Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Hadits Ilmu Pengetahuan Dan Keutamaan Orang Yang Berilmu


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Hadits Tarbawy

Di susun Oleh :
Iis Faizah
Muhammad Hilman Kamil

Dosen Pengampu :
Ahmad Rohim,MA.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PEMBINA ROHANI ISLAM JAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT karena atas limpahan RahmatNya, Sholawat serta
salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
makalah Hadits Tarbawy yang berjudul “Hadits Ilmu Pengetahuan Dan Keutamaan Orang Yang
Berilmu”

Dalam pembuatan makalah ini, penulis tidak lepas dari berbagai kesulitan karena keterbatasan
Ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, namun berkat Allah SWT, motivasi, semangat dan
bimbingan dari berbagai pihak sehingga saya mampu menyelesaikan tugas makalah ini dengan
baik. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Ahmad Rohim, MA selaku dosen
mata kuliah Hadits Tarbawy, semoga mendapat keberkahan dari Allah SWT, Aamiin.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritikan kepada para pembaca demi kesempurnaan makalah ini dimasa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1.1

Latar belakang ............................................................................................................... 1.2

Rumusan masalah .....................................................................................................1.2

b. Tujuan masalah............................................................................................................ 1.3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................2.1

a.Pengertian Ilmu

danPengetahuan.................................................................................2.1

b. Keutamaan Orang Yang


Berilmu.......................................................................................2.2
c. BAB III PENUTUP........................................................................................................3.1

Kesimpulan .................................................................................................................3.1

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 3.2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting sesuatu yang
dicari dan merupakan sesuatu yang paling bermanfaat, dari pada selainnya. Kemuliaan akan
didapat bagi pemiliknya dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang memburunya. Allah
SWT berfirman :

Artinya:  “Katakanlah (Wahai Muhammad!): ‘Adakah sama orang-orang yang berilmu dengan
orang-orang yang tidak berilmu?’”. (QS. Az-Zumar: 9)

Dengan ayat ini Allah SWT, tidak mau menyamakan orang yang berilmu dan orang yang tidak
berilmu, disebabkan oleh manfaat dan keutamaan ilmu itu sendiri dan manfaat dan keutamaan
yang akan didapat oleh orang yang berilmu.

 Keilmuan bermanfaat bukan bagi diri yang bersangkutan akan tetapi juga terhadap orang lain
dan masyarakat luas, sedangkan ‘abid (orang yang beribadah) manfaatnya hanya untuk diri
sendiri bukan untuk orang lain.

Orang yang sibuk dengan keilmuannya seperti mengajar, menulis atau menyebarkan ilmu dengan
berbagai media pahalanya lebih besar daripada pahala ibadah sunnah saja.

 1.2    Rumusan Masalah

 1.  Apakah definisi ilmu pengetahuan  ?

2. Apakah ilmu dan pengetahuan itu sama?

3. Bagaimana keutamaan orang berilmu?

1.3  Tujuan Masalah

1.  Mengetahui definisi ilmu pengetahuan.

2.  Mengetahui perbedaan tentang ilmu dan pengetahuan.

3.  Mengetahui keutamaan orang yang berilmu.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Pengertian Ilmu dan Pengetahuan

Ilmu adalah isim masdar dari ‘alima yang berarti mengetahui, mengenal, merasakan, dan
menyakini. Secara istilah, ilmu ialah dihasilkannya gambaran atau bentuk sesuatu dalam akal.

Pengertian ilmu yang terdapat dalam kamus Bahasa Indonesia adalah pengetahuan tentang suatu
bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk
menerangkan gejala-gejala tertentu (Admojo, 1998). Mulyadhi Kartanegara mengatakan ilmu
adalah any organized knowledge. Ilmu dan sains menurutnya tidak berbeda, terutama sebelum
abad ke-19, tetapi setelah itu sains lebih terbatas pada bidang-bidang fisik atau inderawi.

Sedangkan pengetahuan adalah keseluruhan pengetahuan yang belum tersusun, baik mengenai
matafisik maupun fisik. Dapat juga dikatakan pengetahuan adalah informasi yang berupa
common sense, tanpa memiliki metode, dan mekanisme tertentu. Pengetahuan berakar pada adat
dan tradisi yang menjadi kebiasaan dan pengulangan-pengulangan.

Jadi, ilmu pengetahuan adalah pengetahuan yang sudah disusun secara sistematik dan memiliki
sifat-sifat sperti empiris, rasional, umum, dan merupakan satu-kesatuan.

Ilmu pengetahuan sangat dibutuhkan oleh manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di
dunia maupun diakhirat. Sehubungan dengan itu Allah SWT mengajarkan kepada Adam dan
semua keturunannya. Dengan ilmu pengetahuan itu, manusia dapat melaksanakan tugasnya
dalam kehidupan ini, baik tugas khilafah maupun tugas ubudiah. Oleh karena itu, Rasulullah
SAW menyuruh menganjurkan, dan memotifasi umatnya agar menurut ilmu pengetahuan. Inilah
hukum dasar menuntut ilmu, berdasarkan sabda Rasulullah SAW:

 Artinya:  “Menunut ilmu hukumnya wajib bagi orang islam laki-laki dan orang islam
perempuan”.

      Karena pentingnya ilmu dan banyaknya faidah yang terkandung di dalamnya, para ulama
menyimpulkan bahwa menuntut ilmu adalah wajib, sesuai dengan jenis ilmu yang akan dituntut.

Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan,
derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.         
Berikut adalah Hadits yang menceritakan perumpamaan orang yang mengajarkan Ilmu :

"Telah menceritakan kepada kami muhammad bin ‘Ala’, telah menceritakan kepada kami
Hammad bin Usammah dari buraid bin Abdullah, dari Abu Burdah dari Abu Musa dari Nabi
SAW, beliau bersabda: “perumpamaan petunjuk dan ilmu yang Allah mengutusku dengan
membawanya seperti hujan yang lebat yang mengenai tanah. Diantara tanah itu ada jenis tanah
yang mampu menyerap air sehingga dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan rerumputan
yang banyak. Dan diantaranya ada tanah yang keras lalu menahan air (menggenang) sehingga
dapat diminum oleh manusia, memberi minum hewan ternak dan untuk menyiram tanaman. Dan
yang lain ada permukaan tanah yang berbentuk lembah yang tidak dapat menahan air dan
menumbuhkan tanaman. Perumpamaan ini adalah seperti orang yang faham agama Allah dan
dapat memanfaatkan apa yang aku diutus dengannya dia mempelajarinya dan mengajarkannya,
dan juga perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajat dan menerima hidayah Allah.
Dengan apa aku diutus dengannya.”

Hadist diatas menjelaskan tentang:

1. Perumpamaan orang yang faham agama (orang yang berilmu pengetahuan) lalu
memanfaatkannya.

2. Perumpamaan orang yang belajar (peserta didik) dan mengerjakan ilmu (Pendidik).

3. Perumpamaan orang yang tidak dapat mengangkat derajatnya karena tidak berilmu
pengetahuan dan tidak menerima hidayah Allah, walau telah ada ajaran Nabi saw.

 Sikap orang yang belajar (peserta didik) hendaknya menghormati dan menghargai orang yang
mengajar (pendidik). Seorang yang sedang belajar atau peserta didik setidaknya mempunyai dua
sikap, yaitu sikap sebagai pribadi dan sikap sebagai penuntut ilmu (peserta didik). Sebagai
pribadi seorang murid harus bersih hatinya dari kotoran dan dosa, agar mudah menangkap
pelajaran, menghafal dan mengamalkannya.

Sebagai murid atau peserta didik seorang murid haruslah bersikap rendah hati pada ilmu dan
guru (pendidik), selalu berusaha menjaga keridhaan pendidiknya, karena keridhaan pendidik
sangat berpengaruh dengan berkat tidaknya ilmu yang diberikan oleh seorang pendidik.

 2.2  Keutamaan Orang Yang berilmu


Begitu banyak ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits yang menunjukkan keutamaan orang-orang yang
berilmu atas ahli ibadah yang tidak berilmu. Pepatah mengatakan bahwa ilmu lebih utama
daripada harta karena ilmu akan menjaga pemiliknya sedangkan harta, pemiliknyalah yang harus
menjaganya. Berikut adalah hadits kemualiaan bagi seorang yang berilmu :

"Dari Abu Darda: Saya mendengar Rasulullah saw. bersabda: Kelebihan seorang alim
dari seorang abid (orang yang suka beribadah) seperti kelebihan bulan pada bintang-bintang, dan
sesungguhnya para ulama itu pewaris nabi-nabi, mereka tidak mewariskan dinar (uang), tetapi
mewarisi ilmu, siapa yang mengambilnya maka ambillah dengan bagian yang cukup." (H.R. Abu
Daud dan Tirmidzi).

Hadits di atas menjelaskan mengenai etika dalam belajar atau menuntut ilmu. Menuntut ilmu itu
dimulai dengan niat, karena niat itu akan menentukan hasil suatu pekerjaan. Dalam menuntut
ilmu hendaklah dengan niat mengharap Ridha Allah. Dalam hadits  lain disebutkan akan
pentingnya berniat menuntut ilmu. Diantara pelajaran penting dari berniat menuntut ilmu ialah:

1. Dalam menuntut ilmu hendaklah berniat mengharap ridha Allah.

2. Niat menentukan hasil dari amal seseorang.

3. Menuntut ilmu haruslah dengan hati yang ikhlas, agar ilmu tersebut dapat ridha Allah dan
manfaat.

Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar, dengan ilmu pengetahuan,
derajat manusia akan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya.

Dalam ayat lain Allah berfirman:

Artinya:  “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-
orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujadilah: 11)

Ibnu ‘Abbas ketika menafsirkan ayat ini mengatakan bahwa derajat para ahli ilmu dan orang
mukmin yang lain sejauh 700 derajat. Satu derajat sejauh perjalanan 500 tahun.

Rasulullah bersabda tentang keutamaan menuntut ilmu sebagai berikut :

Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan
baginya jalan ke surga (HR Muslim)
Hadits di atas memberi gambaran bahwa dengan ilmulah surga itu akan didapat. Karena dengan
ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah Swt dan dengan ilmu pula seorang
muslim dapat berbuat kebaikan. Oleh karena itu orang yang menuntut ilmu adalah orang yang
sedang menuju surga Allah.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang utama, mulia dan penting. Oleh  sebab itusemua harus
menyadari tentang hal ini, untuk membentuk keshalehan individu dan keshalehan dalam
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Paling tidak setiap pendidik pada lembaga pendidikan
manapun harus mampu menyadari akan keutamaan dan pentingnya ilmu, lalu menyalurkannnya
kepada peserta didik, sehingga manfaat dan fungsi ilmu pengetahuan dapat dirasakan
secaramenyeluruh, bukan sekadar formalitas belaka beriman kepada Allah dalam al-Qur'an,
hadits-hadits Rasulullah serta pandangan ulama, sebagaimana dipaparkan di atas adalah bukti
kongkrit akan keutamaan, kemulian dan pentingnya ilmu bagi seluruh sendi kehidupan. Ia adalah
kunci bagi kebahagiaan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.com/search?
q=pengertian+pengetahuan+menurut+istilah+dan+bahasa&oq=pengertian+pengetahuan+menuru
t+istilah+dan+bahasa+&aqs=chrome..69i57j33i160i395l4.19363j1j4&client=ms-android-
oppo&sourceid=chrome-mobile&ie=UTF-8

http://kependidikan07.blogspot.com/2017/04/makalah.html?m=1

http://serpihankertas65.blogspot.com/2017/05/hadist-tentang-ilmu-pengetahuan-dan.html?m=1

http://aleychan.blogspot.com/2014/11/makalah-hadits-hadits-tentang-ilmu.html?m=1

https://www.anekamakalah.com/2012/12/perbedaan-ilmu-dengan-pengetahuan.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai