Anda di halaman 1dari 3

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Donor darah adalah kegiatan yang digalangkan oleh lembaga sosial

palang merah Indonesia (PMI) secara sukarela. Saat ini jumlah pemakaian

darah lebih besar dibandingkan jumlah pendonor sehingga timbul masalah

yang sampai kini belum dapat diatasi, yaitu kebutuhan darah selalu melebihi

persediaan. Menurut data yang ada pada tahun 2013, sekitar 17 % dari orang-

orang yang tidak mau mendonorkan darahnya beralasan tidak pernah

memikirkan donor darah, dan sekitar 15 % masyarakat menyatakan terlalu

sibuk sehingga tidak berkesempatan mendonorkan darahnya (Komandoko,

2013).

Berkaitan dengan masalah tersebut di atas, maka perlunya kesadaran

dari semua lapisan masyarakat untuk ikut berperan serta secara aktif

melakukan donor darah untuk memenuhi kebutuhan darah di Indonesia.

Pendonor tidak perlu khawatir karena berkurangnya volume darah dalam

tubuh akan dapat terpenuhi kembali (Sacher, Mcpherson, 2004).

Volume darah yang berkurang di dalam tubuh akibat tindakan donor

darah tersebut maka tubuh akan merespon ke sumsum, seperti pada tulang

dada, tulang selangka, dan di dalam ruas-ruas tulang belakang, untuk segera

membentuk sel darah merah (eritrosit), proses ini dinamakan eritropoiesis

(Komandoko, 2013). Apabila sumsum tulang mampu merespon, produksi sel

darah merah akan menigkat. Sel-sel darah dalam proses penggantian sel yang

1
2

mati atau pembentukan sel baru akan melalui beberapa fase pematangan

mulai dari pronormoblas sampai menjadi sel tua yang telah memiliki fungsi

optimal. Terbentuknya sel-sel yang normal ini membutuhkan waktu 1 sampai

2 hari dan beredar dalam darah sebagai retikulosit dan 120 hari beredar dalam

bentuk matang. Retikulosit merupakan fase terakhir pematangan sel darah

merah sebelum menjadi eritrosit matang, Eritrosit beredar di dalam dengan

lama hidup eritrosit ini sekitar 120 hari (Sacher, Mcpherson, 2004).

Darah di dalam tubuh seseorang terdiri dari 2 komponen utama, yaitu

plasma darah, dan butir-butir darah (blood corpuscles). Bagian cair darah

yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan protein darah, kemudian

berupa butir – butir darah (blood corpuscles), yang terdiri dari komponen –

komponen sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan trombosit

(Bakta, 2006).

Seseorang yang ikut serta mendonorkan darah berkisar 250 hingga 500

ml, seiring berkurangnya volume darah maka jumlah sel darah merah juga

ikut berkurang (Komandoko, 2013). Berkurangnya eritrosit pada saat donor

darah dan bertambahnya eritrosit sebagai respon erithropoiesis maka setelah

donor darah ini perlu diketahui jumlah eritrosit sebelum dan sesudah donor.

B. Perumusan masalah
3

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan “Apakah ada perbedaan jumlah eritrosit sebelum dan sesudah

donor darah ?”

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui perbedaan hasil jumlah eritrosit sebelum dan sesudah donor

darah.

2. Tujuan Khusus

a. Menghitung jumlah eritrosit sebelum donor darah .

b. Menghitung jumlah eritrosit 1 jam sesudah donor darah .

c. Mengetahui perbedaan hasil rata-rata antara jumlah eritrosit sebelum

donor darah dengan jumlah eritrosit 1 jam sesudah donor darah.

D. Manfaat penelitian

1. Bagi Penulis

a. Menambah pengetahuan dalam penulisan karya tulis ilmiah.

b. Menambah ketrampilan dalam melakukan perbedaan jumlah eritrosit

sebelum dan sesudah donor darah.

2. Bagi pembaca

a. Menambah wawasan dan pengetahuan bagi mahasiswa Universitas

Muhammadiyah Semarang tentang perbedaan jumlah eritrosit sebelum

dan sesudah donor darah.

Anda mungkin juga menyukai