Anda di halaman 1dari 11

MATERI FIQH DI SMA/MA TENTANG : MUNAKAHAT (NIKAH DINI,

NIKAH SYIRRI)

(Tugas Kelompok)

Dosen Pengampu : Dra. Uswatun Khasanah, M.Pd.I

Mata Kuliah : Materi Pembelajaran Fiqh di SMA/MA

Oleh :

Kelompok 10

1. Anisa Rahma Putri 1911010016


2. Suci Rahayu 1911010452

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN AKADEMIK 1434H/ 2021M


MUNAKAHAT : NIKAH DINI, NIKAH SYIRRI

A. KOMPETENSI INTI

KI.1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.

KI.2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleran,


gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.

KI.3 Memahami pengetahuan (factual, konseptual dan procedural)


berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

KI.4 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,


mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/ teori.

B. KOMPETENSI DASAR

3.1 Menganalisis konsep Nikah Dini dan Nikah Syirri

4.1 Mempraktikkan tata cara Nikah Syirri

C. INDIKATOR PEMBELAJARAN
3.1.1 Menjelaskan pengertian dan hukum dari Nikah Dini dan Nikah Syirri
3.1.2 Menjelaskan syarat dan rukun dari Nikah Dini dan Nikah Syirri
3.1.3 Menyebutkan faktor yang mempengaruhi terjadinya Nikah Dini
3.1.4 Menyebutkan dampak yang timbul dari Nikah Dini
4.1.1 Mendemonstrasikan tata cara dari Nikah Syirri
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Agar peserta didik dapat megetahui pengertian dan hukum dari Nikah Dini dan
Nikah Syirri dengan baik dan benar
2. Agar peserta didik dapat memahami syarat dan rukun dari Nikah Dini dan Nikah
Syirri
3. Agar peserta didik dapat memahami tata cara melaksanakan Nikah Syirri
4. Agar peserta didik memahami faktor yang mempengaruhi terjadinya Nikah Dini
5. Agar peserta didik dapat mengetahui dampak yang timbul dari Nikah Dini
6. Agar peserta didik dapat menarik hikmah yang dapat diambil dari Nikah Dini
dan Nikah Syirri.

E. PETA KONSEP

PETA KONSEP NIKAH DINI

Pengertian dan Hukum nya

Syarat dan Rukun


NIkah Dini

Faktor yang mem-pengaruhi

Dampak yang timbul

Tata cara
PETA KONSEP NIKAH SYIRRI

NIkah Syirri

Pengertian dan
Rukun dan Syarat Tata cara
Hukum

A. NIKAH DINI
1. Pengertian Nikah Dini
Pernikahan Dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh sepasang laki-laki dan
perempuannya memiliki usia yang memiliki usia di bawah umur. Nikah menurut
arti ialah hubungan seksual tetapi menurut majazi atau arti hukum adalah akad
(perjanjian) yang menjadikan halal hubungan seksual sebagai sepasang suami-
istri atau seorang pri dan wanita. Secara umum, pengertian nikah dini adalah
pernikahan yang dilangsungkan saat remaja, belum atau baru saja berakhir.

2. Faktor Yang Mempengaruhi Nikah Dini


a. Faktor tradisi (adat istiadat ).
Tradisi (adat istiadat) di lingkungannya yang mayoritas penduduknya
menikah saat usianya masih muda.
b. Faktor ekonomi
Keadaan ekonominya yang masi rendah maka dengan menikah di saat muda
bisa meringankan beban serta rizkinya dapat bertambah.
c. Faktor tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan yang masih rendah dalam kehidupan masyarakat
sehingga mengambil jalan dengan menikah dini.
d. Faktor hasrat pribadi
Merasa dalam dirinya sudah mampu untuk menikah disaat usianya masih
muda dikarenakan untuk mencegah perzinaan terhadap lawan jenis.
e. Faktor Hamil diluar nikah
Dikarenakan pihak perempuan hamil diluar nikah karena melakukan
hubungan suami-isteri maka kebanyakan orang untuk melakukan pernikahan
walaupun usianya masih muda.
f. Faktor Pemahaman agama
Pemahaman agamanya yang masih taraf rendah maka kebanyakan orang tua
untuk menyegerakan anak menikah dini.

3. Hukum Nikah Dini


Menikah dini yaitu menikah dalam usia remaja atau muda, bukan usia tua,
hukumnya menurut syara‟ adalah sunnah (mandub). (Taqiyuddin an-Nabhani,
1990, An-Nizham Al-Ijtima‟i fi Al-Islam). Sabda Nabi Muhammad
shalallahu‟alaihi wa sallam :
“Wahai para pemuda, barangsiapa yang telah mampu, hendaknya kawin, sebab
kawin itu akan lebih menundukkan pandangan dan akan lebih menjaga
kemaluan. Kalau belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab puasa akan
menjadi perisai bagimu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits tersebut mengandung seruan untuk menikah bagi “para pemuda” (asy
syabab), bukan orang dewasa (ar rijal) atau orang tua (asy syuyukh). Hanya saja
seruan itu tidak disertai indikasi (qarinah) ke arah hukum wajib, maka seruan itu
adalah seruan yang tidak bersifat harus (thalab ghairu jazim), alias mandub
(sunnah). Jadi, pernikahan dini hukumnya sunah bagi yang dapat mengendalikan
diri, dan akan menjadi wajib jika antara keduanya sudah tidak dapat
mengendalikan dini. Akan tetapi, dalam perspektif ketentuan hukum positif,
nikah dini dinilai melanggar pasal 7 ayat 1 UU Perkawinan No. 1 tahun 1979
yang mensyaratkan usia pihak calon mempelai perempuan minimal berusia 16
tahun.
Sebagai solusi terhadap permasalahan legalitas tersebut, langkah yang harus
dilakukan adalah orang tua mengajukan dispensasi umur perkawinan ke
Pengadilan Agama sesuai dengan pasal 7 ayat 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang
Perkawinan, sehingga mendapat pengesahan Negara.

4. Rukun dan Syarat Nikah Dini


a. Rukun Nikah Dini
1. Adanya mempelai pria dan perempuan
2. Adanya wali nikah
3. Adanya 2 orang saksi
4. Ada nya Mahar
5. Ijab dan Kabul

b. Syarat Nikah Dini


1. Kedua mempelai beragama islam
2. Mempelai laki laki bukan mahrom bagi calon istri
3. Mempelai laki-laki mengetahui wali akad nikah
4. Tidak ada unsur paksaan
5. Apabila mempelai di bawah umur maka memerlukan keputusan dari
Pengadilan Agama

5. Dampak Yang Timbul dari Pernikahan Dini


Pernikahan dini usia remaja pada dasarnya berdampak pada segi fisik maupun
biologis remaja, diantaranya yaitu, (Mubasyaroh, 2016, pp. 404-49),
a. Remaja yang hamil akan lebih mudah menderita anemia selagi hamil dan
melahirkan, inilah salah satu penyebab tingginya kematian ibu dan bayi.
b. Kehilangan kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi.
c. Interaksi dengan lingkungan teman sebaya berkurang. Bagi pasangan
pernikahan dini, hal ini dapat berpengaruh dalam berhubungan dengan
teman sebaya. Mereka akan merasa canggung dan enggan bergaul dengan
teman sebayanya.
d. Sempitnya peluang mendapatkan kesempatan kerjayang otomatis
mengkekalkan kemiskinan (status ekonomi keluarga rendah karena
pendidikan yang minim)
e. Pernikahan usia dini ada kecenderungan sangat sulit mewujudkan tujuan
perkawinan secara baik. Dan akhirnya akan membawa penderitaan.
f. Pernikahan usia dini sulit mendapatkan keturutan yang baik dan sehat karena
rentan penyakit.
g. Kekerasan rumah tangga akan banyak terjadi
h. Akan terganggunya kesehatan reproduksi. Kehamilan pada usia kurang dari
17 tahun meningkatkan resiko komplikasi medis, baik pada ibu maupun pada
anak. Kehamilan di usia yang sangat muda ini ternyata berkolerasi dengan
angka kematian dan kesakitan ibu.

Melihat lebih banyaknya dampak negative dari pada dampak positifnya,


sebaiknya pernikahan dini tidak dilakukan jika tujuannya hanya untuk pemuasan
nafsu saja. Bisa diambil contoh, pernikahan antara syeh fuji dan lutfiana ulfa.
Dalam pernikahan tersebut jelas merugikan salah satu pasangan (ulfa). diusianya
yang masih kecil dia harus bersikap seperti orang dewasa yang bisa mengurusi
urusan rumah tangga. Masa yang seharusnya di pergunakan untuk bermain
dengan teman sebayanya, membentuk kepribadiannya, harus dia tinggalkan
begitu saja. Perbuatan tersebut sudah melanggar UU no 23 tahun 2002 tentang
perlindungan anak dengan menikahi anak dibawah umur, melecehkan wanita
dan memasung hak anak.Selain itu, kita bisa`melihat betapa amburadulnya suatu
pernikahan dalam sinetron “pernikahan dini” yang hanya didasari oleh nafsu saja.

6. Hikmah dari Nikah Dini


Hikmah yang dapat di ambil dari Nikah Dini yaitu :
a.) Pernikahan dapat mendatangkan ketenangan (Surah Ar-rum ayat 21)
b.) Menyahut sahutan fitrah
c.) Bentuk dalam menjaga diri
d.) Pernikahan dapat memelihara pernikahan
Kesimpulannya, terdapat banyak kebaikan apabila pemuda masa kini bernikah
pada usia muda. Perkara yang paling utama adalah ia dapat mengelakkan zina
yang semakin berleluasa pada zaman moderan ini. Masyarakat pada hari ini
semakin terikut-ikut dengan budaya masyarakat Barat yang mengagung-
agungkan penzinaan.

B. NIKAH SYIRRI
1. Pengertian Nikah Syirri
Nikah menurut bahasa ialah berkumpul; bersenggama (wat’u). Dan kata Syirri
berasal dari bahasa Arab yaitu (syirri) yang artinya adalah rahasia. Namun
apabila digabungkan antara kata nikah dan syirri maka dapat diartikan secara
bahasa dengan nikah diam-diam yang dirahasiakan yakni tidak ditampakkan.
Maksudnya, nikah syirri adalah pernikahan yang dilaksanakan dengan syarat-
syarat dan rukun-rukun yang terpenuhi, seperti ijab-kabul, wali dan saksi-saksi.
Akan tetapi, mereka (suami-istri,wali dan saksi) bersepakat untuk merahasiakan
pernikahan ini dari masyarakat.

2. Hukum Nikah Syirri


Di Indonesia, hukum pernikahan diatur dalam Undang-Undang Perkawinan No.
1 Tahun 1974 Pasal 2 sebagai berikut :
(1) Perkawinan adalah sah apabila dilakukan mennurut hukum masing-masing
agamanya dan kepercayaannya itu.
(2) Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang berlaku.
Berdasarkan undang-undang tersebut, meskipun telah sah di mata agama, setiap
perkawinan tetap harus tercatat secara negara. Artinya, nikah siri dianggap tidak
sah di mata hukum Indonesia karena tidak adanya akta nikah serta surat-surat
resmi terkait legalitas pernikahan tersebut.

3. Rukun dan Syarat Nikah Syirri


a. Rukun Nikah Syirri
1. Adanya calon suami
2. Adanya calon istri
3. Wali nikah dari calon mempelai perempuan
4. Adanya 2 orang saksi nikah
5. Berlangsungnya ijab qobul

b. Syarat Nikah Syirri


No Bagi Laki-laki Bagi Perempuan
1 Beragama Islam Beragama Islam
2 Berjenis kelamin laki-laki dan Berjenis kelamin perempuan dan
bukan transgender bukan transgender
3 Tidak melakukan nikah siri Telah mendapat izin nikah dari wali
dalam paksaan yang sah
4 Tidak memiliki 4 orang istri Mempelai perempuan bukanlah istri
orang dan nggak dalam masa iddah
5 Calon istri yang akan dinikahi Calon suami yang akan menikahi -
bukan mahramnya nya bukan mahram
6 Pernikahan dilakukan bukan Pernikahan dilakukan bukan dalam
dalam masa ihram atau umrah masa ihram atau umrah

Selain itu, ada hal perlu memperhatikan apa saja yang membuat nikah siri tidak
sah, diantaranya jika tidak ada wali laki laki dan dua orang saksi laki laki yang
adil. Walaupun sekedar nikah siri, wali nikah harus memiliki enam syarat seperti
berikut ini : beragama islam, sudah akil baligh, memiliki sifat merdeka dan
bukan hamba sahaya, baik laki laki dengan sifatnya yang adil.
Perlu diketahui bahwa saksi dalam sebuah pernikahan adalah rukun niah yang
harus dipernuhi dalam proses akad nikah. Jadi kehadiran seorang saksi dalam
pelaksanaan akad nikah adalah hal yang mutlak diperlukan.

4. Tata Cara Nikah Syirri


Tata cara nikah siri sendiri sebenarnya mirip dengan nikah pada umumnya
namun karena hanya secara agama maka tidak ada syarat-syarat administratif
yang harus dipenuhi. Satu hal yang paling penting dari nikah siri adalah
mendapatkan izin dari wali calon mempelai perempuan yang sah yaitu ayah
kandungnya karena jika tidak maka dianggap tidak sah pernikahannya. Setelah
mendapatkan izin menikah, pastikan adanya 2 orang untuk menjadi saksi nikah.
Kemudian siapkan mahar atau mas kawin untuk ijab kabul. Yang terakhir,
datangilah pemuka agama atau orang yang biasa menjadi penghulu pernikahan
untuk melakukan ijab kabul.
DAFTAR PUSTAKA

Widiastuti, Beberapa Faktor Penyebab Pasangan Suami Isteri Melakukan Pernikahan di


Bawah Tangan, Jurnal Eksplorasi, Vol. XX (1) tahun 2008, LPPM Slamet Riyadi.

Pandangan Islam tentang Pernikahan Dini, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar,
Vol.1 No.2 Desember 2014. Uswatun Khasanah.

Jurnal Penelitian keislaman Vol.14, no.2 2018 Achrory, Siska Iriani, Fenomena
Pernikahan Dini Dalam Perspektif Islam, tersedia di :
https://journal.uinmataram.ac.id/index.php/jpk/article/view/700/401

Abu al-Fadl Jamal al-Din Muhammad bin Mukrim al-Ansari Ibn Manzur, Lisan al„Arab.
Bairut: Dar Sadir, 1990), h. 356-357.

Admin, Hukum Nikah Sirri, 04 April 2010,


http://dewandakwahjakarta.or.id/index.php/buletin/april10/140-april4.html, akses
tanggal November 2021

https://www.republika.co.id/berita/oejwxc396/nikah-siri-menurut-pandangan-hukum-
islam NIkah siri menurut pandangan islam

https://fauzanabuna.blogspot.com/2013/06/semua-tentang-nikah-siri.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai