Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu :
Sitti Rahmah,S.Pd.,M.Si

Mata kuliah :
Strategi Belajar Mengajar Seni Tari

Disusun Oleh :
Sabrina Raihani
2203341007

KELAS A
PENDIDIKAN SENI TARI
JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Penulis membahas
topik yang berjudul “Model dan Metode Pembelajaran”. Adapun maksud penyusunan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah strategi belajar
mengajar.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Sitti Rahmah, S.Pd,
M.Si. selaku dosen pengampu mata kuliah startetgi belajar mengajar yang telah
membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, oleh sebab itu penulis mengharapkan saran dan
kritik dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih baik. Semoga makalah ini dapat
menambah wawasan yang lebih luas kepada pembaca dan pihak-pihak lainnya.

Medan, 29 Februari 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah..........................................................................1


1.2. Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3. Tujuan Penulisan.....................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan...................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................4

2.1. Hakekat Model dan Metode Pembelajaran.............................................4


2.1.1. Perkembangan Model dan Metode Pembelajaran...................................5
2.2. Pengertian Model dan Metode Pembelajaran..........................................6
2.2.1. Jenis-Jenis Model dan Metode Pembelajaran.........................................7
2.3. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi.........11
2.3.1. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran Seni Tari..........................12

BAB III PENUTUP.............................................................................................13

3.1. Kesimpulan..............................................................................................13
3.2. Saran........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dalam konsep pengembangan masyarakat merupakan


dinamisasi dalam pengembangan manusia yang beradap. Pendidikan tidak hanya
sebatas berperan pada pengalihan ilmu pengetahuan saja, namun juga berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari fungsi dan
tujuan pendidikan ini diharapkan masyarakat Indonesia adalah manusia yang
berimbang dari segi kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam upaya pencapaian
tujuan pendidikan nasional, dunia pendidikan masih dihadapkan pada masalah
besar yakni kualitas pendidikan. Kualitas pendidikan saat ini masih menjadi
permasalahan mendasar dalam usaha perbaikan mutu sistem pendidikan nasional.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan seperti
pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas guru dan dosen, pengadaan buku
ajar, sarana belajar, pengembangan sistem pembelajaran, penyempurnaan sistem
penilaian, penataan organisasi, dan manajemen pendidikan.
Mutu pendidikan menjadi masalah lain dalam pelaksanaan pendidikan
nasional di Indonesia. Menurut Winarsih (2017: 10) mutu adalah keseluruhan ciri
atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan
dan harapan “pelanggan pendidikan”. Apabila kata mutu digabungkan dengan
kata pendidikan atau pendidikan tinggi yaitu dapat diidentifikasi dari banyaknya
mahasiwa yang memiliki prestasi, baik prestasi akademik maupun non akademik,
serta lulusannya relevan dengan tujuan. Salah satu faktor yang mempengaruhi
kualitas mutu pendidikan adalah proses pembelajaran. Dosen merupakan faktor
utama dalam menentukan tinggi rendahnya kualitas proses pembelajaran di
Perguruan Tinggi. Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari bagaimana
dosen dalam menggunakan sistem penyajian bahan, peranan dosen dalam
mengelola kegiatan pembelajaran dan perangkat pembelajaran.

1
Sistem pembelajaran yang berkualitas di Perguruan Tinggi dapat
membantu mahasiswa mengembangkan diri secara optimal serta mampu
mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Meskipun proses pembelajaran tidak dapat
sepenuhnya berpusat pada siswa seperti pada sistem pendidikan terbuka atau
belajar jarak jauh akan tetapi perlu diingat bahwa pada hakekatnya proses
pembelajaran berpusat kepada mahasiswa.
Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berorientasi pada
kebutuhan dan kemampuan mahasiswanya. Kegiatan-kegiatan yang dirancang
harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna
bagi mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada setiap tahap dosen perlu
mengadakan keputusan-keputusan misalnya tentang model pembelajaran dan
metode yang paling sesuai dengan karakteristik kurikulum serta karakteristik
mahasiswa untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana tersebut di atas maka
rumusan masalah yang dikaji dalam penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Bagaimana perkembangan model dan metode pembelajaran di Perguruan
Tinggi?
2. Apa saja jenis-jenis model dan metode pembelajaran di Perguruan
Tinggi?
3. Bagaimana penerapan model dan metode pembelajaran di berbagai
Perguruan Tinggi ?

1.3. Tujuan Penulisan


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan
yang akan dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Mendeskripsikan perkembangan model dan metode pembelajaran di
Perguruan Tinggi.
2. Mendeskripsikan jenis-jenis model dan metode pembelajaran di
Perguruan Tinggi.

2
3. Menganalisis penerapan model dan metode pembelajaran di berbagai
Perguruan Tinggi.

1.4. Manfaat Penulisan


Adapun manfaat penulisan makalah ini, antara lain :
1. Bagi Penulis
Menambah ilmu pengetahuan tentang model dan metode pembelajaran
di Perguruan Tinggi khususnya di program studi pendidikan ekonomi.
2. Bagi Pembaca
Untuk menambah pengetahuan mengenai perkembangan model dan
metode pembelajaran di Perguruan Tinggi, jenis-jenis model dan
metode pembelajaran di Perguruan Tinggi, serta penerapan model dan
metode pembelajaran di berbagai Perguruan Tinggi.

3
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1. Hakekat Model dan Metode Pembelajaran


Konsep pembelajaran menurut Corey (Sagala, 2010:61) adalah ”suatu
proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi
khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran
merupakan subset khusus dari pendidikan”. Lingkungan belajar hendaknya
dikelola dengan baik karena pembelajaran memiliki peranan penting dalam
pendidikan. Sejalan dengan pendapat Sagala (2010:61) bahwa pembelajaran
adalah ”membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar
merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan”. Dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 mengenai Standar Proses untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, diuraikan bahwa:“pembelajaran adalah
proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
dinilai, dan diawasi. Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari
RPP. Pelaksanaan pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan
kegiatan penutup”. Konsep model pembalajaran menurut Trianto (2010: 51),
menyebutkan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola
yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas
atau pembelajaran tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan
pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan
pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran,
dan pengelolaan kelas.
Metode pembelajaran menurut Djamarah, SB (2006:46) “suatu cara yang
dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan”. Dalam kegiatan
belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru agar penggunaanya bervariasi
sesuai yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Dari konsep pembelajaran,
model dan metode pembelajaran dapat didefinisikan bahwa model pembelajaran

4
adalah prosedur atau pola sistematis yang digunakan sebagai pedoman untuk

5
mencapai tujuan pembelajaran di dalamnya terdapat strategi, teknik, metode,
bahan, media dan alat penilaian pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran
adalah cara atau tahapan yang digunakan dalam interaksi antara peserta didik dan
pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sesuai
dengan materi dan mekanisme metode pembelajaran.
2.1.1. Perkembangan Model dan Metode Pembelajaran Menurut
Kurikulum yang Digunakan di Indonesia
1. Kurikulum 1968
Proses pembelajaran lebih berorientasi pada penguasaan materi
pembelajaran sehingga peran siswa dalam proses pembelajaran sangatlah
pasif dan berpusat pada guru.
2. Kurikulum 1975
Kurikulum ini berorientasi pada guru sehingga guru yang mendominasi
proses pembelajaran, metode-metode ceramah dan metode dikte menonjol
digunakan oleh para guru.
3. Kurikulum 1984
Pendekatan pengajarannya berpusat pada anak didik dengan cara belajar
siswa aktif (CBSA). Model pembelajaran antara guru dan siswa harus sama
sama aktif.
4. Kurikulum 1995
Guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa
aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam
mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah
kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu
jawaban), dan penyelidikan.
5. Kurikulum 2004 (KBK)
Dalam pengelolaan proses belajar mengajar, sekolah diberi peluang untuk
memilih strategi, metode dan teknik-teknik pembelajaran yang paling efektif
sesuai kondisi sumberdaya pendidikan yang ada.
6. Kurikulum 2006 (KTSP)
Proses pembelajaran menggunakan metode ceramah, tanya jawab,
pemberian tugas, demonstrasi.

6
7. Kurikulum 2013
Tiga model yang menjadi andalan pada kurikulum 2013 (K13) adalah,
model pembelajaran berbasis projek (project based learning), model
pembelajaran berbasis masalah (problem based learning), model
pembelajaran penemuan (discovery learning).
8. Kurikulum KKNI
Pembelajaran pada kurikulum kkni berpusat pada mahasiswa (SCL)
sehingga diharapkan lulusan memiliki kemampuan sesuai Capaian
Pembelajaran Lulusan (CPL) dimana dosen sebagai fasilitator dan
motivator.

2.2. Pengertian Model dan Metode Pembelajaran


Model pembelajaran adalah bagian dari struktur pembelajaran yang
memiliki cakupan yang luas. Di dalamnya terdapat pendekatan, strategi, metode
dan teknik. Salah satu aspek penting dari sebuah model pembelajaran adalah
sintaks, yang merupakan langkah-langkah baku yang harus ditempuh dalam
implementasi model tersebut. Terdapat banyak cara yang dapat digunakan untuk
melibatkan peserta didik antara lain: experiential learning, pembelajaran
kooperatif, metode studi kasus, simulasi, bermain peran, tutor sebaya, kerja
lapangan, belajar mandiri, tugas perpustakaan dan computer aided instruction
(Keyser, M.W., 2000). Strategi atau metode pembelajaran aktif dipilih dengan
berdasar pada berbagai pertimbangan termasuk materi dan tingkat perkembangan
peserta didik.
Penerapan pembelajaran aktif di Perguruan Tinggi didasarkan pada
prinsip bahwa cara belajar terbaik bagi mahasiswa adalah dengan melakukan,
menggunakan semua inderanya, dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang
terdiri atas orang, hal, tempat dan kejadian yang terjadi dalam kehidupan nyata
(pembelajaran kontekstual). Selain itu, melalui belajar dari pengalaman langsung
nyata hasil belajar akan lebih optimal dan bermakna bagi mahasiswa. Istilah
model pembelajaran dibedakan dari istilah strategi pembelajaran, metode
pembelajaran, atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, pendekatan, metode

7
atau prosedur. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara mahasiswa,
dosen, dan materi pembelajaran yang mencakup strategi, pendekatan, metode, dan
teknik pembelajaran (Arends, R.I., 2007).
Lebih lanjut, menurut Suherman, dkk. (2003), metode adalah cara
menyajikan materi yang bersifat umum, misalnya seorang dosen menyampaikan
materi dengan menggunakan ceramah dan diselingi dengan tanya jawab. Metode
ini memuat prosedur pembelajaran yang dipilih untuk membantu para mahasiswa
untuk mencapai tujuan atau untuk membantu mereka menginternalisasikan isi
atau pesan. Seorang dosen aktif mampu menggunakan metode ceramah dengan
baik dan benar karena ia menguasai tekniknya. Teknik pembelajaran adalah cara
unik dan jitu yang dipakai oleh seseorang dalam menerapkan sebuah metode.
Misalnya, dengan menggunakan metode tanya jawab, seorang dosen menerapkan
teknik-teknik bertanya tertentu, bergantung dari tujuan bertanya dan jawaban yang
diinginkan. Pertanyaan memiliki beragam bentuk, misalnya, pertanyaan
diagnostik, pertanyaan menggali (probing) dan lain-lain.
Model pembelajaran mempunyai sejumlah ciri khas yang tidak dipunyai
oleh strategi atau metode tertentu, yaitu: rasional teoretik yang logis dan kuat
yang disusun oleh pengembangnya, sintaks yang berupa tingkah laku atau pola
atau langkah pembelajaran yang diperlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan sukses, sistem sosial yang berupa kaidah atau tata aturan
yang dirancang dan disepakati untuk dijalankan dalam proses pembelajaran,
prinsip reaksi yang menata bagaimana interaksi antar semua pihak yang terlibat
dalam proses pembelajaran seharusnya berlangsung, sistem pendukung berupa
perangkat pembelajaran dan perlengkapan lainnya baik untuk dosen maupun
untuk mahasiswa dan untuk proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, dan
dampak instruksional berupa tujuan pembelajaran yang akan dicapai baik secara
langsung maupun berupa dampak pengiring (nurturant effects).

2.2.1. Jenis-Jenis Model dan Metode Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung atau model pengajaran langsung (direct
instruction) bertumpu pada prinsip-prinsip psikologi perilaku dan teori belajar

8
sosial khususnya tentang permodelan (modeling). Hal ini didasarkan pada
kenyataan bahwa perubahan perilaku dalam belajar sebagian besar diperoleh dari
permodelan, yaitu perilaku dan pengalaman (keberhasilan dan kegagalan) orang
lain. Oleh karena itu, pembelajaran langsung merupakan model pengajaran yang
bersifat teacher centered. Lingkungan belajar dalam model pembelajaran ini perlu
diatur dengan baik sehingga penerapan metode ceramah, ekspositori, demonstrasi,
dan tanya jawab dapat terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang
sudah direncanakan dapat tercapai.

2. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok kecil
yang anggotanya heterogen untuk bekerja sebagai sebuah tim dalam
menyelesaikan masalah, tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan
bersama. Menurut teori motivasi, bentuk hadiah atau struktur pencapaian tujuan
saat mahasiswa melakukan kegiatan merupakan motivasi dalam pembelajaran
kooperatif. Struktur tujuan kooperatif menciptakan suatu situasi bahwa tujuan
pribadi dapat tercapai hanya apabila kelompok itu berhasil. Sebelum pembelajaran
kooperatif diterapkan, mahasiswa perlu mengetahui keterampilan-keterampilan
kooperatif yang akan digunakan bekerja dalam tim.
Model pembelajaran ini sejalan dengan salah satu prinsip CTL, yaitu
learning community. Lingkungan belajar dicirikan oleh lingkungan demokratis
dan peranan aktif mahasiswa dalam menentukan apa yang harus dipelajari dan
bagaimana cara mempelajarinya. Metode yang dapat digunakan dalam model
pembelajaran ini adalah penemuan inkuiri, pemecahan masalah, atau pemberian
tugas melalui kontekstual (open ended).
Ada 4 variasi atau tipe pembelajaran Kooperatif yaitu:
1. Pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division)
Pembelajaran ini dikembangkan oleh Robert Slavin, merupakan tipe pembelajaran
kooperatif paling sederhana sehingga tipe ini dapat digunakan oleh dosen/guru
yang baru mulai menggunakan model pembelajaran kooperatif. STAD terdiri dari
sintaks pengajaran sebagai berikut:

9
1) Mengajar : mempresentasikan pelajaran.
2) Belajar dalam tim : mahasiswa bekerja dalam tim mereka dengan dipandu
LK mahasiswa untuk menuntaskan materi.
3) Tes : mahasiswa mengerjakan kuis atau tugas individual lain.
4) Penghargaan Tim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota
tim, dan sertifikat, laporan berkala kelas atau papan pengumuman
digunakan untuk memberi penghargaan kepada tim yang berhasil mencetak
skor tertinggi.
2. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
Pembelajaran tipe ini pada dasarnya sintaks pembelajarannya sesuai dengan
tipe STAD. Tipe jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot aronson dan diadaptasi oleh
Slavin. Pada tipe ini materi pembelajaran diberikan kepada mahasiswa dalam
bentuk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian-bagian
tertentu dari teks tersebut. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas yang
sama berkumpul dan mendiskusikan topik tersebut. Kelompok ini disebut
kelompok ahli. Selanjutnya anggota tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan
mengajarkan apa yang telah dipelajarinya dan didiskusikan dalam kelompok
ahlinya untuk diajarkan kepada teman di kelompok asal.
3. Pembelajaran Kooperatif Tipe Investigasi Kelompok
Investigasi Kelompok (IK) merupakan model pembelajaran kooperatif yang
lebih kompleks dari tipe sebelumnya. Model ini pertama kali dikembangkan oleh
Thelan dan diperluas oleh Sharan. Dalam penerapannya, mahasiswa memilih
topik untuk diselidiki, melakukan penyelidikan yang mendalam atas topik yang
dipilih itu.
4. Pembelajaran Kooperatif tipe Pendekatan Struktural
Pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagen, dkk. Pendekatan ini
memberikan penekanan pada struktur tertentu yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi mahasiswa. Terdapat dua macam struktur PS yaitu:
1. Struktur Think-Pair-Share (TPS)
Struktur TPS memiliki langkah-langkah yang secara eksplisit memberi
mahasiswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab dan saling
mambantu satu sama lain. Adapun langkah-langkahnya adalah:

10
Langkah 1 : Thinking (berpikir) : Dosen memberikan pertanyaan atau
isu yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari dan meminta
mahasiswa untuk memikirkan pertanyaan atau isu tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat.
Langkah 2 : Pairing (berpasangan) : Dosen memminta mahasiswa
untuk berpasangan dengan mahasiswa lain untuk mendiskusikan apa
yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini
diharapkan dapat berbagi jawaban jika telah diajukan pertanyaan atau
berbagi ide jika suatu persoalan telah diidentifikasi. Biasanya Dosen
memberi waktu 4-5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 : Sharing (berbagi) : Dosen meminta kepada pasangan
untuk berbagi cara klasikal tentang apa yang telah mereka diskusikan.
Ini efektif dilakukan dengan cara bergiliran pasangan demi pasangan,
sampai sekitar seperempat pasangan mendapat kesempatan untuk
melaporkan
2. Struktur Numbered-Head-Together (NHT)
Struktur NHT biasanya juga disebut berpikir secara berkelompok
adalah suatu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen.
NHT digunakan untuk melibatkan lebih banyak mahasiswa dalam
menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajaran dan
mengecek pemahaman mereka terhadap inti pelajaran tersebut. Sebagai
gantinya mengajukan pertanyaan kepada seluruh kelas. Langkah-
langkahnya adalah :
Langkah 1 : Penomoran: Dosen membagi mahasiswa ke dalam
kelompok beranggota 3-5 orang dan setiap anggota diberi nomor 1
sampai 5.
Langkah 2 : Mengajukan pertanyaan: Dosen mengajukan sebuah
pertanyaan kepada mahasiswa. Pertanyaan ini bisa dalam bentuk
kalimat tanya atau arahan.
Langkah 3 : Berpikir bersama : Mahasiswa menyatukan pendapatnya
terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan anggota dalam
timnya mengetahui jawaban tersebut.

11
Langkah 4 : Menjawab : Dosen memanggil mahasiswa dengan nomor
tertentu, kemudian dia menjawab pertanyaan Dosen untuk seluruh
kelas.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah


Model ini dapat menyajikan masalah otentik dan bermakna sehingga
mahasiswa dapat melakukan penyelidikan dan menemukan sendiri. Peranan
Dosen dalam model ini adalah mengajukan masalah, memfasilitasi penyelidikan
dan interaksi mahasiswa. Model ini berdasarkan pada psikologi kognitif dan
pandangan konstruktif mengenai belajar. Model ini juga sesuai dengan prinsip-
prinsip CTL, yakni inkuiri, konstruktivisme, dan menekankan pada berpikir
tingkat tinggi. Metode yang dapat digunakan dalam model pembelajaran ini
adalah dengan menggunakan metode apa saja yang sesuai dengan pokok
pembahasan.

2.3. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran di Perguruan Tinggi


Pembelajaran merupakan kegiatan inti dari keseluruhan proses
pendidikan di Perguruan Tinggi. Salah satu indikator mutu pendidikan di
Perguruan Tinggi dapat dilihat dari hasil belajar mahasiswa dan kualitas hasil
belajar akan dipengaruhi oleh kualitas proses pembelajarannya. Sistem
pembelajaran yang berkualitas di Perguruan Tinggi dapat membantu mahasiswa
mengembangkan diri secara optimal serta mampu mencapai tujuan-tujuan belajar
karena pada hakekatnya proses pembelajaran berpusat kepada mahasiswa.
Dengan demikian proses belajar mengajar perlu berorientasi pada
kebutuhan dan kemampuan mahasiswanya. Kegiatan-kegiatan yang dirancang
harus dapat memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan berguna
bagi mahasiswa. Berdasarkan penjelasan tersebut, pada setiap tahap dosen perlu
mengadakan keputusan-keputusan misalnya tentang model pembelajaran dan
metode yang paling sesuai dengan karakteristik kurikulum serta karakteristik
mahasiswa untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

12
2.3.1.1. Penerapan Model dan Metode Pembelajaran seni tari

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan tentang penerapan metode pembelajaran


pada apresiasi maupun ekspresi seni tari. Metode pembelajaran yang digunakan guru pada
apresiasi seni tari adalah sebagai berikut: (1) metode ceramah, (2) metode penugasan atau
pemberian tugas.Sedangkan, penerapan metode pembelajaran pada ekspresi seni tari
adalah sebagai berikut: (1) metode demonstrasi, (2) metode drill, (3) metode mencontoh
atau imitasi. Dalam penerapan metode pembelajaran seni tari tidak terlepas juga dari
interaksi antara guru dengan siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. Dengan
adanya interaksi inilah, proses penyampaian materi ajar akan lebih mudah dan
komunikatif. Dalam pembelajaran apresiasi maupun kreasi seni tari, guru dalam
menyampaikan materi dengan menggunakan metode pembelajaran kepada siswa sudah
sesuai dengan yang diharapkan. Media pembelajaran yang digunakan guru pada apresiasi
seni tari adalah sebagai berikut: (1) media berbasis cetakan (buku paket atau LKS), media
berbasis visual (gambar). Media gambar digunakan sebagai pendukung pembelajaran, (2)
media audio visual, yaitu TV, (3) media audio berupa VCD player dan kaset CD.
Sedangkan pada ekspresi seni tari, guru menggunakan media pembelajaran, yaitu sebagai
berikut: (1) media berbasis manusia, guru berperan sebagai instruktur. (2) media audio,
guru dalam mengajar menggunakan media antara lain: tape recorder, VCD player, dan
kaset. Dan menggunakan gamelan sebagai musik iringan tari.

13
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Usaha meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan dapat dilakukan dengan
kegiatan belajar mengajar yang baik. Dengan paradigma baru dan perubahan
global dunia akhir-akhir ini maka pelaksanaan pembelajaran di Perguruan Tinggi
harus dilakukan dengan pendekatan baru yaitu pembelajaran yang berpusat pada
mahasiswa. Berdasarkan hal tersebut berbagai metode pembelajaran yang
berpusat pada mahasiswa merupakan metode yang menjadi pilihan dalam
melaksanakan proses belajar mengajar.
Pada mata kuliah filsafat ilmu di program studi Pendidikan Ekonomi di
Universitas Sebelas Maret telah menerapkan model dan metode pembelajaran
yang berpusat pada mahasiswa. Adapun metode pembelajaran yang digunakan
antara lain: ceramah, tanya jawab, presentasi, penugasan, diskusi, dan debat
online.

3.2. Saran
Model dan metode pembelajaran serta capaian pembelajaran mata kuliah
strategi belajar mengajar pada program studi Pendidikan seni tari telah disusun
oleh dosen pengampu sesuai pendekatan baru yaitu menggunakan metode
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa. Oleh karena itu, diharapkan adanya
kerjasama yang baik antara dosen dan mahasiswa agar proses pembelajaran
berjalan dengan baik serta dapat melampaui tujuan atau capaian pembelajaran
yang telah ditetapkan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arends, R. I. 2007. Learning to teach. New York: McGraw Hill Companies.

Beattie, S. 2005. Active Teaching Strategies. Baker College.

Daniel, M. & David, R. 2008. Effective Teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Djamarah, S. B. 2008. Strategi belajar Mengajar.Bandung: Rineka Cipta.

Hidayat, Sholeh. 2013. Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya Bandung.

Kaufman, dkk. Three Approaches to Cooperative Learning in Higher education.


The Canadian Journal of Higher Education. Vol XXVII. NO. 2,3 p. 37-66.

Keyser, M.W. Active Learning and Cooperative Learning: Understanding the


difference and usingboth styles effectively. Research strategies. Vol. 17, p.
35-44.

Ledlow, S. 1999. Cooperative Learning in Higher Education. Center for Learning


and Teaching excellence. Arizona state University.

Ragains, P. 199., Four Variations on Druke’s Active learning Paradigm. Research


Strategies 13, p. 40-50.

Rosita, L., & Nuranisa, N. 2019. Efektifitas Model Pembelajaran Inquiry Based
Learning dalam Proses Pembelajaran Pada Mahasiswa. Jurnal Dosen
Universitas PGRI Palembang.

Sagala, S. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Smith, P. L., & Ragan, T. L. 2007. Instructional Design. Third Edition. John
Wiley & Sons, Inc.

Suherman, E. dkk. 2003. Strategi pembelajaran Aktif Kontemporer. Bandung:


Universitas Pendidikan Indonesia.

Suryana. 2010. Model Pembelajaran Efektif. Bandung : Universitas Pendidikan


Indonesia.

15
Suyanta. 2014. Paradigma dalam Pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Trianto. (2007). Model –Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi


Konstruktivistik. Jakarta : Prestasi Pustaka.

Winarsih, Sri. (2017). Kebijakan dan Implementasi Manajemen Pendidikan


Tinggi dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Kebumen : Institut Agama
Islam Nahdlatul Ulama.

Zakaria, E & Iksan, Z. 2007. Promoting Learning in Science and Mathmatics


Education: A Malaysian Perspective. Eurasia Journal of Mathematics,
Science, and Technology Education, Vol. 3, p. 35-39.

16

Anda mungkin juga menyukai