Anda di halaman 1dari 7

Hukum Perikatan 15 September 2021

Perikatan adalah hubungan hokum antara subjek hokum (para pihak) di bidang harta kekayaan
dimana satu berhak atas prestasi sedangkan yang lain berkewajiban berprestasi.
P = Hub hokum + subjek hokum + objek hokum
Contohnya: JUAL BELI
Sumber perikatan : dari perjanjian dan undang-undang (1233 BW)
Dasar hokum definisi perikatan tidak ada di BW namun berasal dari doktrin (pendapat)
Buku 3 BW diawali dengan prinsip/asas kebebasan berkontrak
Orang = subyek hokum
Persoon ada 2 naturlijk persoon (orang perseorangan/pribadi) dan rechts persoon (badan hokum)
Pihak ketiga adalah pihak di luar para pihak
Hubungan hokum erat kaitannya dengan akibat hokum. Oleh sebab itu terdapat sanksi dalam
akibat hokum.
HUKUM PERIKATAN OBYEK HUKUM
1. Perikatan = H + S + O
Prestasi sebagai obyek perikatan, dengan kata lain kewajiban adalah prestasi.
Prestasi adalah tujuan para pihak dengan dibuatnya perikatan tersebut.
Wujud prestasi (Pasal 1234 BW)
- Memberi sesuatu
- Berbuat sesuatu
- Tidak berbuat sesuatu
Wajib pikul
Tanggung gugat
Obyek perikaatan harus memenuhi syarat tertentu
Tidak semua perbuatan manusia melahirkan perikatan
Subyek perikatan
Kreditor di perikatan adalah pihak yang berhak atas prestasi
Sedangkan debitor adalah pihak yang berkewajiban melaksanakan prestasi.
Sofatnya timbal balik, kewajiban melaksanakan prestasi berada di masing2 pihak sedangkan
masing2 pihak juga berhak atas prestasi.
Intinya obyek perikatan adalah prestasi,
Prestsi adalah apa yang menjadi tujuan para pihak dengan dibuatnya perikatan tersebut.
Obyek perikatan haarus memenui syart tertentu, obyekny harus tertentu aatau dapat ditentukan
(vide Pasl 1320 jo. 1333 BW)
Obyeknya harus diperbolehkan (Pasal 1335 BW)
Pasal 1131 mengenai Schuld and Haftung
Schulf adalah utang(kewajiban) debitor kepada kreditor
Schuld selalu diiringi dengan Haftung
Adapun yg dimaksud dengn hafting adalah harta kekayaan debitor yang menjadi jaminan
pelunasan utang debitor
Dimana ada kewajiban selalu diikuti dengan jaminan.
Ada schuld tanpa haftung
Schuld dengan haftung terbatas.
Wajib pikul : kewaajiban ini melekat pada debitor (kewajiban ini karena adanya prestasi)
Sedangkan tanggung gugat: melekat pada debitor pokok dan penanggung, muncul Karena dia
bersalah atau menanggung risiko.
DEBITOR= Pihak yang berkewajiban melaksanakan prestasi
Adapun prestasi terdapat dalam 1234 BW
Kewajiban untuk mengganti rugi yang diakibatkan karena kesalahan (salah atau risiko) atau
menanggung risiko adalah Tanggung-Gugat.
Actio Pauliana adalah suatu upaya hokum untuk menuntut pembatalan perbuatan-perbutan
hokum debitor yang merugikan kreditornya, kewenngan seperti ini diatur dalam Pasal 1341 BW
Unsur-Unsur Actio Pauliana: Paasal 1341 BW
- Ada Perbuatan hokum debitor
- Perbuatan itu bukan merupakan perbuatan yang diwajibkan
HUKUM PERIKATAN WANPRESTASI
Wanprestasi adalah cidera janji/ingkar janji yang berarti berprestasi yang buruk. Wujud
wanprestasi adalah tidak melaksanakan prestasi sama sekali, melaksanakan hanya sebagian,
melaksankan apa yang diperjanjikan namun terlambat, melakukan sesuatu yang dilarang dalam
perjanjian, melaksanakan prestasi yang tidak sesuai dengan perjanjian.
Kapan orang itu berada dalam kondisi wanprestasi?
- Peringatan/somasi bahwa dia telah lalai
- Lewatnya tenggang waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya
Pasal 1238 BW
Perintah atau peringatan yang disebut somasi harus datang dari kreditor.
Berupa perintah/peringatan yang dituangkan secara tertulis.
Debirtor berada dlam keadaan lalai setelah ada perintah/peringatan, somasi tidak dilaksanakan
dengan alasan yang sah.
Pemberian somasi berbentuk tertulis yang dengan cara mengirimkan surat somsi tersebut kepada
ke tempat si debitor, alamat rumah debitor. Nmun tidak ada kewajiban untuk kreditor harus
menyerahkan secara langsung dengan penerima somasi.
Kondisi2 debitor dalam keadaan lalai tidak diperlukan somasi (pada prinsipnya):
1. Untuk pemenuhan prestasi berlaku tenggang waktu yang fatal
2. Debitor menolak pemenuhan
3. Debitor mengakui kelalaiannya
4. Pemenuhn prestasi tidak mungkin
5. Pemenuhan prestasi tidak lagi berarti
6. Debitor melakukan prestasi tidak sebagaimana mestinya
Dalam praktik keadilan, tidak diwajibkan adanya somasi lagi  sema 3/1963
Gugatan yang diajukan sebelum somasi dianggap prematur (sebelum dikeluarkannya SEMA ini).
Setelah dikeluarkannya SEMA ini surat gugatan dipersamakan atau dianggap pula sebagai
somasi, karena ketika surat gugatan dikirimkan, tergugat punya tenggang waktu untuk
melaksanakan prestasinya.

Dengan adanya surat gugatan dianggap somasi.


Gugatan yang dilaksanakan tanpa somasi terlebih dahulu tetap dapat bertemu.
Berapa banyak batasan somasi untuk debitor? Tidak ada batasan berapa kali harus somasi.

Kapan saat terjadinya wanprestasi?


“Apa para pihk menentukan saat pemenuhan prestasi…?”
Jika YA  maka wanprestasi
Jika TIDAK  Maka….perlu pernyataan lalai (SOMASI) vide Pasal 1238 BW
Ganti Rugi = B + R + B
Biaya
Rugi
Bunga
Jika seseorag telah wanprestasi Maka berkewajiban pula ganti rugi
Hak kreditor jika debitor wanprestasi, mengajukan gugatan PASAL 1267 BW:
- Pemenuhan (melakukan prestasi primer atau kewajiban utama)
- Ganti rugi – merupakan prestasi subsidair, dibedakan antara:
Ganti rugi pengganti adalah GR akibat tidak adanya prestasi yang menjadi hak kreditor,
- Pembubaran (pemutusan)
- Pemenuhan + Ganti Rugi pelengkap
- Pembubaran + ganti Rugi pelengkap
Pembatalaan lebih relevan dalam proses lahirnya kontrak terkait keabsahan kontrak
Istilh pemutusan lebih tepat apabila terkait pelaksanaan kontrak
Keterangan:
- Pemenuhan adalah merupakan prestasi primer
- Ganti Rugi merupakan prestasi subsidair
- Pembubaran menghapus prestasi para pihak
OVERMACHT/FORCE MAJEURE
Peristiwaa keadaaan yang tidak terguda yang terjadi diluar kesalahan debitor yang membuat
menghalangi debitor melaksankan kewajibannya. Namun, dalam hal ini, debitor tidak dapat
dipersalahkan dan tidak dapat menanggung risiko atas kejadian tersebut.
Tes penentuan Force Majeur ala Prof Yudha
1. Tes Y/N  apakah pemenuhan prestasi tercegah?
2. Tes Kumulatif Negatif  apakah debitor bertanggung gugat?
Ukuran force majeur = tidak bersalah + tidak menanggung risiko
DALIL OVERMACHT TIDAK BERHASIL
1. overmacht terjadi di luar kesalahan debitor namun debitor telah dalam keadaan lalai.
2. tercegahnya pemenuhan prestasi dapat diduga pada waktu penutupan perjanjian.
3. tercegahnya pemenuhan disebabkan kesalahan seseorang yang diikutsertakan dalam
melaksanakan perikatan.
4. tercegahnya pemenuhan disebabkan oleh cacat-cacat benda yang digunakan debitor dalam
melaksanakan perikatannya. (ganutut)
AKIBAT HUKUM BAGI KONTRAK (Pasal 1381 BW)
1. Apabila FM bersifat absolut maka perikatan (hub. Hokum para pihak) menjadi hapus
2. Apabila bersift relative maka terhadap kontrak terdapaat opsi
- penundaan pelaaksaan prestasi
- negosiasi para pihak
Baca rebus sic stantibus dan hardship
Hardship = keadaan dimana debitor masih bisa melakukan prestaasi nmun jika melakukan
prestasi tersebut debitor akan merugi.
Rugi  Pasal 1243 – 1252 BW, meliputi :
1. ganti rugi yang telah diderita
2. kerugian yang telah ditentukan oleh undang-undang
3. kerugian yang telah ditentukan dalam perjanjian
Terdapat kewajiban debitor untuk membuktikan FORCE MAJEUR

JENIS – JENIS PERIKATAN


1. Perikatan sederhana/bersahaja/murni
Masing2 terdapat satu pihak kreditor dan satu oreng debirot, kewajiban berupa satu hal dan dapat
dituntut seketika,
Contoh: Jual-beli
2. Perikaatan bersyarat
Digantungkan paada suatu peristiwa yang masih kan datang dan masih belum tentu akan terjadi,
meliputi: terdapat dua jenis
- Perikatan dengan syarat tangguh: menangguhkan lahirnya perikataan hingga terjadinya
peristiwa tersebut. Misal: ortu janjiin beli iphone 13 kalau ip 4
- Perikatan dengan syarat batal: syarat yang membatalkan perikatan menurut terjadi atau
tidaknya peristiwa tsb. Misal: perjanjian sewa menyewa rumah berakhir kalau anak
pemilik rumah pulang,
3. perikatan dengan ketatapan waktu
Ditentukan lama awaktu berlakunya perikatna suatu perikatan
Contoh: perjanjian sewa menyewa rumah dengan jangka waktu 1 oktober 2021 sampai 1 oktober
2022
4. Perikatan alternative
Debitor dibebaskan untuk memilih sendiri atau atas pilihan kreditor harus melaksanakan salah
satu dari dua prestasi atau lebih. Harus kualitasnya sama
Misal: Aryak bisa membayar utang dengan uang sebesar 50juta atau vespanya.
5. Perikatan fakultatif
Perikatan dimana debitor harus menyerahkan benda tertentu kepada kreditor akan tetapi debitor
boleh menyerahkan benda lain. Obyeknya bertingkat jadi ada prioritas pilihan
Misal: buat baaju warna hijau tua kalau tidak ada kirim yang hijau seadanya.
6. Perikatan kumulatif
Perikatan dengan lebih dari satu prestasi bagi debitor
Misl: aryak harus membayar utang sebesar 50 juta dan menyerahkan vespanya.
7. Perikataan Generik
8. perikatan tanggung-menanggung atau solider
- tanggung menanggung aktif: jika dalaam perikatan terdapat lebih dari seorang kredito yang
berhadpan dengna seorang debitor. Pembayaran debitor kepada seorang kreditor akan
membebaskan debitor dari tuntutaan kreditor lainnya.
- Tanggung menanggung pasif (tanggung renteng), jika dalam perikatan seorang kreditor
berhadapan dengan lebih dari seorang debitor. Tiap-tiap debitor dapat dituntut untuk memenuhi
seluruh utang.
9.Periktan yang dapat dibagi dan tidak dapat dibagi
Terkait dengan prestasi-penyerahan (pada umumnya terkait sifat atau hakikat bend ybs)
Misal: yang dapat dibagi minta kirim beras 100 kg tapi packing berasnya per 10 kg tetap
dikirimkan 10 x
Yang tidak dapat dibagi: beli kucing pengirimannya harus lsg satu ekor kucing
10. perikatan dengan ancaman hokum
Terdapat sanksi benda
Contoh:
Keabsahan Perjanjian
Sumber sumber perikatan (Pasal 1233 BW) :
1. Perjanjian  definisi terdapat dalam Ps. 1313 BW
2. Undang-undang  Ps. 1352 BW
Bab ke 5 – 18 buku 3 BW mengatur mengenai perjanjian dengan nama khusus

Anda mungkin juga menyukai