PENDAHULUAN
Masalah operasi plastik telah lama dipertimbangkan oleh kalangan kedokteran dan para
praktisi hukum di negara-negara barat. dan pandangan masyarakat tentang bedah plastik
berorientasi hanya pada masalah kecantikan (estetik), seperti sedot lemak, memancungkan hidung,
mengencangkan muka, dan lain sebagainya. Sesungguhnya, ruang lingkup bedah plastik sangatlah
luas. Tidak hanya masalah estetika, tetapi juga rekonstruksi, seperti pada kasus-kasus luka bakar,
trauma wajah pada kasus kecelakaan, cacat bawaan lahir (congenital), seperti bibir sumbing,
kelainan pada alat kelamin, serta kelainan congenital lainnya. Namun bukan berarti nilai estetika tak
diperhatikan.
Di Indonesia ini juga pernah dibahas yang melibatkan para ahli kedokteran ahli hukum
positif dan hukum Islam. Mengenai pembahasan operasi plastik ini masih terus diperdebatkan.
Dengan adanya makalah ini, penulis berharap dapat mengungkapkan suatu pandangan konprehensif
mengenai operasi plastik menurut hukum Islam.
Dalam makalah ini akan kita lucuti satu persatu mengenai operasi plastik baik dari sisi
hukum positif maupun hukum Islam. Semoga bermanfaat.
BAB II
PEMBAHASAN
Dalil Al-Qur`an firman Allah SWT dalam surat An-Nisaa ayat : 119
ِ الش يطَا َن ولِيًّا ِّمن د ِ ِ ِ ِ ِ
ون ُ َ ْ َّ َوَمن َيتَّخ ذ ۚ ُأَلمنِّيَن َُّه ْم َوآَل ُم َرن َُّه ْم َفلَيُبَتِّ ُك َّن آذَا َن اَأْلْن َع ام َوآَل ُم َرن َُّه ْم َفلَيُغَرِّيُ َّن َخ ْل َق اللَّه
َ َوُأَلض لَّن َُّه ْم َو
اللَّ ِه َف َق ْد َخ ِسَر ُخ ْسَرانًا ُّمبِينًا
Artinya: Dan saya (setan) bener-bener akan menyesatkan mereka dan akan
membangkitkan angan-angan kosong pada mereka (pemotong telinga-telinga hewan
ternak) lalu mereka benar-benar memotongnya, dan aku (setan) akan menyuruh mereka
(mengubah ciptaan Allah), lalu mereka benar-benar mengubahnya, dan barang siapa
yang menjadikan setan menjadi pelindung selain dari Allah SWT, maka sesungguhnya ia
menderita kerugian yang nyata ”.
Ayat ini menunjukkan upaya syaitan mengajak manusia untuk melakukan berbagai
perbuatan maksiat. Di antaranya mengubah ciptaan Allah (taghyir khalqillah).
Dan di dalam hadits Nabi SAW :
: قال رسول هللا صىل هللا عليه وسمل
لعن هللا املتشهبات من النساء ابلرجا ل واملتشهبني من الرجا ل ابلنساء
Bahwa, ”Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan melaknat wanita yang menyerupai
laki-laki.” (HR Bukhari).
Operasi plastik semacam ini tidak dibolehkan dengan meng-qias larangan Nabi Saw. Terhadap
orang yang menyambung rambutnya, tato, mengikir (menjarangkan) gigi atau apa saja yang
berhubungan dengan perubahan terhadap apa yang telah diciptakan Allah Swt.
Menurut Fatwa MUI bahwa yang dimaksud dengan operasi plastik itu hanya ada dua:
1. Mubah :Untuk mengobati aib yang ada dibadan, atau dikarenakan kejadian yang
menimpanya seperti kecelakaan, kebakaran atau yang lainya.Maka operasi ini
dimaksudkan untuk pengobatan.
2. Haram : untuk mempercantik diri, dengan mencari bagian badan yang dianggap
mengganggu atau tidak nyaman untuk dilihat orang, istilah yang kedua ini adalah
untuk kecantikan dan keindahan.
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah: kapita Selekta Islam, Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 1997
Yusuf Qardhawi, Fatwa-fatwa Kontemporer: Jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press, 1995
Dr. Muhammad Mukhtar as-Syaiqity. “Ahkamul Jirahah at-Thibbiyah wal Atsar al-Mutarattabu
‘alaiha” hal. 193 dan sesudahnya, cetakan pertama (1411 H- 1990 M) cetakan Maktabah an-Nahdah
al-Mishriyah,
Dr. Muhammad Farag ‘Azb “Masuliyyah Tabib fi Jirahah Tajmil fil Fiqhil Islami wal Qanun al-
Wad’i”, Tulisan Doktor di Kuliah Syari’ah wal Qanun Al Azhar di Mesir (1419 H- 1998 M) hal. 73
dan sesudahnya.
Dr Muhammad Ustman Syabiir, “Ahkam Jirahah Tajmil Fil Fiqhil Islami” hal. 466 dan sesudahnya.
Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, website DPR.
Al-Quran dan Terjemahannya, Kementrian Agama.