BAB III
TUJUAN PENATAAN KECAMATAN AMPEL
3.1. TUJUAN
Tujuan penataan ruang Kecamatan Ampel berdasarkan pada potensi, dan permasalahan
pengembangan tata ruang adalah sebagai berikut:
Mewujudkan Kecamatan Ampel sebagai kawasan industri, dan perdagangan jasa, serta
pertanian yang berwawasan lingkungan dan berorientasi pada konservasi alam”
1. Terwujudanya pola ruang sesuai dengan daya dukung lingkungan dan tujuan penataan ruang
2. Tersedianya aksesibilitas internal dan eksternal yang baik
3. Tersedianya jaringan prasarana dan sarana yang memadai
4. Tersedianya fungsi-fungsi ekologis yang cukup dan ruang terbuka hijau yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan; dan
5. Tersedianya peraturan zonasi yang operasional dan sesuai dengan karakteristik BWP
3.2. KEBIJAKAN
Kebijakan dalam pengembangan wilayah Kecamatan Ampel adalah sebagai berikut:
A. Kebijakan Pengembangan Pola Pemanfaatan Ruang
1. Mengembangkan pola pemanfaatan ruang yang berbasis pada peningkatan ekonomi dan
pelestarian lahan pertanian melalui penetapan fungsi sub kawasan secara spesifik sesuai
dengan prospek lahan.
2. Mengembangkan pemanfaatan ruang yang bermanfaat tinggi sebagai pusat distribusi
kawasan dengan skala regional, sehingga mempunyai kemampuan untuk melayani
kebutuhan secara mandiri.
3. Mengembangkan kualitas lingkungan berdasarkan kesesuaian daya dukung lahan dari
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan.
4. Mengembangkan kualitas lingkungan dalam rangka mengurangi tingkat polusi udara, air
dan tanah agar mampu memberikan kenyamanan, kesehatan dan keamanan bagi
masyarakat.
B. Kebijakan Pengembangan Jaringan Prasarana
1. Mengembangkan pemadu-serasian antar wilayah dalam rangka perwujudan satu kesatuan
ruang.
2. Mengembangkan pola distribusi pemanfaatan ruang yang merata yang didukung oleh
sistem sistem pergerakan yang aksesibel.
3. Mengembangkan sistem pergerakan yang dapat menyatukan antar sub kawasan dengan
meningkatkan aksesibilitas pergerakan dalam rangka meningkatkan produktivitas
perekonomian nasional, regional dan lokal serta kegiatan.
4. Mengembangkan jaringan prasarana sesuai dengan fungsi pelayanannya.
3.3. STRATEGI
Penetapan strategi berdasarkan pada kebijakan yang ditetapkan terhadap penataan ruang
Kecamatan Ampel adalah :
A. Strategi Pola Pemanfaatan Ruang
1. Strategi terhadap pengembangan pola pemanfaatan ruang yang berbasis pada
peningkatan ekonomi masyarakat dan pelestarian lahan pertanian melalui penetapan
fungsi sub kawasan secara spesifik sesuai dengan prospek lahan adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan fungsi pemanfaatan ruang bagi terciptanya kegiatan ekonomi setempat
yang terkait dengan fungsi pertanian, perdagangan dan jasa, dan industri.
b. Penataan lingkungan permukiman yang terkait dengan usaha peningkatan ekonomi
masyarakat baik perdagangan, jasa, maupun industri.
2. Strategi terhadap pengembangan pemanfaatan ruang yang bermanfaat tinggi sebagai
pusat distribusi kawasan dengan skala regional, sehingga kawasan mempunyai
kemampuan untuk melayani kebutuhan secara mandiri, yaitu :
a. Mengembangkan fungsi-fungsi bangunan publik seperti fungsi pelayanan
perdagangan dan jasa, fungsi kesehatan, fungsi pendidikan, fungsi transportasi
(terminal) dengan skala pelayanan regional yaitu memberikan skala pelayanan yang
lebih tinggi dari kondisi yang ada.
b. Memberikan distibusi fungsi pelayanan publik secara merata ke masing-masing
wilayah sesuai dengan hirarki kegiatannya untuk meningkatkan aksesibilitas
masyarakat.
3. Strategi terhadap pengembangan kualitas lingkungan berdasarkan pada kesesuaian daya
dukung lahan dari aspek ekonomi, sosial dan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan
adalah sebagai berikut:
a. Menetapkan batas pertumbuhan dan daya tampung penduduk serta kegiatan dan,
bangunan sesuai dengan karakteristik lingkungan setempat sesuai dengan daya
dukung lahan dengan lingkup desa maupun blok.
b. Menetapkan batas fungsi pertanian dan non pertanian, fungsi industri dan
permukiman, fungsi perdagangan dan jasa yang disesuaikan dengan daya tampung
dan daya dukung suatu lahan.
c. Menetapkan ruang terbuka hijau di fungsi permukiman sebagai tempat berkumpul
(taman lingkungan baik pasif maupun aktif).
Kecamatan Ampel dibagi menjadi 5 Sub BWP dengan batas yang digunakan adalah batas
administrasi desa, dan batas fisik jalan atau sungai. Pembagian Sub BWP didasarkan pada
kecenderungan akan perkembangan kota, terutama adanya perkembangan aktivitas perdagangan
dan jasa, industri, pariwisata, dan pertanian yang mungkin akan berkembang di Kecamatan Ampel
selama 20 tahun mendatang. Berikut ini dapat dilihat pembagian BWP dan fungsi yang akan
dikembangkan di masing-masing BWP di Kecamatan Ampel.
Tabel III.1.
Pembagian BWP di Kecamatan Ampel
Tabel III.2.
Proyeksi Penduduk Kecamatan Ampel Hingga Tahun 2032
Proyeksi
SUB BWP Desa
R 2017 2022 2027 2032
Tanduk 0.001% 5,383 5,383 5,383 5,384
Candi 0.012% 4,927 4,930 4,933 4,936
SUB BWP I Urut Sewu 0.014% 4,574 4,577 4,580 4,584
Kaligentong 0.001% 4,412 4,413 4,413 4,413
Gladagsari 0.025% 2,854 2,857 2,861 2,865
TOTAL SUB BWP I 22,150 22,160 22,171 22,181
Ngenden 0.014% 1,903 1,904 1,906 1,907
SUB BWP II Ngampon 0.021% 1,438 1,440 1,441 1,443
Gondang Slamet 0.004% 1,637 1,638 1,638 1,638
TOTAL SUB BWP II 4,979 4,982 4,985 4,988
Banyuanyar 0.002% 2,537 2,538 2,538 2,538
SUB BWP III
Sidomulyo 0.017% 3,930 3,934 3,937 3,941
Proyeksi
SUB BWP Desa
R 2017 2022 2027 2032
Ngargosari 0.011% 4,069 4,071 4,073 4,075
Selodoko 0.012% 2,586 2,588 2,589 2,591
TOTAL SUB BWP III 13,123 13,130 13,137 13,145
Sampetan 0.015% 5,519 5,523 5,527 5,531
SUB BWP IV Ngadirojo 0.027% 3,935 3,940 3,945 3,951
Jlarem 0.017% 2,505 2,507 2,510 2,512
TOTAL SUB BWP IV 11,959 11,971 11,982 11,994
Ngagrong 0.019% 3,026 3,029 3,032 3,034
Seboto 0.000% 4,617 4,617 4,617 4,617
SUB BWP V Kembang 0.024% 5,215 5,221 5,227 5,233
Candisari 0.000% 2,255 2,255 2,255 2,255
Ngargoloko 0.029% 1,528 1,530 1,532 1,534
TOTAL SUB BWP V 16,640 16,651 16,663 16,674
JUMLAH 68,851 68,895 68,938 68,982
Sumber : Penyusun, 2012