Anda di halaman 1dari 22

OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BELA NEGARA DI PUSDIKIF DALAM RANGKA MEMBANGUN KESADARAN


BELA NEGARA PEMUDA INDONESIA

OPTIMIZATION OF DEFEND THE STATE EDUCATION AND TRAINING

IN PUSDIKIF IN ORDER TO ESTABLISH INDONESIAN YOUTH STATE


AWARENESS

Yuda Sancoyo1, Herlina Juni Risma Saragih2, Ahmad G Dohamid3

Program Studi Strategi Pertahanan Darat Universitas Pertahanan

(yudasancoyo@gmail.com)

Abstrak -- Bela Negara merupakan hak dan kewajiban bagi seluruh bangsa Indonesia untuk
kepentingan mempertahankan eksistensi negara. Peran penting Bela Negara dalam perspektif
pertahanan adalah untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia, beserta seluruh sumber daya,
kedaulatan dan kemerdekaannya terhadap ancaman dari luar dan ancaman dari dalam. Pemuda
merupakan sumber daya manusia yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung pertahanan
bangsa Indonesia. Melalui pendidikan bela negara terhadap pemuda diharapkan para pemuda
memiliki kemampuan dasar bela negara dan memiliki rasa cinta terhadap tanah air dan bangsa
Indonesia. Penelitian ini mencoba menggali permasalahan dalam 10 komponen penelitian pada
pendidikan bela negara di Pusdikif. Penulis menganalisa penyelenggaraan bela negara di pusdikif
TNI AD dilihat dari kondisi 10 (sepuluh) komponen pendidikan. Penelitian menggunakan metode
kualitatif. Data diperoleh melalui wawancara terhadap para nara sumber yang kompeten yang
selanjutnya dianalisa secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa penyelenggaraan
pendidikan bela negara di pusdikif belum optimal. Kelemahan utama dari penyelenggaraan
pendidikan bela negara di Pusdikif adalah belum adanya standart baku yang dapat diterapkan
dalam penentuan kriteria kondisi 10 komponen pendidikan dan permasalahan anggaran yang tidak
mendukung bagi pengembangan program pendidikan bela negara di Pusdikif. Untuk
mengoptimalkan penyelenggaraan pendidikan bela negara diperlukan standar penyelenggaraan
pendidikan bela negara dan menyediakan anggaran dalam program pendidikan bela negara dengan
menjadikan diklat bela negara sebagai kegiatan program.Pusdikif.
Kata Kunci: Pendidikan, Bela Negara, Pusdikif

1
Mahasiswa pada Program Studi Strategi Pertahanan Darat, Universitas Pertahanan
2
Sesprodi Doktoral Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan
3
Kasubbag Kemahasiswaan Universitas Pertahanan

Optimalisasi Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara di Pusdikif … | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 19
Abstract -- Defend the State is the right and obligation of all Indonesian people to protect the existence
of the country. The important role of Defend the State in the defense perspective is to safeguard the
integrity of the Indonesian territory, along with all its resources, sovereignty and independence
against external threats and internal threats. Youth is a human resource that is expected to be the
backbone of the Indonesian defense. Through the education of defending the country against youth,
it is hoped that the youth will have the basic ability to defend the country and have a love for the
homeland and the Indonesian people. The research problem is about the not optimal implementation
of Defend the State Education and Training in Pusdikif. The purpose of this study was to analyze the
implementation of Defend the State Education in Pusdikif as seen from the condition of 10 (ten)
components of education. Research uses qualitative methods. Data were obtained through interviews
with competent resource persons who were then analyzed qualitatively. The results of the study
showed that the implementation of education Defend the State in Pesdikif was not optimal. The main
weakness of the implementation of Defend the State education in the Pusdikif is that there is no
standard that can be applied in determining the criteria for the condition of the 10 components of
education. Efforts that can be made to optimize the implementation of Defend the State education
are by the standard of implementing Defend the State education.
Keywords: Education, Defend the State, Pusdikif

Latar Belakang Undang-Undang Dasar Negara Republik

B
angsa Indonesia memandang Indonesia Tahun 1945, yang berbunyi
Bela Negara sebagai sikap dan “Tiap-tiap Warga Negara Berhak dan Wajib
perilaku warga negara yang ikut serta dalam Usaha Pertahanan dan
dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI Keamanan Negara”. Penjabaran lebih
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- lanjut tentang hak dan kewajiban dalam
Undang Dasar 1945 dalam menjalin pembelaan negara, tertuang dalam
kelangsungan hidup bangsa dan negara Undang-Undang Republik Indonesia
yang seutuhnya. Dilihat dari perspektif Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan
pertahanan, bela negara merupakan Negara, yang berbunyi: “Pertahanan
upaya menjaga keutuhan wilayah Indonesia diselenggarakan dengan Sistem
Indonesia, beserta seluruh sumber daya, Pertahanan Semesta yang melibatkan
kedaulatan dan kemerdekaannya seluruh sumber daya nasional”. Dengan
terhadap ancaman agresi asing ataupun demikian maka sistem pertahanan negara
pergolakan bersenjata dari dalam. kita menganut sistem pertahanan semesta
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 27 yang menempatkan TNI sebagai kekuatan
ayat (3) berbunyi “Setiap Warga Negara utama pertahanan.
Berhak dan Wajib ikut serta dalam upaya Pengertian Bela Negara menurut
Pembelaan Negara”; kemudian Darji Darmodiharjo, dijelaskan bahwa di
diamanantkan dalam Pasal 30 ayat (1) Indonesia, pembelaan negara

20 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


berlandaskan doktrin keamanan nasional membela negara. Bentuk perwujudan bela
dan berusaha menciptakan sistem negara dapat berupa banyak hal seperti
pertahanan keamanan nasional yang hubungan baik sesama warga negara
mampu menyukseskan dan ataupun bersama-sama menangkal
mengamankan perjuangan nasional pada ancaman nyata musuh bersenjata. Kita
umumnya.4 Menurut Purnomo dipandang telah melakukan bela negara
Yusgiantoro, membela bangsa dan negara hanya dengan bersikap dan berbuat yang
bisa ditumbuhkan melalui Pembinaan terbaik bagi bangsa dan negara. Dengan
Kesadaran Bela Negara (PKBN) karena demikian maka kesadaran bela negara
bela negara merupakan sikap perilaku merupakan kondisi psikologis yang
warga negara yang dijiwai oleh kecintaan berbentuk sikap dan perilaku serta
kepada Negara Kesatuan Republik tindakan tanggap dari setiap warga
Indonesia berdasarkan Pancasila dan UU negara terhadap suatu hal yang dijiwai
Dasar 1945 untuk menjamin kelangsungan oleh kecintaannya kepada negara dan
hidup bangsa dan negara. 5 Dengan bangsa Indonesia yang berdasarkan
demikian bela negara bagi bangsa Pancasila dan UUD 1945 dalam menjamin
Indonesia adalah sikap dan perilaku warga kelangsungan hidup bangsa dan negara.
negara yang dijiwai oleh kecintaannya Sebagai negara yang menganut
kepada Negara Kesatuan Republik system pertahanan semesta kesadaran
Indonesia yang berdasarkan pancasila dan bela negara yang demikian rupa menjadi
Undang-Undang Dasar 1945 dalam sangat penting bagi kelangsungan atau
menjalin kelangsungan hidup bangsa dan eksistensi suatu bangsa. Namun
negara. Kesadaran bela negara itu kenyataannya, kesadaran berbangsa dan
hakikatnya kesediaan berbakti pada bernegara pada masyarakat itu masih
negara dan kesediaan berkorban sangat tipis atau rendah. Indikator adanya
membela negara. penurunan kesadaran akan arti
Kesadaran bela negara dapat pentingnya bela negara terlihat dari
dipandang sebagai kesediaan berbakti kebiasaan pemuda yang lebih bangga
pada negara dan kesediaan berkorban dengan budaya atau simbol-simbol bangsa

4 5
Darji Darmodiharjo, dkk. 1991. Santiaji Pancasila. Purnomo Yusgiantoro, 2010, Ekonomi
Surabaya: Usana Offset. Printing. Hal.67. Pertahanan, Jakarta : PT Gramedia. Hal.39.

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 21


lain dan tidak bangga dengan budaya Pelatihan (training) menurut Edwin
bangsa sendiri. Generasi muda cenderung B. Flippo, sebagaimana dikutip oleh
meninggalkan nilai-nilai budaya bangsa Hasibuan, yaitu merupakan “Suatu usaha
dengan memamerkan ciri westernisasi. peningkatan pengetahuan dan keahlian
Dan semakin banyaknya perilaku generasi seorang pegawai untuk mengerjakan
muda yang tidak sesuai dengan jatidiri suatu pekerjaan tertentu.”6 Menurut pasal
bangsa. Menurut Undang-Undang Nomor 1 ayat 9 undang-undang No 13 tahun 2003
40 Tahun 2009 tentang kepemudaan pasal tentang ketenagakerjaan, pelatihan
1 ayat (1), mendefinisikan bahwa “ Pemuda adalah “Keseluruhan kegiatan untuk
adalah warga negara Indonesia Yang memberi, memperoleh, meningkatkan
memasuki periode penting pertumbuhan serta mengembangkan kompetensi kerja,
dan perkembangan yang berusia 16 (enam produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja
belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun” pada tingkat keterampilan dan keahlian
Pembelaan negara bukan semata- tertentu sesuai dengan jenjang dan
mata tugas TNI, tetapi segenap warga kualifikasi jabatan dan pekerjaan. ”.
negara sesuai kemampuan dan profesinya Menurut John Suprihanto, pendidikan dan
dalam kehidupan bermasyarakat pelatihan merupakan suatu proses
berbangsa dan bernegara khususnya para pembinaan pengertian dan pengetahuan
pemuda. Pemuda dan kesadaran bela terhadap kelompok fakta, aturan serta
Negara adalah sesuatu yang memiliki metode yang terorganisasikan dengan
keselarasan dalam jiwa masing-masing megutamakan pembinaan, kejujuran dan
orang terutama dari dalam diri pemuda. ketrampilan. 7 Menurut Syamsuddin yang
Membangun Kesadaran Bela Negara pada dikutip oleh Pujirahayu, diklat adalah suatu
pemuda merupakan sesuatu yang penting proses dari pelaksanaan pendidikan dan
dan tidak bisa dianggap suatu hal yang pelatihan yang dilaksanakan terus
sepele. Salah satu cara dalam menerus bagi suatu organisasi agar
meningkatkan kesadaran bela negara para karyawan yang mengikuti diklat mampu
pemuda adalah melalui pendidikan bela mengembangkan karir dan aktivitas
negara. kerjanya di dalam mengembangkan,

6 7
Malayu Hasibuan . 2000. Manajemen Sumber John Suprihanto . 1988. Penilaian Pelaksanaan
Daya Manusia. Edisi. Revisi.Jakarta: PT Bumi dan Pengembangan Karyawan. Yogyakarta:
Aksara. Hal.70. BPFEE. hal.86.

22 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


memperpaiki perilaku kerja karyawan, memiliki kemampuan awal bela negara
mempersiapkan karyawan untuk secara fisik dan nonfisik.
menduduki jabatan yang lebih rumit dan TNI AD sebagai bagian dari TNI, yang
sulit, serta mempersiapkan tenaga untuk merupakan komponen utama kekuatan
mengembangkan aktivitas kerjanya.8 pertahanan negara di darat, bersama
Dari pendapat di atas, maka dapat komponen kekuatan pertahanan NKRI
disimpulkan bahwa pendidikan dan latihan lainya, harus dapat memberdayakan dan
(diklat) merupakan proses sistematis memanfaatkan sumber daya yang ada
untuk meningkatkan, mengembangkan, sehingga siap dimobilisasi dan digunakan
dan membentuk siswa didik untuk sesuai dengan peraturan perundang-
mempelajari pengetahuan (knowledge), undangan yang berlaku, untuk
keterampilan (skill), kemampuan (ability) mewujudkan kesemestaan dalam
atau perilaku terhadap tujuan pribadi dan menanggulangi setiap ancaman dan
organisasi sehingga tercipta sumber daya gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
manusia yang berkualitas. NKRI. Sesuai dengan Sishanta tersebut
Sejak tahun 2015 Kementerian maka TNI AD harus dapat memberdayakan
Pertahanan Republik Indonesia masyarakat/rakyat Indonesia menjadi
menggulirkan kebijakan pelaksanaan suatu kekuatan pendukung pertahanan.
program Bela Negara bagi masyarakat Oleh karena itu, selama dua tahun
yang berumur 50 tahun ke bawah9 yang terakhir, TNI AD melalui satuan-satuannya
diatur dalam Peraturan Presiden nomor 97 di seluruh Indonesia telah
tahun 2015 tentang Kebijakan Umum menyelenggarakan pendidikan bela
Pertahanan Negara. Tujuan dari program Negara bagi kelompok masyarakat baik
bela negara tersebut adalah dari instansi negeri maupun swasta.
menumbuhkan lima nilai dasar, yakni: rasa Satuan-satuan TNI merupakan ujung
cinta tanah air, rela berkorban, sadar tombak operasional di lapangan yang
berbangsa dan bernegara, meyakini sangat dominan menentukan
Pancasila sebagai ideologi negara, serta keberhasilan program bela negara. Tidak
hanya dilaksanakan oleh lembaga

8 9
Rostanti Pujirahayu. (2008). Analisis http://news.liputan6.com/read/2339910/ meramu-
Pengembangan Sumber Daya Manusiadalam wajib-militer-ala-indonesia
Upaya Peningkatan Pelayanan Masyarakat pada
Aparatur Sekretariat Daerah. Hal.18.

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 23


pendidikan TNI AD akan tetapi satuan- periode jenjang pendidikan. Paket
satuan Komando Kewilayahan (Kowil), Instruksi merupakan kelengkapan tenaga
satuan tempur dan satuan lainnya juga pendidik dalam kesiapan memberikan
menyelenggarakan program bela negari materi pelajaran guna pencapaian tujuan
ini. kurikuler/pelajaran. Tenaga Pendidik
Pusdikif TNI AD merupakan salah (Gadik) adalah personel Angkatan Darat
satu instansi pendidikan TNI AD yang turut atau sipil yang bertugas memberikan
menyelenggarakan pendidikan dan bekal ilmu pengetahuan, kecakapan,
pelatihan bela Negara bagi pemuda- Keterampilan serta pembentukan maupun
pemuda dari berbagai instansi. pengembangan kepribadian Serdik
Penyelenggaraan pendidikan dan melalui upaya mengajar, melatih dan
pelatihan bela negara di Pusdikif harus mengasuh/membimbing. Gapendik
terus ditingkatkan agar mampu lebih baik adalah seluruh personel organik lembaga
dalam meningkatkan kesadaran bela pendidikan yang terlibat langsung
Negara para peserta didik. maupun tidak langsung dalam
Dalam penyelenggaraan pendidikan penyelenggaraan operasional suatu
di Pudikif terdapat 10 (sepuluh) komponen pendidikan. Peserta didik (Serdik) adalah
pendidikan yang mempengaruhi anggota Milsuk/Milwa yang mengikuti
keberhasilan penyelenggaraan pendidikan suatu pendidikan/kursus tingkat Perwira,
bela negara. Kesiapan dan penggunaan 10 Bintara dan Tamtama yang
komponen pendidikan adalah Paket diselenggarakan oleh Lembaga-lembaga
Instruksi, Gadik, Gapendik, Serdik, Pendidikan didalam berjenjang maupun
Alins/Alongins, Fasdik, Metode, Evaluasi tidak berjenjang (Mos, Training) yang
dan Anggaran sangat mempengaruhi memenuhi persyaratan pendidikan
pencapaian hasil penyelenggaraan berdasarkan ketentuan-ketentuan yang
pendidikan. berlaku. Alat Instruksi (Alins) adalah
Kurikulum merupakan perangkat sarana pendidikan yang berupa alat
mata pelajaran dan program pendidikan maupun perlengkapan yang langsung
yang diberikan oleh suatu lembaga diperlukan untuk menolong dan
penyelenggara pendidikan yang berisi melengkapi Gadik dalam pelaksanaan
rancangan pelajaran yang akan diberikan mengajar dengan efektif. Alat Penolong
kepada peserta pelajaran dalam satu Instruksi (Alongins) adalah alat peraga

24 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


yang dipergunakan oleh Gadik untuk mendukung kegiatan pengembangan
memperjelas pelajaran. Fasilitas pendidikan bela negara karena berasal
pendidikan (Fasdik) terdiri dari semua dari instansi peserta didik serta kondisi-
sarana dan prasarana yang mendukung kondisi dari 10 komponen pendidikan
aktifitas pembelajaran. Metode Mengajar lainnya yang belum optimal. Oleh karena
merupakan cara menyampaikan materi itu diperlukan optimalisasi 10 komponen
pelajaran oleh Gadik kepada Serdik. pendidikan khususnya yang memberikan
Evaluasi Pendidikan adalah suatu proses pengaruh besar terhadap keberhasilan
penilaian dalam mengumpulkan dan penyelenggaraan pendidikan bela negara.
menganalisis untuk menentukan taraf Pada umumnya optimalisasi dilakukan
kemajuan suatu aktivitas di dalam dengan memaksimalkan atau
pendidikan guna menetapkan pencapaian meminimalkan suatu fungsi objektif
suatu tujuan baik untuk pendidik dan dengan tidak melanggar batasan yang
peserta didik. Anggaran pendidikan ada.
adalah alokasi anggaran pada fungsi Dari penjelasan di atas dapat digais
pendidikan yang dianggarkan melalui bawahi bahwa optimalisasi dapat diartikan
kementerian negara/lembaga, alokasi sebagai pencarian nilai terbaik dari kondisi
anggaran pendidikan melalui transfer ke sebelumnya dari beberapa fungsi yang
daerah, dan alokasi anggaran pendidikan diberikan pada suatu konteks. Dengan
melalui pengeluaran pembiayaan, demikian maka optimalisasi dalam
termasuk gaji pendidik. penelitian ini merupakan usaha
Fenomena yang terjadi saat ini memaksimalkan kondisi dari 10 Komponen
dimana tenaga pendidik masih belum Pendidikan yang paling berpengaruh
memadai secara kualitas maupun terhadap keberhasilan penyelenggaraan
kuantitas, dampaknya proses pendidikan pendidikan bela Negara sehingga
terhambat dan tidak optimal karena mewujudkan harapan yang diinginkan
belum memiliki spesifikasi pengetahuan atau dikehendaki.
bela negara. Kurikulum pendidikan masih Untuk mengoptimalkan
dipengaruhi oleh instansi peserta didik. penyelenggaraan pendidikan bela negara,
Penetapan metode pendidikan maka kita perlu mengetahui bagaimana
diserahkan pada tenaga pendidik. Kurikulum, Paket Instruksi, Gadik,
Anggaran yang belum mampu untuk Gapendik, Serdik, Alins/Alongins, Fasdik,

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 25


Metode, Evaluasi dan Anggaran pada mencakup pengelolaan aktivitas
penyelenggaraan Diklat bela Negara pada pengajaran, kepemimpinan dan berbagai
satuan Pusdikif saat ini. Selanjtnya aturan, perencanaan, prosedur
diperlukan analisa dalam mengetahui pelaksanaan dan manajemen
bagaimana 10 komponen pendidikan di pengawasan.
pusdikif yang belum optimal pada Dari pendapat tersebut dapat digaris
penyelenggaraan Diklat Bela Negara di bawahi bahwa manajemen pendidikan
Pusdikif dalam rangka mewujudkan merupakan proses penerapan prinsip dan
kesadaran bela Negara Pemuda. Dengan teori manajemen dalam pengelolaan
diperlolehnya kedua jawaban atas kegiatan di lembaga pendidikan formal
permasalahan tersebut kita dapat untuk mengefektifkan pencapaian tujuan
menentukan upaya yang tepat dalam pendidikan. Dengan demikian maka
mengoptimalkan 10 komponen manajemen pendidikan merupakan
pendidikan bela negara. aplikasi prinsip, konsep dan teori
Syafaruddin mengatakan bahwa manajemen dalam aktivitas pendidikan
manajemen pendidikan merupakan suatu untuk mencapai tujuan pendidikan secara
usaha penerapan prinsip-prinsip dan teori efektif dan efisien.
manajemen dalam aktivitas pendidikan Dalam proses pendidikan terdapat fungsi-
pada lembaga-lembaga pendidikan untuk fungsi Manajemen yang terdiri dari:
mencapai tujuan pendidikan secara efektif a) Perencanaa (Planning) merupakan
dan efisien. Dengan demikian maka proses kegiatan untuk menyajikan
kerangka kerja (frame work) manajemen secara sistematis segala kegiatan yang
pendidikan terdiri dai prinsip-prinsip dan akan dilaksanakan untuk mencapai
teori manajemen umum yang tujuan tertentu.
diaplikasikan dalam dunia pendidikan b) Pengorganisasian (Organizing)
untuk mengelola kegiatan pendidikan merupakan kegiatan yang dilakukan
pada suatu organisasi pendidikan formal. oleh sekelompok orang untuk
Pendapat Owens yang terdapat mencapai tujuan tertentu,
dalam buku Syafaruddin, Manajemen pelaksanaannya dengan membagi
Lembaga Pendidikan Islam, menjelaskan tugas, tanggung jawab, serta
bahwa manajemen pendidikan berasal wewenang diantara kelompoknya,
dari aktivitas dalam urusan sekolah yang ditentukan juga yang akan menjadi

26 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


pemimpin dan saling berintegrasi dalam proses penididkan Bela negara di
dengan aktif. Pusdikif TNI AD.
c) Penggerakan (Actuating) merupakan Data primer diperoleh melalui hasil
usaha untuk mengarahkan atau wawancara yang di dukung dengan
menggerakan tenaga kerja atau man kegiatan observasi. Subyek dalam
power dan mendayagunakan fasilitas penelitian ini adalah Unsur pimpinan
yang tersedia guna melaksanakan Pusdikif dan penyelenggara pendidikan di
pekerjaan secara bersamaan. d. lingkungan Pusdikif diantaranya
Pengawasaan merupakan kegiatan Kasijianbangdik Pusdikif, Kasiopsdik
untuk mengamati dan mengukur segala Pusdikif, Dansat Diklat, Pasiops Diklat,
kegiatan operasi dan pencapaian hasil Pasimin Diklat, Danton Kelas Diklat, Gadik,
dengan membandingkan standar yang dan Gapendik .
terlihat dalam rencana sebelumnya. Metode Analisis data mengacu pada
Penerapan manajemen pendidikan pendapat Milez, M. B. Dan Huberman, A.
pada pendidikan bela Negara diharapkan M., yang menjelaskan bahwa mengolah
dapat menjadi cara yang efektif dalam data kualitatif dilakukan melalui tahap
mengoptimalkan penyelenggaraan reduksi, penyajian data, dan penarikan
pendidikan bela Negara khususnya di kesimpulan.
Pusdikif. Pendidikan bela Negara adalah
upaya untuk mempertahankan Upaya
Pembahasan tersebut dilakukan dengan menerapkan
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat manajemen pendidikan dalam pendidikan
Pendidikan Infanteri (Pusdikif) di Cipatat, bela Negara. Manajemen pendidikan
Kecamatan Cipapat, Kabupaten Bandung adalah merupakan mekanisme kerjasama
Barat, yang merupakan badan pelaksana yang terprogram, terencana dan
Pussenif Kodiklat TNI AD.. Metode yang menyeluruh. Pendidikan itu sendiri
digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki fungsi seperti yaitu Perencanaan
metode kualitatif. Data yang akan (Planning), Pengorganisasian (Organizing),
digunakan adalah data yang mendukung Penggerakan (Actuating), dan
analisis dan pembahasan, yang diperoleh pengawasan (Controling).
dari pejabat yang secara langsung terlibat Fungsi manajemen pendidikan
tersebut diterapkan terhadap 10

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 27


komponen pendidikan bela Negara dilaksanakan oleh berbagai instansi dan
Pusdikif. Kondisi dan proses dari berbagai satuan di lingkungan TNI/TNI AD
penyiapan dan operasional 10 (sepuluh) maka kurikulum dasar dipelukan untuk
Komponen Pendidikan memberikan memperoleh keseragaman dalam
kejelasan sejauh mana manajemen pelaksanaan pendidikan bela Negara
pendidikan diterapkan dalam pendidikan sehingga mungkin untuk dilakukan
bela Negara. penilaian subjektif yang adil. Untuk itu
Kurikulum adalah seperangkat mata perlu dilakukan pembentukan standar
pelajaran dan program pendidikan yang kurikulum pendidikan bela Negara melalui
diberikan oleh suatu lembaga administrasi kurikulum pendidikan bela
penyelenggara pendidikan yang berisi Negara. Administrasi kurikulum
rancangan pelajaran yang akan diberikan pendidikan ditentukan guna mencapai
kepada peserta pelajaran dalam satu sasaran terwujudnya Katdaldik tingkat
periode jenjang pendidikan. Kurukulum kebijaksanaan dan Katdaldik tingkat
pendidikan bela Negara menjadi operasional. Patokan bagi
perangkat utama dalam sukses atau pengadministrasian kurikulum yang
tidaknya penyelenggaraan pendidikan. dipergunakan saat ini adalah Buku
Dari keterangan para narasumber Petunjuk Penyelenggaraan Pembinaan
menunjukan bahwa kurikulum pendidikan Kesadaran Bela Negara No. Skep /56/ XII/
bela Negara bukan menjadi suatu hal yang 2004 tanggal 7 Desember 2004 yang
disusun secara baku, hal ini dilihat dari dikeluarkan oleh Dirjen Pothan Dephan
fungsi persiapan (the propaeduetic dan Buku Petunjuk Pelatihan Dasar Bela
function) dan fungsi Penyesuaian (the Negara Bagi Mahasiswa Sebagai
adjustive or adaptive function). Dari kedua Komponen Pendukung yang juga
fungsi tersebut terlihat kurikulum itu dikeluarkan oleh Dirjen Pothan Dephan
adalah produk yang dinamis sesuai dengan pada tahun 2014. Kondisi tersebut akan
perubahan, yang disiapkan secara matang mengakibatkan perbedaan
sebelum pelaksanaan pendidikan dan pengadministrasian dan penyelenggaraan
dijadikan pedoman dalam pendidikan bela negara sehingga criteria
penyelenggaraan pendidikan. keberhasilan pelaksanaan pendidikan
Namun demikian, mengingat berbeda antara penyelenggara baik dalam
penyelenggaaan pendidikan bela Negara

28 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


satu instansi maupun dari berbagai Pembuatan atau penyusunan paket
instansi. instruksi dimaksudkan untuk dijadikan
Setiap penyempurnaan, selain harus sebagai pegangan bagi tenaga pendidik
berdasar kepada beberapa landasan dalam menyiapkan materi pelajaran dan
berpikir, menerapkan prinsip-prinsip yang dijadikan sebagai perangkat pelaksanaan
benar. Dengan prinsip yang ada, pendidikan serta dijadikan sebagai
pengembangan kurikulum terikat oleh kelengkapan dan pedoman bagi peserta
ketentuan yang berlaku, sehingga didalam didik dalam proses belajar mengajar.
pengembangan harus memiliki tujuan Dari keteangan beberapa nara
yang jelas sesuai dengan kaidah yang sumber dapat ditarik benang merah
disepakati. bahwa Paket Instruksi yang ada dalam
Dengan demikian Kurikulum adalah pendidikan bela negara telah cukup
inti dari bidang pendidikan bela Negara berperan sebagai sebagai pedoman, alat
dan memiliki pengaruh terhadap seluruh kendali, perangkat lunak utama bagi gadik
kegiatan pendidikan bela negara. dan serdik.
Mengingat pentingnya kurikulum dalam Hal yang mendasar dari keberadaan
pendidikan bela negara, maka penyusunan paket instruksi adalah bahwa paket
kurikulum tidak dapat dilakukan secara instruksi tersebut harus memberikan
sembarangan. Penyusunan kurikulum bela fungsinya dalam menunjang pendidikan
Negara membutuhkan landasan-landasan bela negara.
yang kuat, yang didasarkan pada hasil- Dilihat dari pemenuhan terhadap
hasil pemikiran dan penelitian yang fungsi paket instruksi maka dapat
mendalam. Setiap peserta didik memiliki dikatakan bahwa paket instruksi yang ada
karateristik yang berbeda.. Kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan bela
akan dibuat sedemikian rupa untuk Negara di Pudikif telah menjalankan
mengimbangi perkembangan peserta fungsinya dalam mendukung pelaksanaan
didiknya. pendidikan.
Paket Instruksi adalah perangkat Hal yang menonjol dari paket
kelengkapan kesiapan tenaga pendidik instruksi adalah kepastian adanya
dalam memberikan materi pelajaran guna kesamaan dengan paket instruksi dalam
tercapainya tujuan kurikuler/pelajaran penyelenggaraan pendidikan bela Negara.
dengan seefektif dan seefisien mungkin. Untuk itu maka paket instruksi akan lebih

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 29


efektif jika disusun oleh Kemhan sebagai etos kerja, produktif dan kreatif.
penentu kebijakan bela Negara. Profesionalisme Gadik dilakukan dari
Khususnya paket instruksi berupa bahan kegiatan rutin sampai Diklat lanjutan.
pengajaran, buku/bahan latihan dan Peningkatan profesionalisme Gadik
perangkat pengujian. berkaitan dengan 4 kriteria kinerja
Tenaga pendidik menjadi salah satu karakteristik, peningkatan
komponen pendidikan yang utama yang profesionalisme, kombinasi ketiganya.
sangat berpengaruh terhadap Seorang Gadik wajib memahami tugas
penyelenggaraan pendidikan dan serta tanggung jawabnya, menguasai
keberhasilannya. kemampuan mengajar sesuai dengan
Kebutuhan Gadik dalam pendidikan bidangnya, semangat tinggi, serta insiatif
bela Negara secara kuantitas dapat serta kemauan tinggi.
terpenuhi dikarenakan Pusdikif didukung Berdasarkan keterangan dari nara
dengan perwira dan bintara pendidik dan sumber dapat digaris bawahi
pelatih yang cukup. Kemudian dalam kesamaannya bahwa Tenaga
pembekalan teori dengan materi bela Kependidikan Pusdikif telah menjalankan
Negara dan yang lainnya selain materi perannya dengan baaik sebagai
taktik dapat diambil tenaga pendidik dari pendukung dalam suksesnya
pihak luar atau orang sipil yang penyelenggaraan operasional pendidikan.
berkompeten. Akan tetapi secara kualitas Gapendik memiliki peran sebagai
masih belum terpenuhi. Tenaga pendidik fasilitator bertugas menyiapkan serta
yang berasal dari satuan Pusdikif masih menyajikan sumber sesuai kebutuhan,
ada yang belum memiliki kualifikasi pelatih sebagai komunikator yang mentransfer
atau pendidik. Oleh karenanya perlu ilmu pengetahuan kepada Serdik, memiliki
dilakukan upaya pembinaan guna peran serta mengembangkan serta
tercapainya kemampuan tenaga pendidik melakukan pembaharuan terhadap
yang memadai sesuai jenis pendidikan proses belajar mengajar, sebagai
yang dilaksanakan. dinamisator yang mengaktifkan dan
Untuk membuktikan mendorong motivasi belajar Serdik,
profesionalisme, seorang Gadik perlu mengevaluasi hasil dari kegiatan belajar
memiliki minat belajar, mengetahui cara peserta didik, mengembangkan teknik
belajar, rasa percaya diri, prestasi tinggi, evaluasi serta mengevaluasi pencapaian

30 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


tujuan belajar baik efektif, kognitif dan jasmani para calon peserta didik yang
maupun psikomotorik; Sebagai pelatih, akan mengikuti pendidikan bela negara.
memberikan dan mengembangkan Oleh karenanya, dalam tahap
keterampilan atau kemampuan perencanaan dan persiapan Pusdikif
kesamaptaan jasmani peserta didik; dan menyusun rencana bimbingan dan
sebagai pembimbing dan pengasuh, pengasuhan untuk mengarahkan dan
membantu memecahkan permasalahan membawa peserta didik dalam rangka
yang akan ditemui peserta didik. melaksanaan tugas belajar serta
Fungsi, peran, tugas and pencapaian tujuan pendidikan.
tanggungjawab yang pada Gapendik Permasalahan terkait aspek peserta
dapat dikatakan terlaksana dengan baik. didik ini adalah perbedaan karakteristik
Hal ini menandakan bahwa secara kualitas peserta didik. Sementara itu belum ada
pekerjaan para gapendik menunjukan aturan atau kebijakan dalam membatasi
kinerja yang baik. Akan tetapi secara peserta didik melalui test atau seleksi.
kualitas individual masih terdapat Hanya tes kesehatan yang dapat dijadikan
kekurangan karena adanya gapendk yang pembatas bagi Pusdikif dalam menerima
belum memiliki kualifikasi pendidikan serdik bela Negara.
pelatih. Oleh karenanya diperlukan Alins/Alongins adalah bagian dari
pengembangan kualitas tenaga pendidik perangkat operasional pendidikan yang
untuk mempersiapkan diri menghadapi digunakan untuk membantu dan
perkembangan jaman yang lebih modern mempermudah Gumil dan pelatih dalam
dan kompleks. melaksanakan transfer ilmu kepada
Peserta didik adalah obyek peserta didik guna menunjang
pelaksana yang diberikan ilmu keberhasilan pencapaian proses belajar
pengetahuan dan keterampilan dengan mengajar di Pusdikif.
tujuan agar yang bersangkutan memiliki Keberadaan alin/alongin di Pusdikif
wawasan maupun keterampilan dalam cukup memadai karena sebagai lembaga
suatu materi. Sebelum pelaksanaan pendidikan telah dilengkapi perangkat
pendidikan bela negara, Pusdikif selaku pendidikan. Namun demikian dihadapkan
penyelenggara masih belum mengetahui pada tuntutan efisiensi penggunaan
bagaimana latar belakang, pengetahuan, waktu, maka kebutuhan akan alin alongin
karakter/sifat, kesehatan, maupun mental

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 31


perlu ditambah sesuai kebutuhan dan tingkat efisiensi serta efektivitas
pengembangannya. kurikulum pendidikan yaitu penentuan
Pemilihan dan Penerapan metode bahan pelajaran, kualitas dan kuantitas
pembelajaran dalam pendidikan bela alat instruksi, metode pengajaran,
Negara di Pusdikif dianggap telah sesuai bimbingan dan pengasuhan dengan
kerena dalam perencanaannya dilakukan menggunakan waktu dan kualitas serta
pertimbangan terhadap berbagai factor kuantitas tenaga pendidik yang tersedia.
terutama ketersediaan waktu dan Penyelenggaraan evaluasi
kemampuan Gadik. Gadik-gadik Pusdikif pendidikan bela negara di Pusdikif
yang sudah terbiasa dalam memberikan dilaksanakan terhadap seluruh aspek
materi Diklat, diberikan keleluasaan dalam penyelenggaraan pendidikan. Akan
kepada Gadik yang bersangkutan. tetapi kriteria keberhasilan terbesar dilihat
Fasilitas Pendidikan (Fasdik) adalah dari hasil didik. Namun belum adanya
bagian dari perangkat operasional standar penilaian yang baku terhadap
pendidikan yang digunakan sebagai keberhasilan pendidikan bela negara
sarana dan prasarana yang memiliki fungsi dapat menjadikan penilaian dalam
untuk membantu kelancaran proses evaluasi menjadi kurang akurat.
belajar mengajar dalam penyelenggaraan Anggaran merupakan rencana yang
pendidikan. telah disusun secara sistematis melalui
Kebijakan yang diambil Dankodiklat bentuk numerik yang dinyatakan dalam
serta upaya upaya Danpusdikif dalam unit moneter meliputi seluruh kegiatan
memenuhi kebutuhan Fasdik menjadikan dalam jangka waktu tertentu di masa yang
secara kualitas maupun kuantitas Fasdik akan datang.
cukup memadai. Akan tetapi masih ada Pengelolaan anggaran pendidikan
sedikit kekurangan dalam jumlah dan adalah kegiatan yang sangat mendasar
kualitas pada fasdik tertentu. Untuk itu dalam pencapaian tujuan pendidikan,
maka dukungan dari komandi atas perlu sehingga diperlukan pengelolaan
ditingkatkan terutama dukungan anggaran pendidikan yang dilaksanakan
anggaran untuk penyediaan fasdik. harus sesuai dengan ketentuan yang
Evaluasi hasil belajar adalah bagian berlaku. Pengelolaan anggaran
yang tidak terpisahkan dari kegiatan pendidikan tersebut harus sejalan dengan
pendidikan secara keseluruhan, meliputi kegiatan perencanaan, persiapan,

32 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


pelaksanaan dan pengakhiran melalui dimiliki dalam manajemen pendidikan itu
pengelolaan anggaran pendidikan yang sendiri meliputi Perencanaa (Planning),
efektif dan efisien. Pengorganisasian (Organizing),
Terpenuhinya kebutuhan anggaran Penggerakan (Actuating), dan
dalam pelaksanaan pendidikan bela Pengawasaan.
Negara dan diterapkannya prinsip-prinsip Dilihat dari kondisi 10 komponen
dalam pengelolaan anggaran menunjukan pendidikan dalam pendidikan Bela Negara
bahwa pada aspek anggaran untuk di Pusdikif, seluruh fungsi manajemen
kegiatan yang bekerjasama dengan pihak telah dijalankan. Perencanaan
instansi lain tidak ada persoalan. Akan dilaksanakan dalam bentuk perencanaan
tetapi Pusdikif sendiri sebaiknya mampu administasi. Salah satunya dalam
melaksanakan pendidikan bela Negara, perencanaan administrasi kurikulum yang
untuk mengundang kelompok pemuda berbentuk Program Pendidikan (Progdik)
tertentu seperti kelompok anak-anak dan yang lainnya, serta dilaksanakan
putus sekolah, anak-anak dari yayasan, pencatatan segala materi pada dokumen
yatim piatu dan yang lainnya untuk dan kurikulum yang memerlukan tindak
mengikuti program bela Negara. Untuk itu lanjut sebelum pendidikan dibuka,
akan lebih baik jika Pusdikif diberi khususnya hal-hal yang dipandang sudah
dukungan anggaran bagi pelaksanaan tidak sesuai dengan perkembangan, atau
pelatihan bela Negara secara mandiri. yang dalam hal-hal tertentu memerlukan
Dalam teori manajemen pendidikan penyempurnaan. Namun demikian tidak
dijelaskan bahwa manajemen pendidikan adanya standar kurikulum baku
sebagai suatu proses atau sistem menjadikan kurangnya pegangan dalam
organisasi dan peningkatan kemanusiaan penentuan rencana kurikulum hal tersebut
dalam kaitannya dengan suatu sistem berlaku pada rencana pengadministrasian
pendidikan. Kegiatan pengelolaan pada 10 komponen pendidikan lainnya. Dalam
suatu sistem pendidikan bertujuan untuk penetapan materi pendidikan bela negara,
keterlaksanaan proses belajar mengajar instansi yang mengikuti kegiatan Bela
yang baik, yang mencakup program negara kerap kali menentukan materi
kurikulum yang meliputi administrasi pembelajaran sendiri menyesuaikan
kurikulum, metode dan yang lainnya. dengan tugas dan profesi. Sebenarnya
Fungsi-fungsi manajemen yang harus tujuan instansi tersebut cukup baik agar

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 33


pendidikan bela negara secara langsung tanggung jawab , serta wewenang
berdampak pada kondisi organisasi. Akan diantara kelompoknya, ditentukan juga
tetapi hal tesebut mengakibatkan yang akan menjadi pemimpin dan saling
pengurangan pada materi lainnya. berintegrasi dengan aktif. Dari
Bilamana telah ada standart kurikulum pemahaman tersebut maka
bela negara, maka materi-materi titipan penggorganisasian pendidikan bela
dari instansi dapat diakumodir dalam Negara seharusnya masuk dalam
bentuk jam pelajaan tambahan. Demikian organisasi dan tugas Pusdikif.
pula yang terjadi pada Gapendik dan Pengaruhnya terhadap penyelenggaraan
Alins/Alongin serta munisi untuk kegiatan pendidikan adalah bahwa dengan tidak
Latbak.tenaga pendidik dan alin/alongin adanya organisasi/ garis kewenangan
menjadi terbatas atau kurang jika dalam orgas pusdikif menjadikan adanya
penyelenggaraan pendidikan bela negara rangkap jabatan sehingga, pelaksanaan
bersamaan dengan kegiatan program pendidikan bela Negara sulit untuk
kerja dan anggaran Pusdikif. Sedangkan dalaksanakan bersamaan dengan kegiatan
Munisi memang tidak ada alokasi bagi yang sudah menjadi program Pusdikif.
pendidikan bela negara. Bilamana kegiatan pendidikan bela negara
Pengorganisasian (Organizing) dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan
adalah urat nadi organisasi dalam program pendidikan sesuai gropram kerja
menjalankan program atau kegiatannya. dan anggaran di Pusdikif, maka tejadi
Sebagai suatu kegiatan diluar program kekuarangan tenaga pendidik.
Pusdikif, maka pengorganisasian Pengawasaan adalah kegiatan untuk
pendidikan bela Negara dilaksanakan mengamati dan mengukur segala kegiatan
sebelum pelaksanaan pendidikan. Dalam operasi dan pencapaian hasil dengan
hal ini, organisasi penyelenggara membandingkan standar yang terlihat
pendidikan bela Negara tidak termasuk dalam rencana sebelumnya. Fungsi
dalan stuktur organiasi Pusdikif. pengawasan menjamin segala kegiatan
Pengorganisasian menurut berjalan sesuai dengan kebijaksanaan,
Heidjarachaman Ranupandjo adalah strategi, rencana, keputusan dalam
kegiatan yang dilakukan oleh sekelompok program kerja yang telah dianalisis,
orang untuk mencapai tujuan tertentu, dirumuskan serta ditetapkan sebelumnya.
pelaksanaannya dengan membagi tugas, Akan tetapi, belum adanya standart yang

34 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


baku dalam 10 Komponen pendidikan ukur keberhasilan pendidikan, akan tetapi
menjadikan kegiatan pengawasan hanya standar penilaian yang baku belum ada
didasarkan pada kebenaran-kebenaran yang dapat dijadikan pegangan. Bilamana
subjektif. Hal yang paling menonjol dipergunakan system penilaian standart
terlihat dalam penentuan kurikulum, TNI AD dalam penilaian jasmani siswa
tenaga pendidik, hasil didik dan evaluasi. didik, akan sangat rawan kecelakaan
Penetapan kurikulum hanya didasarkan latihan mengingat kondisi jasmani serdik
pada Buku Petunjuk Penyelenggaraan dari masyarakat sipil berbeda dengan
Pembinaan Kesadaran Bela Negara No. prajurit TNI AD. Oleh karenanya hasil
Skep /56/ XII/ 2004 tanggal 7 Desember penilaian menjadi kurang mampu
2004 yang dikeluarkan oleh Dirjen Pothan menggambarkan tingkat keberhasilan
Dephan dan Buku Petunjuk Pelatihan pelaksanaan pendidikan khususnya
Dasar Bela Negara Bagi Mahasiswa dibandingkan dengan pendidikan yang
Sebagai Komponen Pendukung yang juga sama di tempat lain.
dikeluarkan oleh Dirjen Pothan Dephan Standar penyelenggaraan suatu
pada tahun 2014. Kualifikasi Gadik yang pendidikan adalah suatu hal yang sangat
diperlukan hanya didasarkan pada tingkat penting untuk merencanakan,
pendidikan yang telah dilalui yaitu sudah melaksanakan dan mengevaluasi
atau belum mengikuti Susgumil/Tih. pendidikan tersebut dalam rangka
Penilaian kecukupan kualitas Gadik belum memperoleh tujuan dan sasaran
dilakukan secara kuantitatif. Dalam hal pendidikan. Standar tersebut diperoleh
siswa didik terlihat bahwa standar siswa melalui proses standarisasi, yaitu proses
yang mengikuti pendidikan belum merumuskan, menetapkan, menerapkan
ditetapkan, hanya didasarkan antara dan merevisi standar, yang dilaksanakan
kecukupan umur yang berkisar antara 17- secara tertib melalui kerjasama dengan
50 tahun. Alokasi serta kapasitas siswa semua pihak yang berkepentingan
ditentukan oleh instansi pengirim, (Peraturan Pemerintah, 2000).
sedangkan Pusdikif hanya sebagai Perumusan standar pendidikan bela
penyelenggara. Kondisi kesehatan siswa Negara pada dapat dilakukan melalui
didik juga belum terstandarisasi. Dalam hal tahapan yang berbentuk siklus (life cycle).
evaluasi, penilaian hasil pendidikan Dalam penelitian ini ditemukan bahwa
peserta didik seharusnya menjadi tolak perlunya suatu standar pendidikan bela

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 35


Negara sebagai bahan tindak lanjut pihak- 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan
pihak yang bekepentingan. Kedepannya Rakyat; Undang-Undang No.20 tahun 1982
perlu dilaksanakan Penyusunan program tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
kolektif berdasarkan analisis kebutuhan RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1
dan penetapan prioritas oleh semua pihak Tahun 1988, Tap MPR No.VI Tahun 2000
berkepentingan disusul adopsi dalam tentang Pemisahan TNI dengan POLRI,
program kerja badan/lembaga Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang
standardisasi nasional. Kemudian Peranan TNI dan POLRI; Amandemen UUD
penyiapan rancangan standar oleh semua ’45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3 dan
pihak yang berkepentingan yang diwakili Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang
oleh pakar (Peneliti, pakar sipil militer Pertahanan Negara. Akan tetapi diantara
dibidang bela Negara dan pertahanan semua itu belum ada yang dapat dijadikan
keamanan termasuk TNI dan Kemhan dan sebagai landasan operasional bagi Pusdikif
sebagainya) yang dikoordinasikan oleh atau satuan-satuan TNI AD lainnya sebagai
panitia teknis.langkah-langkah selanjutnya penyelenggara pendidikan bela Negara.
sesuai dengan life cycle penetapan Selama ini kegiatan Diklat didasari dengan
standarisasi adalah konsensus mengenai MoU antara pihak TNI seperti Panglima,
rancangan standar, validasi melalui public Kasad, Pangdam hingga Dandim dengan
enquiry nasional mencakup semua unsur pihak instansi-instansi terkait seperti
pemerintah, sipil dan militer untuk Kemenristek Dikti, Kemenkumham,
memastikan keberterimaan secara luas, pemda, atau instansi-instansi lainnya baik
penetapan dan penerbitan standar, dan negeri maupun swasta. Untuk
peninjauan kembali (revisi), amandemen memberikan landasan pelaksanaan yang
atau abolisi. Hal tersebut dilaksanakan lebih kuat bagi satuan/instansi pelaksana
secara terus menerus/ dalam kurun waktu maka diperlukan kebijakan berupa Kepres
tertentu untuk memperoleh standart yang yang memberikan kewenangan bagi
lebih sempurna. TNI/TNI AD untuk betindak sebagai
Dalam hal legalitas, secara umum pelaksana pendidikan bela Negara.
pendidikan bela negara dilandasi oleh Tap
MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Kesimpulan
wawasan nusantara dan keamanan Sesuai dengan Undang-undang, bela
nasional; Undang-Undang No.29 tahun Negara adalah suatu hak dan kewajiban

36 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


bagi seluruh bangsa Indonesia untuk dikarenakan kecintaannya kepada NKRI
kepentingan mempertahankan eksistensi yang berdasarkan Pancasila dan Undang-
negara. Peran penting Bela Negara dapat Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dijelaskan secara lebih rinci dan mendalam Tahun 1945 dalam menjamin
melalui pola pandang pertahanan. kelangsungan hidup bangsa dan negara.
Keutuhan wilayah NKRI, beserta Upaya membangun kesadaran bela
keseluruhan sumber daya nasional, Negara dari para pemuda telah lama
kedaulatan dan kemerdekaannya, dilakukan oleh pemerintah. Kali ini
memperoleh ancaman baik dari luar pemerintah melalui Kementrian
maupun ancaman dari dalam. Untuk itulah Pertahanan mengimplementasikannya
para pemuda sebagai masa depan melalui suatu program pendidikan bela
sekaligus kekuatan sumberdaya manusia Negara. Pusdikif sebagai bagian dari TNI
memiliki hak dan kewajiban untuk turut AD di tunjuk sebagai pelaksana program
membela Negara sesuai sisitem pendidikan bela Negara. Selama ini
pertahanan kita yang menganut sistem pusdikif telah mampu melaksanakan
pertahanan semesta yang menempatkan program pendidikan bela Negara.
TNI sebagai kekuatan utama pertahanan Kegiatan tersebut dilaksanakan atas
didukung dengan kekuatan pendukung kerjasama Pusdikif/Pusenif/Kodiklat TNI
yang salah satunya adalah rakyat AD dengan pihak instansi swasta atau
Indonesia. Kesadaran akan nasionalisme pemerintah. penyelenggaraan program
dan bela negara merupakan kesediaan pendidikan bela Negara di maksudkan
berbakti dan berkorban untuk membela untuk mendidik pemuda usia 17-50 tahun,
negara. Tanpa kesadaran bela Negara untuk dididik di pusdikif guna
niscara kesediaan bekorban membela meningkatkan kesadaran bela Negara,
Negara dari para pemuda akan sulit kerelaan berkorban demi bangsa dan
didapatkan yang berarti kita telah Negara dan kecintaan kepada NKRI dan
kehilangan kekuatan pendukung Pancasila.
pertahanan tersebut. Kesadaran bela Dalam penyelenggaraan pendidikan
negara yang kita harapkan adalah di Pudikif terdapat 10 (sepuluh) komponen
tumbuhnya kondisi psikologi, sikap serta pendidikan yang mempengaruhi
perilaku dan tindakan dari setiap anak keberhasilan penyelenggaraan pendidikan
bangsa terutama kaum pemuda bela negara. Kesiapan dan penggunaan 10

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 37


komponen pendidikan antara lain negara. Standar baku dari 10 komponen
kurikulum pendidikan, tenaga pendidik, pendidikan akan dapat memberikan tolak
peserta didik, dan lainnya sangat ukur yang jelas secara kuantitatif kondisi
mempengaruhi pencapaian hasil 10 komponen pendidikan yang harus
penyelenggaraan pendidikan. Dalam dimiliki atau dicapai.
pelaksanaan pendidikan bela negara
keberadaan dan kesiapan 10 komponen Rekomendasi
pendidikan tersebut perlu mendapatkan Bedasarkan uraian pada poin-poin
perhatian karena lemahnya salah satu kesimpulan diatas, maka untuk
komponen pendidikan tersebut dapat mengoptimalkan penyelenggaraan
mempengaruhi hasil penyelenggaraan pendidikan bela Negara di Pusdikif serta di
bela negara secara keseluruhan. Secara tempat lainnya, maka penulis memberikan
umum kondisi kesepuluh komponen beberapa rekomendasi.
pendidikan di pusdikif dalam kondisi cukup Agar Pusdikif lebih meningkatkan
baik untuk melaksanakan pendidikan bela kualitas Tenaga Pendidik/Guru Militer yang
negara. Hal ini lebih kepada kedudukan dimilikinya. Upaya tersebut dapat
dan fungsi Pusdikif itu sendiri untuk dilakukan dengan memberikan
menyelenggarakan pendidikan bagi kesempatan kepada Gumil/gadik untuk
personel TNI AD sehingga Pusdikif telah menumpuh pendidikan Susgumil/Tih.
dilengkapi dengan 10 komponen Upaya lain yang dapat dilakukan adalah
pendidikan yang memadai. Dengan menyelenggarakan kegiatan-kegiatan
menggunakan teori manajemen pembekalan kepada para Gumil/gadik
pendidikan, dalam penelitian ini khususnya terkait dengan pendidikan bela
ditemukan bahwa kelemahan utama dari Negara dalam bentuk sosialisi pengajaran
penyelenggaraan pendidikan bela negara atau pendidikan khusus bagi pendidik dan
di pusdikif adalah belum adanya standart pelatih bela Negara.
baku yang dapat diterapkan dalam Agar Pusdikif sebagai lembaga
penentuan kriteria kondisi 10 komponen pendidikan terus melaksanakan
pendidikan. Standar adalah suatu hal yang penyempurnaan fasilitas pendidikan dan
penting dalam menentukan kelayakan dan alin/alongin melalui pengadaan dan
keberhasilan penyelenggaraan pemeliharaan yang lebih baik sehingga
pendidikan termasuk pendidikan bela

38 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3


selalu dalam keadaan siap operasional kurikulum dan metode pendidikan yang
menjalankan pendidikan bela negara. lebih tepat dengan pertimbangan usia,
Agar dibentuk team penyusun/teknis kesehatan, keterampilan dan pendidikan
untuk merealisasikan terbentuknya peserta didik bela negara.
standar penyelenggaraan pendidikan bela
negara. Selanjutnya, standart tersebut Daftar Pustaka
perlu untuk disosialisasikan ke lembaga Darmodiharjo, Darji, dkk. 1991. Santiaji
Pancasila. Surabaya: Usana Offset.
atau instansi penyelenggara pendidikan Printing. Hal.67
bela negara. Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen
Agar pemerintah menerbitkan Sumber Daya Manusia. Edisi.
Revisi.Jakarta: PT Bumi Aksara.
Keputusan Presiden sebagai landasan bagi Hal.70
satuan/instansi yang menjadi pelaksana http://news.liputan6.com/read/2339910/
pendidikan bela negara. meramu-wajib-militer-ala-indonesia

Agar pendidikan bela negara Pujirahayu, Rostanti. (2008). Analisis


Pengembangan Sumber Daya
dimasukan dalam program dan anggaran Manusiadalam Upaya Peningkatan
satuan Komando Kewilayahan. Dengan Pelayanan Masyarakat pada
Aparatur Sekretariat Daerah. Hal.18
demikian maka Kowil dapat menjadi
Suprihanto, John. 1988. Penilaian
penyelenggara program pendidikan bela Pelaksanaan dan Pengembangan
Karyawan. Yogyakarta: BPFEE.
negara sedangkan Pusdikif serta jajaran
Hal.86
pusdik lainnya menjadi pelaksana dimana
Yusgiantoro, Purnomo, 2010, Ekonomi
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan di Pertahanan, Jakarta : PT Gramedia.
Hal.39
Pusdik-Pusdik jajaran Kodiklat maupun di
Rindam. Dengan memasukan pendidikan
bela negara pada program dan anggaran
Kowil, maka secara anggaran akan dapat
terdukung. Penyelenggaraannya
dilaksanakan secara terbatas misalnya 200
orang pemuda peserta didik untuk
triwulan. Dengan program tersebut Kowil
beserta Pusdik dapat menentukan
standart peserta didik yang dapat
mengikuti serta menentukan bentuk

Optimalisasi Penyelenggaraan Pendidikan Pelatihan Bela Negara | Sancoyo, Saragih, Dohamid | 39


40 | Jurnal Prodi Perang Asimetris | Desember 2018, Volume 4, Nomor 3

Anda mungkin juga menyukai