Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SOSIOLOGI ARTIKEL

NAMA : TEGUH AGUSTIAN WINANDI

PRODI : AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

DOSEN : HUSNI THAMRIN, Dr., M.SI.

Pandemi COVID-19 dalam perspektif ilmu sosial dan apa dampaknya bagi masyarakat?

Sejak akhir tahun 2019 hingga tahun 2021 saat ini, kondisi dunia masih diselimuti dengan
pandemi COVID-19 yang masih menjadi isu besar di kalangan masyarakat. Lembaga kesehatan
dunia atau WHO (World Health Organization) telah mendefinisikan pandemi sebagai
penyebaran penyakit baru di seluruh dunia.

Tidak hanya dari aspek kesehatan secara fisik, keberadaan pandemi COVID-19 telah menjadi
ancaman serius pada berbagai aspek di kehidupan masyarakat. Oleh karena itu sosiolog juga
mengalami kebutuhan yang mendesak untuk dapat terlibat secara teoritis dan empiris dalam
meneliti fenomena pandemi COVID-19 saat ini.

Pandemi yang telah berjalan selama satu tahun ini telah menjadikan banyak perubahan-
perubahan dalam berbagai bidang untuk menyesuaikan dengan situasi dan kondisi yang tengah
terjadi. Hal tersebut dilakukan dengan harapan agar setiap masyarakat dapat terus bertahan baik
secara fisik kesehatan, ekonomi, sosial, dan berbagai elemen bidang lainnya.

Dalam ilmu sosial, pandemi dilihat sebagai suatu permasalahan yang dapat memengaruhi siapa
pun dan di mana pun. Akan tetapi, secara lebih lanjut pandemi memiliki potensi dampak pada
kelompok tertentu akibat dari perbedaan kondisi kehidupan.

Contohnya saja seperti banyak dari mereka yang terdampak dari kalangan pemukiman kumuh,
orang dengan pekerjaan tidak tetap, dan masih banyak kelompok lainnya yang mengalami
dampak yang besar. Berbagai pemerintahan, termasuk di negara Indonesia, dalam rangka
menangani permasalahan pandemi seperti saat ini melakukan berbagai bentuk kontrol kepada
masyarakat.

Menurut pandangan Paul R Ward, berbagai jenis kontrol dan langkah-langkah darurat dalam
menangani pandemi yang dilakukan oleh pemerintah dapat menjadi isu sosial yang
berkelanjutan. Contohnya saja dengan terjadinya panic buying di awal pandemi yang mendadak
menjadi permasalahan sosial baru dalam masa pandemi. Selain itu juga, munculnya protokol
kesehatan dapat menjadi isu sosial yang berkelanjutan ke depannya. Salah satu penerapan
kebijakan pemerintah dalam menangani isu pandemi adalah dengan munculnya protokol
kesehatan dan juga lockdown dalam jangka waktu tertentu. Dilihat dari isu sosial, kebijakan
tersebut dapat berdampak pada ikatan sosial, kepercayaan, dan solidaritas di masa depan. Karena
cara-cara ini dianggap dapat memengaruhi pada pembatasan interaksi sosial masyarakat.

Risk Society, Ulrich Beck

Secara umum dilihat kaitannya antara pandemi dan perspektif ilmu sosial, teori Risk Society dari
Ulrich Beck dapat mengkaji secara lebih lanjut terkait isu tersebut.

Menurut Beck, masyarakat berisiko adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari. Apalagi di
masa pandemi seperti saat ini, yang menimbulkan berbagai ancaman serius bagi berbagai aspek
pembangunan.

Risiko menjadi salah satu cara sistematis dalam menangani bahaya dan ketidakamanan yang
disebabkan oleh keberadaan modernisasi.

Beck juga mengaitkan risk society dengan perubahan modern yang disebut “reflexive
modernization”, yaitu di mana kemajuan dapat seketika berubah menjadi penghancuran diri.

Contohnya seperti pandemi COVID-19 saat ini yang merupakan hasil dari interaksi manusia
dengan alam. Di mana kesehatan manusia dianggap memiliki hubungan yang erat dengan
bagaimana cara manusia memperlakukan alam.

Dalam pembahasan terkait pandemi COVID-19 ini cenderung mengarahkan risk society pada
kelompok masyarakat yang rentan.

Hal tersebut karena setiap individu dalam menghadapi krisis seperti saat ini memiliki cara
penanganan yang berbeda.

Sehingga dalam hal ini banyak masyarakat terdampak yang secara sosiologis terdapat variasi
dampak atas dasar kelas, kasta, pekerjaan, etnis, jenis kelamin, usia, status kesehatan, disabilitas,
dll.

Salah satu contohnya, yaitu penyandang disabilitas mengalami dampak di mana kesulitan untuk
mendapatkan penolong atau bantuan.

Hal tersebut di antaranya karena pengaruh dari imbauan untuk dapat menjaga jarak dan tidak
saling bersentuhan.

Contoh lain, yaitu keberadaan Migran yang dianggap paling rentan. Karena selain mereka harus
mengalami kehilangan pekerjaan, juga kehilangan upah.

Dampak lain yang harus mereka rasakan adalah kehilangan akses ke rumah karena dianggap
dapat mengancam dan memperburuk keadaan kesehatan di lingkungan.
Hal-hal di atas menunjukkan bagaimana kerentanan dan risiko yang dialami oleh masyarakat
dalam situasi pandemi seperti saat ini berbeda-beda.

Anda mungkin juga menyukai