FARMAKOLOGI
Antasida Doen
pemberian obat adalah memeriksa dan memverifikasi apakah itu nama dan bentuk obat
benar. Mewaspadai nama obat yang mirip dan terdengar mirip. Salah membaca nama obat yang
terlihat serupa adalah kesalahan umum.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang
kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau kandungan obat.
Untuk menghindari kesalahan, sebelum memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca tiga
kali :
(1) pada saat melihat botol atau kemasan obat,
(2) sebelum menuang/ mengisap obat dan
(3) setelah menuang/mengisap obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian
farmasi. Perawat harus ingat bahwa obat-obat tertentu mempunyai nama yang bunyinya hampir
sama dan ejaannya mirip, misalnya digoksin dan digitoksin, quinidin dan quinine, demerol dan
dikumarol, dst. Implikasi keperawatannya adalah pertama, periksa apakah perintah pengobatan
lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu perawat atau dokter yang
bertangung jawab. Kedua, ketahui alasan mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan terakhir
lihat label minimal 3 kali.
5. IMPLIKASI
a. Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat-obat per oral.
b. Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat. Teknik steril dibutuhkan dalam rute
parenteral.
c. Berikan obat-obat pada tempat yang sesuai.
d. Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.