LP Hiperbilirubin
LP Hiperbilirubin
A. Definisi
lebih dari normal. Nilai normal bilirubin indirek 0,3 – 1,1 mg/dl, bilirubin direk 0,1 – 0,4
dengan baik.
bilirubin di dalam jaringan ekstravaskuler, sehingga kulit, konjungtiva, mukosa, dan alat
B. Klasifikasi
1. Ikterus Fisiologis
Ikterus fisiologis adalah icterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga yang tidak
mempunyai dasar patologis, kadarnya tidak melewati kadar yang membahayakan atau
pada bayi.
Ikterus patologik adalah ikterus yang mempunyai dasar patologis atau kadar
Iktrus pada neonatus tidak selamanya patologis. Ikterus fisiologis adalah icterus yang
c. Konsentrasi bilirubin serum sewaktu 10 mg % pada neonatus < bulan dan 12,5
dan sepsis)
e. Ikterus disertai berat lahir < 2000 gr, masa gestasi < 36 minggu, asfiksia,
darah.
2. Ikterus Patologis/Hiperbilirubinemia
mencapai suatu nilai yang mempunyai potensi untuk menimbulkan kern ikterus kalau
tidak ditanggulangi dengan baik, atau mempunyai hubungan dengan keadaan yang
patologis. Brown menetapkan hiperbilirubinemia bila kadar bilirubin mencapai 12 mg
% pada cukup bulan, dan 15 mg % pada bayi kurang bulan. Utelly menetapkan 10
mg % dan 15 mg %.
3. Kern Ikterus
Adalah suatu kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirek pada otak
Kern ikterus ensefalopati bilirubin yang biasanya ditemukan pada neonatus cukup
bulan dengan ikterus berat (bilirubin > 20 mg %) dan disertai penyakit hemolitik
berat dan pada autopsy ditemukan bercak bilirubin pada otak. Kern ikterus secara
C. Etiologi
Peningkatan produksi :
dan ABO.
Sulfadiasine.
toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan darah merah seperti infeksi,
Toksoplasmosis, Siphilis.
D. Metabolisme Bilirubin
Segera setelah lahir bayi harus mengkonjugasi Bilirubin (merubah Bilirubin yang
larut dalam lemak menjadi Bilirubin yang mudah larut dalam air) di dalam hati.Frekuensi
dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan hati, serta
Pada bayi yang normal dan sehat serta cukup bulan, hatinya sudah matang dan
F. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang jelas pada anak yang menderita hiperbilirubin adalah :
1. Tampak ikterus pada sklera, kuku atau kulit dan membran mukosa
2. Jaundice yang tampak dalam 24 jam pertama disebabkan oleh penyakit hemolitik
pada bayi baru lahir, sepsis, atau ibu dengan diabetik atau infeksi.
3. Jaundice yang tampak pada hari kedua atau ketiga, dan mencapai puncak pada hari
ketiga – keempat dan menurun pada hari kelima – ketujuh yang biasanya merupakan
jaundice fisiologis
4. Ikterus adalah pengendapan bilirubin indirek pada kulit yang cenderung tampak
kuning terang atau orange, ikterus pada tipe obstruksi (bilirubin direk) kulit berwarna
kuning kehujauan atau keruh. Perbedaan ini hanya dapat dilihat pada ikterus yang
berat
5. Muntah, anoksia, fatigue, warna urine gelap dan warna tinja pucat seperti dempul
10. Bila bayi hidup pada umur lebih lanjut dapat disertai spasme otot, epistotonus,
Kremer telah membuat suatu hubungan antara kadar bilirubin total serum dengan
luas daerah ikterus pada bayi baru lahir, yang selama ini banyak dipakai sebagai acuan
Ikterus dimulai dari kepala, leher, dan seterusnya. Dan membagi tubuh bayi baru
lahir dalam lima bagian bawah sampai lutut, tumit-pergelangan kaki dan bahu,
pergelangan tangan dan kaki serta tangan termasuk telapak kaki dan telapak tangan.
tulangnya menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain.
Derajat ikterus menurut KRAMER.
lutut)
H. Komplikasi
I. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan bilirubin serum. Pada bayi prematur kadar bilirubin > 14 mg/dl dan
atresia biliary
J. Penatalaksanaan
1. Pengawasan antenatal dengan baik dan pemberian makanan sejak dini (pemberian
ASI)
2. Menghindari obat yang meningkatkan ikterus pada masa kelahiran, misalnya sulfa
furokolin
4. Fenobarbital
6. Fototerapi
7. Transfusi tukar
Transfuse tukar dilakukan bila sudah tidak dapat ditangani dengan fototerapi
BAB II
KONSEP KEPERAWATAN
A. Pengkajian
Ketidakseimbangan golongan darah ibu dan anak seperti Rh, ABO, Polisitemia,
2. Pemeriksaan Fisik :
3. Pengkajian Psikososial :
Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa
keluarga lain yang memiliki yang sama, tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari
B. Diagnosa Keperawatan
Intervensi : Catat jumlah dan kualitas feses, pantau turgor kulit, pantau intake
Intervensi : Beri suhu lingkungan yang netral, pertahankan suhu antara 35,5- 37
Intervensi : Kaji warna kulit tiap 8 jam, pantau bilirubin direk dan indirek , rubah
posisi setiap 2 jam, masase daerah yang menonjol, jaga kebersihan kulit dan
kelembabannya.
4. Defisiensi Pengetahuan orang tua berhubungan dengan therapy yang diberikan pada
bayi.
Intervensi :
Kaji pengetahuan keluarga klien, beri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning,
tanggung jawab orang tua dalam memenuhinya dengan mengikuti aturan dan
gambaran yang diberikan selama perawatan di Rumah Sakit dan perawatan lanjutan
dirumah.
Faktor yang harus disampaikan agar ibu dapat melakukan tindakan yang terbaik
2. Anjurkan ibu untuk menggunakan alat pompa susu selama beberapa hari untuk
b. Siapkan alat untuk membersihkan mata, mulut, daerah perineal dan daerah
kelembaban kulit.
d. Hindari pakaian bayi yang menggunakan perekat di kulit.
e. Hindari penggunaan bedak pada lipatan paha dan tubuh karena dapat
g. Bebaskan kulit dari alat tenun yang basah seperti: popok yang basah karena
h. Melakukan pengkajian yang ketat tentang status gizi bayi seperti : turgor
4. Menangis merupakan suatu komunikasi jika bayi tidak nyaman, bosan, kontak
5. Temperatur / suhu
6. Pernapasan
7. Cara menyusui
8. Eliminasi
9. Perawatan sirkumsisi
10. Imunisasi
12. Keamanan
Doengoes, E. Marlyn & Moerorse Mary Frace.2010. Rencana Perawatan Maternal Bayi.EGC.
Jakarta
Prawirohadjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kebidanan. Edisi 3. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Suriadi, dan Rita Y. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak. Edisi I. Fajar Inter Pratama. Jakarta
Syaifuddin, Bari Abdul. 2000. Buku Ajar Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan
Diajukan Sebagai
Disusun Oleh
LUQMAUNUL HAKIM
J230181129
2019