Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FALSAFAH DAN TEORI KEPERAWATAN

Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem


Dosen: Dr. Meri Neherta, M. Biomed.

Disusun oleh:
Irma Bonyfa Rahma 2011313019
Jofarell AL Ghifary 2011311045
Laila Nadhira 2011312043
Lidya Putri 2011312034
Marita Wahyuni 2011312025
Meisi Rahmahiga 2011313007
Memel Meiyuni 2011313034
Muhammad Usamah Prasetiyo 2011311027

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2020
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem keperawatan berubah dengan cepat. Perawat zaman sekarang berhadapan
dengan perawatan klien yang mengharapkan asuhan keperawatan yang berkualitas dan
mengharapkan asuhan keperawatan professional sebagai penyedia perawatan kesehatan
terdidik dengan baik.
Pelayanan keperawatan memiliki peran penting dalam menentukan keberhasilan
pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Salah satu faktor yang mendukung keyakinan diatas
adalah kenyataan yang dapat dilihat di unit pelayanan kesehatan seperti rumah sakit, dimana
tenaga yang selama 24 jam harus berada di sisi pasien adalah tenaga perawat. Namun sangat
disayangkan bahwa pelayanan keperawatan pada saat ini masih jauh dari apa yang
diharapkan. Keadaan ini bukan saja disebabkan oleh terbatasnya jumlah tenaga keperawatan
yang kita miliki, tetapi terutama dikarenakan oleh terbatasnya keampuan professional yang
dimiliki oleh sebagian besar jenis tenaga ini.
Proses keperawatan merupakan suatu jawaban untuk pemecahan masalah dalam
keperawatan, karena proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan secara
sistematis dan menggunakan konsep dan prinsip ilmiah yang digunakan secara sistematis
dalam mencapai diagnosa masalah kesehatan pasien, merumuskan tujuan yang ingin dicapai,
menentukan tindakan dan mengevaluasi mutu serta hasil asuhan keperawatan.
Pendekatan sistem dapat didefinisikan untuk memandang sesuatu sebagai suatu
sistem yang terdiri dari unsur-unsur, komponen-komponen, elemen-elemen atau unit-unit
yang saling berhubunganm salig berinteraksi, saling tergantung dalam mencapai tujuan.
Pendekatan sistem meliputi cara berpikir tentang fenomena secara keseluruhan, metode atu
teknik dalam memecahkan masalah atau pengambilan keputusan.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui hal yang berkaitan dengan system.
2. Untuk mengetahui komponen sistem secara umum.
3. Untuk mengetahui komponen sistem dalam keperawatan.
4. Untuk mengetahui sistem dan penerapan sistem dalam keperawatan.
5. Untuk mengetahui tipe sistem.
6. Untuk mengetahui pendekatan sistem dalam layanan kesehatan.
7. Untuk mengetahui lingkup sistem pelayan kesehatan.
8. Untuk mengetahui tentang penerapan sistem dalam keperawatan.
9. Untuk mengetahui hubungan sistem dengan subsistem dan suprasistem.
10. Untuk mengetahui pengaruh sistem pelayan kesehatan ditinjau dari perspektif sistem.

1.3 Manfaat
Makalah ini dibuat agar kita mampu memahami konsep sistem dan pendekatan
sistem dalam dunia keperawatan, mulai dari pengertian sistem itu sendiri sampai pengaruh
sistem terhadap pelayanan kesehatan sekarang ini.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konsep Sistem

Sistem secara teknis berarti seperangkat komponen yang saling berhubungan dan
bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan. Kata sistem berasal dari bahasa latin
(syst dan ema) dan bahasa yunani (sust dan ema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi,
materi, atau energi. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan suatu set kesatuan
yang berinteraksi, ketika suatu model metematika sering kali dapat dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang


berada dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak. Misalnya, negara yang
merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti provinsi yang salaing
berhubungan sehingga membentuk suatu negara dengan rakyat sebagai penggeraknya. Kata
“sistem” sering digunakan baik dalam percakapan sehari-hari, forum diskusi maupun
dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal dan berbagai bidang, sehingga
memiliki makna yang beragam.

2.2 Komponen Sistem dalam Keperawatan

1. Tujuan, Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak

2. Masukan, Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses.

3. Proses, Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari
masukan menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi
dan produk, tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa
pembuangan atau limbah.
4. Keluaran, Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi,
keluaran bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.

5. BatasYang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di
luar sistem (lingkungan).

Komponen sistem keperawatan secara khusus, yaitu:


1. Manusia
Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik
mempunyai siklus kehidupan meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki
kemampuan untuk mengatasi perubahan dengan menggunakan berbagai mekanisme yang
dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat biologis, psikologis dan sosial.
Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa
yang mencakup belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan
berdasarkan potensi dan keterbatasannya.
2. Lingkungan
Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia
berada, yang selalu mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.
Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak
yang berbeda pada setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia
selalu berespon untuk mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga.
Adaptasi dapat bersifat positif, dapat pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara
negatif pada pengaruh lingkungan maka akan menimbulkan masalah.
Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat
mempengaruhi kesehatan, lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan
geografis yang ada di masyarakat yang berada di luar institusi kesehatan.
3. Kesehatan
Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang
sehat adalah:
a) WHO (1947): Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental,
sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit atau cacat.
b) Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk eran dan
tugasnya secara efektif.
c) Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan
terus menerus beradaptasi dengan lingkungannya.
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai
interaksi antara individu dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.
4. Keperawatan
Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan
dilaksanakan secara universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam
keperawatan meliputi rasa simpati, empati, menghargai orang lain, tenggang rasa.
Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut manusia. Keperawatan
membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang memiliki kebutuhan yang unik.
Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
keperawatan adalah salah satu bentuk “pelayanan profesional sebagai integral dari
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara
komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit,
mencakup siklus hidup manusia”.

2.3 Penerapan Sistem dalam Proses Keperawatan


1. Tahap Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
manganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan seorang
pasien.
Tujuan pengkajian adalah untuk memberikan suatu gambaran yang terus
mengenai kesehatan pasien, yang memungkinkan tim perawat merencanakan asuhan
keperawatan kepada pasien secara perorangan.
a. Pengumpulan data
Pengumpulan data dimulai dilakukan sejak klien masuk rumah sakit, selama
klien dirawat secara terus-menerus serta pengkajian dapat dilakukan ulang untuk
menambah dan melengkapi data yang telah ada. Berdasarkan sumber data, data
pengkajian dibedakan atas data primer dan data sekunder:
 Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari klien
bagaimanapun kondisi klien.
 Data sekunder adalah data yang diperoleh selain dari pasien seperti dari
perawat, dokter, ahli gizi, ahli fisiotheraphy, keluarga atau kerabat klien,
catatan keperawatan serta hasil pemeriksaan penunjang lainnya.
Secara umum ada beberapa cara pengumpulan data yaitu:
 Wawancara yaitu melalui komunikasi untuk mendapatkan respon dari pasien
dengan tatap muka.
 Observasi yaitu dengan mengadakan pengamatan secara visual atau secara
langsung kepada pasien.
 Konsultasi yaitu dengan melakukan konsultasi kepada yang ahli spesialis
bagian yang mengalami gangguan.
 Melalui pemeriksaan seperti inspeksi (melihat), palpasi (meraba), perkusi
(mengetuk), auskultasi serta pemeriksaan fisik lainnya, seperti pengukuran
EKG.
b. Pengelompokan data
Setelah selesai mengumpulkan data maka selanjutnya data-data terkumpul
dikelompokkan, data dapat dibagi atas data dasar dan data khusus.
 Data dasar terdiri dari data fisiologis / biologi, data psikologis, data social,
data spiritual dan data tentang tumbuhkembang klien.
 Data khusus adalah data yang bersipat khusus. Misalnya laporan intake dan
output cairan selama operasi, hasil pemeriksaan hematology, pemeriksaan
roentgen dan sebagainya.
Selain data diatas, berdasarkan cara pengumpulan data dibagi atas data
objektif dan data subjektif.
 Data objektif adalah data yang diperoleh perawat berdasarkan hasil
pemeriksaan atau observasi secara langsung.
 Data subjektif adalah data yang diperoleh berdasarkan keluhan atau
perkataan klien atau keluarganya.
c. Analisa Data dan Perumusan Diagnosa Keperawatan
Analisa data untuk menentukan diagnosa keperawatan. Proses keperawatan analisa
adalah menghubungkan data yang diperoleh dengan konsep teori, prinsip asuhan
keperawatan yang relevan dengan kondisi pasien. Analisa data dilakukan melalui
pengesahan data, pengelompokkan data, membandingkan data, menentukan
ketimpangan / kesenjangan serta membuat kesimpulan tentang kesenjangan masalah
yang ada.
2. Tahap Diagnosa
Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan status / masalah
kesehatan aktual / potensial. Tujuannya adalah mengidentifikasi:
a) Adanya masalah aktual berdasarkan respon klien terhadap masalah / penyakit.
b) Faktor-faktor berkontraksi / penyebab adanya masalah.
c) Kemampuan klien mencegah / menghilangkan masalah.
Diagnosa keperawatan berorientasi kepada kebutuhan dasar manusia, berdasarkan
pada kebutuhan dasar menurut Abraham Maslow, memperlihatkan respon individu /
klien terhadap penyakit dan kondisi yang dialaminya.
3. Tahap Perencanaan
Setelah merumuskan diagnosa keperawatan maka perlu dibuat perencanaan
intervensi keperawatan dan aktifitas keperawatan. Tujuan perencanaan adalah untuk
mengurangi, menghilangkan dan mencegah masalah keperawatan klien.
Tahap perencanaan keperawatan adalah:
a. Proses penentuan prioritas
Proses ini dimulai dengan membuat prioritas diagnosa keperawatan, urutan
prioritas diagnosa keperawatan menunjukkan masalah tersebut menjadi prioritas
untuk dilakukan intervensi keperawatan. Meskipun demikian tidak berarti bahwa satu
diagnosa harus dipecahkan dahulu secara total baru mengerjakan diagnosa berikutnya.
Biasanya beberapa diagnosa keperawatan dapat diatasi secara bersamaan.
b. Penetapan sasaran dan tujuan
Dilakukan setelah penetapan urutan prioritas diagnosa keperawatan. Sasaran
adalah hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan. Sedangkan tujuan menggambarkan penampilan, hasil
atau perilaku klien yang berhubungan dengan sasaran. Perencanaan tujuan bermanfaat
dalam merancang, mengimplementasikan dan mengevaluasi asuhan keperawatan
kepada klien.
c. Penentuan kriteria evaluasi
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampialan klien.
Misalnya klien dapat menyebutkan empat komplikasi diabetes millitus. Kriteria
diperlukan apabiala tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur.
d. Rencana intervensi
Perawat memutuskan srategi dan intervensi keperawatan yang akan
dilakukan. Strategi dan tindakan yang dilakukan diarahkan langsung pada etiologi
atau faktor pendukung dari diagnosa keperawatan.
4. Tahap Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan perencanaan keperawatan oleh perawat dan
klien. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah intervensi
dilaksanakan sesuai dengan rencana setelah dilakukan validasi, penguasaan, keterampilan
interpersonal, intelektual, dan tekhnikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan
efisien pada situasi yang tepat. Keamanan fisik dan psikologi dilindungi dan
didokumentasi keperawatan berupa pencatatan dan pelaporan.
Ada tiga fase implementasi keperawatan yaitu:
a) Fase persiapan, meliputi pengetahuan tentang rencana, validasi rencana, pengetahuan
dan keterampilan mengimplementasikan rencana, persiapan klien dan lingkungan.
b)  Fase operasional, merupakan puncak implementasi dengan berorientasi pada tujuan
(intervensi independent, dependen dan interdependen).
c) Fase terminasi, merupakan terminasi perawat dengan klien setelah implementasi
dilakukan.
5. Tahap Evaluasi
Hal-hal yang dievaluasi adalah keakuratan, kelengkapan, dan kualitas data,
teratasi atau tidaknya masalah klien, serta pencapaian tujuan serta ketetapan intervensi
keperawatan. Akhirnya, penggunaan proses keperawatan secara tepat pada praktek
keperawatan akan memberi keuntungan pada klien dan perawat. Kualitas asuhan
keperawatan diharapkan dapat ditingkatkan. Perawat dapat mendemonstrasikan
tangguang jawab dan tangguang gugatnya yang merupakan salah satu ciri profesi dan
yang amat penting adalah menjamin efisiensi dan efektifitas asuhan keperawatan yang
diberikan kepada klien.
6. Tahap Dokumentasi
Dokumentasi proses keperawatan merupakan metode pencatatan proses
keperawatan yang tepat untuk pengambilan keputusan yang sistematis. Dokumentasi
proses keperawatan mencakup pengkajian, dokumentasi masalah, perencanaan, tindakan.

2.4 Hubungan Sistem dengan Subsistem dan Supra Sistem


Keperawatan dapat digambarkan sebagai kesatuan subsistem dan membentuk satu
sistem yang utuh. Sitem pendidikan ini memperoleh input dari suprasistem (masyarakat atau
lingkungan) dan memberikan output bagi suprasistem tersebut. Subsistem yang membentuk
sistem keperawatan adalah tujuan, klien, manajemen, struktur dan jadwal waktu, asuhan
keperawatan, tenaga perawat dan tim kesehatan lain, teknologi, fasilitas, kendali mutu,
penelitian, serta biaya perawatan.
Interaksi fungsional antarsubsistem keperawatan disebut sebagai proses keperawatan.
proses keperawatan dapat terjadi dimana saja, tidak terbatas lingkungan rumah sakit dan
pusat kesehatan lainnya. Melalui proses keperawatan diperoleh hasil (output) keperawatan.
hasil keperawatan adalah asuhan keperawatan yang sudah diberikan kepada klien
berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan. Tujuan keperawatan masing-masing
tingkatan perawatan ditetapkan berdasarkan kebutuhan dan bermuara pada tujuan kesehatan
nasional.
Beberapa penerapan sistem keperawatan:
1. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan.
Dalam memberikan asuhan keperawatan yang potensial kepada klien. Asuhan
Keperawatan saling berhubungan dengan tim pelayanan kesehatan lainnya seperti dokter,
radiologi, klien/pasien, IPTEK, tim rumah tangga di RS, gizi, laboratorium, dan sistem
pendukung lainnya.
2. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan.
Penerapan sistem dalam penyelenggaraan pendidikan keperawatan juga saling
berhubungan dengan pelayanan lainnya seperti IPTEK, AIPNI, PPNI, Penyelenggara
pendidikan keperawatan, kebutuhan masyarakat, kebijakan pendidikan nasional
keperawatan, dan profesi lain.
3. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan.
Penerapan sistem ini berhubungan dengan masyarakat, kebijakan nasional, PPNI,
faktor lain, AIPNI, IPTEK, institusi pendidikan keperawatan. Dengan bekerjasama
bersama peleyanan-pelayanan lainnya sehingga pengembangan profesi keperawatan
dapat berjalan dengan lancar.
4. Penerapan Sistem Dalam Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Secara Umum.
Pelayanan kesehatan dalam penerapannya sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti pendidikan dan manajemen, kebutuhan pelayanan kesehatan, konsep
kesehatan, tujuan pembangunan kesehatan, IPTEK, dan berbagai profesi kesehatan.

2.5 Pengaruh pada Pelayanan Kesehatan ditinjau dari Persfektif Sistem


 Internal
1. Bagi profesi dengan pendekatan sistem dan proses keperawatan, perawat dapat
mempertanggung jawabkan tugasnya sesuai dengan standar. Jadi akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan dan profesi Keperawatan secara keseluruhan.
2. Bagi Perawat akan meningkatkan kepuasan dalam bekerja dan meningkatkan
kecintaan pada profesi.
3. Kemampuan memanfaatkan hasil/keluaran dari pendidikan.
4. Kemampuan dalam pengadaan dan pengembangan sumber daya pendidikan.
 Eksternal
1. Bagi Klien dapat memfasilitasi keterlibatan klien dan keluarga dalam perawatan
disetiap tahapan proses keperawatan.
2.  Tekanan dan Tuntutan kebutuhan Masyarakat.
3. Perkembangan global Keperawatan Profesional.

2.6 Pelayanan Kesehatan Sebagai Suatu Bagian Integral Dari Pelayanan Kesehatan
Pelayanan keperawatan merupakan bagian dari suatu pelayanan kesehatan yang
meliputi pelayanan dasar dan pelayanan rujukan. Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan,
maka pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh tenaga perawat dalam pelayanannya
memiliki tugas, diantaranya memberikan asuhan keperawatan keluarga, komunitas dalam
pelayanan kesehatan dasar dan akan memberikan asuhan keperawatan secara umum pada
pelayanan rujukan.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam pengertian yang paling umum, sebuah sistem adalah sekumpulan alat yang
memiliki hubungan diantara mereka. Sistem secara sederhana dapat didefinisikan sebagai
sesuatu kesatuan dari berbagai elemen atau bagian-bagian yang mempunyai hubungan
fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai hasil yang diharapkan. Dengan
demikian keperawatan, dapat diartikan sebagai satu keseluruhan karya insani yang terbentuk
dari bagian-bagian yang mempunyai hubungan fungsional dalam upaya mencapai tujuan
akhir. Komponen sistem dalam keperawatan meliputi manusia, lingkungan, kesehatan, dan
keperawatan. Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai
kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual. Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu
meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Dalam sistem terdapat input (masukan),
proses, Output (hasil/Keluaran) dan umpan balik. Pendekatan sistem merupakan satu cara
yang memandang keperawatan secara menyeluruh dan sistematik, tidak parsial dan
fragmentis. Beberapa penerapan sistem dalam keperawatan :

a. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Keperawatan

b. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pendidikan Keperawatan

c. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pengembangan Profesi Keperawatan

d. Penerapan sistem dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan secara umum

3.2 Saran

Diharapkan setelah membaca makalah ini, seluruh mahasiswa keperawatan dpat


memahami dan mengerti mengenai konsep sistem dan pendekatan sistem dalam keperawatan dan
kedepannya dapat di realisasikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam
praktik keperawatan
REFERENSI

https://www.slideshare.net/suhendidarma/tugas-kdk-konsep-sistem-dalam-keperawatan-
57590478

http://hartinainagemina.blogspot.com/2012/05/pendekatan-konsep-sistem-dalam-proses.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai