TUGAS AKHIR
Disetujui untuk melengkapi Tugas-Tugas Dan
Memenuhi Syarat Untuk Menempuh
Ujian Sarjana Teknik Sipil
Disusun Oleh:
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
Kata kunci : subgrade, index properties, kompaksi, berat isi kering maksimum,
kadar air optimum, batas cair, persen butiran halus, stabilisasi tanah-kapur
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulisan
Tugas Akhir yang berjudul “ESTIMASI NILAI PARAMETER KOMPAKSI
BERDASARKAN NILAI KLASIFIKASI TANAH YANG DISTABILISASI
DENGAN KAPUR” ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat penyelesaian
Pendidikan Sarjana di Bidang Studi Struktur Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini hingga dapat
terselesaikan tidak terlepas dari keterlibatan berbagai pihak. Pada kesempatan ini,
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang berperan yaitu:
1. Bapak Ir. Zulkarnain A.Muis, M.Eng, Sc., selaku Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan
dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
2. Ibu Adina Sari Lubis, S.T., M.T., selaku Co Pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, pikiran, dan tenaga untuk memberikan arahan dan
bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Bapak Medis S. Surbakti, S.T, MT, sebagai Ketua Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Ir. Andy Putra Rambe MBA, sebagai Sekretaris Departemen Teknik
Sipil Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT dan Bapak Medis S. Surbakti, S.T, MT.,
sebagai Dosen Pembanding dan Penguji Departemen Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sumatera Utara.
6. Bapak Ir. Indra Jaya Pandia, MT sebagai Kepala Laboratorium Jalan Raya,
atas bimbingan kepada penulis selama menjadi asisten Laboratorium Jalan
Raya.
7. Ibu Ika Puji Hastuty, ST. MT., sebagai Kepala Laboratorium Mekanika
Tanah, Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen staf pengajar Departemen Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara yang telah membimbing dan
memberikan pengajaran kepada penulis selama menempuh masa studi di
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera Utara.
10. Teristimewa kepada kedua orang tua saya Ayahanda A.R Simbolon dan
Ibunda K.Simamora, yang tak pernah berhenti memberikan doa, dukungan,
motivasi, kasih sayang dan segalanya selama ini. Abang saya Brevi
Simbolon, Kakak-kakak saya Seprina Simbolon, Monalisa Simbolon, dan
Adik-adik saya Maria Simbolon dan Frans Simbolon yang selalu memberi
dukungan dan materil serta seluruh keluarga besar saya yang selalu
mendukung dan membantu dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.
11. Seluruh teman-teman mahasiswa Teknik Sipil 2013 dan 2016 dan Abang
kakak 2010 dan 2011 yang telah banyak membantu penulis mulai dari awal
proses pengerjaan Tugas Akhir hingga selesai, khususnya: TOP11
(RizkaAmal, Soraya, Maylisa, Artika, Dea, Asafin, Elisa, RizkaMeylani,
Regina, Margaret), Kak Fanny Siregar (010), Abangda Imam (011),
Abangda Iqbal (010), Abangda Derry (010), Novra, Alby, Benedictus,
Agung, Ivan, Mery, Angel dan Angkatan 2013 lainya, juga Teman SMA
(Andin, Icha, Dewi, Tira) terima kasih atas semangat dan bantuannya
selama ini.
12. Seluruh Asisten Laboratorium Jalan Raya Departemen Teknik Sipil FT
USU ( Rijal, Akmal, Zaky, Irpan, bang BJ, bang Wendy, bang Suryadi, bg
Kevin)
13. Seluruh Staf Laboratorium Mekanika Tanah Departemen Teknik Sipil FT
USU dan PTPN 2 Patumbak.
14. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu disini, terimakasih
atas jasa-jasanya dalam mendukung dan membantu penulis dari segi
apapun, sehingga Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang
membangun dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini.
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 2017
Penulis
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR NOTASI................................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................................. 1
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.4.2 Pemilihan Bahan Tambah ......................................................... 27
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah Sistem Unified Soil Classification System ............... 14
Tabel 2.10 Tipe binder dan persen bahan tambah untuk jalan beraspal
Tabel 4.6 Berat Isi Kering Maksimum Estimasi Model Goswami ....................... 51
Tabel 4.9 Perhitung t hitung dan t tabel Berat Isi Kering .................................... 55
Tabel 4.10 Perhitung t hitung dan t tabel Kadar Air Optimum ............................. 56
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.6 Perbandingan Alat Uji Standar dengan Alat Uji Modified ................ 20
Gambar 2.7 Hubungan kadar air optimum dengan berat isi kering maksimum .... 23
Gambar 2.8 Hubungan antara kadar air dan berat isi kering dengan
Gambar 4.1 Hubungan berat isi kering maksimum dengan Log G ....................... 49
Gambar 4.5 Pengaruh penambahan kapur terhadap nilai Indeks Plastisitas (IP)
tanah ................................................................................................... 58
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.6 Pengaruh penambahan kapur terhadap nilai parameter kompaksi
tanah ................................................................................................... 58
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR NOTASI
w = Kadar air
m = Kemiringan kurva
G = Konstanta gradasi
k = Konstanta perpotongan
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
xi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
beberapa contoh tanah dengan kadar air yang bervariasi. Hasil yang diperoleh
berupa Nilai Parameter Kompaksi yaitu Berat Isi Kering Maksimum (γdmaks) pada
saat Kadar Air Optimum (wopt). Sedangkan kepadatan lapangan diperoleh dengan
Sand Cone Test atau Dynamic Cone Penetrometer Test yang menghasilkan nilai
pencampuran tanah dengan tanah lain untuk memperoleh gradasi yang diinginkan,
atau pencampuran tanah dengan bahan tambah buatan pabrik sehingga sifat-sifat
teknis semakin baik. Salah satu bahan tambah yang sering dipakai pada stabilisasi
tanah adalah kapur (CaO) dengan syarat tanah yang cocok untuk distabilisasi
untuk memodifikasi sifat-sifat tanah, yaitu perbaikan tanah yang basah agar
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Australia Stabilisation Pavement Recycling And Stabilisation Association
mudah dikerjakan. Killaney Road Trial juga mengatakan variasi kapur 3% sampai
4% sudah memuaskan untuk stabilisas Indeks Plastisitas (PI) tanah. Tanah yang
Proses penentuan Berat Isi Kering Maksimum (γdmaks) dan Kadar Air
mengisyaratkan program rutin kontrol kualitas untuk penentuan Indeks Plastis dan
gradasi yang relatif memerlukan bahan yang lebih sedikit dan menghasilkan
klasifikasi tanah/bahan tertentu. Jika hasil klasifikasi ini bisa digunakan untuk
mengestimasi Berat Isi Kering Maksimum (γdmaks) dan Kadar Air Optimum (wopt)
material subgrade yang ditambah dengan kapur maka dapat menghemat waktu,
tenaga dan biaya pada pelaksanaan pekerjaannya. Hal ini juga merupakan
material subgrade pada proyek jalan raya berdasarkan data klasifikasi tanah yang
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1.2 Perumusan Masalah
pada proyek jalan raya berdasarkan data klasifikasi tanah yang distabilisasi
dengan kapur?
yaitu Berat Isi Kering Maksimum (γdmaks) dan Kadar Air Optimum (wopt) suatu
material subgrade pada proyek jalan raya berdasarkan data nilai klasifikasi tanah
didalam mempersingkat waktu, tenaga dan biaya kontrol bahan timbunan atau
galian untuk lapisan subgrade yang distabilisasi dengan kapur pada proyek jalan
raya.
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tanah Departemen Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Sumatera
Utara.
3. Kapur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kapur bubuk (CaO) yang
4. Jumlah sampel yang akan diteliti adalah 30 sampel. (Cohen, et.al, 2007)
6. Penambahan kapur yang akan dicampur dengan tanah pada penelitian ini
BAB I PENDAHULUAN
Merupakan kajian literatur yang terkait dalam penelitian ini yaitu mengenai
subgrade, stabilisasi tanah dengan kapur, pengujian index properties tanah (kadar
air, berat jenis, atterberg limit, analisa butiran dan klasifikasi tanah), pengujian
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemadatan tanah (berat isi kering maksimum dan kadar air optimum), serta
Bab ini berisikan tentang metode yang dipakai dalam penelitian ini,
dari pembahasan pada bab sebelumnya, serta saran mengenai hasil penelitian yang
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jalan. Lapisan tanah dasar dapat berupa tanah asli yang dipadatkan jika tanah
aslinya baik atau tanah urugan yang didatangkan dari tempat lain atau tanah yang
perkerasan jalansangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar
keadaan siap (kuat, padat, bersih dan dibentuk sesuai rencana). Adapun langkah-
1. Apabila tanah eksisting lebih tinggi dari elevasi rencana, maka dilakukan
pekerjaan galian. Sedangkan apabila tanah eksisting lebih rendah dari elevasi
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
rencana, maka dilakukan pekerjaan timbunan. Pada pekerjaan galian, tanah
dilakukan pemadatan.
Motor Grader.
yang telah diatur didalam Spesifikasi Umum Bidang Jalan dan Jembatan Divisi 3
menjelaskan tentang parameter bahan yang bisa digunakan untuk sebagai syarat
berikut :
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. OL, OH, Pt tidak boleh digunakan.
2. GW, GP, GM, GC, SW, SP, SM, SC bisa digunakan dengan syarat
pemeriksaan Kadar Air (Water Content Test), Berat Jenis (Specific Gravity Test),
Konsistensi Atterberg (Atterberg Limit Test) dan Analisa Saringan (Sieve Analysis
untuk mendapatkan besaran kadar air (w). Kadar air tanah (w) didefinisikan
sebagai perbandingan antara berat air (Ww) dengan berat butiran (Ws) dalam
tanah tersebut yang dinyatakan dalam satuan persen. Kadar air tanah (w) dapat
( ) ( )
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Cara memperolehnya, contoh tanah basah mula-mula ditimbang, kemudian
dikeringkan di dalam oven pada suhu 230° F (110° C) hingga mencapai berat
konstan. Berat contoh setelah dikeringkan adalah berat partikel solid. Perubahan
berat yang terjadi selama proses pengeringan setara dengan berat air. Untuk tanah
mencapai 140° F (60° C). Kadar Air (w) diperlukan untuk menentukan properties
Method for Specific Gravity of Soils”. Metoda ini digunakan pada contoh tanah
dengan komposisi ukuran partikel lebih kecil daripada saringan No. 4 (4.75 mm).
Untuk partikel dengan ukuran lebih besar dari saringan tersebut, prosedur
partikel tanah di udara dengan massa volume air pada suhu kamar (umumnya
( )
( ) ( )
dimana:
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
w3 = Berat piknometer + sampel tanah + air suling
Berat jenis tanah (Gs) ditentukan berdasarkan jumlah dari pycnometer yang
sudah dikalibrasi, dimana massa dan suhu dari contoh tanah deaerasi/air distilasi
diukur. Specific gravity dari tanah diperlukan untuk menentukan hubungan antara
berat dan volume tanah, dan digunakan untuk perhitungan test Laboratorium
lainnya.
Kadar air pada saat Batas Cair (Liquid Limit=LL) diperoleh dengan cara
digerakkan, sehingga mangkuk naik turun dari ketinggian 0.4 inci (10 mm)
dengan kecepatan 2 drop/detik. Liquid limit dinyatakan sebagai kadar air dari
tanah yang dibutuhkan untuk menutup goresan yang berjarak 0.5 inci (13 mm)
Kadar air pada saat Batas Plastis (Plastic Limit=PL) ditentukan dengan
mengetahui secara pasti kadar air terkecil, dimana pasta tanah dapat digulung
hingga diameter 0.125 inci (3.2 mm) tanpa mengalami keretakan. Sedangkan
10
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Indeks Plastisitas (Plasticity Index=PI) diperoleh dari selisih nilai kadar air pada
saat Batas Cair (LL) dengan nilai kadar air pada saat Batas Plastis (PL).
dengan satu unit saringan berukuran 4,75mm (no.4) hingga 0,0075mm (no.200).
Setelah itu, berat sampel yang tertahan pada tiap-tiap saringan ditimbang
beratnya. Lalu akan didapatkan persentase butiran yang lolos dari tiap-tiap
saringan.
Dari uji indeks properties tanah, grain size analysis dan atterberg limit
2.1.
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.1. Karakteristik tanah subgrade oleh AASHTO
kelompok, A-1 sampai dengan A-7 (seperti terlihat pada Tabel 2.2). Tanah dalam
rumus empiris. Pengujian yang digunakan hanya berupa analisa saringan dan nilai
batas-batas Atterberg.
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.2. Klasifikasi Tanah Sistem AASHTO
ke dalam tanah berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50% lolos
saringan nomor 200 dan diklasifikasikan sebagai tanah berbutir halus (lanau dan
lempung) jika lebih dari 50% lewat saringan nomor 200. Simbol-simbol yang
(sand/S), lempung (clay/C), lanau (silt/M), lanau atau lempung organic (organic
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.3 Klasifikasi Tanah Unified Soil Classification System
sejumlah tanah yang terdiri dari partikel padat (solid particles), air dan udara
beban yang bergerak (rolling), beban yang dipukulkan (tamping) maupun beban
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
yang digetarkan (vibrating). Kepadatan didapat dengan keluarnya udara dari
antara butiran tanah dimana proses ini merupakan kebalikan dari proses
Lapisan tanah dasar pada konstruksi jalan raya harus dipadatkan dimana
kekuatan dan keawetan perkerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan
Istilah Defenisi
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.1 Jenis-jenis Pemadatan Tanah
A. Pemadatan di Lapangan
alat berat seperti, Three Wheel Roller, Tandem Roller, Pneumatik Tired Roller
(PTR) dan lain-lain. Untuk pemadatan tanah sebagai badan jalan/subgrade maka
pada umumnya digunakan vibratory roller (Surendro B, 2014). Alat ini cocok
roller ada beberapa alat yang dipakai untuk memadatkan tanah maupun batu-
Smooth-wheeled rollers (Gambar 2.2) memiliki 3 roda dari drum besi atau
tandem dibagian belakang. Alat ini juga memiliki roda besi tunggal berbentuk
drum dibagian depan. Beratnya antara 1.7-17 ton dan dapat diperberat lagi dengan
mengisi pasir atau air di roda besinya. Beban yang terpakai dibagi selebar
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.2. Smooth Wheeled Roller (Surendro B, 2014)
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Menurut Djatmiko Soedarmo (1993) Vibratory rollers (Gambar 2.4) atau
sering disebut vibro saja, mempunyai kisaran berat 0.5-17 ton, yang mempunyai
antara 20-35 Hz dan 40-75 Hz untuk vibratory roller yang kecil. Pada umumnya
alat bisa diatur getarannya menjadi 3 posisi: kecil, menengah dan besar. Untuk
alat yang ditarik traktor kecepatannya 1.5-2.5 km/jam sedangkan untuk alat yang
Mempunyai kisaran berat 100 kg- 2 ton dan luasan pelat antara 0.16-1.6 m2. Alat
ini cocok untuk memadatkan luasan yang kecil atau tempat yang terbatas untuk
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.5 Vibrating plate compactors (Surendro B, 2014)
B. Pemadatan di Laboratorium
(=10,16 cm). Selama percobaan di laboratorium, cetakan itu dikelam pada sebuah
pelat dasar dan di atasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan kadar
khusus. Berat penumbuk 5,5lb (= 2,5 kg) dan tinggi jatuh 12 in. (=30,48 cm).
ini dilakukan untuk 3 (tiga) lapisan. Uji Pemadatan Standar mengacu pada ASTM
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pada Pengujian Pemadatan Modified, tanah dipadatkan dalam sebuah
sebuah pelat dasar dan di atasnya diberi perpanjangan. Tanah dicampur air dengan
penumbuk khusus. Berat penumbuk 10lb (= 4,5 kg) dan tinggi jatuh 18 in.
Gambar 2.6 Perbandingan alat Uji Pemadatan Standar dengan Uji Pemadatan Modified
Pemadatan Modified memiliki dua parameter penting, yaitu Berat Isi Kering
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3.2 Parameter Pemadatan Tanah/Kompaksi
jenis tanah yang dipadatkan dengan daya pemadatan tertentu, kepadatan yang
dicapai tergantung pada banyaknya air (kadar air) tanah tersebut. Besarnya
kepadatan tanah, biasanya dinyatakan dalam nilai berat isi kering (ᵞd) nya.
Apabila tanah dipadatkan dengan adanya pemadatan yang tetap pada kadar
air yang bervariasi, maka pada nilai kadar air tertentu akan tercapai kepadatan
Derajat kepadatan tanah dinyatakan dalam istilah berat isi kering (γd),
yaitu perbandingan berat butiran tanah dengan volume total tanah. Berat Volume
( )
dimana:
pengurangan nilai kepadatan kering tergantung kepada kadar air dalam sampel
air akan memenuhi ruang antar partikel yang sebelumnya dipenuhi udara.
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Disamping itu, air juga akan merespon dengan partikel tanah dan menambah
tanah untuk dipadatkan dan menghasilkan berat isi kering (γd) yang lebih tinggi.
sebagian volume tanah akan dipenuhi air dan akan mengurangi berat isi kering
tanah (γd).
berat isi kering tanah (γd) pada kondisi tanpa rongga udara (zero air void/ZAV)
yaitu:
( )
Dimana:
Menurut Dandung Novianto (2012), untuk suatu kadar air tertentu, berat isi
kering maksimum (ᵞdmax) secara teoritis didapat bila pada pori-pori tanah sudah
hamper tidak ada udara lagi, yaitu pada saat dimana derajat kejenuhan tanah sama
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Untuk memudahkan pemadatan, tanah lempung perlu dibasahi, karena semakin
basah tanah akan mudah dihancurkan. Namun, bila terlalu basah akan
mudah untuk digerakkan. Kepadatan maksimum akan diperoleh pada saat tanah
memiliki kondisi kadar air optimum (wopt) yakni pada saat berai isi kering
maksimum (ᵞdmax). Hubungan antara kadar air optimum dengan berat isi kering
Gambar 2.7 Hubungan kadar air optimum dengan berat isi kering maksimum.
95% untuk material granural. Jika kondisi tersebut tidak tercapai maka pemadatan
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
( )
pemadatan, yaitu : tipe tanah dan gradasi, kadar air optimum (wopt), berat isi
Pemadatan tanah merupakan fungsi dari kadar air, karena pada saat ini air
berperan sebagai pelembut (softening agent) atau lubrikasi pada partikel tanah
yang akan membantu menyusun partikel tanah mengisi rongga udara menjadi
lebih padat. Namun, kelebihan air tidak akan membantu tanah mencapai densitas
yang padat, karena rongga udara telah terisi oleh air yang bersifat inkompresibel
yang membuat partikel tanah akan mengalir atau kehilangan friksi dan energi
Umumnya tanah yang dominan berbutir halus atau fine grain akan membutuhkan
kadar air lebih untuk mencapai pemadatan optimum, sebaliknya tanah dominan
berbutir kasar atau coarse grain membutuhkan sedikit kadar air untuk mencapai
kadar air pemadatan optimum. Hal ini juga terkait pada sifat plastisnya dimana
tanah berbutir halus atau fine grain seperti lempung kelanauan memiliki sifat
plastis dibanding tanah berbutir kasar seperti pasir kelanauan yang memiliki
menahan gaya geser (shearing force) akan semakin rendah penurunannya. Namun
bahwa apabila dibandingkan kekuatan geser dan kadar air tanah pada kondisi
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kepadatan tertentu, akan diperoleh nilai kekuatan geser tertinggi dicapai pada saat
dengan Berat Isi Kering (γdmaks). Energi pemadatan yang lebih besar akan
kepada beberapa faktor seperti berat penumbuk, tinggi jatuh penumbuk, jumlah
( ) ( ) ( ) ( )
pemadatan, dimana semakin besar energi pemadatan yang diterima tanah maka
efek densifikasinya akan semakin besar, sehingga nilai kadar air optimum (wopt)
akan bergeser lebih kecil namun akan diperoleh nilai berat isi kering maksimum
(γdmaks) yang lebih besar. Hubungan kadar air optimum (wopt) dan berat isi kering
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.8. Hubungan antara kadar air dan berat isi kering dengan beberapa jenis tanah yang
telah dipadatkan (HoltzandKovacs,1981, Das,1998)
memperbaiki sifat-sifat teknis tanah, atau dapat pula, stabilisasi tanah adalah
usaha untuk merubah atau memperbaiki sifat-sifat teknis tanah agar memenuhi
sebagai perbaikan material jalan lokal yang ada, dengan cara stabilisasi mekanis
atau dengan cara menambahkan suatu bahan tambah (additive) ke dalam tanah.
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Stabilisasi mekanis, dilakukan dengan cara mencampur atau mengaduk dua
macam tanah atau lebih yang bergradasi berbeda untuk memperoleh material
Contoh-contoh bahan tambah adalah kapur, semen portland, abu terbang (fly
bahan stabilisasi seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.5. Dalam metode ini,
penilaian macam stabilisasi yang akan digunakan. Petunjuk dalam Tabel 2.5
hanya sebagai pertimbangan awal dan dapat digunakan untuk maksud modifikasi
tanah, seperti stabilisasi dengan kapur untuk membuat material lebih kering dan
mengurangi plastisitasnya.
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.5 Petunjuk awal untuk pemilihan metode stabilisasi
Kapur adalah kalsium oksida (CaO) yang dibuat dari batuan karbonat yang
dipanaskan pada suhu sangat tinggi. Kapur tersebut umumnya berasal dari batu
kapur (limestone) atau dolomite. Kapur yang sering dipakai untuk bahan
stabilisasi adalah kapur tohor (CaO). Penambahan kapur dalam tanah akan
(<0,002 mm) dibandingkan dengan lempung aslinya. Kapur juga memiliki sifat
mengikat sehingga campuran tanah lempung merah dan kapur dapat meningkat
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Umumnya, tujuan stabilisasi tanah menggunakan kapur ada 2, yaitu:
diterapkan.
2. Kapur ditujukan untuk stabilisasi tanah secara permanen. Untuk hal ini,
Maksud dari tujuan stabilisasi pada penelitian ini adalah untuk memodifikasi
sifat-sifat tanah yakni merubah sifat-sifat tanah pada kadar kapur minimal yang
akan mempunyai berat volume kering maksimum (γd-mak) yang lebih rendah
dibandingkan dengan tanah asli tanpa kapur. Selain itu, kadar air optimum (Wopt)
juga bertambah dengan naiknya kadar kapur (Gambar 2.9). Demikian pula, jika
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 2.9 Pengaruh kadar kapur terhadap berat volume kering (Nubauer dan Thompson, 1972).
a)Lempung Vickdburg Buckshot;b) Ava B (1 pcf=0,16 KN/m3)
Umumnya, tanah yang mempunyai kadar lempung yang tinggi atau tanah
dengan PI tinggi, membutuhkan kadar kapur yang lebih banyak, untuk berubah
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.6 Pengaruh kadar kapur pada plastisitas
batas plastis (plastic limit), batas cair (liquid limit), specific gravity, energi
parameter kompaksi dilakukan pertama kali oleh Johnson dan Sallberg (1962).
Besaran prediksi berat isi kering maksimum (γdmaks) dan kadar air optimum
(wopt) juga dapat dihitung dari model yang disarankan oleh Goswami (Muis, Z.A.,
Y = m Log G + k (2.6)
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dimana:
Y = Berat isi kering maksimum (ᵞdmax) dan kadar air optimum (wopt)
m = Kemiringan kurva
k = Konstanta
F = % butiran halus
nilai berat isi kering maksimum serta nilai kadar air optimum dari hasil percobaan
berdasarkan persen lewat saringan 0,075 mm dan nilai Indeks Plastisitas (IP).
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.6 Penelitian Terdahulu
kompaksi yaitu berat isi kering maksimum (Maximum Dry Density=MDD) dan
hubungan antara nilai kompaksi dengan nilai batas-batas Atterberg (LL dan PL).
persamaan yang diperoleh dari memplot 22 sampel tanah (Tabel 2.8) yang
menyatakan bahwa hubungan linear antara berat isi kering maksimum (γdmax)
dengan energi pemadatan (E). Hasil dari korelasi dinyatakan melalui persamaan
kesalahan yang tinggi. Untuk OMC persen kesalahan maksimum dan minimum
masing-masing adalah 1,11 % dan 1,7 %. Standar untuk OMC adalah 1,03 % .
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
masing adalaha 0,7 kN/m3 sampai 1,2 kN/m3 dan standar deviasinya adalah 0,94
persamaan tersebut hanya digunakan bagi tanah yang mempunyai nilai batas cair
17 LL 70.
Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008), memprediksi nilai berat isi
dimana:
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PL =Batas Plastis
diameter 0.425)
Gambar 2.10. MDD Prediksi vs MDD lab (Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008)
Gambar 2.11. OMC Prediksi vs OMC lab (Metacalf, J.B dan Romanoschi, S.A. (2008)
isi kering maksimum (γd) dan kadar air optimum (wopt) dengan mengunakan nilai
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
index properties (persentase butiran halus, batas cair dan berat jenis). Ugbe
mengambil 152 sampel tanah dari Delta Negara Nigeria, kemudian melakukan
pengujian index properties dan menghasilkan statistik data tanah (Tabel 2.9).
halus, berat jenis padatan danbatas cair digunakan sebagai variabel independent.
Adapun dari hasil regresi Ugbe (2012) diperoleh persamaan sebagai berikut:
R2 = 0.895
R2 =0.795
dimana:
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SG = Specific Gravity (Berat jenis)
semua data indeks properties tanah. Disamping itu pengujian keakuratan korelasi
yang digunakan Ugbe (2012) memiliki rentang yang cukup besar yakni mencapai
panjang dari jalan terbuka melalui stabilisasi bahan subgrade jalan. Ini
daya New South Wales yaitu Kota Griffith, Wombat, Jerilderie dan
Temora.Tujuan dari stabilisasi pada percobaan ini adalah untuk membentuk ikatan
material yang ringan (unbound material) setelah stabilisasi. Hasil yang diperoleh
pada test kebutuhan kapur dilakukan pada awal program mix design laboratorium
untuk memberikan tanda jika kadar minimum atau dasar dari kapur terhidrasi
Tabel berikut menjelaskan tipe binder dan persen bahan tambah yang
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 2.10 Tipe binder dan persen bahan tambah untuk jalan beraspal
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.2 Sampel
Menurut Cohen, et.al, (2007) semakin besar sampel maka semakin baik,
akan tetapi ada jumlah batas minimal yang harus diambil oleh peneliti yaitu
(2011) yang menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data
statistik maka ukuran sampel minimum adalah 30. Senada dengan pendapat
dengan 500.
Bila sampel dibagi dalam kategori maka jumlah anggota sampel setiap
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan multivariate
sampel = 10 x 5 = 50
Pada penelitian ini jumlah sampel yang akan diuji adalah sebanyak 30 sampel.
Pada tahap ini dipersiapkan material yang akan diuji dan alat pengujian yang akan
1. Tanah, diambil secara acak dari quarry Patumbak Sumatera Utara, harus
dilakukan pada tahap ini. Satu sampel bahan uji membutuhkan berat
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 3.1 Kanan : Sampel Tanah yang akan diuji ; Kiri : Kapur yang diayak menggunakan
ayakan No.200
(Sumber: Dokumentasi pribadi)
Pada tahap ini dilakukan pengujian laboratorium yang terdiri dari pengujian
properties tanah yang dicampur dengan kadar kapur 3% , juga diperoleh nilai-nilai
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
parameter kompaksi untuk ke-30 sampel. Keseluruhan data hasil pengujian
Properties
(persen butiran halus) saja. Kemudian dilihat tingkat kepercayaan dengan cara
Keseluruhan tahapan diatas dapat dilihat pada Bagan Alir pada Gambar 3.2
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mulai
Tahap Persiapan
Tahap Pengujian
di Laboratorium
Tahap Analisa
Selesai
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
menentukan indeks propertis dan parameter kompaksi tanah pada kondisi awal.
Sampel tanah yang diuji sebanyak 3 sampel untuk setiap pengujian agar data
USCS SC ML CL CL
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.2 Hasil Pengujian Tanah+Kapur di Laboratorium
dicampur dengan 3% kapur dapat dilihat pada Tabel 4.2 dan Tabel 4.3.
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.3 Hasil Pengujian Persen Butiran Halus
dicampur dengan 3% kapur dapat dilihat pada Tabel 4.4. Rangkuman hasil
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pengujian di Laboratorium
No. Sampel LL (%) PL (%) PI (%) FINES (%) γmax (gr/cm3) wopt (%)
1 1 37,19 25,33 11,86 49,52 1,415 24,02
2 2 35,52 24,69 10,83 52,29 1,423 24,21
3 3 37,17 24,12 13,05 54,23 1,332 25,16
4 4 35,55 24,71 10,84 53,44 1,349 25,51
5 5 34,27 24,37 9,90 53,10 1,356 25,53
6 6 35,86 24,77 11,09 52,25 1,373 25,32
7 7 34,30 24,23 10,07 47,99 1,402 24,92
8 8 30,44 24,39 6,05 46,65 1,412 23,97
9 9 34,23 23,25 10,98 48,38 1,404 24,71
10 10 36,06 24,05 12,01 53,13 1,387 25,94
11 11 34,72 24,41 10,31 56,06 1,428 23,43
12 12 36,72 23,50 13,22 55,07 1,421 24,53
13 13 34,27 24,04 10,23 54,92 1,422 24,38
14 14 32,83 22,28 10,55 53,27 1,383 25,16
15 15 32,24 22,41 9,83 55,06 1,370 25,15
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Pengujian di Laboratorium (lanjutan)
No. Sampel LL (%) PL (%) PI (%) FINES (%) γmax (gr/cm3) wopt (%)
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.3 Hasil Estimasi Hubungan Parameter Kompaksi dengan Nilai indeks
Propertis
dengan Log G diperoleh konstanta m dan k untuk persamaan Goswami (Pers 2.6).
1,46
Konstanta m dan k
1,44
1,42
γdmaks (gr/cm3)
1,4
1,38
1,36 y = -0,1686x + 1,8434
1,34
1,32
1,3
1,28
2,60 2,62 2,64 2,66 Log G 2,68 2,70 2,72 2,74
Gambar 4.1 Hubungan Berat Isi Kering Maksimum (γdmaks) dengan Log G
Begitu pula untuk hubungan Kadar Air Optimum laboratorium dengan Log
Gambar 4.2.
konstanta m dan k
26,5
26
25,5 y = 2,9178x + 17,086
wopt (%)
25
24,5
24
23,5
23
2,600 2,620 2,640 2,660 2,680 2,700 2,720 2,740
Log G
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sebagaimana diketahui besaran nilai G merupakan konstanta gradasi yang
dipengaruhi oleh besaran nilai fines (F) dan % berat tertahan pada saringan
tertentu. Besaran nilai F diambil = 1 karena semua sampel memiliki nilai indeks
plastisitas (IP) > 10% dan % lewat saringan 0,075 mm diantara 41-60.
digunakan pada persamaan model Goswami untuk memperoleh Berat Isi Kering
Maksimum estimasi (γdmax#) sebagaimana terlihat pada Tabel 4.6 dan Kadar Air
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.6 Berat Isi Kering Estimasi (γdmax#) Model Goswami
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.7 Kadar Air Optimum (wopt#) Model Goswami
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Parameter Kompaksi Model Goswami
No Sampel AASHTO USCS LL(%) PL(%) PI(%) FINES(%) γdmax(gr/cm3) γdmax#(gr/cm3) wopt(%) wopt#(%)
1 1 A-6 (3) SM 37,19 25,33 11,86 49,52 1,415 1,388 24,02 25,84
2 2 A-6 (3) ML 35,52 24,69 10,83 52,29 1,423 1,392 24,21 25,78
3 3 A-6 (5) CL 37,17 24,12 13,05 54,23 1,332 1,395 25,16 25,73
4 4 A-6 (4) ML 35,55 24,71 10,84 53,44 1,349 1,394 25,51 25,75
5 5 A-4 (3) ML 34,27 24,37 9,90 53,10 1,356 1,393 25,53 25,76
6 6 A-6 (3) ML 35,86 24,77 11,09 52,25 1,373 1,392 25,32 25,78
7 7 A-4 (2) SM 34,30 24,23 10,07 47,99 1,402 1,386 24,92 25,88
8 8 A-4 (1) SM 30,44 24,39 6,05 46,65 1,412 1,384 23,97 25,91
9 9 A-6 (3) SC 34,23 23,25 10,98 48,38 1,404 1,387 24,71 25,87
10 10 A-6 (4) CL 36,06 24,05 12,01 53,13 1,387 1,393 25,94 25,76
11 11 A-4 (4) ML 34,72 24,41 10,31 56,06 1,428 1,398 23,43 25,68
12 12 A-6 (5) CL 36,72 23,50 13,22 55,07 1,421 1,396 24,53 25,71
13 13 A-4 (4) ML 34,27 24,04 10,23 54,92 1,422 1,396 24,38 25,71
14 14 A-6 (3) CL 32,83 22,28 10,55 53,27 1,383 1,393 25,16 25,75
15 15 A-4 (3) CL 32,24 22,41 9,83 55,06 1,370 1,396 25,15 25,71
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Tabel 4.8 Hasil Estimasi Parameter Kompaksi Model Goswami (Lanjutan)
No Sampel AASHTO USCS LL(%) PL(%) PI(%) FINES(%) γdmax(gr/cm3) γdmax#(gr/cm3) wopt(%) wopt#(%)
16 16 A-4 (3) CL 33,10 22,86 10,24 52,24 1,396 1,392 25,69 25,78
17 17 A7-6 (5) ML 40,90 26,52 14,38 50,61 1,416 1,390 24,66 25,82
18 18 A-6 (4) CL 34,02 22,56 11,46 56,45 1,410 1,398 24,66 25,67
19 19 A-6 (5) CL 34,50 21,68 12,82 56,65 1,437 1,399 24,61 25,66
20 20 A-6 (7) CL 39,25 23,27 15,98 56,09 1,412 1,398 24,67 25,68
21 21 A-4 (3) ML 33,40 24,30 9,10 52,65 1,306 1,393 25,69 25,77
22 22 A-6 (4) CL 33,95 22,43 11,52 55,67 1,436 1,397 24,63 25,69
23 23 A-4 (3) CL 33,21 23,18 10,03 51,37 1,393 1,391 25,09 25,80
24 24 A-6 (4) CL 35,16 22,59 12,57 50,88 1,394 1,390 25,04 25,81
25 25 A-4 (4) CL 32,89 22,40 10,49 56,36 1,428 1,398 24,53 25,67
26 26 A-6 (4) CL 33,16 22,27 10,89 55,61 1,334 1,397 15,46 25,69
27 27 A-4 (3) CL 34,05 23,74 10,31 53,51 1,392 1,394 25,20 25,75
28 28 A-6 (4) CL 33,33 22,42 10,91 58,82 1,435 1,402 23,69 25,60
29 29 A-6 (6) CL 38,78 22,42 16,36 52,52 1,367 1,392 25,34 25,77
30 30 A-4 (4) ML 34,32 24,18 10,14 56,12 1,377 1,398 25,19 25,68
54
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pengujian rentang kepercayaan dapat dilakukan dengan menghitung
korelasi positif yang nyata dengan Berat Isi Kering Maksimum (γdmax)
signifikansi 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa 0,002 < 0,05 maka
dengan berat isi kering maksimum estimasi (γdmax#) dapat dilihat pada
Gambar 4.3.
Tabel 4.9 Perhitungan t hitung dan t tabel berat isi kering Model Goswami
1,400
ᵞd(gr/cm3)
1,395
1,390
1,385
1,380
1,28 1,3 1,32 1,34 1,36 1,38 1,4 1,42 1,44 1,46
ᵞd# (gr/cm3)
Gambar 4.3.
Hubungan berat isi kering laboratorium (ᵞd) dengan berat isi kering estimasi model Goswami (ᵞd#)
Tabel 4.8 diperoleh rentang kepercayaan 95% didapat korelasi positif yang
dan H1 diterima, t hitung > t tabel atau nilai signifikansi <0,05. Rentang
sehingga dapat disimpulkan bahwa 0,005 < 0,05 maka H1 diterima. Untuk
melihat hubungan kadar air optimum laboratorium (wopt) dengan kadar air
Tabel 4.10 Perhitungan t hitung dan t tabel kadar air optimum Model Goswami
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Hubugan antara wopt dan wopt#
25,95
25,90
wopt(%) 25,85
25,80
25,75
25,70
25,65
25,60
25,55
23 23,5 24 24,5 25 25,5 26 26,5
wopt#(%)
Gambar 4.4.
Hubungan kadar air optimum laboratorium (wopt ) dengan kadar air optimum estimasi (wopt# )
4.2 Analisa
Batas Cair (LL) dari 40,29% menjadi 34,85%, dan penurunan nilai Berat Isi
Plastis (PL) meningkat dari 22,88% menjadi 23,56%, persen butiran halus
meningkat dari 50,39% menjadi 53,36% dan Kadar Air Optimum meningkat dari
kapur terhadap nilai indeks plastisitas dapat dilihat pada Gambar 4.5 dan pengaruh
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
18
16
14
12
IP(%)
10
8 IP
6
4
2
0
0 3
Percent Lime (%)
Gambar 4.5 Pengaruh penambahan kapur terhadap nilai Indeks Plastisitas(IP) tanah
1,6
1,5
1,4
γd (gr/cm3)
1,3 Sesudah
1,2 Sebelum
1,1
1
10 12 14 16 18 20 22 24 26 28 30
w (%)
yang nyata, namun model ini hanya digunakan pada tanah untuk tanah golongan
A-4, A-6, dan A-7 atau SL, ML dan CL dan untuk penambahan kapur 3% saja.
penelitian terkait diperoleh hasil yang cukup relatif sama dan tidak jauh beda.
Hanya dalam penelitian terkait melakukan pengujian dengan nilai Atterberg Limit
58
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan persen butiran halus (Fines), sedangkan dalam penelitian ini hanya
menggunakan nilai persen butiran halus (Fines). Berikut ini adalah metode-
yaitu:
yaitu:
59
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Metode ini hanya digunakan pada tanah pada nilai Plastic Limit 17 dan
kompaksi dengan nilai persentase butiran halus, batas cair dan berat jenis.
R2 = 0.895
R2 =0.795
Penelitian yang digunakan Ugbe (2012) memiliki range yang cukup besar
yakni mencapai angka 80% untuk MDD dan 90% untuk OMC.
mangatakan bahwa jenis tanah dalam bentuk distribusi ukuran butiran, bentuk dari
butiran, persentase dari butiran halus, memberikan pengaruh yang besar terhadap
parameter kompaksi.
adanya sebuah metode yang mudah dalam memprediksi nilai parameter kompaksi
(berat isi kering maksimum dan kadar air optimum). Analisa hubungan tersebut
dapat berupa sebuah regresi linier atau hubungan berupa kurva kompaksi. Dengan
itu penelitian-penelitian ini sangat signifikan dan sangat berguna untuk keperluan
proyek jalan.
60
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian terkait diatas dengan penelian dengan model Goswami memiliki
menggunakan satu variable yaitu persen butiran halus (Fines). Jelas terlihat dalam
penelitian terkait dengan pengujian model Goswami memiliki tujuan yang sama,
namun dalam efisiensi waktu pengujian dengan model Goswami adalah pengujian
tercepat dibanding penelitian terkait. Namun, akurasi penelitian ini adalah sangat
61
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisa berdasarkan hubungan antara berat isi kering maksimum
(γdmax) dan kadar air optimum (wopt) dengan nilai klasifikasi tanah (persen butiran
1. Nilai kadar air optimum, batas plastis, dan persen butiran halus meningkat
4. Estimasi dengan Model Goswami jelas terlihat lebih mudah dan lebih
6. Dari hubungan berat isi kering maksimum (γdmax) dengan berat isi kering
62
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7. Dari hubungan kadar air optimum (wopt) dengan kadar air optimum
kepercayaan 95%.
8. Berat isi kering maksimum (γdmax) dan kadar air optimum (wopt) memiliki
5.2 Saran
1. Nilai korelasi dapat ditingkatkan dengan cara menambah jumlah data yang
2. Bahan stabilisasi tanah dicoba menggunakan aspal, fly ash atau bahan-
63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Bowles, J.E., 1993. Sifat-sifat Fisis dan Geoteknis, Edisi Kedua, Erlangga,
Jakarta.
ASTM D-854. 1992. Standard Test Methods for Specific Gravity of Soil Solids by
Water Pycnometer.
ASTM D-4318. 1995. Standard Test Methods for Liquid Limit, Plastic Limit, and
ASTM C-136-95A. 1995. Standard Test Method for Sieve Analysis of Fine and
Coarse Aggregates.
Nendi, A.M. 2010. Korelasi Antara Hasil Ujian Mampatan Dengan Had
Malaysia.
Teknologi Malaysia.
Matcalf, J.B., dan Romanoschi, S.A. 2007. Prediction Od Maximum Dry Density
64
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Muis, Z.A., dan Siagian D. 2013. Estimasi Nilai Parameter Kompaksi Bahan
Muis, Z.A., 1998. Penentuan Berat Isi Kering Maksimium Bahan Aggeragat Base
Sipil USU.
65
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA