BAB I
Pasal 1
Koperasi ini bernama Koperasi “PEDAGANG KAKI LIMA INDONESIA “yang disingkat dengan “KPKLI”, dan
selanjutnya dalam Anggaran Dasar ini disebut Koperasi.
3. Jangka waktu berdiri koperasi dimulai sejak tanggal pembentukan Koperasi, sampai dengan jangka
waktu yang tidak terbatas, sesuai tujuannya.
BAB II
Pasal 2
1. Koperasi berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 juga berdasarkan atas azas kekeluargaan.
2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya, serta ikut serta membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka terwujudnya
masyarakat maju, adil dan makmur.
Pasal 3
c. Pembagian Sisa Partisipasi Anggota dan atau Sisa Hasil Usaha dilakukan secara adil sebanding
dengan besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
e. Kemandirian
II. Koperasi sebagai badan usaha dalam melaksanakan usahanya juga menggunakan prinsip-prinsip
ekonomi.
BAB III
Bagian Pertama
Pasal 4
1. Koperasi bermaksud memenuhi kebutuhan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
2. Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
Bagian Kedua
Bidang Usaha
Pasal 5
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Koperasi menyelenggarakan usaha sebagai berikut :
4. Pendidikan dan pelatihan dibidang perkoperasi, peningkatan skala usaha dan manajemen usaha
bagi anggota.
5. Kegiatan usaha lainnya yang terkait dengan kebutuhan anggota koperasi maupun untuk
peningkatan skala bisnis dengan anggota sesuai dengan keputusan anggota.
Pasal 6
a. menghimpun simpanan Koperasi berjangka dan tabungan Koperasi dari anggota dan calon anggota,
Koperasi lain dan atau anggotanya.
b. memberikan pinjaman kepada anggota, calon anggota, dan atau anggotanya; Dalam memberikan
pinjaman Unit Simpan Pinjam wajib memegang teguh prinsip pemberian pinjaman yang sehat dengan
memperhatikan penilaian kelayakan dan kemampuan pemohon pinjaman.
2. Kegiatan Unit Simpan Pinjam dalam menangani Koperasi lain dan atau anggotanya
3. sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dilakukan berdasarkan perjanjian kerjasama.
4. Untuk meningkatkan pelayanan kepada anggota, Koperasi dapat membuka jaringan pelayanan
simpan pinjam :
a. Kantor Cabang yang berfungsi mewakili Kantor Pusat dalam menjalankan kegiatan usaha untuk
menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang memutuskan pemberian pinjaman;
b. Kantor Cabang Pembantu yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha
untuk menghimpun dana dan penyalurannya serta mempunyai wewenang menerima permohonan
pinjaman tetapi tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan pemberian pinjaman;
c. Kantor Kas yang berfungsi mewakili Kantor Cabang dalam menjalankan kegiatan usaha untuk
menghimpun dana.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Bagian Pertama
Anggota Koperasi
Pasal 7
1. Anggota Koperasi adalah pemilik dan sekaligus pengguna jasa dari kegiatan usaha yang
diselenggarakan Koperasi
2. Setiap anggota harus tunduk pada ketentuan dalam Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga,
Peraturan Khusus dan Keputusan Rapat Anggota
3. Keanggotaan tidak dapat dipindah tangankan kepada siapapun dengan cara apapun
Pasal 8
3. Bersedia mematuhi ketentuan yang berlaku pada koperasi, sesuai dengan AD/ART Koperasi
4. Sanggup melunasi simpanan pokok yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi
5. Sanggup membayar simpanan wajib yang telah ditetapkan dalam Anggaran Dasar Koperasi dan
pelaksanaanya diatur dalam ART Koperasi.
6. Menyetujui isi Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga dan ketentuan yang berlaku di Koperasi.
Pasal 9
1. Keanggotaan dimulai yang dibuktikan dengan adanya catatan dalam Buku Daftar Anggota, dan telah
melunasi Simpanan Pokok
2. Berakhirnya keanggotaan dalam Koperasi mulai berlaku dan dibuktikan dengan adanya catatan
dalam Buku Daftar Anggota;
3. Seseorang yang masuk menjadi anggota Koperasi harus mengajukan surat kepada pengurus, dan
selambat-lambatnya dalam waktu satu bulan pengurus harus memberikan jawaban
4. Bilamana pengurus menolak permintaanya menjadi anggota Koperasi, maka yang bersangkutan
dapat meminta pertimbangan dalam rapat anggota mendatang
6. Seseorang yang diberhentikan dari keanggotaan Koperasi dapat meminta pertimbangan dalam rapat
anggota mendatang
Pasal 10
1. Meninggal dunia,
3. Diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi syarat keanggotaan atau melanggar ketentuan
Anggaran Dasar dan Aturan Rumah Tangga Koperasi.
4. Dipecat oleh pengurus karena tidak melaksanakan atau mengindahkan kewajiban sebagai angggota
Koperasi, atau karena berbuat yang merugikan Koperasi, baik keuangan maupun nama baik Koperasi.
5. Anggota yang berhenti atau ahli warisnya akan menerima kembali simpanan pokok dan simpanan
wajib yang telah dibayarkan dan hak-hak lainya yang ditetapkan dalam Aturan Rumah Tangga atau
peraturan khusus lainnya.
Pasal 11
5. Mengajukan pendapat, saran dan usul untuk kebaikan dan kemajuan koperasi
Pasal 12
Setiap anggota mempunyai kewajiban yang sama terhadap koperasi, yaitu :
1. Membayar simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan lainnya yang diputuskan dalam Rapat
Anggota
2. Mematuhi ketentuan Anggaran Dasar, Aturan Rumah Tangga, Keputusan Rapat Anggota dan
ketentuan lainnya yang berlakukan bagi koperasi.
4. Menanggung kerugian usaha Koperasi secara terbatas maksmial sebesar simpanan pokok dan
simpanan wajib.
5. Memelihara semangat kebersamaan dalam rangka kemajuan bersama melalui Koperasi berdasarkan
azas kekeluargaan.
Pasal 13
2. Dalam hal anggota meninggal dunia, keanggotaanya dapat diteruskan oleh ahli waris yang
memenuhi syarat keanggotaan sebagaimana diatur dalam pasal 8.
Bagian Kedua
Pasal 14
Yang dapat masuk menjadi anggota luar biasa ialah penduduk Indonesia yang memenuhi beberapa
syarat sebagai berikut :
1. mampu melakukan tindakan hukum (dewasa dan tidak berada dalam perwalian dan sebagainya);
4. menyatakan kesanggupan tertulis untuk melunasi simpanan pokok sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 46 ayat (1);
Pasal 15
1. Seseorang yang masuk menjadi angggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan kepada
pengurus.
2. Seseorang yang akan berhenti menjadi anggota luar biasa harus mengajukan surat permohonan
kepada pengurus;
3. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berlaku hanya dibuktikan dengan catatan dalam
buku daftar anggota luar biasa;
4. Seseorang yang menjadi anggota luar biasa mulai berakhir hanya dibuktikan dengan catatan dalam
buku daftar anggota luar biasa;
5. Keanggotaan tidak dapat dipindahtangankan kepada orang lain dengan dalih apapun.
Pasal 16
1. meninggal dunia;
4. diberhentikan oleh Pengurus karena tidak mengindahkan kewajiban sebagai anggota luar biasa
terutama dalam hal keuangan aatau karena berbuat sesuatu yang merugikan Koperasi;
Pasal 17
1. mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga serta keputusan yang telah disepakati
dalam Rapat Anggota;
Pasal 18
2. memanfaatkan Koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antara sesama anggota luar anggota;
3. anggota luar biasa mempunyai hak bicara dalam Rapat Anggota Tahunan tetapi tidak boleh memilih
dan dipilih menjadi Pengurus dan Pengawas Koperasi;
4. anggota Luar Biasa berhak atas Sisa Hasil Usaha sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.
BAB V
RAPAT ANGGOTA
Pasal 19
2. Rapat Anggota sah jika yang hadir lebih dari separuh jumlah anggota Koperasi.
3. Jika Rapat Anggota tidak dapat berlangsung karena tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) pasal ini maka rapat ditunda paling lama 7 (tujuh) hari, dan bila pada rapat
kedua tetap tidak tercapai syarat tersebut, maka berlaku syarat-syarat seperti rapat dalam keadaan luar
biasa.
Pasal 20
4. rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi serta pengesahan laporan
keuangan;
Pasal 21
2. Apabila tidak diperoleh keputusan dengan cara musyawarah, maka pengambilan keputusan
dilakukan berdasarkan suara terbanyak.
3. Dalam hal dilakukan pemungutan suara, setiap anggota mempunyai hak satu suara.
4. Rapat Anggota untuk menetapkan Anggaran Dasar harus dihadiri sekurang-kurangnya ¾ dari jumlah
anggota Koperasi dan keputusannya harus disetujui ¾ dari jumlah anggota yang hadir.
5. Jika perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung dengan ketentuan Undang-undang atau
peraturan-peraturan/Ketentuan-ketentuan pelaksanaannya Rapat Anggota sah bila dihadiri ¾ dari
jumlah anggota Koperasi.
6. Rapat Anggota untuk penggabungan, peleburan, dan pembagian Koperasi harus dihadiri sekurang-
kurangnya ¾ dari jumlah anggota Koperasi, sedangkan keputusannya harus disetujui oleh sekurang-
kurangnya ¾ dari jumlah anggota yang hadir;
7. Rapat Anggota untuk pembubaran koperasi harus dihadiri ¾ dari jumlah anggota Koperasi,
sedangkan keputusannya harus disetujui oleh suara ¾ anggota yang hadir.
Pasal 22
1. Rapat Anggota berhak meminta keterangan dan pertanggungjawaban Pengurus dan Pengawas
mengenai pengelolaan Koperasi.
Segala keputusan Rapat Anggota dicatat dalam sebuah Buku Daftar Berita Acara Rapat Anggota dan
ditandatangani oleh Ketua Rapat dan Sekretaris Rapat.
Pasal 24
1. Rapat Anggota untuk mengesahkan pertanggungjawaban Pengurus disebut Rapat Anggota Tahunan
diadakan paling lambat 3(tiga) bulan setelah tahun tutup buku.
2. Tanggal dan tempat serta acara Rapat Anggota harus diberitahukan kepada anggota sekurang-
kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
3. Undangan Rapat Anggota disertai laporan pertanggungjawaban Pengurus dikirim kepada anggota
dalam waktu sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum rapat.
4. Acara dan tata tertib rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini dimintakan pengesahan
terlebih dahulu dengan Rapat Anggota.
Pasal 25
1. Selain Rapat Anggota, Koperasi dapat melakukan Rapat Anggota Luar Biasa.
2. Rapat Anggota luar Biasa dapat diadakan apabila situasi dan kondisi Koperasi dalam keadaan luar
biasa dan tidak bisa menunggu diselenggarakan Rapat Anggota.
a. apabila Koperasi berjalan tidak sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga;
b. apabila perubahan Anggaran Dasar harus diadakan berhubung ketentuan undang-undang atau
peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan pelaksanaannya;
c. apabila keadaan Negara atau karena peraturan-peraturan/ketentuan-ketentuan Penguasa Pusat
maupun setempat tidak memungkinkan untuk mengadakan Rapat Anggota.
5. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas permintaan anggota apabila anggota menilai bahwa Pengurus
telah melakukan kegiatan yang bertentangan dengan kepentingan Koperasi dan menimbulkan kerugian
terhadap Koperasi.
6. Rapat Anggota Luar Biasa diadakan atas kehendak Pengurus untuk kepentingan pengembangan
Koperasi.
7. Rapat Anggota Luar Biasa mempunyai wewenang yang sama dengan wewenang Rapat Anggota
sebagaimana dimaksud dalam pasal 18.
8. Rapat Anggota Luar Biasa sah bila dihadiri 20% dari jumlah anggota Koperasi.
BAB VI
PENGELOLAAN
Bagian Pertama
Pengurus
Pasal 26
1. Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
3. Susunan dan nama anggota Pengurus dicatat dalam buku daftar pengurus.
6. Pengurus koperasi tidak boleh merangkap sebagai Pengurus Koperasi lain yang sejenis.
Pasal 27
1. Masa jabatan pengurus 3 (tiga) tahun, terhitung sejak tanggal menerima tugas dan jabatan sebagai
Pengurus, yang dibuktikan dengan Berita Acara dan berakhir pada tanggal penyerahan tugas dan jabatan
sebagai Pengurus kepada Pengurus yang terpilih yang dibuktikan dengan Berita Acara.
2. Anggota Pengurus yang telah habis masa jabatannya dapat dipilih kembali maksimal 2 (dua) periode
berturut-turut.
3. Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota Pengurus adalah sebagai berikut :
(1) Pengurus Koperasi dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota.
(2) Yang dapat dipilih menjadi anggota Pengurus ialah anggota yang memenuhi syarat sebagai
berikut :
A. mempunyai sifat jujur, loyal, berperilaku baik, di dalam maupun di luar Koperasi;
(4) Anggota Pengurus yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus.
(5) Anggota Pengurus yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali sampai 2 (dua) kali
masa jabatan berturut-turut.
(6) Bilamana seorang anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatannya lampau, maka paling
lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya kelowongan Rapat Pengurus dapat mengangkat
penggantinya, akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya.
(7) Seorang Pengurus yang mengundurkan diri, diharuskan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Ketua Pengurus dengan tembusan pengurus lainnya dan
Pengawas Koperasi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya.
Pasal 17
(1) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang
(2) Terhadap pihak ketiga maka yang berlaku sebagai anggota Pengurus hanyalah mereka yang dicatat
selaku itu dalam daftar Pengurus
(3) Atas persetujuan Rapat Anggota, Pengurus dapat mengangkat Direksi atau Manajer yang diberi
wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha, apabila koperasi belum mampu mengangkat Direksi/
Manajer, maka Pengurus dapat merangkap sebagai Direksi/Manajer
(4) Pengaturan lebih lanjut tentang pengangkatan Direksi atau Manajer akan diatur lebih lanjut dalam
Anggaran Rumah Tangga atau Peraturan Khusus
pasal 28
B. menyelenggarakan dan memelihara buku Daftar Anggota, Daftar Pengurus, dan buku lainnya yang
diperlukan;
I. mengadakan pencatatan dalam buku Daftar Anggota tentang masuk dan berhentinya anggota, dan
berusaha agar anggota mengetahui akibat pencatatan tersebut;
J. mengadakan pencatatan dalam buku Daftar Pengurus tentang dimulai dan berhentinya jabatan
Pengurus;
L. mencatat, memberikan penjelasan dan keterangan kepada anggota mengenai jalannya organisasi
dan usaha Koperasi;
M. menyosialisasikan ketentuan dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Peraturan Khusus
dan Keputusan Rapat Anggota lainnya, agar diketahui dan dipahami oleh anggota;
N. memelihara kerukunan diantara anggota dan mencegah segala hal yang menyebabkan perselisihan;
O. menanggung kerugian Koperasi sebagai akibat karena kelalaiannya dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya, dengan catatan :
1) jika kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian seseorang atau beberapa anggota Pengurus, maka
kerugian ditanggung oleh anggota Pengurus yang bersangkutan;
2) jika anggota Pengurus dapat membuktikan bahwa kerugian yang timbul bukan karena kelalaiannya
serta ia telah berusaha dengan segera dan secukupnya untuk mencegah kelalaian tadi maka ia bebas
dari tanggungannya
menyusun ketentuan mengenai tugas pokok, wewenang dan tanggung jawab anggota Pengurus serta
ketentuan mengenai pelayanan terhadap anggota
C. menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia dalam rangka menjalankan fungsinya
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota;
D. mengangkat dan memberhentikan Direksi/Manajer Koperasi;
Pasal 20
A.
A. melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan Koperasi;
C. sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan dalam koperasi dan gerakan koperasi pada
umumnya
(2) Dalam hal anggota Pengurus berhenti sebelum masa jabatannya berakhir, rapat Pengurus dapat
mengangkat penggantinya sesuai ketentuan Pasal 16 ayat (6) dengan cara :
(3) Pengangkatan pengganti Pengurus yang berhenti sebagaimana dimaksud ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan dan disahkan dalam Rapat Anggota berikutnya
BAB VII
PENGAWAS
Pasal 31
(1) Pengawas dipilih dari dan oleh anggota dalam Rapat Anggota
(3) Yang dapat dipilih menjadi Pengawas adalah anggota yang memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut :
A.mempunyai sifat jujur, loyal, berperilaku baik, di dalam maupun di luar Koperasi;
(5) Anggota Pengawas yang telah diangkat dicatat dalam Buku Daftar Pengurus
(6) Anggota Pengawas yang masa jabatannya telah lampau dapat dipilih kembali sampai 2 (dua) kali
masa jabatan berturut-turut
(7) Bilamana seorang anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatannya lampau, maka paling
lama 30 (tiga puluh) hari setelah terjadinya kelowongan Rapat Pengawas dapat mengangkat
penggantinya, akan tetapi pengangkatan itu harus disahkan oleh Rapat Anggota berikutnya
(8) Seorang Pengawas yang mengundurkan diri, diharuskan memberitahukan secara tertulis
mengenai maksudnya tersebut kepada Ketua Pengawas dengan tembusan pengawas lainnya dan
Pengurus Koperasi sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pengunduran dirinya
(9) Pengawas terdiri atas sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (lima) orang
Pasal 32
(1) Dalam hal Pengurus mengangkat Direksi atau Manajer, Pengawas dapat diadakan secara tetap
atau diadakan pada waktu diperlukan sesuai dengan keputusan Rapat Anggota
(2) Apabila Rapat Anggota memutuskan tidak perlu diadakan Pengawas, maka fungsi pengawasan
dilakukan oleh Pengurus.
Pasal 23
F.membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya kepada Pengurus dan Rapat Anggota;
G.mengadakan pencatatan dalam buku Daftar Pengawas tentang dimulai dan berhentinya
jabatan Pengawas;
H.menyusun ketentuan mengenai pembagian tugas dan tanggung jawab anggota Pengawas
Pasal 33
C. menggunakan fasilitas, sarana maupun dana yang tersedia dalam rangka menjalankan fungsinya
sesuai dengan keputusan Rapat Anggota;
D. meminta keterangan kepada Pengurus, Direksi/Manajer, atau pihak lainnya, serta meneliti dan
memeriksa segala catatan, berkas, barang-barang, uang serta bukti lainnya, berkaitan dengan tugas
pengawasan;
Pasal 25
(1) Pengawas dapat meminta jasa audit kepada Akuntan Publik yang biayanya ditanggung oleh
Koperasi;
Pasal 26
A. melakukan kecurangan atau penyelewengan yang merugikan usaha dan keuangan Koperasi;
C. sikap maupun tindakannya menimbulkan pertentangan dalam Koperasi dan gerakan koperasi pada
umumnya
(2) Dalam hal anggota Pengawas berhenti sebelum masa jabatannya berakhir, rapat Pengawas dapat
mengangkat penggantinya sesuai ketentuan Pasal 21 ayat (8) dengan cara :
(3) Pengangkatan pengganti Pengawas yang berhenti sebagaimana dimaksud ayat (2) harus
dipertanggungjawabkan dan disahkan dalam Rapat Anggota berikutnya
BAB VIII
Pasal 34
(1) Pengelolaan usaha Koperasi dilakukan oleh Direksi/Manajer dengan dibantu beberapa orang
Karyawan yang diangkat oleh Pengurus dengan perjanjian (kontrak) kerja tertulis;
A. mempunyai keahlian di bidang usaha koperasi atau pernah mengikuti pelatihan di bidang usaha
koperasi atau magang dalam usaha koperasi;
C. tidak pernah melakukan tindakan tercela dan atau dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana;
Pasal 28
B. mengendalikan dan mengkoordinir semua kegiatan usaha koperasi yang dilaksanakan oleh karyawan;
C. mengadakan pembagian tugas secara jelas dan tegas mengenai bidang-bidang dan pelaksanaannya;
D. menaati segala ketentuan yang telah diatur dalam Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga,
keputusan Rapat Anggota, kontrak kerja, dan ketentuan lainnya yang berlaku pada koperasi yang
berkaitan dengan pekerjaannya;
E. menanggung kerugian usaha koperasi sebagai akibat dari kelalaiannya dan atau tindakan yang
disengaja atas pelaksanaan tugas yang dilimpahkan
Pasal 35
A. menerima penghasilan sesuai dengan perjanjian kerja yang telah disepakati dan ditandatangani
bersama oleh Pengurus dan Direksi/Manajer;
B. mengembangkan usaha dan kemampuan diri untuk melaksanakan tugas yang dibebankan;
D. bertindak untuk dan atas nama Pengurus dalam rangka menjalankan usaha koperasi
Pasal 30
Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan, tugas, kewajiban, hak dan wewenang Direksi/Manajer diatur
lebih lanjut dalam Anggaran Rumah Tangga dan atau Kontrak Kerja
BAB IX
DEWAN PENASEHAT
Pasal 36
(2) Anggota Dewan Penasehat adalah tokoh masyarakat yang mempunyai kewibawaan atau keahlian
sesuai kepentingan Koperasi;
(3) Dewan Penasehat bertugas memberi saran/anjuran pada Pengurus untuk kemajuan Koperasi
baik diminta maupun tidak diminta;
BAB X
PEMBUKUAN KOPERASI
Pasal 37
(1) Tahun buku Koperasi mulai dari tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan 31 (tiga puluh satu)
Desember
(2) Untuk pertama kalinya buku Koperasi dimulai pada tanggal ditetapkannya Anggaran Dasar ini
(3) Koperasi wajib menyelenggarakan pembukuan sesuai Prinsip Akuntansi Indonesia dan Standar
Khusus Akuntansi
BAB XI
MODAL KOPERASI
Pasal 38
A. simpanan pokok;
B. simpanan wajib;
C. dana cadangan;
D. hibah;
(3) Untuk memperbesar usahanya, Koperasi dapat memperoleh modal pinjaman yang tidak
merugikan Koperasi berupa pinjaman dari :
A. anggota;
(4) Koperasi dapat melakukan pemupukan modal yang berasal dari modal Penyertaan
BAB XII
SIMPANAN ANGGOTA
Pasal 39
(1) Setiap anggota harus membayar Simpanan Pokok atas namanya kepada Koperasi sebesar
Rp ......*) ( ......*) ) yang dibayar sekaligus atau 4 (empat) kali angsuran
(2) Setiap anggota diwajibkan untuk membayar Simpanan Wajib atas namanya kepada Koperasi
yang besarnya ditetapkan dalam Anggaran Rumah tangga atau Peraturan Khusus
(3) Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib tidak dapat diambil kembali selama masih menjadi anggota
Koperasi;
(4) Pada waktu keanggotaan diakhiri, Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib merupakan suatu
tagihan atas Koperasi sebesar jumlahnya secara kumulatif, jika perlu dikurangi dengan bagian
tanggungan kerugian;
(5) Setiap anggota digiatkan untuk menyimpan dalam bentuk atau jenis lainnya atas dasar keputusan
Rapat Anggota
BAB XIII
Pasal 40
(1) Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan Koperasi yang diperoleh dalam satu tahun
buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku
yang bersangkutan
A. cadangan;
(3) Pembagian dan presentase sebagaimana dimaksud ayat (2) ditentukan dan diputuskan sesuai
dengan Keputusan Rapat Anggota
Pasal 35
Bagian Sisa Hasil Usaha untuk anggota dapat diberikan secara langsung atau dimasukkan dalam
simpanan anggota yang bersangkutan
Pasal 36
Dana cadangan dipergunakan untuk pemupukan modal dan menutup kerugian Koperasi
BAB XIV
TANGGUNGAN ANGGOTA
Pasal 41
(1) Bilamana Koperasi dibubarkan dan pada penyelesaiannya ternyata bahwa kekayaan Koperasi
tidak mencukupi untuk melunasi segala perjanjian dan kewajibannya, maka sekalian anggota diwajibkan
menanggung kerugian masing-masing terbatas pada Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib yang
seharusnya telah dibayar oleh anggota yang bersangkutan pada Koperasi, serta modal penyertaan yang
dimilikinya
(2) Kerugian yang diderita oleh Koperasi pada akhir suatu tahun buku ditutup dengan dana cadangan
(3) Bilamana kerugian tersebut dalam ayat (2) tidak terpenuhi maka Rapat Anggota dapat
memutuskan untuk membebankan bagian kerugian yang belum terpenuhi ditutup atau diperhitungkan
dengan SHU tahun-tahun yang akan datang
BAB XV
Pasal 42
B. keputusan Pemerintah
A. atas permintaan anggota secara tertulis sekurang-kurangnya 3/4 dari jumlah anggota;
Pasal 39
(1) Untuk kepentingan pihak ketiga dan para anggota Koperasi, terhadap pembubaran Koperasi
dilakukan penyelesaian pembubaran yang selanjutnya disebut penyelesaian
(2) Penyelesaian dilakukan oleh penyelesai pembubaran yang selanjutnya disebut Penyelesai
(3) Selama dalam proses penyelesaian, Koperasi tersebut tetap ada dengan sebutan Koperasi
Dalam Penyelesaian
Pasal 40
(1) Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan berdasarkan keputusan Rapat Anggota maka
Penyelesai ditunjuk oleh Rapat Anggota terdiri dari unsur anggota, Pengurus, Pengawas, dan pihak lain
yang dianggap perlu dan bertanggung jawab kepada kuasa Rapat Anggota
(2) Dalam hal Koperasi hendak dibubarkan berdasarkan keputusan Pemerintah maka Penyelesai
ditunjuk oleh Pemerintah dan bertanggung jawab kepada Pemerintah
A. melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama Koperasi Dalam Penyelesaian;
C. memanggil Pengurus, anggota dan bekas anggota tertentu yang diperlukan, baik sendiri-sendiri
maupun bersama-sama;
D. memperoleh, menggunakan dan memeriksa segala catatan dan arsip Koperasi; menetapkan dan
melaksanakan segala kewajiban pembayaran yang didahulukan dari hutang lainnya;
(5) Pembayaran biaya penyelesaian didahulukan dari pada pembayaran kewajiban lainnya
Pasal 42
(1) Seluruh anggota wajib menanggung kerugian yang timbul pada saat pembubaran Koperasi
sesuai ketentuan pasal 37 ayat
(2) Anggota yang telah keluar sebelum Koperasi dibubarkan wajib menanggung kerugian, apabila
kerugian tersebut terjadi selama anggota yang bersangkutan masih menjadi anggota Koperasi dan
keluarnya sebagai anggota belum lewat jangka waktu 6 (enam) bulan
BAB XV
SANKSI
Pasal 43
(1) Setiap anggota yang melanggar pasal 4 ayat (4) huruf b dan c dikenakan sanksi sebagai berikut :
a tidak membayar simpanan wajib dan simpanan lainnya sesuai dengan keputusan Rapat Anggota,
dikenakan sanksi secara bertahap dari peringatan tertulis pertama, kedua, dan ketiga, selanjutnya
skorsing dan pemberhentian dengan hormat;
b tidak berpartisipasi dalam kegiatan usaha selama satu tahun buku, dikenakan sanksi secara bertahap
mulai dari peringatan, skorsing dan pemberhentian dengan hormat;
c tidak melaksanakan kewajiban dalam transaksi usaha, dikenakan sanksi secara bertahap mulai dari
peringatan, skorsing dan pemberhentian tidak dengan hormat
(2) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan anggota Pengurus yang tidak
melaksanakan pasal 17 ayat (3), pasal 18 ayat (1), dan pasal 20 ayat (1) Anggaran Dasar ini
(3) Rapat Anggota dapat memutuskan untuk memberhentikan Pengawas yang tidak melaksanakan pasal
23 dan pasal 26 Anggaran Dasar ini
(4) Sanksi-sanksi yang tersebut dalam ayat (1), (2), dan (3) tidak menutup kemungkinan adanya
penuntutan oleh Koperasi sesuai dengan hukum yang berlaku
BAB XVI
Pasal 44
Rapat Anggota menetapkan Anggaran Rumah Tangga dan Peraturan Khusus, yang memuat pelaksanaan
dari pada ketentuan-ketentuan dalam Anggaran Dasar dan tidak boleh bertentangan dengan Anggaran
Dasar ini
Anggaran Dasar ini ditetapkan oleh Rapat Anggota pembentukan Koperasi di ......*................) pada
tanggal ........................................*) 20 ......*) yang juga telah menetapkan Kuasa Pendiri sebagai
Pengurus dan Pengawas Koperasi untuk pertama kalinya
KUASA PENDIRI KOPERASI Bpk H.Denan Sebagai Komisaris pasar Jaya Mulia
SUSUNAN ORGANISASI