Anda di halaman 1dari 5

Perihal : Memori Kasasi Pada Perkara Pidana Khusus Atas Nama Diri

Sendiri ;
Sifat : Penting dan Segera ;
Jumlah Halaman : 5 (lima) Halaman ;
Kepada ;

Yth. Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

Di –

JAKARTA

Melalui ;

Yth. Ketua Pengadilan Negeri Mojokerto

Di –

MOJOKERTO

1. Pendahuluan ;

Saya yang bertanda tangan dibawah ini dalam keadaan Sehat Jasmani dan
Rohani serta tanpa Paksaan dan Tekanan dari Pihak manapun, yang dalam hal ini
berdiri dan bertindak untuk atas nama diri sendiri yang selanjutnya dalam surat ini
disebut Pengkasasi adalah ;

Nama Lengkap : HANIEF DARMAWAN BIN NGAWONDO ;


Tempat, Tanggal Lahir : Mojokerto, 12 April 1985 / 36 Tahun ;.
Jenis Kelamin : Laki-laki. ;
Kewarganegaraan : Warga Negara Indonesia.;
Alamat : Dusun Kemantren Wetan RT 010 / RW 002, Desa
Terusan, Kec Gedek, Kab Mojokerto ;
Agama : Islam ;.
Pekerjaan : Supir ;
Pendidikan : SMA ;
Perkara Pidana Khusus : Undang-Undang Republik Indonesia Nomor.;
509/Pid.Sus/2021/PN.Mjk ;
Jaksa Penuntut Umum : KUSUMA WARDNI, R, S.H..(yang selanjutnya
dalam surat di sebut Terkasasi) ;
Bahwa Memori Kasasi tanggal 08 Pebruari 2022 yang disampaikan melalui Kantor
Kalapas Kelas II B Mojokerto, untuk disampaikan kepada Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia di Jakarta sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Pasal 233 (2) KUHAP
bahwa Pengkasasi mengajukan Upaya Hukum Kasasi pada tenggang waktu Pengajuan
Kasasinya mengingat/ terhadap Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Jawa Timur Tanggal
20 Januari 2022.Nomor Perkara Pidana Khusus Nomor ; 1507 / PID.SUS/ 2021 / PT.SBY
yang amar Putusannya berbunyi ;

 Menerima Permintaan Banding dari Terdakwa dan Penuntut Umum tersebut ;


 Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Mojokerto tanggal 29 November 2021
Nomor:509/Pid.Sus/2021/PN Mjk ;
 Menetapkan masa Penangkapan dan masa Penahanan yang telah dijalani oleh
Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;
 Memerintahkan agar Terdakwa tetap ditahan:
 Membebankan kepada Terdakwa masing-masing dalam dua tingkat Peradilan, yang
dalam tingkat banding sebesar Rp.2.500,00, (dua ribu lima ratus rupiah ) ;

Dimana atas Putusan Pengadilan Negeri Mojokerto tersebut Pengkasasi menyatakan


‘TIDAK MENERIMA’ ;

 Menyatakan Terdakwa Hanief Darmawan Bin Ngawondo terrbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana,’’TAMPA HAK DAN MELAWAN HUKM
MENAWARKAN UTUK DIJUAL, MENJUAL, MEMBELI DAN MENJADI
PERANTARA DALAM JUAL BELI NARKOTIKA GOLONGAN I BUKAN
TANAMAN’’, Sebagaimana dalam Dakwaan Alternatif Kesatu Penuntut Umum ;
 Menjatuhkan Pidana terhadap Terdakwa Hanief Darmawan Bin Ngawondo dengan
Pidana Penjara selama 9 (sembilan) tahun dan denda sejumlah
Rp.1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut
tidak di bayar maka diganti dengan Pidana Penjara selama 6 (enam) bulan ;
 Menetapkan masa Penangkapan dan Penahanan yang telah dijalani Terdakwa
dikurangkan seluruhnya dari Pidana yang di jatuhkan ;
 Menetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
 Menyatakan barang bukti berupa ;
Dirampas untuk dimusnahkan ;
 1 (satu) unit hand phone warna hitam merk NOKIA ;
Dirampas untuk Negara ;
 Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp.
5.000,00 (lima ribu rupiah) ;

Maka dengan ini Pengkasasi mengajukan Memori Kasasi Tersebut ;


. Alasan-Alasan Memori Kasasi ;

Menunjuk bahwa Pengkasasi Memohon Kepada Ketua Mahkamah Agung


Republik Indonesia untuk memutuskan yang salah satu diantaranya adalah
menjatuhkan Pidana Terhadap Pengkasasi dengan Pidana Penjara selama 9
(sembilan) Tahun dan denda sejumlah Rp 1.000.000.000,00-(satu milyar rupiah)
Subsider 6 (enam) bulan penjara dikurangi selama Pengkasasi berada dalam
tahanan dengan Perintah Terkasasi tetap ditahan, dimana yang pada pokoknya
Pengkasasi mengemukakan alasan-alasannya terhadap Putusan Pengadilan Negeri
Mojokerto Juncto Pengadilan Tinggi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Cara mengadili tidak dilaksanakan menurut ketentuan Undang-Undang ;


2. Penjatuhan Putusan tidak berdasarkan berkas perkara beserta semua Surat
yang timbul disidang ;
3. Pemidanaan tidak mempertimbangkan kembali alat bukti yang diajukan
Terkasasi ;
4. Putusan Pengadilan Negeri Mojokerto, terlalu Berat ;
5. Putusan Pengadilan Tinggi Surabaya Jawa Timur sangat Memberatkan sekali
sehingga Pelaku akan membuat merasa Jera dan tidak mengulangi perbuatan
yang telah dialami ;
6. Majelis Hakim telah melakukan kekeliruan dalam mengadili ;

Perbedaan pendapat antara Pengkasasi dan Terkasasi dalam memandang sebuah


Paradigma yuridis adalah sesuatu yang wajar, tetapi disaat asumsi atas Paradigma
yuridis tersebut ternyata pada kenyataannya mampu mengundang Praduga atas
adanya kesengajaan menjauhkan penentuan keadilan terhadap kaidah-kaidah Hukum
yang berlaku, maka hal tersebut sesugguhnya tak kalah jahatnya jika dibandingkan
dengan tindak pidana yang telah diperbuat Pengkasasi itu sendiri, dengan mengingat
kembali Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 535 K / PID / 1982
Tanggal 17 Januari 1983 yang menyatakan “ mengenai ukuran Hukuman adalah
wewenang Judex Factie yang tidak tunduk pada Kasasi, kecuali Judex Factie
menjatuhkan Hukuman yang tidak diatur Undang-Undang, atau tidak/kurang
memberikan pertimbangan tentang hal-hal yang memberatkan dan meringankan
Hukuman, maka Pengkasasi, berpendapat bahwa Judex Factie sebenarnya sudah
sejalan dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 2221 K / PID /
1990 Tanggal 29 Oktober 1993 yang menyatakan “dalam Mengadili dan memutus
Perkara Pidana, maka Hakim Judex Factie wajib memperhatikan secara cermat
semua Fakta yang terbukti di Persidangan dan mempertimbangkan nya dalam
Putusannya” . Oleh karenanya, dalam Putusannya tersebut, Judex Factie telah
memenuhi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia Tanggal 7 Januari 1979
Nomor 471 / K / KR / 1979 dalam hal :

1. Segi Edukatif karena telah memberikan dampak Positif guna Mendidik


Pengkasasi dan Masyarakat pada umumnya ;
2. Segi Preventif karena telah mampu membendung Pengkasasi dan Masyarakat
untuk tidak mengulangi di dalam kejahatan yang sama ;
3. Segi korektif karena telah berdaya guna dan berhasil guna untuk dijadikan
Acuan dalam mengoreksi perbuatan Pengkasasi dan masyarakat ;
4. Segi Represif karena telah mempunyai pengaruh untuk diri sendiri Pengkasasi
supaya merasa menyesal di dalam perbuatannya dan tidak mengulangi lagi
kejahatannya ;

Dalam hal akan mengonsumsi Narkotika untuk diri sendiri, seseorang sudah
barang tentu akan membawa, memiliki atau menguasai Narkotika tersebut terlebih
dahulu. Oleh karenanya, dalam Tuntutannya, Pengkasasi secara dangkal hanya
mencomot makna tekstual unsur Pasal 114 Ayat (1) Undang-undang RI Nomor 35
Tahun 2009 tentang Narkotika, undang-undang No.8 tahun 1981 tentang KUHP serta
pasal-pasal peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan, membawa,
memiliki atau menguasai Narkotika dengan mengesampingkan makna Konstektual
tentang peruntukan dan kegunaan kepemilikan Narkotika tersebut dimana seharusnya
bisa dipilah apakah bertujuan untuk dikonsumsi atau bertujuan untuk tindak Pidana
yang lain, Padahal sudah jelas bahwa Pemerintah melalui dasar Hukum lainnya yang
juga diakui kekuatan Hukumnya dan tersimpan dalam arsip Nasional, telah
mempermudah Penyidik dalam memilih dan memilah bahwa tidak semua tindakan
Kepemilikan Narkotika wajib dipidanakan melainkan ada pilihan lain yaitu wajib untuk
di Rehabilitasi secara Medis atau Sosial ;
Perubahan Kondisi Peradaban Sosial yang dinamis mengikuti Revolusi
Perkembangan Jaman akan sangat memungkinkan diikuti pula Perubahan Sistem
Hukum dalam Mengawal Keteraturan dan Keadilan di Masyarakat dengan cara
Merevisi atau Menerbitkan dasar Hukum baru untuk memperjelas dasar Hukum lama
dan sudah tidak mampu lagi menerbitkan kebiasaan baru di Masyarakat. demikian
pula pada Penerapanya ;
Pasal 114 Ayat (1) Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika
dan Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang KUHP serta ketentuan perundang-
undangan lainnya yang bersangkutan pada Perkembangannya Pemerintah
melengkapi dan memperjelasnya melalui kaidah Hukum baru dengan diterbitkannya
Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 4 Tahun 2010 dan Peraturan Bersama BNN,
POLRI, MAHKAMAH AGUNG, dll tentang Penanggulangan Korban Penyalahgunaan
Narkotika, maka dapat disimpulkan persesuaian bahwa dalam hal Membawa, Memiliki
dan Menguasai Narkotika Golongan I Non Tanaman, tersangka disaat tertangkap
tangan oleh BNN atau Polisi sedang kedapatan barang bukti yang salah satunya
berupa Narkotika yang mengandung Zat Amphetamine dibawah 1 gram, Tes Urine
Positif Mengonsumsi Zat Amphetamine yang tidak termasuk dalam Peredaran
Transaksi Gelap Narkotika yang dituangkan dalam surat Assesement BNN, maka
tersangkan harus dikategorikan sebagai korban Penyalahgunaan Narkotika yang tidak
dipidanakan melainkan Wajib direhabilitasi ke Panti Kesehatan atau Sosial yang
ditunjuk Pemerintah selama selang waktu 3 sampai 6 bulan dengan biaya atas di
tanggung Pemerintah melalui BNN;

I. Permohonan dan Penutup:

Atas kelalaian terkasasi dalam Mendakwakan unsur-unsur pasal 114 Ayat (1)
Undang-undang RI Nomor 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika dengan tidak dikaitkan
dengan Dasar Hukum lainnya yang juga diakui oleh Negara seraya tetap Menjunjung
Tinggi asas Praduga Tak Bersalah, demikianpun bahwa Pengkasasi mengakui salah
satu Prinsip Hukum Pidana bahwa tak ada satu hal Pemaaf yang bisa Membebaskan
seseorang dari Pemidanaan, dan mengingat Amanat Surat Edaran Mahkamah Agung
Republik Indonesia Nomor 535 K/PID/1982 Tanggal 17 Januari 1983 yang
menyatakan bahwa ukuran Hukuman adalah wewenang Judex Factie yang tidak
tunduk pada Kasasi, serta menimbang penerapan pasal 197 Ayat (1) Huruf F KUHAP
yang menyatakan bahwa dalam suatu Pemidanaan maka dasar Hukum dari Putusan
disertai keadaan yang meringankan terdakwa, maka dengan ini Pengkasasi Memohon
Kepada Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia untuk Memeriksa dan Mengadili
Perkara Pengkasasi ini dengan sekedar Mengoreksi Penjatuhan Pidana yang
seringan-ringannya ;

Demikian Memori Kasasi ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana perlunya;

Mojokerto, 8 Pebruari 2022


Hormat Pengkasasi

Hanief Darmawan

Anda mungkin juga menyukai