Anda di halaman 1dari 14

Kata Pengantar

Om Swastiastu. Segala puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga dapat menyelesaikan paper ini. Tanpa
pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikannya
dengan baik.

Paper ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang "
KONSEP PRODUKSI DAN ARTI PENTING PRODUKSI BAGI
PERUSAHAAN DALAM JANGKA PANJANG ", yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber. Paper ini di susun oleh penyusun dengan
berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang
dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan
akhirnya paper ini dapat terselesaikan.

Paper ini memuat tentang “ KONSEP PRODUKSI DAN ARTI PENTING


PRODUKSI BAGI PERUSAHAAN DALAM JANGKA PANJANG ” yang
sangat berkaitan atau berpengaruh terhadap kehidupan bermasyarakat dalam
berwirausaha saat ini. Walaupun paper ini kurang sempurna dan memerlukan
perbaikan tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen Manajemen yaitu


Bapak Prof. Dr. Drs. Made Kembar Sri Budhi, M.P. yang telah membimbing
kami dalam segi materi.

Semoga paper ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun paper ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami sebagai
Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun, Terima
kasih.

30 September 2018

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ……………………………………………………........ 1

DAFTAR ISI …….………………………………………………..…………. 2

BAB I PENDAHULUAN ………..……………………………………………. 3


A. Latar Belakang ………..…………………………………...…………………… 3
B. Rumusan Masalah .……………………………………..………………………. 3

BAB II PEMBAHASAN .……………………………………............................ 4


A. Konsep & Teori Produksi ..…………….…………..…………………………… 4
B. Faktor Produksi ...……………………………….………………..………….…. 4
C. Fungsi Produksi ………………....……......…………………..………………… 6
D. Konsep Produksi Jangka Panjang Dalam Perusahaan ……......…....................... 7
E. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah …………………….. …………… 8

BAB III PENUTUP ………………………………………………….……….... 13


A. Kesimpulan ……………………………….…………………………………… 13

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………...…………...… 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan
teori perilaku konsumen. Bila konsumen mengalokasikan anggarannya untuk
konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor produksi.
Dalam aktivitas produksi, teori produksi mempunyai dua periode waktu.
Yaitu jangka pendek dan jangka panjang. Paper ini akan membahas tentang
konsep produksi dan arti penting produksi bagi perusahaan dalam jangka panjang.
Dimana pada periode waktu tersebut memungkinkan perusahaan untuk menambah
atau mengubah seluruh faktor produksi (input). Kemungkinan ini menyebabkan
perusahaan tidak lagi mengeluarkan biaya tetap. Semuanya adalah biaya berubah.
Dan membuat keadaan dalam industri juga mengalami perubahan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana konsep produksi itu sendiri?
2. Bagaimana teori produksi yang diterapkan perusahaan menggunakan
periode waktu jangka panjang dan arti pentingnya perusahaan?

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep & Teori Produksi


Produksi merupakan suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah
nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat
dalam memenuhi kebutuhan. Atau proses pengubahan input menjadi output.
Kegiatan menambah daya guna suatu benda tanpa mengubah bentuknya
dinamakan produksi jasa. Sedangkan kegiatan menambah daya guna suatu benda
dengan mengubah sifat dan bentuknya dinamakan produksi barang. Produksi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang
mencukupi.
Teori perilaku produsen (perusahaan) memiliki banyak analogi dengan
teori perilaku konsumen. Misalnya, bila konsumen mengalokasikan dananya
untuk konsumsi, produsen mengalokasikan dananya untuk penggunaan faktor
produksi atau yang akan diproses menjadi output. Karena itu bila keseimbangan
konsumen terjadi pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk konsumsi,
keseimbangan produsen tercapai pada saat seluruh anggaran habis terpakai untuk
faktor produksi. Dalam mengonsumsi barang berlaku The Law of Diminishing
Marginal Utility (LDMU), sedangkan dalam penggunaan faktor produksi berlaku
The Law of Diminishing Return (LDR). Produsen juga memiliki pengetahuan
yang lengkap atas faktor produksi yang dibelinya. Akhirnya, bila konsumen
berupaya mencapai kepuasan maksimum, maka produsen berupaya mencapai
tingkat produksi maksimum.

B. Faktor Produksi
Kegiatan produksi tentunya memerlukan unsur-unsur yang dapat
digunakan dalam proses produksi yang disebut faktor produksi. Proses produksi,
yaitu mengubah input menjadi output (produk) merupakan esensi yang dilakukan

4
oleh perusahaan. Input, yang juga disebut faktor produksi, meliputi sumber daya
apa pun yang digunakan perusahaan dalam proses produksi.
Dalam perusahaan roti, misalnya, input-inputnya antara lain tenaga kerja;
bahan mentah, seperti terigu dan gula; dan modal yang diinvestasikan dalam
bentuk oven, mixer, dan peralatan lain yang dibutuhkan untuk menghasilkan
output seperti roti, kue, dan pastri.
Faktor produksi atau input dibagi ke dalam 4 kategori, yakni tenaga kerja,
sumber daya alam, modal dan kewirausahaan. Yang masing-masing mungkin
dapat terbagi lagi menjadi beberapa bagian.
a) Tenaga Kerja
Tenaga kerja manusia adalah segala kegiatan manusia baik jasmani
maupun rohani yang dicurahkan dalam proses produksi untuk menghasilkan
barang dan jasa maupun faedah suatu barang.
Tenaga kerja manusia dapat diklasifikasikan menurut tingkatannya
(kualitasnya) yang terbagi atas:
1. Tenaga kerja terdidik terdidik (skilled labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh pendidikan baik formal maupun non formal. Contoh: guru,
dokter, pengacara, akuntan, psikologi, peneliti
2. Tenaga kerja terlatih (trained labour), adalah tenaga kerja yang
memperoleh keahlian berdasarkan latihan dan pengalaman. Contoh :
montir, tukang kayu, tukang ukir, sopir, teknisi.
3. Tenaga kerja tak terdidik dan tak terlatih (unskilled and untrained labour),
adalah tenaga kerja yang mengandalkan kekuatan jasmani daripada rohani.
Contoh : tukang kuli pikul, buruh tani, tukang sapu.
b) Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh alam yang
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sumber daya alam
di sini meliputi segala sesuatu yang ada di dalam bumi, seperti:
- Tanah, tumbuhan, hewan.
- Udara, sinar matahari, hujan.
- Bahan tambang, dan lain sebagainya

5
Faktor produksi sumber daya alam merupakan faktor produksi asli karena
telah tersedia di alam langsung.
c) Modal

Modal menurut pengertian ekonomi adalah barang atau hasil produksi


yang digunakan untuk menghasilkan produk lebih lanjut. Misalkan orang
membuat jala untuk mencari ikan. Dalam hal ini jala merupakan barang modal,
karena jala merupakan hasil produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk
lain (ikan). Di dalam proses produksi, modal dapat berupa peralatan-peralatan dan
bahan-bahan.

d) Kewirausahaan
Pengusaha berperan mengatur dan mengkombinasikan faktor-faktor
produksi dalam rangka meningkatkan kegunaan barang atau jasa secara efektif
dan efisien.
Pengusaha berkaitan dengan manajemen. Sebagai pemicu proses produksi,
pengusaha perlu memiliki kemampuan yang dapat diandalkan. Untuk mengatur
dan mengkombinasikan faktor-faktor produksi, pengusaha harus mempunyai
kemampuan merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan dan mengendalikan
usaha.

C. Fungsi Produksi

Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang


diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi, speerti telah
dijelaskan, dapat dibedakan kepada empat golongan, yaitu tenaga kerja, sumber
daya alam, modal, dan kewirausahaan. Di dalam teori ekonomi, di dalam
menganalisis mengenai produksi, selalu dimisalkan bahwa tiga faktor produksi
yang belakangan dinyatakan (SDA, modal, dan kewirausahaan) adalah tetap
jumlahnya. Henya tenaga kerja dipandang sebagai faktor produksi yang berubah-
ubah jumlahnya. Dengan demikian, di dalam menggambarkan hubungan di antara
faktor produksi yang digunakan dan tingkat produksi yang dicapai, yang

6
digambarkan adalah hubungan di antara jumlah tenaga kerja yang digunakan dan
jumlah produksi yang dicapai.
Fungsi produksi dapat dituliskan sebagai :
Q = f (K,L,R,T)
Dimana : Q = jumlah barang yang diproduksi (output)
K = capital (modal)
L = labour (tenaga kerja)
R = resources (sumberdaya alam)
T = teknologi

D. Konsep Produksi Jangka Panjang Dalam Perusahaan


Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi,
teori ekonomi membedakan jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu,
yakni : jangka pendek dan jangka panjang.
Analisis kegiatan produksi yang menggunakan jangka pendek, adalah
analisis dimana faktor produksi yang digunakan perusahaan dianggap tetap dan
hanya ada satu faktor produksi saja yang dapat diubah (variabel). Dimisalkan
faktor produksi yang dapat mengalami perubahan tersebut adalah tenaga kerja.
Analisis ini juga bisa disebut ‘Produksi dengan Satu Input Variabel’ atau ‘Teori
Produksi dengan Satu Faktor Berubah’.
Konsep produksi jangka panjang atau teori produksi dengan periode waktu
jangka panjang adalah suatu proses produksi dimana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Ini berarti bahwa dalam konsep jangka panjang setiap faktor produksi
dapat ditambah jumlahnya kalau memang hal tersebut diperlukan. Di dalam
jangka panjang perusahaan juga dapat menyesuaikan dengan perubahan-
perubahan yang berlaku di pasar.
Dalam konteks manajemen, jangka panjang dan jangka sangat panjang
berkaitan dengan waktu kronologis. Misalnya ada kualaifikasi yang menyatakan
bahwa jangka panjang berkisar antara 5 – 25 tahun. Jangka sangat panjnag bila
waktunya lebih dari 25 tahun.

7
E. Teori Produksi dengan Dua Faktor Berubah
Teori produksi ini adalah teori produksi yang menggunakan periode jangka
panjang. Pada teori ini terdapat dua faktor produksi yang dapat diubah, dimisalkan
tenaga kerja dan modal adalah faktor-faktor produksi yang sama-sama bersifat
variabel(dapat diubah). Dimisalkan pula bahwa kedua faktor produksi yang dapat
diubah tersebut dapat ditukar-tukarkan penggunaannya; yaitu tenaga kerja dapat
menggantikan modal atau sebaliknya. Apabila dimisalkan harga tenaga kerja dan
pembayaran per unit kepada faktor modal diketahui, analisis tentang bagaimana
perusahaan akan meminimumkan biaya dalam usahanya untuk mencapai suatu
tingkat produksi tertentu dapat ditunjukkan melalui pendekatan isoquant dan
isocost.
a. Kurva Produksi Sama (Isoquant)
Yang dimaksud dengan isoquant adalah kurva yang menunjukkan
kombinasi dua faktor produksi yang menghasilkan jumlah produk yang sama.

Kurva isoquant memiliki ciri-ciri sama dengan kurva indefferensi dalam


teori prilaku konsumen.

Contoh : pada tabel 9.2 dimana terdapat seorang pengusaha yang ingin
memproduksi suatu barang sebanyak 1000 unit. Untuk memproduksi barang
tersebut ia menggunakan tenaga kerja dan modal yang penggunaannya dapat
dipertukarkan. Pada tabel tersebut digambarkan terdapat empat gabungan tenaga
kerja dan modal yang akan menghasilkan produksi sebanyak 1000 unit.

Tabel 9.2

Units of Units of Total


Combination
Capital Labour Output
A 6 1
B 3 2
1000 unit
C 2 3
D 1 6

8
Kurva IQ dalam gambar 9.2 dibuat berdasar gabungan tenaga kerja dan
modal yang terdapat dalam tabel 9.2.. Kurva tersebut adalah kurva produksi sama
atau isoquant. Ia menggambarkan gabungan tenaga kerja dan modal yang akan
menghasilkan satu tingkat produksi tertentu. Dalam contoh tersebut yang dibuat
adalah tingkat produksi sebanyak 1000 unit.
Disamping itu, di atas kurva IQ terdapat pula kurva IQ 1, IQ2, IQ3 yang
menunjukkan jumlah produksi yang makin meningkat tergantung pada gabungan-
gabungan tenaga kerja dan modal yang dibutuhkan.
Dari contoh di atas, dapat disimpulkan bahwa isoquant memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
1. Mempunyai kemiringan negatif.
2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin banyak/tinggi
jumlah output.
3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant lainnya.
4. Isoquant cembung ke titik origin.

9
Ketika sejumlah isoquant digabungkan pada satu grafik, kita dapat
menyebut grafik tersebut sebagai peta isoquant. Contoh di atas menunjukkan 4
dari banyak isoquant yang menjadikan peta isoquant. Peta isoquant adalah cara
lain untuk menggambarkan fungsi produksi, seperti halnya peta indiferensi
sebagai cara menggambarkan fungsi utilitas. Setiap isoquant sesuai dengan
beragam tingkat output, dan tingkat output bertambah saat kita menaiki kurva
tersebut.
Isoquant menunjukkan fleksibilitas yang dimiliki perusahaan ketika
membuat keputusan produksi: Mereka biasanya dapat memperoleh output tertentu
dengan menyubstitusikan satu input atas input lainnya. Penting bagi manajer
untuk memahami sifat fleksibilitas ini. Dengan mempertimbangkan fleksibilitas
ini dalam proses produksi, manajer dapat memilih kombinasi input yang
meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.

b. Garis Biaya Sama (Isocost)


Isocost adalah kurva yang menunjukan kombinasi dua faktor produksi
dengan biaya yang sama. Kombinasi pengunaan ciri-ciri kurva isocost sama
dengan budget line atau kurva garis anggaran dalam teori perilaku konsumen.

Untuk menghemat biaya produksi dan memaksimumkan keuntungan,


perusahaan harus meminimumkan biaya produksi. Untuk itulah garis biaya sama
(isocost) dibuat. Pembuatan isocost memerlukan data-data sebagai berikut :

1. Harga faktor-faktor produksi yang digunakan

2. Jumlah uang yang diguakan untuk membeli faktor-faktor produksi.

Garis isocost menggambarkan rasio antara upah buruh dengan kapital,


dengan formula sebagai berikut:

C = Total cost

r = biaya sewa/ cost of capital (K)

w = upaha tenaga kerja/ wage of labour (L)

10
Sedangkan slope (kemiringan) dari isocost adalah :

Atau rasio negatif antara upah dibagi dengan biaya sewa. Garis isocost
dikombinasikan dengan garis isoquant untuk menentukan titik produksi optimal
(pada tingkat output tertentu).

Jika terjadi perubahan harga faktor produksi, kurva isocost akan berotasi.
Namun jika yang berubah adalah kemampuan anggaran, kurva isocost bergeser
sejajar. (diagram 5.15)

Contoh :

- Upah tenaga kerja Rp 10.000

- Biaya modal per-unit Rp 20.000

- Jumlah uang yang tersedia Rp 80.000

Maka untuk memperoleh “modal” saja, akan diperoleh :

80.000
=4 unit
20.000

Sedangkan untuk memperoleh “tenaga kerja” saja, akan

11
80.000
memperoleh : = 8 unit
10.000

Seterusnya titik A pada TC menunjukkan dana sebanyak Rp 80.000 dapat


digunakan untuk memperoleh 2 unit modal dan 4 pekerja. Dalam gambar 9.3
ditunjukkan beberapa garis biaya sama yang lain yaitu TC1, TC2, TC3.garis-garis
tersebut menunjukkan garis biaya sama apabila jumlah uang yang tersedia adalah
Rp 100.000, Rp 120.000 dan Rp 140.000.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menggunakan teori produksi


periode jangka panjang dapat mengubah dua atau lebih faktor produksinya.
Dengan begitu, perusahaan tersebut dengan mudah mampu menyesuaikan jumlah
produksi dengan keadaan pasar.

Dan dengan menggunakan kurva isoquant dan garis isocost, perusahaan


akan lebih mudah menganalisis keadaan yang bagaimana yang akan
meminimumkan biaya dan memaksimalkan hasil produksinya (output).

13
DAFTAR PUSTAKA

Nicholson, Walter. 1995. Teori Ekonomi Mikro Prinsip Dasar dan


Pengembangannya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Pindyck, Robert S., Daniel L. Rubinfeld. 2012. Mikroekonomi. Jakarta:


Erlangga.

Rahardja, Prathama, Mandala Manurung. 2008. Pengantar Ilmu Ekonomi


(Mikroekonomi dan Makroekonomi) Edisi Ketiga. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Sukirno, Sadono. 1994. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Jakarta: PT.


Rajagrafindo Persada.

http://id.wikipedia.org/wiki/produksi

14

Anda mungkin juga menyukai