I. Pendahuluan
I.1. Latar Belakang.
Demikian pula halnya dengan konflik yang terjadi antara Unit Reskrim
dan Unit Intelijen Polsek Kota Coblong Polresta Bandung Tengah. Bahwa
Diantara kedua unit tersebut telah terjadi konflik, dimana unit reskrim
menganggap bahwa dalam menangani kasus kriminal bertindak sendiri
tanpa pernah ada masukan berupa laporan informasi dari fungsi intelijen.
Sementara fungsi intelijen beranggapan bahwa laporan informasi yang
pernah diberikan oleh unit intelijen tidak ditanggapi serius oleh unit
reskrim adapun jika ditindak lanjuti tidak ada pemberitahuan
perkembangan kasus tersebut oleh Unit Reskrim.
Dalam hal ini Kapolsek Kota Coblong selaku manajer yang dapat
bertindak selaku mediator perlu melakuakan UPAYA UNTuK
MENGHIMBAU PARA PIHAK UNTUK MENGINGAT TUJUAN-TUJUAN
LUHUR ORGANISASI MEREKA, MAKSUDNYA MEREKA LEBIH REDA
DALAM HAL BERKONFLIK serta melakukam PENDEKATAN yang
BERSIFAT PRIBADI, MENDENGAR SECARA AKTIF GUNA
MENJANGKAU INTI DARI PROBLEM YANG ADA.
I.2. Identifikasi Permasalahan
1. Konflik antara Unit Reskrim dan Unit Intelijen Polsek Kota Coblong
Polresta Bandung Tengah.
2. Penyelesian konflik antara Unit Reskrim dan Unit Intelijen Polsek
Kota Coblong Polresta Bandung Tengah.
III. Pembahasan
III.1. Konflik antara Unit Reskrim dan Unit Intelijen Polsek Kota Coblong
Polresta Bandung Tengah.
III.2. Penyelesian konflik antara Unit Reskrim dan Unit Intelijen Polsek Kota
Coblong Polresta Bandung Tengah.
IV. Penutup
IV.1. Kesimpulan
IV.2. Saran