Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit skabies adalah suatu penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit
tungau sarcoptes scabei yang berupaya membentuk terowongan dibawah kulit
dan ditularkan lewat kontak langsung manusia.
World health organization (WHO) melaporkan bahwa ditemukan sebanyak
300 jt kasus skabies pertahun, penyakut skabies mengenai semua jenis ras didunia
ditemukan hampir pada semua negara diseluruh dunia dengan angka prevalensi
dan bervariasi. Dibeberapa negara berkembang prevalensi nya dilaporkan 6-27%
populasi umum dan insiden tertinggi pada anak usia sekolah dan remaja.
Kecenderungan ini juga dapat terlihat pada banyak nya kasus skabies di kalangan
masyarakat yang sebagian populasi adalah anak-anak dan remaja.
Menurut DEPKES RI prevalensi skabies di puskesmas seluruh indonesia pada
tahun 2008 skabies menduduki urutan ke 3 dari 12 penyakit kulit tersering.
Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan
penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai. Di indonesia jumlah
penderita scabies pada tahun 2019 sekitar 6.915.135 (2.9%) dari jumlah penduduk
238.452.952 jiwa dan scabies menempati urutan ke 3 dari 12 penyakit tersering.
Sedangkan pada tahun 2012 8,46% dan meningkat pada tahun 2013 sebesar 9%.
Berdasarkan dari dinas kesehatan provinsi riau tahun 2016 jumlah kejadian
scabies yaitu 13.046 kasus. Di Puskesmas Kampar Timur Masih banyak
masyarakat yang menderita skabies. Berdasarkan data Tahun 2021 pada bulan
November hingga Januari 2022 di dapatkan 175 Masyarakat yang menderita
gatal-gatal atau skabies.

1
Faktor-faktor yang berperan dalam penularan penyakit ini adalah sosial
ekonomi rendah hiegine perorangan yang buruk, lingkungan yang tidak bersih,
perilaku yang tidak mendukung kesehatan serta kepadatan penduduk. Sedangkan
diantara faktor tersebut yang paling dominan adalah kemiskinan dan hieginitas
perorangan yang jelek di negara berkembang dan merupakan kelompok
masyarakat yang paling banyak menderita penyakit skabies ini.
Pelayanan kesehatan primer memegang peranan penting pada penyakit
skabies dalam hal penegakan diagnosis pertama kali, terapi yang tepat, dan
edukasi komunitas dalam pencegahan penyakit dan menularnya penyakit ke
komunitas karena penyakit ini mudah sekali menular terutama pada pemukiman
yang padat. Transmisi atau perpindahan antar penderita dapat berlangsung
melalui kontak kulit langsung yang erat dari orang ke orang. Hal tersebut dapat
terjadi bila hidup dan tidur bersama, misalnya anak-anak yang mendapat investasi
tungau dari ibu nya, hidup dalam satu asrama. Selain itu perpindahan tungau juga
dapat terjadi melalui kontak tidak langsung, yaitu melalui pakaian atau alat mandi
yang digunakan bersama.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang tingkat pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat yang datang ke UPT
puskesmas Kampar timur terhadap terjadinya penyakit skabies.
1.2 Rumusan Masalah
berdasarkan dari uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan
masalah yang akan dibahas adalah bagaimana tingkat pengetahuan, sikap dan
perilaku masyarakat yang datang ke UPT puskesmas Kampa timur terhadap
terjadinya penyakit skabies

1.3 Tujuan Penelitian


1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat terhadap penyakit skabies
2. Untuk mengetahui bagaimana sikap dan perilaku masyarakat dalam upaya
pencegahan penyakit skabies

2
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat
menjadi masukan ilmu pengetahuan tentang penanggulangan dan
kewaspadaan terhadap skabies.
1.4.2 Bagi Dinas Kesehatan Dan Petugas Puskesmas Kampar Timur
sebagai bahan masukan dan pertimbangan untuk melakukan penyuluhan
tentang penularan dan pencegahan skabies serta pengadaan obat skabies.
1.4.3 Bagi Peneliti
untuk menambah wawasan dan pengalaman peneliti terhadap penyebaran
skabies di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai