Menurut Usia

< 20 Th
20 - 29 Th
30 - 39 Th
40 - 49 Th
> 50 Th

Dikutip dari buku profile Radio Suara Akbar FM Jember

Keterangan:

Usia Presentasi

< 20 Th 30%

20 - 29 Th 40%

30 - 39 Th 15%

40 - 49 Th 10%

> 50 Th 5%
47

3. Target Pendengar Menurut Status Ekonomi

Menurut Status Ekonomi

> Rp 750.000

Rp 450.000 -
750.000
Rp 200.000 -
400.000
Rp 150.000 -
200.000
< 150.000

Dikutip dari buku profile Radio Suara Akbar FM Jember

Keterangan:

Status Ekonomi Sosial Presentasi

> Rp 750.000 10%

Rp 450.000 - 750.000 10%

Rp 200.000 - 400.000 15%

Rp 150.000 - 200.000 60%

< 150.000 5%

10. Segmentasi Acara

Pada dasarnya segmentasi acara yang ada di radio Suara Akbar FM

Jember ditujukan untuk masyarakat umum menengah ke bawah. Dibawah ini

merupakan pembahasan secara rincinya:


48

a. Kopi Pagi : Eksekutif muda dan masyarakat umum

b. Binggo (Biang Goyang) : Ibu-ibu rumah tangga

c. Dangdut Bagaya : Ibu-ibu dan remaja putri

d. Seblang Wangi : Masyarakat umum

e. Kidung Kuning : Masyarakat umum

f. Kampoan : Masyarakat umum

g. Cakrawala : Masyarakat umum dan pondok-pondok

pesantren

h. Tren Musik : Remaja

i. Jawilan : Masyarakat umum

j. Titian Fajar / Senja : Masyarakat umum

k. Musik Malam : Dewasa

B. Pembahasan

Di radio Suara Akbar FM naskah siaran berupa Rencana Siar atau lebih

singkatnya dikenal dengan nama Resi. Resi ini dijadikan sebagai naskah siaran

ketika penyiar sedang on air di radio. Di dalam sebuah Resi terdapat item-item

yang harus diisi dan menjadi tuntunan bagi penyiar dalam siaran. Resi atau

naskah siaran yang ada di radio Suara Akbar FM berbentuk draft yang di

dalamnya berisi point-point seperti penempatan amar, lagu, jingle, materi, iklan

dan pembagian pembacaan sms atau telepon. Jadi dapat dikatakan naskah siaran

yang ada di Radio Suara Akbar FM Jember tidak full skript. Karena di dalamnya

hanya menuliskan point-point dari materi yang ingin dibahas.


49

Naskah siaran juga sangat penting dalam menunjang keberhasilan sebuah

acara di radio. Untuk itu seorang penyiar harus memiliki kemampuan untuk

menulis sebuah naskah siaran. Dari hasil pengamatan dan penelitian yang

dilakukan peneliti di lapangan maka ada beberapa tujuan mengapa sebuah naskah

siaran sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan sebuah acara di radio

Suara Akbar FM Jember.

Dan dari hasil wawancara pada penyiar ada beragam jawaban. Soni penyiar

Dangdut Bagaya ini mengatakan “Kalau ada naskah siaran bertujuan untuk

menandai Soni agar tidak monoton dan sesuai topik.” (Wawancara dengan Soni,

8 April 2008). Lain halnya dengan Marta pasangan siaran Soni, berkata “Tujuan

dari naskah siaran adalah mengatur waktu supaya dapat tepat waktu. Trus

mengingatkan agar supaya tidak melenceng dari topik. Dan sebagai monitoring

dari atasan atau bentuk dari tanggung jawab.” (Wawancara dengan Marta, 8 April

2008). Berbeda dengan penyiar Seblang Wangi yang bernama Sofi, pendapatnya

adalah “Naskah siaran bertujuan melancarkan siaran, memberikan info atau

pengetahuan pada pendengar, dan supaya bermanfaat bagi pendengar.”

(Wawancara dengan Shofi, 8 April 2008).

Hampir senada dengan jawaban tiga penyiar diatas Yuan dan Hilmi penyiar

acara Tren Musik, mereka berkata “Membuat naskah siaran bertujuan untuk

pedoman dan panduan dalam siaran. Selain itu juga merupakan kewajiban dari

masing-masing penyiar.” (Wawancara dengan Yuan dan Hilmi, 15 April 2008).

Riris penyiar yang setiap pagi menemani mitra Akbar lewat acara Kopi Pagi

memiliki pendapat yang hampir sama “Tujuan membuat naskah siaran untuk

menghindari monoton dalam siaran, memudahkan penyiar untuk siaran tanpa


50

kebingungan. Dan agar lebih variatif dalam materi.” (Wawancara dengan Riris,

14 April 2008).

Pendapat-pendapat di atas semuanya berdasarkan jawaban dari penyiar yang

masih tergolong baru bekerja di radio Suara Akbar FM. Kemudian bagaimana

pendapat dari penyiar-penyiar lainnya yang lebih senior dibandingkan mereka?

Seperti halnya penyiar yang masih muda, penyiar yang sudah lama bekerja di

radio Suara Akbar FM juga membuat naskah siaran. Dan mereka juga memiliki

tujuan dalam membuatnya. Seperti Bu Indra dan Ko Syarief pengasuh acara

Kidung Kuning memberi jawaban “Membuat naskah siaran bertujuan agar siaran

lebih terarah sesuai tema, lebih mudah, dan menghindari topik-topik yang kurang

berisi.” (Wawancara dengan Bu Indra dan Ko Syarief, 10 April 2008). Kemudian

penyiar acara Kampoan, Salamin dan Salamun berkata “Tujuan membuat naskah

siaran untuk mempermudah jalannya siaran dan sebagai tanggung jawab siaran.”

(Wawancara dengan Salamin dan Salamun, 10 April 2008). Seorang penyiar

acara Jawilan yang juga memiliki jabatan sebagai Kabag Siar di radio Suara

Akbar FM, Parto mengatakan “Tujuan dari pembuatan naskah siaran adalah

transfer ilmu, agar acara tidak kering atau tidak berisi. Dan agar acara lebih

hidup.” (Wawancara dengan Parto, 14 April 2008).

Selanjutnya pertanyaan yang sama dijawab oleh Catrie penyiar yang baru saja

memiliki seorang putri ini berpendapat “Tujuannya agar lebih sistematis, nggak

bleng waktu siaran, biar gaji nggak diturunkan, dan tujuan utamanya adalah

kewajiban.” (Wawancara dengan Catrie, 10 April 2008). Jawaban yang singkat

juga muncul dari Echa penyiar dengan suara reyah ini berkata “Membuat naskah

siaran bertujuan untuk mendukung suatu acara dan menyampaikan informasi baik
51

itu lagu, artis dll.” (Wawancara dengan Echa, 14 April 2008). Dari hasil

wawancara peneliti juga ditemukan jawaban yang sama dengan penyiar yang lain

yaitu Ella penyiar yang bersuara serak-serak ini mengatakan “Naskah siaran

dibuat untuk mempermudah siaran supaya lebih bermanfaat dan berkualitas.”

(Wawancara dengan Ella, 15 April 2008).

Dan dari hasil observasi di lapangan dan analisis dari peneliti dapat dilihat

bahwa naskah siaran bertujuan sebagai berikut:

1. Untuk mewujudkan visi dan misi dari perusahaan.

2. Mengatur waktu dalam siaran agar disiplin dan lebih sistematis.

3. Agar acara yang dibawakan tidak monoton, lebih berisi dan informasi yang

diberikan sesuai dengan topik.

4. Mengingatkan penyiar supaya tidak melebar dari topik bahasan.

5. Naskah siaran yang dibuat juga bertujuan supaya tidak terjadi pengulangan

materi dan menghindari topik-topik yang kurang berisi, serta lebih variatif

dalam memberikan informasi.

6. Sebagai pedoman dalam melaksanakan siaran sehingga dapat berjalan dengan

lancar.

7. Agar terjadi kekompakan bagi penyiar yang berduet dalam siaran.

8. Siaran akan lebih efektif apabila terdapat naskah siaran.

9. Dengan adanya naskah siaran dalam membawakan suatu acara penyiar akan

merasa lebih enjoy.

10. Naskah siaran juga merupakan dokumen tertulis untuk perusahaan.

Selain tujuan diatas terdapat hal yang menarik yang ditemukan peneliti pada

waktu melakukan observasi di lapangan, bahwa ternyata pembuatan naskah


52

siaran di Radio Suara Akbar FM Jember merupakan suatu kewajiban bagi setiap

penyiarnya. Apabila penyiar tidak membuat naskah siaran tersebut setiap harinya

maka akan terjadi penurunan perolehan penghasilan atau gaji di setiap bulannya.

Hal ini menjadi jawaban dari sebagian penyiar yang mengatakan bahwa salah

satu tujuan mengapa harus membuat naskah siaran adalah kewajiban, disamping

Parto yang mengatakan “Bahwa membuat naskah siaran merupakan kesadaran

dari diri penyiar itu sendiri.” (Wawancara dengan Parto, 14 April 2008).

Sesuai dengan teori yang ada kriteria penilaian naskah siaran adalah

menggunakan bahasa tutur (spoken language, conversational language), yakni

bahasa percakapan, informal atau kata-kata dan kalimat yang dikemukakan

dalam percakapan sehari-hari. Selain itu naskah siarannya harus menggunakan

kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga mudah dimengerti.

Kalimat panjang selain menyulitkan pengucapan oleh penyiar, juga sulit dicerna.

Sebaliknya kalimat yang pendek akan mudah diucapkan penyiar dan dipahami

pendengar. Dan menggunakan rumus “enak didengar”, yaitu susunan kalimat

yang jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti oleh pendengar dan

mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Naskah haruslah “sekali ucap

langsung dimengerti”.

Untuk penulisan naskah siaran yang ada di radio Suara Akbar FM tidak

memiliki patokan yang baku. Sehingga dalam penulisannya terdapat perbedaan

antara penyiar yang satu dengan yang lain. Hal ini terjadi dikarenakan dalam

pembuatan naskahnya masing-masing penyiar menyesuaikan dengan acara yang

dibawakan. Dalam hal ini penilaian hanya didasarkan pada kelayakan materi

yang ingin disampaikan saja.


53

Setelah selesai membuat sebuah naskah siaran masing-masing penyiar akan

menyerahkan hasilnya kepada divisi yang berwenang memeriksa kelayakan

sebuah naskah siaran untuk dibawakan. Radio Suara Akbar FM Jember

mempunyai satu divisi yang bertugas memeriksa kelayakan sebuah naskah siaran

tersebut dapat dibawakan pada waktu mengudara. Yakni divisi produksi siar dan

dijabat oleh Drs. Alfandi. Apabila ada naskah siaran yang kurang sesuai dengan

standart yang ditentukan divisi produksi siar maka penyiar wajib membuat

naskah siaran kembali.

Dari hasil penelitian dan hasil wawancara di lapangan yang telah peneliti

lakukan terdapat penyesuaian atau standarisasi kata-kata dalam penulisan naskah

di radio Suara Akbar FM Jember. Diantaranya kata sapaan bagi pendengarnya

yaitu Mitra Akbar. Kemudian penyebutan lagu Indonesia dan Mancanegara

dengan kata komposisi. Dan identitas dari radio Suara Akbar FM sediri yaitu

94,6 FM. Sedangkan untuk kalimat-kalimat yang dituliskan dalam naskah

siarannya sangatlah fleksibel disesuaikan dengan segmentasi acara dan

pendengarnya. Maka dapat dikatakan apa yang telah dilakukan oleh penyiar yang

ada di radio Suara Akbar FM Jember telah memenuhi standart dari kriteria

penulisan sebuah naskah yang baik. Hal ini sangat dibutuhkan mengingat naskah

siaran juga sangat berpengaruh pada keberhasilan sebuah program acara.

Disamping itu penyiar di radio Suara Akbar FM Jember sendiri juga

mendapatkan banyak manfaat positif dari pembuatan naskah siaran.

Dalam pembuatan naskah siaran sendiri untuk satu naskah siaran rata-rata

penyiar membutuhkan waktu antara 10-15 menit. Hal ini ditunjang oleh sarana

dan prasarana untuk pembuatan naskah siaran telah tersedia lengkap. Para
54

penyiar mengaku dalam pembuatan sebuah naskah siaran tidak mengalami

hambatan-hambatan yang sulit. Kalaupun ada hambatan tersebut lebih kepada

hambatan teknis. Yang dimaksud hambatan teknis disini adalah ketika komputer

yang digunakan untuk menulis naskah siaran rusak atau tidak dapat bekerja.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan, dalam sebuah acara telah

memiliki tema-tema atau menu siaran tersendiri dan hal ini juga mempengaruhi

dalam pembuatan naskah siaran. Acara satu dengan yang lain akan berbeda

dalam menyajikan informasi yang tertuang dalam naskah siarannya. Dalam setiap

tahunnya terdapat perencanaan khusus dari masing-masing acara. Sehingga untuk

naskah siaran dari masing-masing acara akan berbeda-beda.

Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di lapangan akhirnya

ditemukan permasalahan yang menarik untuk dibahas. Yaitu terdapat perbedaan

antara penyiar yang sudah senior atau sudah lama mengabdi di radio Suara Akbar

FM dan penyiar junior atau yang baru masuk. Dalam hal ini terdapat perbedaan

dari penulisan naskah siarannya. Jika penyiar junior cenderung lebih lengkap

menulis naskah siarannya sedangkan penyiar senior terkadang hanya menulis

point-point dari materi yang ingin disampaikan. Ada juga penyiar senior yang

tidak membuat naskah siaran. Hal ini sangat berkaitan dengan fokus penelitian

yang ingin dianalisis.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan maka

ditemukan data-data yang menyangkut bagaimana upaya yang dilakukan oleh

penyiar radio Suara Akbar FM Jember dalam membuat naskah siaran. Kemudian

mengenai langkah-langkah yang dilakukan penyiar Radio Suara Akbar FM

Jember dalam membuat naskah siaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi


55

dalam pembuatan naskah siaran di Radio Suara Akbar FM Jember. Setelah

peneliti membahas beberapa konsep dalam tinjauan pustaka maka secara

sistematis peneliti akan mendeskripsikan dan menganalisis hasil dari penelitian

yang telah dilakukan. Sehingga nantinya ditemukan beberapa hubungan yang

sistematis dan bersifat umum untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti.

Berikut hasil wawancara berdasarkan rumusan permasalahan yang ingin

dideskripsikan oleh peneliti:

1. Upaya penyiar Radio Suara Akbar FM Jember dalam membuat naskah

siaran

Sebelum membuat sebuah naskah siaran hendaknya seorang penyiar

wajib memikirkan topik atau tema apa yang sesuai dengan acaranya serta

dapat menyesuaikan informasi tersebut dengan para pendengarnya. Dan agar

acara yang dibawakannya terdengar lebih menarik dan tidak meluas dalam

pembahasannya maka diperlukan kejelian dalam membuat sebuah naskah

siaran. Seorang penyiar perlu melakukan persiapan yang matang agar dapat

menghasilkan sebuah acara yang dapat memberikan informasi menarik.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan oleh penyiar radio Suara Akbar FM

dalam membuat naskah siarannya adalah sebagai berikut:

Penyiar yang sangat kental dengan logat sundanya Soni berpendapat

sebagai berikut:

“Bagi saya sih upayanya gampang-gampang aja ya. Yang saya lakukan
dalam membuat naskah siaran adalah melihat perkembangan atau hot
issue yang ada. Setelah itu mencari materi dari internet dan sumber-
sumber lainnya.” (Wawancara dengan Soni, 8 April 2008).
56

Jawaban yang senada juga muncul dari Marta

“Kalo menurut aku upayanya gampang-gampang susah apalagi aku masih


baru siaran di Akbar. Biasanya susah untuk mencari materi yang ingin
dibahas. Tapi biasanya aku melihat perkembangan atau issue yang ada.
Trus mencari materi untuk penulisan naskah dari internet, surat kabar dan
tabloid.” (Wawancara dengan Marta, 8 April 2008).

Dalam membuat naskah siaran Shofi penyiar yang paling muda di radio

Suara Akbar ini mengatakan

“Selama ini sih upaya yang aku lakukan mudah. Mencari materi yang
sesuai dengan tema dan segmentasi acara, trus melihat issue yang sedang
in atau segar dibicarakan. Dan mencari materi dari internet dan membaca
koran. Tapi kalo lagi nonton tv trus ada kejadian yang menarik biasanya
bisa aku jadikan topik. Karena aku penyiar acara Banyuwangi jadi harus
tau juga perkembangan atau acara adat yang dilakukan di sana.”
(Wawancara dengan Shofi, 8 April 2008).

Hilmi penyiar yang baru 1 tahun siaran di radio Suara Akbar FM ini

mengaku

“Upaya yang saya lakukan dalam membuat naskah siaran selama ini
mudah saja. Biasanya saya mengumpulkan materi dulu dari internet,
majalah dan terinspirasi pada suatu hal. Karena acara yang saya bawakan
untuk remaja maka saya harus selalu up to date dalam memberikan
informasi mengenai lagu, artis, penyanyi dan info lainnya.” (Wawancara
dengan Hilmi, 15 April 2008).

Berbicara mengenai upaya yang dilakukan penyiar radio Suara Akbar FM

dalam membuat naskah siaran, Yuan penyiar yang mengambil jurusan Sastra

Inggris di Universitas Jember ini memiliki jawaban yang singkat “Kalo aku

sih upayanya mudah aja. Berupaya mendapatkan materinya melalui majalah

koran, tv, internet dan info-info di sekitar kita.” (Wawancara dengan Hilmi,

15 April 2008). Riris, gadis yang memiliki tubuh mungil ini juga berpendapat

“Mudah untuk berupanya membuat sebuah naskah siaran. Karena setiap


harinya aku mencari materi dari koran dan internet kemudian menggaris
bawahi point-pointnya. Aku juga ngeliat kejadian-kejadian kecil di sekitar
kita. Terkadang aku juga harus menemui nara sumberku sebelum nulis
57

naskah siaran. Apalagi kalo acaranya talkshow. Jadi biar lebih baik
persiapannya.” (Wawancara dengan Riris, 14 April 2008).

Peneliti juga menanyakan hal yang sama kepada penyiar-penyiar senior

yang ada di radio Suara Akbar FM. Bu Indra mengatakan

“Upaya yang saya lakukan sedikit sulit karena acara yang saya bawakan
mengulas tentang kebudayaan cina, mengartikan lagu-lagu mandarin dan
kata-kata bijak yang diambil dari buku. Jadi saya harus banyak membaca
dan mendengarkan lagu-lagu. Upaya yang saya lakukan biasanya
membaca buku-buku sejarah dan budaya cina. Mengambil kata-kata bijak
dari buku atau koran.” (Wawancara dengan Bu Indra, 10 April 2008).

Sedangkan Ko Syarief, pasangan Bu Indra siaran ini berpendapat yang

beda “Menurut saya upaya yang saya lakukan mudah. Saya cukup mencari

info-info umum yang sesuai tema, dan untuk penulisan naskah siarannya

materi saya dapatkan dari majalah, koran, buku dan internet.” (Wawancara

dengan Ko Syarief, 10 April 2008).

Salamin yang bertugas menulis naskah siaran dalam siaran duet Salamin

Salamun di acara Kampoan berkata

“Jika berbicara mengenai upaya, yang saya lakukan mudah saja karena
sudah pengalaman. Kalo sehari-hari saya mencari bahan yang sesuai
dengan segmen acara saya yang menengah ke bawah. Dan materinya saya
dapatkan dari internet, koran, majalah, dan kejadian sehari-hari di
masyarakat.” (Wawancara dengan Salamin, 10 April 2008).

Parto, penyiar yang punya motto hidup sabar dan nrimo ini berpendapat

“Selama saya berkecimpung di dunia radio, upaya yang saya lakukan


mudah. Setiap hari saya selalu dan harus berupaya dengan kesadaran diri
mencari bahan untuk membuat sebuah naskah siaran. Materinya saya
dapat melalui internet, koran dan media-media lain. Serta dari
pengalaman pribadi dan orang lain. Kenapa begitu? Karena dalam acara
Jawilan saya sengaja membahas mengenai falsafah hidup.” (Wawancara
dengan Parto, 14 April 2008).

Jawaban singkat juga diutarakan oleh Catrie penyiar Cakrawala ini

berkata “Dalam upayanya sih gampang-gampang aja. Dalam membuatnya


58

aku berupaya mendapat materi dari internet, koran, majalah, dan belajar dari

sekeliling kita.” (Wawancara dengan Catrie, 10 April 2008).

Kemudian Echa menjawab

“Upaya dalam membuat naskah siaran bagi aku mudah. Dapet materinya
dari koran, internet, majalah, tabloid dan kejadian sehari-hari yang bisa
diangkat. Aku selalu mencari materi yang banyak agar bisa aku
pergunakan untuk siaran selanjutnya. Dan materi itu aku simpan di bank
materi. Ini aku lakukan untuk berjaga-jaga kalo-kalo kekurangan materi.”
(Wawancara dengan Echa, 14 April 2008).

Jawaban lainnya muncul dari Ella, penyiar yang gemar berolah raga ini

mengaku

“Bagi aku sendiri, upaya yang dilakukan sedikit susah. Karena aku harus
menyesuaikan topik yang enak didengar pada jam malam, dimana
pendengar inginnya santai sambil menikmati musik. Dan tiap harinya aku
cari materi dari internet, koran, tabloid dan nara sumber.” (Wawancara
dengan Ella, 15 April 2008).

Dari sekian jawaban yang telah dikemukakan oleh penyiar radio Suara

Akbar FM dalam berupaya membuat naskah siaran, peneliti juga melakukan

analisis pengamatan sendiri di lapangan. Dalam pembuatan naskah siaran

para penyiar biasanya berupaya sebagai berikut:

a. Melihat perkembangan atau hot issue yang ada di lingkungan kita.

b. Mencari materi dari internet atau sumber-sumber yang lain yaitu

koran, majalah, tabloit, buku, televisi ataupun dari nara sumber.

c. Biasanya ide untuk mendapat materi yang akan dituliskan pada

naskah siaran dapat diambil dari kejadian-kejadian yang ada di sekitar

kita atau peristiwa-peristiwa yang dialami seseorang.

d. Dalam membuat naskah siaran penyiar juga harus menyesuaikan

dengan segmentasi acara dan pendengarnya.


59

Dari hasil wawancara tersebut terlihat bahwa hampir semua penyiar di

radio Suara Akbar FM selalu berupaya dalam pembuatan naskah siarannya

setiap hari. Diantara jawaban-jawaban yang telah dikemukakan banyak yang

mengatakan bahwa tidaklah sulit atau mudah dalam pembuatan naskah

siarannya. Karena hal ini ditunjang oleh tersedianya akses-akses untuk

mengupayakan sebuah naskah siaran. Di radio Suara Akbar FM telah tersedia

sarana dan prasarana yang lengkap, seperti akses internet, koran, majalah,

tabloit, televisi dan komputer tempat untuk membuat naskah siaran yang ada

24 jam. Jika ada kesulitan biasanya pada pemilihan materi yang sesuai

dengan segmentasi acara.

Terkadang penyiar tersebut menyiapkan naskah siarannya untuk 2

sampai 3 hari kemudian. Atau dapat dikatakan pula masing-masing penyiar

memiliki bank materi. Dan hal ini dapat mempermudah penyiar dalam

membuat naskah siarannya. Dalam pembuatan naskah siaran para penyiar

membuatnya di radio Suara Akbar. Para penyiar membuat naskah siarannya

rata-rata 1 sampai 2 hari sebelum naskah tersebut dibacakan pada waktu

siaran.

2. Langkah-langkah yang dilakukan penyiar Radio Suara Akbar FM

Jember dalam membuat naskah siaran

Sebelum membuat sebuah naskah siaran agar supaya isi dan materi yang

disampaikan bisa bermutu dan berkualitas maka hendaknya melakukan

perencanaan dalan membuatnya. Begitu juga yang dilakukan oleh penyiar

radio Suara Akbar FM Jember. Dalam pembuatan naskah siaran terdapat

langkah-langkah yang dilakukan oleh penyiar radio Suara Akbar FM Jember,


60

yaitu: Soni penyiar kelahiran Madiun ini mengatakan “Pertama yang

dilakukan mengatur waktu dan iklan (berapa kali pemutaran), penyesuaian

lagu, terima telepon atau sms disesuaikan resi. Ketik sebelum hari H on air,

serahkan ke Pak Afandi, di acc.” (Wawancara dengan Soni, 8 April 2008).

Lalu Marta, gadis yang sedang kuliah di Fakultas Teknik Universitas Jember

ini berkata “Langkah yang saya lakukan mencari bahan atau topik, membuat

draft dan memasukkan point-point materi, menyerahkan ke produksi siar

setelah di setujui baru disiarkan.” (Wawancara dengan Marta, 8 April 2008).

Shofi penyiar yang hobi tidur ini memiliki jawaban dalam langkah-langkah

menuliskan naskah siaran katanya “Awalnya cari materi, nyiapin listnya,

menerjemahkan materi yang didapat, diketik ke dalam draft resi baru

dikumpulkan ke produksi siar.” (Wawancara dengan Shofi, 8 April 2008).

Hilmi, pemuda tampan yang masih semester 6 di Fakultas Pertanian ini

menjawab

“Dalam membuat resi langkah-langkah yang saya lakukan pertama


menentukan alokasi waktu, mulai lagu, iklan, terima telepon atau sms,
memasukkan materi dan menulis pada resi. Setelah itu diserahkan ke
produksi siar.” (Wawancara dengan Hilmi, 15 April 2008).

Jawaban yang sangat singkat meluncur dari Yuan “Langkah-langkah

membuat naskah siaran membaca materi, disaring, lalu dituliskan point-

pointnya ke draft resi.” (Wawancara dengan Yuan, 15 April 2008). Karena

Hilmi dan Yuan berduet dalam siaran Tren Musik maka mereka mempunyai

komitmen untuk bergantian dalam membuat naskah siarannya. Hampir sama

dengan jawaban penyiar-penyiar junior yang lainnya, Riris penyiar yang

berasal dari Banyuwangi ini mengatakan “Kalo aku, pertama mengisi draft
61

resi dan disesuaikan dengan acara, setelah di acc baru di on airkan.”

(Wawancara dengan Riris, 14 April 2008).

Jawaban diatas merupakan jawaban dari penyiar-penyiar junior yang baru

berkecimpung di dunia penyiaran. Kemudian bagaimana jawaban dari

penyiar-penyiar senior lainnya? Pertanyaan yang sama mengenai langkah-

langkah dalam membuat naskah siaran ini peneliti tujukan pertama untuk Ko

Syarief. Beliau menjawab

“Karena saya bersiaran duet dengan Bu Indra maka yang membuat


naskah siaran disini adalah saya. Awalnya saya mencari info yang sesuai
dengan topik, dan topik yang saya dapatkan tidak boleh diulang-ulang
dalam siaran selanjutnya. Ditulis ke resi berupa garis-garis besarnya lalu
diserahkan produksi siar.” (Wawancara dengan Ko Syarief, 10 April
2008).

Karena Bu Indra penyiar yang tergolong lama menjadi penyiar di radio

Akbar dan memiliki jam terbang yang lama maka biasanya tidak membuat

naskah siaran. Penyiar yang mempunyai wajah oriental ini mengatakan

“Mengenai langkah-langkah yang dilakukan biasanya membaca buku,

persiapan materi dan spontanitas dibawakan waktu siaran.” (Wawancara

dengan Bu Indra, 10 April 2008).

Sama halnya dengan penyiar yang bersiaran duet lainnya, Salamin dan

Salamun yang membawakan acara Kampoan ini juga memiliki jawaban yang

hampir sama. Salamin yang bertugas membuat sebuah naskah siaran

mengatakan “Selama ini langkah yang dilakukan pertama mengumpulkan

bahan-bahan dan dituangkan ke dalam resi. Selanjutnya dikumpulkan ke

produksi siar.” (Wawancara dengan Salamin, 10 April 2008). Jawaban yang

agak berbeda muncul setelah peneliti bertanya kepada bapak 3 orang putri,
62

yang memiliki nama lengkap Supartu tapi lebih akrab disapa Parto di udara.

Beliau berkata

“Langkah-langkah saya dalam membuat naskah siaran atau resi, berawal


dari menentukan materi yang menarik, membeberkan falsafah hidup,
menuliskan point-pointnya. Dan kadang kala saya menulis lengkap di resi
tentang pembeberan tembang-tembang jawa dan kegiatan sehari-hari,
serta nilai-nilai falsafah serta spontanitas yang saya liat di kehidupan
sehari-hari.” (Wawancara dengan Parto, 14 April 2008).

Catrie penyiar yang suka memasak sambil bernyanyi ini mengatakan

“Pertama-tama aku browsing atau mencari materi di internet, dibaca dan

diseleksi, trus ditulis ke draft dan diserahkan ke produksi siar.” (Wawancara

dengan Catrie, 10 April 2008).

Lalu Echa penyiar yang sekaligus merangkap bagian promosi ini berkata

“Langkah-langkahku untuk membuat naskah siaran, menentukan topik


atau materi dulu, menentukan lagu, iklan, dan disesuaikan dengan menu
siaran. Setelah itu menuliskan dalam resi, menunjukkan pada produksi
siar dan di acc.” (Wawancara dengan Echa, 14 April 2008).

Penyiar yang sudah 10 tahun siaran, Ella mengatakan “Awalnya aku

mencari bahan, dibaca di rumah, kemudian menuliskan point-point materi

dan mengembangkannya sebelum dituangkan dalam resi. Setelah itu baru

besoknya aku ketik di resi.” (Wawancara dengan Ella, 15 April 2008).

Disini peneliti juga melakukan pengamatan pada masing-masing penyiar

dalam langkah-langkah menuliskan naskah siarannya. Dan dari hasil

observasi di radio Suara Akbar FM Jember selama 1 bulan dapat dilihat

langkah-langkahnya adalah:

a. Menentukan topik yang disesuaikan dengan menu siaran atau melihat apa

yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat dari berbagai sumber.


63

b. Membuat deskripsi acara yang berbeda dalam 1 minggu agar pendengar

tidak merasa bosan.

c. Setelah mendapatkan bahan atau materi yang ingin disampaikan lalu

membaca, menyaring dan mendapatkan point-pointnya. Materi yang

didapat ini harus disesuaikan dengan deskripsi acara yang telah

disepakati.

d. Menggali lebih dalam info yang ingin disampaikan agar apabila

pendengar ingin tahu lebih dalam penyiar dapat menjelaskan.

e. Mengatur waktu untuk pemutaran iklan, lagu, penyampaian materi,

penerimaan telepon atau membacakan sms.

f. Setelah itu menuangkan pada draft resi yang tersedia.

g. Menyerahkan pada Produksi Siar dan menunggu di ACC atau disetujui

untuk disiarkan.

h. Menjaga komitmen untuk menepati jadwal pembuatan naskah siaran yang

telah disepakati, yakni 24 jam sebelum on air.

Disinilah peranan Produksi Siar sangat menentukan layak tidaknya

sebuah naskah siaran dapat dibawakan pada waktu on air atau tidak. Jika

dirasa sebuah naskah siaran tersebut kurang memenuhi standart yang telah

ditetapkan maka penyiar harus mengulang dari awal langkah-langkahnya

dalam membuat naskah siaran. Hal ini dilakukan agar supaya nantinya acara

yang dibawakan oleh penyiar lebih berkualitas dan menghindari kesamaan

materi antara acara satu dengan yang lain. Selain itu juga untuk memberikan

variasi pada sebuah acara, sehingga tidak monoton dalam membawakannya.


64

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran di

Radio Suara Akbar FM Jember

Radio Suara Akbar FM merupakan radio yang multisegment, memiliki

banyak mata acara dengan menu siaran yang berbeda-beda. Untuk itu dalam

pembuatan naskah siarannya masing-masing penyar juga memiliki pandangan

yang berlainan dalam pembuatan naskah siarannya. Dari hasil wawancara

pada para penyiar yang juga merupakan objek penelitian terdapat beberapa

hal yang mempengaruhi dalam pembuatan naskah siarannya. Adapun faktor-

faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran di radio Suara

Akbar FM Jember antara lain:

Soni penyiar yang genap berusia 23 tahun pada tanggal 14 Mei yang lalu

mengatakan

“Faktor yang mempengaruhi Soni dalam membuat naskah siaran adalah


pesan yang ingin disampaikan disesuaikan dengan program atau menu
siaran. Faktor lainnya karena merupakan kewajiban dari masing-masing
penyiar.” (Wawancara dengan Soni, 8 April 2008).

Marta patner Soni dalam Dangdut Bagaya berpendapat

“ada beberapa hal yang mempengaruhi aku dalam membuat naskah


siaran. Pertama sesuai dengan menu acara, trus materi yang disampaikan
sesuai dengan visi dan misi perusahaan dan pendengar dari sebuah acara.”
(Wawancara dengan Marta, 8 April 2008).

Shofi, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember ini beranggapan

bahwa

“Kalo aku yang mempengaruhi dalam membuat naskah siaran yaitu


sesuai dengan menu siar atau tema acara. Kedua kewajiban dari
perusahaan karena kalo berhubungan dengan pembuatan naskah siaran itu
bisa mempengaruhi fee atau gaji yang didapat selama sebulan. Kalo
jarang bikin gajinya bisa turun. Yang berikutnya harus sesuai dengan
kondisi pendengar dan segmentasi acara.” (Wawancara dengan Shofi, 8
April 2008).
65

Sedangkan Riris memiliki pendapat yang sedikit berbeda

“Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat naskah siaran


biasanya materi yang didapat harus sesuai dengan acara. Membuat naskah
siaran merupakan kebutuhan dan kenyamanan siaran dari penyiar. Dan
membuat naskah siaran merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan.”
(Wawancara dengan Riris, 14 April 2008).

Hilmi dan Yuan yang selalu kompak ini memiliki jawaban yang hampir

sama dengan rekan penyiar yang lainnya “Bagi kita sih faktor-faktor yang

mempengaruhi pertama karena kewajiban. (Wawancara dengan Hilmi, 15

April 2008). Trus juga program acara dan mood dari penyiar itu sendiri. Kalo

gak mood ya agak sulit membuat naskah siaran. (Wawancara dengan Yuan,

15 April 2008).”

Hampir senada dengan penyiar junior, Bu Indra dan Ko Syarief juga

mengatakan

“Yang pasti harus sesuai dengan acara, topiknya juga harus disesuaikan
dengan perencanaan mingguan. Kemudian harus sesuai waktu dan lagu
yang ingin diputar. Karena acara kami juga membahas mengenai arti dari
lagu-lagu cina di dalam penulisan naskah siarannya.” (Wawancara dengan
Ko Syarief, 10 April 2008).

Salamin yang bertugas menulis naskah siaran dan hobi menulis ini

mengatakan

“Faktor-faktor yang selama ini mempengaruhi saya dalam membuat


naskah siaran adalah harus sesuai dengan acara dan materi yang saya
dapatkan saya saring terlebih dahulu. Menurut saya naskah siaran itu
merupakan pakem atau kiblat siaran dan harus memenuhi kebaruan.”
(Wawancara dengan Salamin, 10 April 2008).

Parto penyiar yang sangat menyukai kesenian jawa, juga beranggapan

“Jika ditanya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam


membuat naskah siaran yaitu penemuan-penemuan baru atau spontanitas
dari pendengar. Tergantung timing atau waktu yang tepat saat membuat
naskah siarannya. Dari bukan karena kewajiban dari perusahaan, tetapi
dari kewajiban dan kesadaraan diri sendiri untuk membuat naskah
siaran.” (Wawancara dengan Parto, 14 April 2008).
66

Penyiar yang suka dengan lagu-lagu pop arabic, Catrie berkata

“Faktor yang mempengaruhi dalam membuat naskah siaran menurutku


karena segmentasi, trus nilai absensi. Maksudnya disini kalo penyiar tidak
membuat naskah siaran maka absensinya diturunkan dan itu berpengaruh
terhadap perolehan gaji setiap bulannya. Makanya faktor yang terakhir
adalah karena kewajiban dari perusahaan. Kan aku gak mau gajinya
turun.” (Wawancara dengan Catrie, 10 April 2008).

Ella juga mempunyai jawaban singkat, menurutnya “Membuat naskah siaran

dipengaruhi oleh menu acara dan segmentasi dari acara tersebut.”

(Wawancara dengan Ella, 15 April 2008).

Selanjutnya Echa menjawab

“Menurutku faktor-faktor yang mempengaruhi dalam membuat naskah siaran


pertama topik atau menu siar sesuai dengan acara masing-masing. Faktor lain
bisa dari kehidupan sehari-hari, kalau misalnya ada kejadian yang menarik
dan bisa dimasukkan dalam naskah siaran. Merupakan kesadaran diri sebagai
kebutuhan dan kepentingan untuk penyiar. Dan pastinya juga faktor
kewajiban.” (Wawancara dengan Echa, 14 April 2008).

Dari jawaban-jawaban diatas, peneliti juga melihat adanya kesesuaian

antara wawancara dan observasi lapangan yang telah dilakukan. Adapun hasil

pengamatan dilapangan menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Pesan yang ingin disampaikan disesuaikan dengan program atau menu

siaran.

b. Materi yang disampaikan sesuai visi dan misi dari perusahaan

c. Dalam mencari topik dan materi harus disesuaikan dengan pendengar di

masing-masing acara.

d. Dalam membuat sebuah naskah siaran perencanaan mingguan juga sangat

mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran.

e. Selain itu faktor mood dari penyiar atau timing yang tepat juga

mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran.


67

f. Kewajiban membuat naskah siaran juga menjadi faktor yang

mempengaruhi dalam membuat sebuah naskah siaran, karena apabila

penyiar tidak membuat naskah siaran hal ini akan mempengaruhi

perolehan gaji atau pendapatan penyiar tersebut dalam sebulan.

g. Faktor lain yang juga mempengaruhi dalam membuat sebuah naskah

siaran adalah kesadaran diri penyiar.

Faktor-faktor yang telah dipaparkan diatas merupakan hal-hal yang dapat

mempengaruhi baik tidaknya sebuah naskah siaran. Jika faktor-faktor tersebut

telah dipenuhi oleh para penyiar maka dalam membuat naskah siaran tidak

akan merasa kesulitan. Dan dapat dilihat disini bahwa faktor yang paling

penting adalah kewajiban dari perusahaan yang mengharuskan penyiarnya

menulis sebuah naskah siaran. Hal ini juga menjadi pengawasan dari bagian

produksi siar. Biasanya naskah siaran ini dibaca oleh penyiar pada waktu on

air sehingga memudahkan dalam menjalankan siaran. Faktor kewajiban ini

pula yang membuat radio Suara Akbar FM berbeda dari radio lainnya.
68

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Sebuah naskah siaran sangatlah penting dalam menunjang kelancaran sebuah

siaran. Untuk itu radio Suara Akbar FM mengharuskan para penyiarnya untuk

membuat sebuah naskah siaran. Naskah siaran di radio Suara Akbar dikenal

dengan nama Resi atau Rencana Siar. Resi ini harus diisi dan dijadikan pedoman

oleh masing-masing penyiar pada waktu mengudara. Tujuannya selain sebagai

pedoman naskah siaran juga berfungsi untuk pengaturan waktu, memudahkan

penyiar dalam memberikan materi atau informasi, agar topik yang ingin dibahas

tidak melebar dan tetap sesuai dengan program acara dan menu siarnya.

Berdasarkan uraian-uraian pada bab-bab sebelumnya dan berkaitan dengan

pokok permasalahan yang ada, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Upaya penyiar Radio Suara Akbar FM Jember dalam membuat naskah siaran:

a. Bahwa dalam berupaya membuat sebuah naskah siaran penyiar di Radio

Suara Akbar FM Jember memiliki banyak persamaan. Misalnya saja

dalam upayanya para penyiar mencari materi dari koran, majalah, tabloid,

televisi dan internet.

b. Setelah mendapatkan materi penyiar biasanya merangkum atau menandai

point-pointnya sebelum dituliskan dalam draft Resi atau Rencana Siar.

c. Dalam mencari materi penyiar harus menyesuaikan dengan program

acara, menu siaran dan pendengarnya.


69

d. Terkadang dalam berupanya membuat naskah siaran para penyiar juga

mendatangi nara sumber untuk mendapatkan informasi lebih jelas.

e. Kejadian-kejadian di masyarakat atau issue yang sedang in juga harus

dimengerti oleh penyiar dalam upayanya membuat naskah siarannya lebih

baik, memenuhi unsur kebaruan dan mendukung acara yang

dibawakannya lebih berkualitas.

2. Langkah-langkah yang dilakukan penyiar Radio Suara Akbar FM Jember

dalam membuat naskah siaran yaitu:

a. Hampir semua penyiar Radio Suara Akbar FM memiliki langkah-langkah

yang sama dalam membuat naskah siarannya. Awalnya mereka mencari

topik yang menarik yang saat ini sedang hangat dibicarakan oleh

masyarakat dan sesuai dengan menu siaran. Entah itu di daerah Jember

atau lokal, nasional ataupun internasional.

b. Membuat persiapan menu acara dalam 1 minggu agar pendengar tidak

merasa bosan.

c. Setelah mendapatkan semua bahan atau materi yang ingin disiarkan,

biasanya penyiar menyaring dan menggaris bawahi point-point dari

materi yang ingin disampaikan.

d. Apabila informasi atau materi yang didapat dirasa perlu dijelaskan secara

mendalam, penyiar harus menggali lebih dalam tentang informasi

tersebut. Contoh melakukan wawancara dengan nara sumber dan lain

sebagainya.

e. Jika hal tersebut diatas telah dipenuhi maka selanjutnya penyiar

menentukan alokasi waktu untuk pemutaran lagu, iklan, jinggle, amar,


70

menerima telepon atau sms, dan pembacaan materi ke dalam draft Resi

yang telah disediakan.

f. Dan yang harus dilakukan seusai menuangkan ke dalam resi maka draft

yang sudah jadi diserahkan kepada produksi siar yang berwenang menilai

layak tidaknya naskah siaran tersebut dibawakan pada waktu siaran. Jika

naskah siaran tersebut telah di ACC atau disetujui maka penyiar dapat

membawakannya pada saat on air. Namun apabila tidak disetujui maka

penyiar harus mengulang kembali penulisan naskah siarannya.

g. Kemudian yang juga harus dipatuhi oleh penyiar yaitu menjaga komitmen

untuk menepati jadwal pembuatan naskah siaran yang telah disepakati,

yakni 24 jam sebelum on air.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran di Radio

Suara Akbar FM Jember, antara lain:

a. Dalam membuat naskah siaran faktor-faktor yang mempengaruhi masing-

masing penyiar adalah pesan yang ingin disampaikan disesuaikan dengan

program atau menu siaran.

b. Materi yang disampaikan juga harus disesuaikan dengan visi dan misi

dari perusahaan.

c. Untuk topik dan materi harus disesuaikan juga dengan pendengar di

masing-masing acara.

d. Dalam membuat sebuah naskah siaran perencanaan mingguan juga sangat

mempengaruhi dalam pembuatan naskah siaran.

e. Faktor mood dari penyiar atau timing yang tepat juga mempengaruhi

dalam pembuatan naskah siaran.


71

f. Kewajiban membuat naskah siaran juga menjadi faktor yang

mempengaruhi dalam membuat sebuah naskah siaran, karena apabila

penyiar tidak membuat naskah siaran hal ini akan mempengaruhi

perolehan gaji atau pendapatan penyiar tersebut dalam sebulan.

g. Faktor lain yang juga mempengaruhi dalam membuat sebuah naskah

siaran adalah kesadaran diri penyiar.

B. Saran

Sejauh apa yang telah dilakukan oleh peneliti baik wawancara dan observasi

di lokasi penelitian, sehubungan juga dengan upaya penyiar Radio Suara Akbar

FM Jember dalam penulisan naskah siaran maka saran yang dapat disampaikan

peneliti adalah sebagai berikut:

1. Dalam upayanya masing-masing penyiar harus memiliki kesadaran dari diri

sendiri dalam membuat naskah siaran. Walaupun membuat naskah siaran

merupakan kewajiban dari perusahaan.

2. Dalam penulisannya hendaknya masing-masing penyiar memiliki

keseragaman. Baik itu dari segi bahasa, tanda baca dan standarisasi kata yang

dituliskan dalam draft naskah siaran.

3. Perusahaan produksi siar juga harus memiliki standart penulisan dari sebuah

naskah siaran sehingga tidak terdapat perbedaan antara penyiar satu dengan

yang lain.

4. Penyiar juga harus selalu berinovasi dalam mencari hal-hal yang baru

sehingga nantinya dalam upayanya membuat naskah siaran selalu

menemukan topik-topik yang menarik.


72

5. Produksi siar juga harus memiliki standart penilaian yang pasti dan harus

dipatuhi oleh masing-masing penyiar dalam penulisan naskah siaran.

Anda mungkin juga menyukai