Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
BAB 1
Diketahui dalam pengolahan air limbah digunakan tiga macam metode, yaitu proses
fisika, kimia dan biologi. Masing-masing metode proses itu mempunyai keuntungan dan
kerugiannya masing-masing. Dalam praktek di lapangan banyak dijumpai penggabungan
proses fisika dan kimia dalam pengolahan air limbah dan selanjutnya baru proses secara
biologi.
Berdasarkan bentuknya limbah dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu limbah padat,
cair dan gas. Berdasarkan sumbernya limbah dapat digolongkan menjadi beberapa jenis,
yaitu limbah domestik (rumah tangga), limbah industri dan limbah dari bidang
institusional (hotel, pasar, restauran, rumah sakit, perkantoran). Selama bertahun-tahun
berbagai metode pengolahan limbah cair telah banyak dikembangkan. Pada prinsipnya
metode proses pengolahan limbah dapat diklasifikasi dalam 3 jenis proses, yaitu proses fisika,
proses kimia dan proses biologi. Walaupun seringkali dalam suatu pengolahan ketiga proses
ini dikombinasikan, namun umumnya dapat juga proses-proses ini dianggap terpisah.
BAB 2
1. Screening
2. Aerasi
Sistem aerator air terjun yang umum digunakan adalah : Aerator Spray,
Aerator Cascade, Aerator Multiple-Tray. Pada aerator spray, air dipaksakan
masuk melalui nozzle, seperti pada air mancur. Pada aerator cascade air
disebarkan dengan cara mengalirkan pada lempengan tipis yang disusun
seperti tangga atau sekat agar terjadi turbulensi untuk mencampurkan udara
yang terabsorpsi dalam cairan dan agar cairan terangkat ke permukaan
sehingga terjadi kontak dengan udara. Pada Aerator multiple-tray cairan
dialirkan ke bagian atas dari beberapa tahap tray yang berisi butiran medium
seperti arang, batu atau butiran keramik.
Pada sistem difusi udara, udara dimasukkan ke dalam cairan yang akan
diaerasi dalam bentuk gelembung-gelembung yang naik melalui cairan
tersebut. Ukuran gelembung bervariasi dari yang besar hingga yang halus,
tergantung pada alat aerasi. Alat aerasi yang umum adalah difuser porous,
difuser non-porous dan difuser U-tube.
3. Mixing
4. Flokulasi
5. Sedimentasi
6. Filtrasi (Penyaringan)
7. Adsorpsi
Adsorpsi adalah penumpukan materi pada interface antara dua fasa. Pada
umumnya zat terlarut terkumpul pada interface. Proses adsorpsi memanfaatkan
fenomena ini untuk menghilangkan materi dari cairan. Banyak sekali adsorbent
yang digunakan di industri, namun karbon aktif merupakan bahan yang sering
digunakan karena harganya murah dan sifatnya nonpolar. Adsorbent polar
akan menarik air sehingga kerjanya kurang efektif. Pori-pori pada karbon
dapat mencapai ukuran 10 angstrom.
8. Gas Stripping
Pada saat ini penggunaan gas stripping hanya terbatas pada pengolahan air
limbah. Zat-zat yang umum di stripping adalah amonia, hidrogen sulfida,
sulfur dioxide dan phenol. Pada proses stripping air dialirkan ke bawah melalui
media ring atau pada permukaan yang beralur. Sementara udara bersih atau gas
lain dialirkan berlawanan arah. Sistem ini disebut teknik packed column. Pada
sistem ini, aliran gas ke atas (disebut stripping gas) mengambil gas-gas terlarut
yang akan dihilangkan dalam cairan.
9. Flotasi
b. Natural Flotasi
Penerapan Flotasi
Padatan terlarut dapat dipisahkan dari air atau air limbah melalui
penggunaan membran semipermiable yang mempunyai diameter pori
berukuran 3 angstrom. Apabila pemisahan terjadi dengan melewatkan air
melalui membran maka proses disebut osmosis atau hyperfiltration. Proses
sebaliknya yaitu melewatkan molekul atau ion terlarut melalui membran
disebut proses dialysis. Sebagai tenaga penggeraknya dapat berupa fisik
(tekanan), kimia (konsentrasi), panas (temperatur) atau listrik. Penerapan
proses membran adalah desalinasi air untuk penggunaan air domestik dan air
industri, pengolahan limbah industri dan pengambilan kembali (recovery)
materi berharga dari aliran air buangan.
Reverse Osmosis
Lumpur yang dihasilkan dari proses sedimentasi diolah lebih lanjut untuk
mengurangi sebanyak mungkin air yang masih terkandung didalamnya. Proses
pengolahan lumpur yang bertujuan mengurangi kadar air tersebut sering
disebut dengan pengeringan lumpur. Ada empat cara proses pengurangan
kadar air, yaitu secara alamiah, dengan tekanan (pengepresan), dengan gaya
sentrifugal dan dengan pemanasan.
BAB 3
CONTOH DISAIN
Panjang : lebar: (4 – 5 ) : 1
Perhitungan:
Panjang =6m
Lebar = 1,25 m
B. Koagulasi
Desain untuk bahan kimia (alumunium sulfat), jumlah dosis didapat dari jar
test.
Contoh:
Perhitungan:
Alumunium sulfat (BJ = 2,2 kg/l) yang dibutuhkan = 40 mg/l x 5 l/dt = 200
mg/dt
2000 cc/mt
Kapasitas = 1,344 m3
Kedalaman = 1,0 m
Panjang = 1,2 m
Lebar = 1,2 m
C. Flokulasi
Tenaga motor = V x m x G2
Ef
0.60
BAB 4