Anda di halaman 1dari 13

c  

m? Abortus inkompletus : Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20


minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus.

{ 

Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab yaitu :

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi, biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan


sebelum usia 8 minggu. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :
a. Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
b. Lingkungan sekitar tempat impaltasi kurang sempurna
c. Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan temabakau dan alcohol

2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun

3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan toksoplasmosis.

4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester kedua),
retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

Penyebab dari segi Maternal

Penyebab secara umum:

m? nfeksi akut

1. virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.


2. nfeksi bakteri, misalnya streptokokus.
3. Parasit, misalnya malaria.

m? nfeksi kronis

1. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.


2. Tuberkulosis paru aktif.
3. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.
4. Penyakit kronis, misalnya :
1. hipertensi
2. nephritis
3. diabetes
4. anemia berat
5. penyakit jantung
6. toxemia gravidarum
5. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.
6. Trauma fisik.

m? Penyebab yang bersifat lokal:

1. Fibroid, inkompetensia serviks.


2. Radang pelvis kronis, endometrtis.
3. Retroversi kronis.
4. Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia
dan abortus

Penyebab dari segi Janin

m? Kematian janin akibat kelainan bawaan.


m? Mola hidatidosa.
m? Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

c
  

Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis, diikuti dengan nerkrosis jaringan sekitar
yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian
uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurang dari 8 minggu, villi korialis belum menembus desidua secara dalam jadi
hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai 14 minggu, penembusan
sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna dan menimbulkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu daripada
plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong kosong amnion atau benda kecil
yang tidak jelas bentuknya (blightes ovum),janin lahir mati, janin masih hidup, mola kruenta,
fetus kompresus, maserasi atau fetus papiraseus.
ABORTUS (mati janin < 22 mg/< 500 gr)

Abortus Spontan Abortus nfeksiosa Retensi Janin Abortus Resiko tinggi


(Missed abortion) (Unsafe abortion)

m? Ab. mminens : perdarahan bercak, ada ancaman kehamilan


m? Ab. nsipiens : Perdarahan ringan dimana hasil konsepsi masih di cavum uteri
m? Ab. nkomplit
m? Ab. Komplit

Perdarahan Nyeri Abdomen Kurang Pengetahuan

Shock Gangguan Rasa Nyaman Cemas

Resiko tinggi nfeksi Devisit Vol. Cairan Gangguan Aktivitas


  
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran menurun, tekanan darah
normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat
3. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasil konsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang akibat kontraksi
uterus
5. Pemeriksaan ginekologi :
a. nspeksi Vulva : perdarahan pervaginam ada atau tidak jaringan hasil konsepsi,
tercium bau busuk dari vulva
b.nspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau sudah tertutup,
ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau tidak cairan atau jaringan
berbau busuk dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau tidak jaringan
dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak
nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, cavum douglas
tidak menonjol dan tidak nyeri.

  
1. Perdarahan, perforasi, syok dan infeksi
2. Pada missed abortion dengan retensi lama hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah

c   c 

1. Tes Kehamilan

Positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus

2. Pemeriksaaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup

3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion

 

Kehamilan etopik terganggu, mola hidatidosa, kemamilan dengan kelainan serviks. Abortion
imiteins perlu dibedakan dengan perdarahan implantasi yang biasanya sedikit, berwarna merah,
cepat terhenti, dan tidak disertai mules-mules.
c   
Abortus lnkompletus
Abortus nkompletus adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan
sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Apabila
plasenta (seluruhnya atau sebagian) tertahan di uterus, cepat atau lambat akan
terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkompletus. Pada
abortus yang lebih lanjut, perdarahan kadang-kadang sedemikian masif sehingga
menyebabkan hipovolemia berat.
Penanganan abortus inkomplit :
1) Jika perdarahant idak seberapab anyak dan kehamilan kurang 16
minggu, evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam
ovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Jika perdarahan berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskulera taum
iso prostol4 00 mcg per oral.
2) Jika perdarahanb anyak atau terus berlangsungd an usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi hasil konsepsi dengan :
o Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang
terpilih. Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan
jika aspirasi vakum manual tidak tersedia.
o Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beri ergometrin 0,2
mg intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau
misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam bila
perlu).
3) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:
o Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau ringer laktat) dengan k ecepatan 40 tetes
permenit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi
o Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4
jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800 mcg)
o Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
4) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
{c {c{ 

Proses keperawatan adalah metode kerja dalam pemberian pelayanan keperawatan untuk
menganalisa masalah pasien secara sistematis, menentukan cara pemecahannya, melakukan
tindakan dan mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilaksanakan.

Proses keperawatan adalah serangkaian perbuatan atau tindakan untuk menetapkan,


merencanakan danmelaksanakan pelayanan keperawatan dalam rangka membantu klien untuk
mencapai dan memelihara kesehatannya seoptimal mungkin. Tindakan keperawatan tersebut
dilaksanakan secara berurutan, terus menerus, saling berkaitan dan dinamis.

c 

Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan menganalisanya


sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi klien.

Adapun hal-hal yang perlu dikaji adalah :

´  : mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi ; nama, umur,
agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, perkawinan ke- ,
lamanya perkawinan dan alamat
´  : Kaji adanya menstruasi tidak lancar dan adanya perdarahan
pervaginam berulang
´   , yang terdiri atas :
1) Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke Rumah
Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di luar siklus
haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
2) Riwayat kesehatan masa lalu
´    : Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh klien,
jenis pembedahan , kapan , oleh siapa dan di mana tindakan tersebut berlangsung.
´     : Kaji adanya penyakit yang pernah
dialami oleh klien misalnya DM , jantung , hipertensi , masalah ginekologi/urinary ,
penyakit endokrin , dan penyakit-penyakit lainnya.
´    : Yang dapat dikaji melalui genogram dan dari
genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai penyakit turunan dan penyakit
menular yang terdapat dalam keluarga.
´     : Kaji tentang mennorhoe, siklus menstruasi,
lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan adanya dismenorhoe serta kaji
kapan menopause terjadi, gejala serta keluahan yang menyertainya
´   !   
 : Kaji bagaimana keadaan anak klien
mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana keadaan kesehatan anaknya.
´    : Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis kontrasepsi yang
digunakan serta keluahn yang menyertainya.
´   : Kaji riwayat pemakaian obat-obatankontrasepsi oral,
obat digitalis dan jenis obat lainnya.
´ c "  # : Kaji mengenai nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi
(BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene, ketergantungan, baik sebelum dan saat
sakit.

Pemeriksaan fisik, meliputi :

    adalah proses observasi yang sistematis yang tidak hanya terbatas pada penglihatan
tetapi juga meliputi indera pendengaran dan penghidung.

è  
   

mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna, laserasi, lesi terhadap drainase, pola
pernafasan terhadap kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan postur,
penggunaan ekstremitas, adanya keterbatasan fifik, dan seterusnya

c  adalah menyentuh atau menekan permukaan luar tubuh dengan jari.


o G
   : merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu, derajat kelembaban dan
tekstur kulit atau menentukan kekuatan kontraksi uterus.
o ^
  : menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema, memperhatikan posisi
janin atau mencubit kulit untuk mengamati turgor.
o c

     : menentukan tegangan/tonus otot atau respon nyeri yang
abnormal

c   adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung pada permukaan tubuh
tertentu untuk memastikan informasi tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.

o 
   : ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang menunjukkan
ada tidaknya cairan , massa atau konsolidasi.
o 
  
 : ketuk lutut dan amati ada tidaknya refleks/gerakan pada
kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau
tidak

    adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop dengan


menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar : mendengarkan
di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk
bising usus atau denyut jantung janin.

(Johnson & Taylor, 2005 : 39)

Pemeriksaan laboratorium :

o Darah dan urine serta pemeriksaan penunjang : rontgen, USG, biopsi, pap smear.
o Keluarga berencana : Kaji mengenai pengetahuan klien tentang KB, apakah klien
setuju, apakah klien menggunakan kontrasepsi, dan menggunakan KB jenis apa.

·   

o Kaji mengenai perawatan dan pengobatan yang telah diberikan selama dirawat di
RS.Data psikososial.
o Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi dalam keluarga, hal
yang menjadi beban pikiran klien dan mekanisme koping yang digunakan.
o Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
o Data spiritual : Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME, dan kegiatan
keagamaan yang biasa dilakukan.

   
1. Devisit Volume Cairan s.d perdarahan
2. Gangguan Aktivitas s.d kelemahan, penurunan sirkulasi
3. Gangguan rasa nyaman: Nyeri s.d kerusakan jaringan intrauteri
4. Resiko tinggi nfeksi s.d perdarahan, kondisi vulva lembab
5. Cemas s.d kurang pengetahuan

 "    


$% " &  ' %c 
Tujuan :
Tidak terjadi devisit volume cairan, seimbang antara intake dan output baik jumlah maupun
kualitas.
 "  (
1) Kaji kondisi status hemodinamika
Ñ   : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat abortus memiliki karekteristik
bervariasi
2) Ukur pengeluaran harian
Ñ   : Jumlah cairan ditentukan dari jumlah kebutuhan harian ditambah dengan
jumlah cairan yang hilang pervaginal

3) Berikan sejumlah cairan pengganti harian


Ñ   : Tranfusi mungkin diperlukan pada kondisi perdarahan massif

4) Evaluasi status hemodinamika


Ñ  : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui pemeriksaan fisik
6%)"  % !    
Tujuan :
Kllien dapat melakukan aktivitas tanpa adanya komplikasi
 "  (

1) Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas


Ñ   : Mungkin klien tidak mengalami perubahan berarti, tetapi perdarahan masif perlu
diwaspadai untuk menccegah kondisi klien lebih buruk

2) Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi uterus/kandungan


Ñ   : Aktivitas merangsang peningkatan vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi

3) Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari


Ñ   : Mengistiratkan klilen secara optimal

4) Bantu klien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan/kondisi klien


Ñ   : Mengoptimalkan kondisi klien, pada abortus imminens, istirahat mutlak sangat
diperlukan

5) Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas


Ñ  : Menilai kondisi umum klien




*%) (  %   
Tujuan :
Klien dapat beradaptasi dengan nyeri yang dialami
 "  (
1) Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Ñ   : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan dengan skala maupun dsekripsi.

2) Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya


Ñ   : Meningkatkan koping klien dalam melakukan guidance mengatasi nyeri

3) Kolaborasi pemberian analgetika


Ñ   : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan dengan pemberian analgetika oral
maupun sistemik dalam spectrum luas/spesifik

¦% 
  % ! " "  
Tujuan :
Tidak terjadi infeksi selama perawatan perdarahan
 "  (

1) Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan bau

Ñ  : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap saat dischart keluar. Adanya warna
yang lebih gelap disertai bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi

2) Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa perdarahan


Ñ   : nfeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan genital yang lebih luar

3) Lakukan pemeriksaan biakan pada dischart


Ñ   : Berbagai kuman dapat teridentifikasi melalui dischart

4) Lakukan perawatan vulva


Ñ   : nkubasi kuman pada area genital yang relatif cepat dapat menyebabkan infeksi.

5) Terangkan pada klien cara mengidentifikasi tanda inveksi

Ñ   : Berbagai manivestasi klinik dapat menjadi tanda nonspesifik infeksi; demam dan
peningkatan rasa nyeri mungkin merupakan gejala infeksi
6) Anjurkan pada suami untuk tidak melakukan hubungan senggama se;ama masa perdarahan

Ñ   : Pengertian pada keluarga sangat penting artinya untuk kebaikan ibu; senggama dalam
kondisi perdarahan dapat memperburuk kondisi system reproduksi ibu dan sekaligus
meningkatkan resiko infeksi pada pasangan.

u%'   %  


Tujuan :
Tidak terjadi kecemasan, pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit meningkat
 "  (

1) Kaji tingkat pengetahuan/persepsi klien dan keluarga terhadap penyakit


Ñ   : Ketidaktahuan dapat menjadi dasar peningkatan rasa cemas

2) Kaji derajat kecemasan yang dialami klien


Ñ   : Kecemasan yang tinggi dapat menyebabkan penurunan penialaian objektif klien
tentang penyakit

3) Bantu klien mengidentifikasi penyebab kecemasan


Ñ   : Pelibatan klien secara aktif dalam tindakan keperawatan merupakan support yang
mungkin berguna bagi klien dan meningkatkan kesadaran diri klien

4) Asistensi klien menentukan tujuan perawatan bersama


Ñ   : Peningkatan nilai objektif terhadap masalah berkontibusi menurunkan kecemasan

5) Terangkan hal-hal seputar aborsi yang perlu diketahui oleh klien dan keluarga
Ñ   : Konseling bagi klien sangat diperlukan bagi klien untuk meningkatkan pengetahuan
dan membangun support system keluarga; untuk mengurangi kecemasan klien dan keluarga.

+ c 

Carpenito, Lynda, (2001), Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

Hamilton, C. Mary, 1995, Dasar-dasar Keperawatan Maternitas, edisi 6, EGC, Jakarta

Mansjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid . Media Aesculapius. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai