Anda di halaman 1dari 4

hat++ UNIVERSITAS MEDAN AREA

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PSIKOLOGI

LEMBAR JAWABAN

Nama : GRACE SELLA TESALONIKA SILALAHI


NPM : 201804039
Kelas :B
Konsentrasi : PIO
Matakuliah : PSI KONSUMEN
NO. HP/WA : 085361318020
E-mail : gracesilalahi2451@gmail.com

1. Perilaku Konsumen Individu ialah bagaimana seseorang membuat sebuah keputusan


untuk membelanjakan sumber daya yang mereka punya misalnya uang, waktu, dan
tenaga mereka untuk mendapatkan produk yang akan dikonsumsi sendiri atau anggota
keluarga.
Perilaku Konsumen Organisasi ialah bagaimana seseorang memilih dan memutuskan
beberapa alternatif produk barang atau jasa yang selanjutnya dibeli dan dimiliki
organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor pemerintahan dan lembaga lainnya di
mana mereka harus membeli produk barang atau jasa untuk menjalankan seluruh
kegiatan organisasinya.

2. Penggunaan Teknologi Informasi Terhadap Sikap dan Perilaku Konsumen :


Perkembangan perilaku konsumen di Indonesia sangat pesat dilihat dari akses teknologi
digital. Hal ini semakin membuka jalur informasi menjadi semakin kompleks. Termasuk
dalam hal pengambilan keputusan pembelian konsumen melalui penggalian informasi
digital sebagai sumber referensi terpercaya yang bahkan dapat menjadi sumber inspirasi.
Kehadiran teknologi ditengah-tengah, mengubah arus pola perilaku konsumen.
Contohnya model transportasi dan belanja yang dulunya konvensional (melibatkan proses
tatap muka antara produsen dan konsumen) namun kini menggandeng akses layanan
digital (memesan secara online) sebagai pelengkap dalam bertransaksi dan berinteraksi
dengan pasar. Perilaku konsumen bagi generasi milenial dan generasi Y di era
ekonomi lebih dominan melibatkan faktor teknologi. Sekarang telah memberikan banyak
perubahan yang signifikan dalam hal pengambilan keputusan berbelanja. Tipikal belanja
generasi milenial dan generasi Y di antaranya adalah lebih suka membeli setelah
mendapat informasi dari User Generated Content (UGC) atau berdasarkan testimoni dan
pengalaman pengguna.
Pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen melibatkan beberapa faktor penentu
yang datang dari dalam diri konsumen itu sendiri. Misalkan persepsi emosional terhadap
produk yang dilihat dan kondisi mood pada saat melihat atau ingin berbelanja. Tentunya
kondisi psikologi ini dapat pula menjadi jembatan bagi individu untuk memutuskan
apakah seseorang akan berbelanja secara rasional ataupun tidak rasional pada dirinya.
Disisi lain, aspek kognitif pada sub-bagian internal faktor merujuk pada sejauh mana
pemahaman, pikiran, dan penerimaan informasi bagi individu. Kemudian akan
membentuk serangkaian pertimbangan yang turut serta memberikan kontribusi sikap
akhir bagi individu terhadap pengambilan keputusan untuk memiliki produk barang atau
jasa yang dikehendakinya.
3. Analisis secara Singkat terhadap 4 Unicorn dari sisi Margin Bisnis Online dan Profit
yang diterima dan Dampak Psikologisnya Terhadap Konsumen

Gojek
Dalam (Rifaldi, 2016), perusahaan ojek online yang sedang meningkat pesat adalah
perusahaan yang didirikan tahun 2014 oleh Nadiem Makarim dan Michaelangelo Moran
yaitu Gojek. Gojek bertujuanuntuk mengurangi masalah pengangguran di Indonesia serta
menjadi solusi kemacetan di ibu kota. Cara penggunaan Gojek yaitu menggunakan
aplikasi yang terhubung dengan internet. Gojek siap untuk melayani konsumen yang
berada dimana saja jadi para konsumen tidak perlu mendatangi ke pangkalan ojek.
Perusahaan ini menyediakan pelayanan yang berupa GO-Ride untuk melayani
pengantaran penumpang, GOFood untuk melayani pemesanan makanan,GO-Send untuk
melayani pengiriman barang, GO-Box untuk melayani pengiriman barang dengan skala
yang besar, GO-Mart untuk melayani pemesanan belanja di swalayan atau sejenisnya,
GO-Tix untuk melayani pemesanan tiket nonton dan sejenisnya, GO-Clean untuk
melayani pembersihan rumah, dan GO-Massage untuk melayani pemijatan. Setiap
pengemudi gojek masing-masing akan mendapatkan jaket, helm, masker serta tutup
kepala untuk penumpang selama menggunakan jasa tersebut. Konsumen dapat
menentukan titik penjemputan dan titik pengantaran, kemudian akan muncul biaya yang
perlu dibayar untuk layanan ini. biaya yang telah ditentukan juga hampir sama dengan
biaya ojek pada umumnya. Dengan dimunculkannya 4 biaya langsung saat pemesanan,
maka konsumen akan lebih mudah untuk mengetahui biaya yang harus disiapkan.
Berbeda halnya dengan ojek pangkalan yang kerap memasang biaya sendiri, bahkan tidak
jarang mereka memasang dengan biaya yang tinggi sehingga konsumen biasanya perlu
menawar beberapa lama agar tarifnya menurun, yang akan memakan waktu. Setiap
perusahaan dalam memasarkan produk pasti memiliki tujuan bagaimana konsumen
merasa puas atas pelayanan yang diterima. Namun setiap konsumen memiliki nilai puas
yang berbeda pada setiap pelayanan yang telah diberikan. Menurut Rajan dalam
(Clifford, 2016) untuk mendapatkan kepuasan konsumen, perusahaan perlu memenuhi
harapan konsumen. (lupiyoadi, 2013) mendefinisikan kepuasan sebagai ungkapan
perasaan dimana seseorang yang menunjukkan hasil perbandingan atas kinerja produk
jasa yang diterima dengan yang diharapkan. Kotlet dan Keller (2009) menyampaikan
kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul karena
perbandingkan kinerja yang dipersepsikan produk terhadap ekspektasi mereka. Jika
kinerja gagal memenuhi ekspektasi, maka konsumen akan tidak puas. Jika kinerja sesuai
dengan ekspektasi, maka konsumen puas. Jika kinerja melebihi ekspektasi, konsumen
akan sangat puas atau senang.
Ovo
OVO merupakan bentuk inovasi fintech (financial technology) dalam sistem pembayaran
yang digunakan pada transportasi online atau ojek online. OVO dapat digunakan pada
layanan pada Grab dan Tokopedia. Selain layanan pada aplikasi ojek online, OVO juga
bekerjasama dengan beberapa UMKM yang ada di Indonesia. Pembayaran untuk
pembelian barang dari konsumen ke UMKM yang bekerjasama dapat dilakukan dengan
OVO. Seorang konsumen harus memiliki saldo OVO agar dapat bertransaksi atau
membayar dengan menggunakan uang elektronik tersebut. Saldo OVO dapat diperoleh
dengan sistem Top up. Top up yaitu mengisi saldo OVO dengan cara membeli atau
menukarkan sejumlah uang tertentu agar dapat digunakan untuk bertransaksi. Apabila
seseorang tidak melakukan Top up saldo OVO, seseorang tidak akan bisa melakukan
transaksi menggunakan OVO tersebut walaupun seseorang tersebut memiliki aplikasi e-
money tersebut. Top up OVO dapat dilakukan dengan beberapa macam pilihan cara Top
up yaitu Top up melalui bank, Top up melalui merchant, dan Top up melalui driver ojek
online. Perkembangan transaksi OVO yang pesat dikarenakan banyaknya yang
menggunakan OVO sebagai uang elektronik yang digunakan sebagai pembayaran
mereka. Hal ini dikarenakan adanya keuntungan yang akan diperoleh bagi pengguna
OVO. Menurut Bothun (Bothun et al., 2013) dalam penelitiannya, terdapat beberapa
keuntungan yang dapat membuat masyarakat memilih untuk menggunakan mobile
payment. Keuntungan yang dapat diperoleh oleh pengguna yaitu kemudahan dalam
melakukan transaksi dan dapat lebih berhemat. Hal ini dikarenakan perusahaan
memberikan promosi terhadap pengguna e-money dengan voucher maupun diskon dari
jasa yang ditawarkan.
Traveloka
Layanan Traveloka yang dinilai efisien, fleksibel dan praktis, membuat banyak konsumen
dari berbagai kalangan usia yang tertarik untuk menggunakannya. Hasil penelitian dari
Muliana, dkk (2016) menyatakan bahwa konsumen terbanyak yang melakukan pembelian
di Travelokaadalah mahasiswa. Seperti yang kita ketahui, bahwamahasiswa merupakan
kelompok digital natives yang memberikan dorongan paling besar terhadap
perkembangan ekonomi digital di Indonesia. Mahasiswa yang tergolong sebagai generasi
milenial, memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap penggunaan smartphone untuk
menjalankan aktivitas jejaring sosial hingga pembelian produk dan jasa secara online.
Universitas Sumatera Utara 5 Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Alvara Research
Center (2019), dinyatakan bahwa sebanyak 79% kelompok generasi milenial
(mahasiswa) memilih Traveloka sebagai aplikasi yang paling banyak digunakan untuk
pemesanan tiket pesawat maupun hotel. Meskipun layanan Traveloka dinilai efisien,
perusahaan berbasis e-commerce ini ternyata masih memiliki beberapa kelemahan.
Seperti dilansir dari website Rumah Pengaduan (2015), beberapa konsumen e-commerce
Traveloka mengeluhkan pelayanan customer serviceyang dinilai kurang memuaskan,
seringnya terjadi ketidaksingkronan pemesanan, sistem yang terkadangmengalami error
saat konsumen sedang melakukan transaksi, hingga mengalami tindakan cybercrime
(tindakan kriminal melalui transaksi online). Beberapa keterbatasan yang masih
ditemukan saat melakukan transaksi di Traveloka, tentunya akan mempengaruhi
konsumen dalam membuat keputusan pembelian. Kotler dan Keller (2012)
mendefinisikan keputusan pembelian sebagai serangkaian proses yang dilalui oleh
konsumen yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi,
penilaian pada alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
Pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, biasanya didasarkan
pada kesadaran dan dorongan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau sering disebut
sebagai need for arousal.
Halodoc
Era sekarang memang serba cepat dengan begitu banyak pilihan layanan yang menjanjikan solusi
untuk masalah kesehatan. Jangan sampai salah pilih, cerdaslah bertransaksi dan selalu gunakan
aplikasi kesehatan yang terpercaya, punya kredibilitas, dan aman menjaga data konsumennya. Selain
kesehatan, perlindungan data konsumen menjadi isu penting buat Halodoc. Menurut data dari
Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, disebutkan kalau di era globalisasi
sekarang ini menjadi tantangan buat masyarakat Indonesia untuk menjadi konsumen yang kritis dan
cerdas. Di tahun 2020, terjadi peningkatan konsumsi rumah tangga sebesar 5,17 persen dibanding
tahun sebelumnya. Dan menurut laporan e-Conomy SEA 2019, pertumbuhan ekonomi digital
Indonesia berada di peringkat teratas untuk negara-negara Asia Tenggara dengan nilai transaksi
sebesar US$21 Miliar. Apa yang bisa dipelajari dari ini? Daya beli yang tinggi sudah selayaknya
disertai dengan keberdayaan untuk membuat pilihan dan keputusan yang tepat dalam mengonsumsi
serta menggunakan jasa, terutama bertransaksi di media online.

Anda mungkin juga menyukai