Anda di halaman 1dari 4

Penyebab kegagalan Infrastruktur karena masalah tanah dan pondasi.

Oleh: Ummi habibatul khusniah (211037)

Bangunan rumah kantor (Rukan) tiga lantai yang terletak di kompleks Cendrawasih Permai, Jl.
Ahmad Yani, Kecamatan Sungai Pinang Kota Samarinda Kalimantan Timur runtuh pada tanggal 3 Juni
2014 saat masih dalam proses pengerjaan. Retak struktur pada dinding atau runtuhnya suatu bangunan
disebabkan oleh beberapa factor yang mempengaruhi diantara nya pergerakan tanah, pergeseran atau
penurunan pada struktur pondasi dan kesalahan perhitungan beban yang akan dipikul oleh pondasi.
Pembangunan di dunia global semakin meningkat. Namun, kebanyakan orang hanya memperhatikan nilai
estetikanya saja, tanpa memperhatikan seberapa lama ketahanan suatu infrastruktur tersebut jika dikenakan
beban, terjadi goncangan, dan terpengaruh cuaca. Maka dari itu seorang engineer konstruksi yang
professional harus mengetahui segala aspek yang berhubungan dengan konstruksi yang sedang di bangun.
Seperti, struktur tanah dan aspek pondasi yang akan digunakan dalam pembangunan. Hal ini disebabkan
karena tanah merupakan tumpuan dari bangunan tersebut, semakin kuat tanah, maka umur bangunan
tersebut otomatis akan sedikit lebih lama (jika kekuatan bangunan dipengaruhi oleh tanah).
Tanah adalah kumpulan butiran mineral alami (ageregat) yang bisa dipisahkan oleh suatu cara
mekanis bila agregat tersebut diaduk dalam air. Sedangkan batuan adalah agregat yang mineralnya satu
sama lain diikat oleh gaya-gaya kohesif yang permanen dan kuat, dan tidak bisa dipisahkan dengan cara
mekanis sederhana. Didalam teknik sipil Istilah pasir (sand), lempung (clay), lanau (silt) , dan lumpur
(mud), digunakan untuk menggambarkan partikel pada batasan ukuran butiran yang telah ditentukan,
sekaligus digunakan untuk menjelaskan sifat fisis tanah. Contohnya, tanah lempung adalah jenis tanah yang
bersifat plastis dan kohesif, sedangkan pasir adalah jenis tanah yang tidak plastis dan tidak kohesif (non-
kohesif). Sedangkan istilah tanah residual (residual soil) dan tanah terangkut (transported soil), digunakan
untuk menggambarkan tempat tanah dan asal terjadinya proses pelapukan.Partikel material tanah dapat
bervariasi antara lebih besar dari 100 mm sampai yang berukuran lebih kecil dari 0,001 mm.

Faktor penting yang harus dianalisis adalah tingkat konsolidasi dan jumlah konsolidasi. Faktor
penting lainnya adalah permeabilitas tanah. semua faktor terkait erat satu sama lain dan mempengaruhi
keseluruhan desain dan proses konstruksi. Misalnya, jika strukturnya dibangun di atas tanah dengan butiran
halus yang memiliki permeabilitas rendah, aliran air melalui rongga tanah akan berkurang. Kandungan air
yang besar di tanah ini dapat menyebabkan struktur meresap karena beratnya. Kandungan air yang besar di
tanah ini dapat menyebabkan struktur meresap karena beratnya.

Proses konsolidasi di tanah berbutir halus ini lambat. Namun, ekstraksi air pori sederhana di tanah
berbutir kasar karena bergerak bebas di dalam wilayah. Tingkat konsolidasi akan dipengaruhi oleh sejarah
tanah, sifat tanah, dan beban pada tanah. Dengan demikian semua faktor seperti permeabilitas kadar air,
konsolidasi, batas cair dianalisis secara kolektif.Studi mekanika tanah dapat juga digunakan untuk
menentukan tekanan tanah lateral, daya dukung tanah, dan analisis stabilitas lereng. Studi semacam ini
selalu membantu seorang insinyur sipil untuk merancang dan membangun struktur yang lebih baik, dan
secara tidak langsung studi ini membantu dalam mitigasi risiko, juga karena jika kita tahu sebelumnya
bagaimana massa tanah akan berperilaku, kita dapat melakukan tindakan pencegahan kerusakan atau
kerusakan terhadap konstruksi yang dibangun. Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah membangun
dinding penahan di bagian belakang rumah. Anda juga disarankan untuk meninggikan kontur tanah di
bagian belakang rumah agar sama dengan bagian depan rumah. Tujuannya agar bangunan rumah semakin
kuat dan tidak mudah runtuh ketika terjadi bencana alam. Namun membangun dinding penahan hanya bisa
dilakukan untuk tanah dengan ketinggian maksimal 2 meter. Jika lebih, maka cara ini mungkin akan sedikit
sulit untuk diaplikasikan. Ketika hendak membangun rumah di tanah miring, Anda disarankan untuk
membangun fondasi tiang pancang yang dapat menopang bangunan rumah Anda dengan baik. Gunakan
jasa tukang bangunan yang berpengalaman dan kontraktor profesional untuk mendapatkan hasil yang sesuai
dengan keinginan Anda.

Tanah bekas sawah umumnya memiliki sifat yang gembur atau lembek. tanah jenis tersebut
biasanya bisa menyebabkan pondasi rumah yang tidak kuat. biasanya, jenis tanah tersebut tidak kuat
menahan beban dan mudah bergeser atau melesak ke masuk ke dalam tanah. hal inilah yang bisa membuat
beberapa efek pada bangunan rumah kamu. Salah satunya dinding atau tembok yang mudah retak. paling
bahaya, jika tanah terlalu gembur maka bangunan bisa miring atau sewaktu-waktu dapat roboh. Namun,
meskipun agak gembur, bukan berarti kamu tidak bisa membangun rumah di lahan bekas sawah. Berikut
beberapa cara membangun rumah bekas sawah.

1. Ukur Kedalaman Tanah

Jika lahan telah mendapat persetujuan untuk membangun, hal yang perlu kamu lakukan adalah mengukur
kedalaman dari tanah bekas area persawahan tersebut. Jika tanah sawah tidak begitu dalam, tanah tersebut
dapat dikeruk atau diambil untuk kemudian ditutup kembali dengan menggunakan tanah lain yang bersifat
lebih keras.

2. Ratakan Tanah

Cara selanjutnya untuk membangun tanah bekas sawah selanjutnya adalah, meratakan tanah menggunakan
metode tradisional dengan cangkul.

3. Mematangkan Tanah

Mematangkan tanah adalah proses untuk membuat tanah siap dibangun. Jadi, setelah diratakan tanah tidak
langsung dapat dibangun. Biasanya, membutuhkan waktu beberapa bulan supaya tanah memiliki tekstur
yang benar-benar keras dan matang. Pasalnya, meski tanah sudah diratakan, tanah bekas sawah masih dapat
bergerak ke dalam. Untuk mengetahuinya kematangan sebuah tanah, adalah melihat dari adanya tanaman
yang tumbuh dengan baik di lahan tersebut. Atau bisa dengan cara menusukkan linggis ke dalam tanah.
Jika linggis dapat dengan mudah masuk, diperkirakan tanah tersebut belum padat.

4. Pasang Pondasi

Sebelum masuk ke tahap ini, pastikan tanah benar-benar matang, padat dan keras. Jika sudah keras, kamu
sudah bisa memulai untuk membangun. Tips lain membangun rumah bekas sawah adalah dengan
menggunakan pondasi tiang pancang. Namun, karena pemasangan tiang pancang menimbulkan suara yang
mengganggu, jadi baiknya informasikan terlebih dahulu ke masyarakat setempat.

5. Fondasi System Bored Pile

Bagi kamu yang tidak ingin menggunakan fondasi tiang pancang, bisa menggunakan system bored pile.
Cara ini lebih mudah dibandingkan dengan tiang pancang. Dengan bored pile, tanah akan dibuat lubang-
lubang pada dengan menggunakan bor pada kedalaman yang disesuaikan. Setelah melakukan pengeboran,
fondasi besi tulang baru akan ditata dan dimasukkan ke dalam tanah.
Setelah mengetahui struktur tanah dan cara menanggulangi bagian tanah yang kurang baik
kita akan beralih pada struktur pondasi dikarenakan sebuah konstruksi saling berkaitan satu sama
lain.

Secara umum bangunan sipil meliputi dua bagian utama yaitu struktur bagian atas dan srtuktur
bagian bawah. Struktur yang berada di bagian bawah yaitu pondasi yang berinteraksi dengan tanah dan
akan memberikan keamanan bagi struktur atas. Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat
dibagi menjadi dua bagian yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.
Pondasi adalah suatu konstruksi pada bagian dasar struktur/bangunan (sub structure) yang
berfungsi meneruskan beban secara merata dari bagian atas struktur/bangunan (upper structure) kelapisan
tanah yang berada di bagian bawahnya tanpa mengakibatkan Keruntuhan tanah, dan
Penurunan(settlement) tanah/pondasi yang berlebihan. pondasi umumnya dibuat menjadi satu kesatuan
dasar struktur bangunan yang kuat, pada bagian bawah konstruksi.

Dalam perencanaan pondasi untuk suatu struktur/bangunan dapat digunakan beberapa macam tipe
pondasi. Pemilihan pondasi dapat ditentukan berdasarkan fungsi bangunan atau beban yang nantinya akan
dipikul oleh pondasi tersebut. Selain besarnya beban, kondisi/keadaan tanah dimana bangunan tersebut
berdiri dan faktor ekonomi harus juga dipertimbangkan.

Keberadaaan pondasi sangat penting dalam kontruksi yang direncanakan, mengingat pondasi
merupakan bagian terbawah dari bangunan yang berfungsi mendukung beban bangunan dan meneruskan
beban bangunan itu. baik itu beban mati, beban hidup dan beban gempa (ke tanah atau batuan yang
berada dibawahnya). Bentuk pondasi tergantung dari macam bangunan yang akan dibangun dan keadaan
tanah untuk tempat pondasi yang akan diletakkan, biasanya pondasi berada pada tanah yang keras. agar
bangunan dapat berdiri dengan stabil dan tidak timbul penurunan yang terlalu besar, maka pondasi
bangunan harus mencapai lapisan tanah yang cukup padat.

Pondasi dangkal adalah pondasi yang mendukung beban secara langsung. Pondasi dangkal
disebut pondasi langsung , pondasi ini digunakan apabila lapisan tanah pada dasar pondasi yang mampu
mendukung beban yang dilimpahkan terletak tidak dalam (berada relative dekat dengan permukaan tanah.
saat ini masih sulit bagi kita untuk mendefinisikan pondasi dangkal, karena sangat tergantung dari
masing-masing ahli tanahyang menginterpretasikan. Sebagai contoh Tarzaghi mendefinisikan pondasi
dangkal sebagai berikut:

• Apabila kedalam fondasi lebih kecil atau sama dengan lebar fondasi, maka fondasi tersebut bisa
dikatakan sebagai fondasi dangkal.
• Anggapan bahwa penyebaran tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya berupa lapisan
penyangga (bearing stratum) lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi.

Pondasi dalam adalah pondasi meneruskan beban bangunan ke tanah keras atau batu yang terletak
jauh dari permukaan.
Jadi dalam membangun sebuah konstruksi struktur tanah sangat berpengaruh dalam pembuatan pondasi,
tidak hanya itu suatu konstruksi merupakan satu kesatuan dimana satu dengan lainya saling berkaitan.
Jika struktur tanah baik maka semakin baik struktur pondasi dan menghasilkan konstruksi/ bangunan
yang bias bertahan lama.
Artikel diatas membahas tentang kegagalan infrastruktur karena masalah tanah dan pondasi.
Artikel ini sudah dilengkapi contoh nyata kejadian kerusakan bangunan yang pernah terjadi. Kemudian
diberitahukan mengapa hal itu bias terjadi, artikel ini juga sudah memberikan solusi bagaimana cara
menanggulangi struktur tanah yang kurang baik.

Artikel ini memiliki judul yang menarik, contoh yang diberikan juga sesuai dengan kejadian asli
sehingga menambah minat baca. Artikel ini juga cukup lengkap dalam menanggapi judul yang sudah
dibuat. Disisi lain artikel ini memiliki kekurangan yaitu kurang signifikan dalam penyampaiannya, artikel
ini juga hanya memberikan 1buah contoh saja dan kejadian dalam contoh merupakan peristiwa lama.

Di balik segala kelebihan dan kekurangannya, artikel ini mengundang minat baca seseorang
karena pentingnya membaca untuk mengetahui dan mendalami dunia konstruksi. Artikel ini juga
dibuat seringkas mungkin agar pembaca tidak bosan dan tau point pentingnya.

Anda mungkin juga menyukai