Anda di halaman 1dari 21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Dasar Teori


Air bagi suatu industri adalah bahan penunjang baik untuk
kegiatan langsung atau tak langsung. Penggunaan air di
industri biasanya untuk mendukung beberapa sistem, antara
lain :
1. Sistem pembangkit uap (boiler)
2. Sistem pendingin
3. Sistem pemroses (air proses)
4. Sistem pemadam kebakaran
5. Sistem air minum
Persyaratan kualitas air yang dapat digunakan dalam
industri berbeda-beda tergantung kepada tujuan penggunaan
air tersebut. Air yang berasal dari alam pada umumnya belum
memenuhi persyaratan yang diperlukan sehingga
harus menjalani proses pengolahan lebih dahulu (http://www.sc
ribd.com/doc/50025575/Modul-air).
Klasifikasi Pengolahan Air
Pengolahan air dapat diklasifikasikan dalam dua golongan,
antara lain :
1. Pengolahan eksternal
2. Pengolahan internal
Secara umum masing-masing pengolahan dapat diterangkan
sebagai berikut :
1. Pengolahan Eksternal
Pengolahan eksternal dilakukan di luar titik penggunaan
air yang bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan

II-1
Boiler
impurities. Jenis-jenis proses pengolahan eksternal ini antara
lain : Sedimentasi, Filtrasi, Pelunakan (softening), Deionisasi
(Demineralization), dan Deaerasi.

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


2
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
2. Pengolahan Internal
Pengolahan internal adalah pengolahan yang dilakukan
pada titik penggunaan air dan bertujuan untuk menyesuaikan
(conditioning) air kepada kriteria kondisi system dimana air
tersebut akan digunakan. Usaha untuk mencapai tujuan
pengolahan internal dilakukan dengan penambahan berbagai
bahan kimia ke dalam air yang diolah. Bahan-bahan kimia
tersebut, akan bereaksi dengan impurities sehingga tidak
menimbulkan gangguan dalam penggunaan air tersebut.
Oksigen, sebagai contoh, dapat diikat dengan menggunakan
sodium sulfit atau hydrazine. Sifat lumpur yang dapat melekat
pada logam peralatan proses dihilangkan dengan penambahan
bahan-bahan organik yang termasuk dalam golongan tanin,
lignin atau alginat (Setiadi, Tjandra, 2007).
 Pengertian Boiler
Boiler merupakansuatuperalatan yang digunakan untuk
menghasilkan steam (uap) dalam berbagai keperluan. Air di
dalam boiler dipanaskan oleh panas dari hasil pembakaran
bahan bakar (sumberpanaslainnya) sehingga terjadi
perpindahan panas dari sumber panas tersebut ke air yang
mengakibatkan air tersebut menjadi panas atau berubah wujud
menjadi uap.Air yang lebih panas memiliki berat jenis yang
lebih rendah dibanding dengan air yang lebih dingin, sehingga
terjadi perubahan berat jenis air di dalam boiler. Air yang
memiliki berat jenis yang lebih kecil akan naik, dan sebaliknya
air yang memiliki berat jenis yang lebih tinggi akan turun ke
dasar(Djokosetyardjo,1990).

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


3
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam
dan sistem bahan bakar. Sistem air umpan menyediakan air
untuk boiler secara otomatis sesuai dengan kebutuhan steam.
Berbagai kran disediakan untuk keperluan perawatan dan
perbaikan. Sistem steam mengumpulkan dan mengontrol
produksi steam dalam boiler
 Beberapajenisketeluap
Ketel uap diklasifikasikan menjadi tiga golongan utama :
a. Ketel – KetelLorongApidanKetel – KetelPipaApi
Yaitu ketel – ketel api dan gas asap yang digunakan untuk
memanasi air dan uap, akan melalui silinder api, lorong-lorong
api dan pipa-pipa ataupun tabung-tabung api (fire cilinder, fire
duct, fire pipes and fire tubes), yang di bagian luarnya terdapat
air atau uap. Berdasarkan tekanan kerjanya, ketel pipa api
dapat dibagi menjadi 2 yaitu low pressure yang mempunyai
tekanan 2-16 kg/cm2 dan medium pressure yang mempunyai
tekanan 17-30 kg/cm2. Jadi tergolong ketel – ketel untuk
tekanan rendah.

Gambar II.1.1 Ketel Pipa Api


b. Ketel –KetelPipa Air yang Biasa
Yaituketel – ketel air atau uap di dalam pipa-pipa atau
tabung-tabung, yang dipanasi oleh api atau asap di bagian
luarnya. Berdasarkan tekanan kerjanya ketel – ketel pipa air ini

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


4
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
dapat dibagi menjadi 2 yaitu high pressure yang mempunyai
tekanan 31-140 kg/cm2 dan super high pressure 141-225
kg/cm2. Dengan produksi uap mencapai 1000 ton uap setiap
jamnya. Jenis-jenis ketel ini mempunyai efisiensi total yang
lebih besar dari ketel –ketel pipa api. Yang termasuk dalam
golongan ketel – ketel pipa air biasa ialah:
• Ketel Bagian (Section ketel) dan beberapa variannya
• Ketel Yarrow dan ketel – ketel berpipa terjal serta
beberapa variannya
• Ketel –D (D-ketel) atau ketel dengan dua drum
• Ketel Pancaran dan beberapa variannya.

Gambar II.1.2 Ketel Pipa Air

c. Ketel –ketel pipa air dengan perencanaan khusus


Ketel –ketel pipa air jenis ini direncanakan dengan berbagai
maksud, antara lain:

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


5
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
• Digunakan untuk tekanan – tekanan tinggi dan tekanan
superkritis, melebihi 226 kg/cm2
• Untuk dapat menggunakan bahan bakar nuklir
• Untuk dapat menggunakan air dengan kualitas agak
rendah
• Untuk memperbesar beban tungku ketel atau untuk
memperbesar angka perpindahan panasnya
(http://kampongpergam.wordpress.com/).

Teknik Pengolahan Air Ketel


Air ketel dijaga pada spesifikasi tertentu dengan beberapa
teknik, antara lain :
1. External Treatment (perawatan luar)
untuk pemindahan impurities dari air baku
External Treatment pada air umpan dalam lingkup
injeksi secara normal bertujuan untuk :
• Memindahkan beberapa partikel dengan koagulasi,
sedimentasi, dan filtrasi,
• Memindahkan minyak dari air baku, mengkondensasikan,
dan mendaur-ulang air dengan coil separator. Kemudian
diikuti filter yang dilakukan secara bersama–sama dengan
penambahan koagulan–koagulan kimia dan filter aid yang
biasanya membutuhkan blowdown dan cleaning
(pembersihan) ketel secara sempurna,

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


6
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
• Memindahkan kontaminan–kontaminan terlarut pada air
umpan dengan softening (pelunakan), adsorpsi silica,
pertukaran ion, dan deaerasi atau deaktivasi.
 Macam-macam External Treatment
a. Pengolahan air baku dan air umpan boiler
1) Koagulasi
Menghilangkan padatan halus & padatan terlarut
denganpenambahankoagulan yang berfungsi mengikat
padatan halus menjadi kasar dan dapat diendapkan
secara gravitasi.
2) Flokulasi
Menghilangkan padatan halus dan padatan terlarut
dengan penambahan flokulant yang berfungsi mengikat
padatan halus menjadi bentuk flokdan dapat diendapkan
secara gravitasi.

3) Penyaringan
Memisahkan padatan yang belum terpisahkan dari
pengendapan gravitasi hasil proses koagulasi & flokulasi.
4) Pengolahan air dengan ion exchange
 Ion exchange
Memisahkan padatan yang belum terpisahkan dari
pengendapan gravitasi hasil proses koagulasi &
flokulasi.
 Softener
Pemisahan ion-ion Ca2+& Mg2+ sbg komponen
pembentuk kerak, dengan menggunakan CER-Na
form.
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
7
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
 Softener dan Dealkalisasi
Menghilangkan komponen hardness dan bikarbonat
sbg komponen M-Alkalinity, menghasilkan H2CO3, HCl
H2SO4 yang diproses di deaerator menjadi gas CO 2.
 Demineralisasi
Merupakan suatu proses untuk mengurangi zat padat
terlarut dengan proses pertukaran ion (ion
exchange). Ada 2 jenis resin yang dipakai yaitu
kation dan anion.
5) Penggolahan air baku dengan Deaerator
 Deaerator Pemanasan
Menghilangkan O2 terlarut dengan pemanasan 105–
120 oC hingga konsentrasi 0.007 ppm.
 Deaerator Vakum
Menghilangkan O terlarut dengan pemvakuman
hingga konsentrasi 0.1-0.3 ppm.
b. Pengolahan air kondensat
1) Filtrasi kondensat
Untuk menghilangkan SS dari produk korosi.
2) Demineralisasi kondensat
Untuk menghilangkan SS << dari produk korosi
(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
2. Internal Treatment (perawatan dalam)
pada air umpan ketel.
Selama pengolahan awal, air umpan harus sering
dimurnikan terlebih dahulu untuk mengontrol akumulasi
hardness (kesadahan), silika, oksigen, dan impurities lainnya.
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
8
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
Pengolahan secara internal ini dapat dilakukan sendirian,
apabila ketel beroperasi pada tekanan rendah maupun sedang,
ketika sebagian besar air umpan ketel merupakan kondensat
uap, dan saat air baku tergolong kualitas tinggi.
Tujuan utama Internal Treatment pada air umpan ketel,
antara lain :
• Sebagai reaksi kesadahan air umpan residu dengan
beberapa substansi tambahan untuk mencegah
pengendapannya sebagai kerak;
• Precipitates Conditioning, seperti kesadahan dan besi
oksida, untuk menjaga keduanya dari penempelan pada
permukaan ketel ;
• Foaming Control, yakni untuk meminimalisir carry over
dalam kemunculan konsentrasi padatan terlarut dan
padatan tersuspensi ;
• Pencegahan korosi dengan mengeliminasi DO dan
pengaturan alkalinitas.
 Internal treatment di bagi 2 cara:
1. Organik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan organic seperti
tannin sebagai pencegah kerak dan penyerap oksigen.
2. Inorganik treatment
Dalam hal ini orang menggunakan bahan-bahan non
organic seperti: Polyposphate sebagai pencegah kerak dan
sodium suiphite/hydrazine sebagai penyerap oksigen,
amine sebagai pencegah karat pada pipa uap, pipa
condensate dan sebagainya.

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


9
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
Tujuan Pengolahan Air Industri
Untuk mengatur 4 area persoalan utama:
 scaling,
 corrosion,
 microbiological activity and
 disposal of residual wastewater.
Boiler tidak mempunyai persoalan dengan mikroba
sebagaimana temperatur tinggi mencegah pertumbuhannya
(Niniek F. ,2011).
Selain yang disebutkan diatas, tujuan pengolahan air
boiler adalah untuk memproduksi dan merawat komposisi
bahan kimia pada air dengan range yang ideal. Untuk menjaga
agar tetap berada pada range tersebut, air harus dites secara
reguler. Suatu metode pengetesan akan bervariasi dengan
masing–masing perencanaan pengolahan. Misalnya, phosphat
dan abu soda sering ditambahkan pada air ketel untuk
meminimalisir kerak dan korosi. Batasan–batasan air ketel
selanjutnya diset dengan beberapa kondisi sebagai berikut :
(1) pH di atas 11,
(2) Total alkalinitas antara 300–500 ppm,
(3) Eksesphosphatsebagai PO4pada range 50–100 ppm,
(4) Total hardness 0 ppm,
(5) Klorida sebagai Cl antara 60–100 ppm.
Kontrol dari pengolahan ini memerlukan peralatan yang
tepat dan prosedur yang mudah untuk menentukan pH,
alkalinitas, phosphat, hardness, danklorida
(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-Treatment)

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


10
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
 Beberapa Parameter dalam Analisa Air Ketel
a. Konduktivitas
Hal ini merupakan suatu pengukuran pada kemampuan
air untuk menghantarkan arus listrik. Air murni memiliki
resistansi yang cukup tinggi dalam hal ini. Namun di sisi lain,
konduktivitasnya menjadi sangat rendah. Selain itu,
konduktivitas dapat digunakan sebagi pengetesan untuk
menentukan jumlah TDS (Total Dissolved Solids) dalam air.
b. pH
Pembentukan kerak dan tendensi korosif karena air
sebagian besar dipengaruhi oleh pH. pH asam mengakibatkan
korosi peralatan–peralatan logam setelah kontak dengan air. pH
basa dapat mengendapkan kalsium karbonat dari suatu larutan
untuk membentuk kerak pada permukaan perpipaan, pipa
ketel, peralatan pertukaran panas, kondensor, dan lain- lain.
Banyak sistem pengolahan senyawa–senyawa kimia untuk
mencegah kerak dan korosi dikarenakan pH sebagai satu dari
sekian banyak faktor pengendali yang penting. Misalnya, pH air
ketel biasanya dikontrol pada nilai minimum sebesar 10,5.
Angka ini cukup tinggi untuk mencegah terjadinya korosi dan
pada waktu yang sama juga mengendapkan bermacam –
macam garam pembentukan kerak
(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
c. Alkalinitas
Alkalinitas pada air biasanya memiliki komposisiterdiri dari
karbonat, bikarbonat, dan hidroksida. Namun ion–ion lainnya
seperti borat, silikat, dan phosphat juga sebagian kecil

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


11
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
mendukung total alkalinitas. Alkalinitas pada air alami secara
normal mengandung kalsium dan magnesium bikarbonat.
Alkalinitas yang tinggi pada air umpan ketel juga harus
sedapat mungkin dihindari untuk beberapa alasan. Panas pada
ketel akan menurunkan ion – ion bikarbonat pada air ketel,
sehingga hal ini akan membebaskan karbon dioksida, yang
bercmpur dengan uap yang masuk dari ketel. Saat steam
berkondensasi, maka karbon dioksida akan terlarut pada
kondensat untuk membentuk asam karbonat. Hal ini akan
menurunkan pH dan meningkatkan korosi pada arus steam dan
arus balik kondensat serta menyebabkan carryover. Di sisi lain,
jika akalinitas terlalu rendah, hal ini tidak memberikan proteksi
yang tepat melawan korosi.
Tujuan pengolahan air ketel meliputi penstabilan
alkalinitas pada range tertentu yang cukup baik untuk
mencegah korosi dan tidak cukup baik untuk mencegah
carryover dari padatan dengan steam
(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
c. Total Hardness
Jumlah hardness (kesadahan) dalam air merupakan
ukuran kapasitas konsumsi-penyabunan dan tendensi
pembentukan kerak. Senyawa kalsium dan magnesium
merupakan konstituen utama dari kesadahan pada air. Secara
umum kesadahan air dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel II.1.2 Klasifikasi Kesadahan Total
Total Hardness
Klasifikasi
(ppm)
Kurang dari 15 air sangat lunak
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
12
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
air lunak (soft
15–60
water)
air sadah –
61–120
medium
air sadah (hard
121–180
water)
lebih dari 180 air sangat sadah

Tabel II.1.3 Syarat Air Pengisi Ketel dan Air Ketel


Spesifikas Air
Air ketel
i pengisiketel
Kesadahan <0.1 OD <0.1 OD
pH 7.5-8.0 10.0-10.8
TDS Tidaknyata maks 1500
P Alkali 50 ppm 300 ppm
M Alkali 100 ppm 500 ppm
maks 70
Chlorine Tidaknyata
ppm
maks 60
Sulfit 30 ppm
ppm
Oksigen Tidaknyata -
Silikat Tidaknyata -
Fe - Tidaknyata
maks 30
P2O5 -
ppm
Pada air ketel peningkatan kesadahan pada air dihindari
karena dapat menghasilkan endapan lumpur maupun kerak
pada ketel. Maka karena alasan inilah air ketel harus diolah
sebaik mungkin sehingga persentase kemunculan kesadahan
pada air ketel mendekati nol.
Total Hardness dalam air dapat ditentukan dengan dua
metode, yakni metode titrasi penyabunan dan metode titrasi
EDTA (http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
13
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
d. Phosphat
Phosphat biasanya tidak ditemukan pada air alami.
Beberapa senyawa kimia mengandung phosphat yang biasanya
ditambahkan pada air untuk kontrol korosi dan kerak. Secara
umum ada dua jenis senyawa phosphat yang digunakan pada
pengolahan air, yaitu orthophosphat dan poliphosphat.
Poliphosphat digunakan pada pengolahan air ketel untuk
mencegah pembentukan deposit kalsium karbonat pada
pendingin arus air umpan menuju ketel. Pada suatu analisa
phosphat dalam air ketel pH harus dijaga pada range di atas
9,5 untuk memastikan pengendapan trikalsium phosphat
(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
e. Sulfit
Sulfit secara umum juga tidak terdapat pada suplai –
suplai air alami. Senyawa natrium sulfit sangat efektif pada
pencegahan korosi karena dapat bereaksi dengan oksigen
terlarut dalam air untuk membentuk natrium sulfit.
Analisa natrium sulit lebih mudah untuk pengendalian air
secara rutin. Jika ekses sulfit lebih dari 30 ppm, sedikit sulfit
dapat digunakan pada pengisian subsekuen pada ketel. Sulfit
ditentukan oleh titrasi dengan suatu larutan kalium iodat
standar menggunakan pati sebagai indikatornya.
Ketel modern bertekanan tinggi seharusnya disuplai dengan
air umpan dengan kemurnian tinggi pula. Karena air menguap,
maka konsentrasi impurities dalam fase cair meningkat.
Impurities yang terlarut terakumulasi; perpindahan panas
berkurang dan pipa ketel dalam kondisi overheated; poros pipa

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


14
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
berkerak dan berlumut serta lapisan lainnya nampak pada
logam ketel; peningkatan konsentrasi impurities terlarut yang
spesifik mengakibatkan korosi logam menjadi embrittlement;
dan foaming menghasilkan uap dingin dan carry over pada
air(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment)
 Beberapa Permasalahan pada Ketel
Terjadinya kerak, korosi, dan carry over pada ketel dapat

juga dipengaruhi oleh besarnya tekanan operasi ketel. Atas

dasar besarnya tekanan, umumnya dibagi menjadi 3 kategori,

yaitu : bertekanan rendah (tekanan di bawah 20

atm),bertekanan sedang (tekanan antara 20 – 75 atm), dan

yang bertekanan tinggi (tekanan lebih dari 75 atm).

1. Permasalahan Kerak
Scaling (kerak) terjadi saat kondisi temperatur dan bahan
kimia yang ada seperti garam-garam mineral didalam air
disebabkan karena presipitasi dan bentuk endapan padat.
Padatan tersebut dapat bergerak dan membentuk lapisan-
lapisan pada permukaan logam dari pila dan peralatan yang
digunakan di industri.
Kerak merupakan suatu persoalan karena pertukaran
panas dan isolasi pada peralatan proses atau pipa-pipa menjadi
kurang efisien dan memboroskan energi. Kerak juga
mempersempit lebar pipa dan karena itu menaikkan energi
yang digunakan dalam memompa air melalui pipa(Niniek F ,
2011).
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
15
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
• Problema Kerak di Ketel Bertekanan Rendah
Ketel bertekanan rendah kebanyakan menggunakan air
bebas sadah sebagai air umpannya. Komponen – komponen di
dalam air yang menyebabkan kerak di permukaan pemanas di
dalam ketel terutama adalah komponen – komponen
kesadahan (Ca dan Mg) serta silica – silica. Selain itu, kerak –
kerak tersebut dapat pula menghambat proses perpindahan
panas, disebabkan karena memiliki daya hantar panas yang
rendah. Tidak hanya efisiensi perpindahan panas yang turun,
namun adanya kerak juga dapat menimbulkan panas lokal yang
berlebihan dari sisi pemanasan yang berakibat dapat
mengurangi material pipa dan akhirnya dapat mengakibatkan
hal – hal yang tidak diinginkan seperti embrittlement,
peledakan pipa, dan lain – lain.
• Problema Kerak di Ketel Bertekanan Sedang / Tinggi
Umumnya, air umpan ketel adalah air bebas mineral,
sehingga komponen penyebab kerak terutama adalah berasal
dari produk – produk korosi yang trkandung dalam air umpan
dan kondensat. Keberadaan kerak akan sangat menghambat
perpindahan panas dan menaikkan temperatur dinding
pipa(http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment)
2. Permasalahan Korosi
Corrosion (korosi) terjadi saat logam teroksidasi (sebagai
contoh karat besi) dan lambat laun integritas peralatan pabrik
disepakati. Produk korosi dapat menyebabkan persoalan serupa
pada kerak, tetapi korosi dapat juga menuju pada kebocoran,

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


16
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
yang mana sistem bertekanan dapat menuju pada kegagalan
malapetaka(Niniek F,2011).
• Korosi pada Ketel Bertekanan Rendah
a. Problema di Perpipaan Air Umpan
Dalam air umpan yang netral maupun alkalis dan
mengandung O , Fe dapat terlarut dengan reaksi sebagai
berikut :
Fe Fe2+ + 2e (1)
H2O + 1/2 O2 +2e 2OH- (2)
Fe2+ + 2OH- Fe(OH)2 (3)
4 Fe(OH)2 + O2 + 2 H2O 4Fe(OH)3 (4)
b. Korosi di DalamKetel
Oksida besi yang melapisi baja (sebagai bahan konstruksi
ketel) dapat terkelupas karena mutu air yang jelek atau
karena adanya thermal-stress
Metode untuk mencegah korosi dapat dilakukan antara
lain :
 Menghilangkan O2 di dalam air umpan ketel
 Mengatur pH , danalkalinitas
 Mencegah adanya hasil korosi yang masuk ke dalam air
ketel.
Usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah korosi
jenis ini antara lain :
 Mengurangi pH kondensat
 Melindungi permukaan pipa – pipa kondensat dengan
sistem pembentukan lapisan proteksi dari beberapa
jenis bahan lain dan tertentu.
 Korosi pada Ketel Bertekanan Sedang/Tinggi
LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-
17
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
a.Korosi pada Sistem Perpipaan Air Umpan
Air umpan yang digunakan umumnya adalah air bebas
mineral, sehingga korosi yang terjadi pada perpipaan sebelum
deaerator kemungkinannya kecil sekali. Korosi dapat terjadi
pada deaerator dan sistem perpipaan setelah itu, hal ini
disebabkan karena adanya O 2 terlarut, pH, abrasi, dan adanya
ammonia.
Pipa – pipa pemanas air umpan ketel tekanan tinggi
lazimnya terbuat dari Cu-Ni, carbon steel, stainless steel atau
yang lain. Bila kadar O2 Air umpan naik, akibat rendahnya
efisiensi kerja deaerator, korosi pada pipa – pipa Cu-Ni dan
karbon-steel akan terjadi.
b. Korosi dalam Ketel (korosi alkali)
Jika terjadi pemanasan lokal yang berlebihan pada
ketel, zat-zat yang berkelarutan rendah akan mengendap
dan zat-zat yang berkelarutan lebih tinggi seperti NaOH
membentuk lapisan dengan konsentrasi NaOH yang tinggi.
Bila konsentrasi NaOH > 20%, maka korosi baja akan
berlangsung (http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-
Water-Treatment).

• Problema pada Ketel Bertekanan Rendah


Zat padat di dalam uap yang berasal dari air ketel
disebut carry-over.Sebab – sebab terjadinya carry-over antara
lain :
•Konsentrasi solid yang berlebihan, termasuk silika dan
adanya minyak/zat dalam air ketel.

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


18
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
•Kenaikan beban yang terlalu cepat dan kurang
sempurnanya perencanaan sistem pemisah uap pada
ketel.
Carry over ini akan dapat menurunkan mutu produksi
dari suatu proses, yang memakai uap yang dikontakkan
langsung (http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).
• Problema pada Ketel Bertekanan Sedang/ Tinggi
Ketel bertekanan sedang/tinggi selalu dilengkapi dengan
superheater dan uapnya seringkali banyak dipakai untuk
menjalankan turbin. Garam-garam dan silica yang terbawa
karena carry over akan menurunkan efisiensi kerja turbin,
karena terjadinya deposit di sirip-sirip turbin, nozzle, dan
lainnya (http://www.scribd.com/doc/50025575/Modul-Water-
Treatment).

II.2 Aplikasi Industri


Analysis Of Fire Tube Boiler Influenced by Dissolved
Solids in Feed Water
*Sandip SONAWANE, **Avinash PATIL

Api tabung boiler telah digunakan di seluruh dunia selama


lebih dari satu abad dan telah salah satu aplikasi dan uap
mainstays di belakang proses pemanasan industri tanaman.
Fire tube boiler yang digunakan untuk eksperimen terletak di
MB Sugars & Pharmaceuticals Ltd, Malegaon, Dist. Ini adalah
horisontal, dan dua multitubular lulus jenis boiler paket yang

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


19
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
menggunakan kayu sebagai bahan bakar. Dengan
menggunakan air lunak sebagai air umpan untuk boiler, laporan
analisis menunjukkan bahwa, total Dissolved Solids (TDS) dan
alkalinitas air blow down yang ditemukan sangat tinggi dari
kisaran yang diinginkan. Untuk mengurangi korosi dan scaling
kecenderungan, perlu untuk mempertahankan persentase
kadar sulfit residu dan fosfat dalam jangkauan yang diinginkan.
Menggunakan air lunak untuk boiler, sulphite sisa dan fosfat
ditemukan sangat rendah atau nihil. Pembentukan skala pada
permukaan tabung boiler mengurangi laju perpindahan panas
dari gas buang air. Hal ini menyebabkan overheating tabung
boiler dan memulai pembentukan retak. Ini mengakibatkan
kerugian produksi. Juga untuk produksi dari 4500 kg / jam uap,
konsumsi bahan bakar lebih dengan menggunakan air lunak
untuk boiler. Oleh karena itu Reverse Osmosis (RO) Pabrik
dipasang di situs yang aman, efisien dan memperpanjang kerja
tabung boiler api. Pembakaran bahan bakar takesplace dalam
tungku, arus gas panas melalui pipa boiler dan air yang
terkandung di shell. Perpindahan panas takesplace dari gas
panas ke air / uap. Kapasitas evaporatif dari boiler adalah 4500
kg / jam. Kinerja dari boiler tergantung pada kekerasan air, total
padatan ( tds ), dibubarkan residual sulfit, residual fosfat dalam
air. Dilarutkan padatan disimpan di permukaan boiler tabung
mengurangi tingkat panas transfer dari gas panas untuk air /
uap, seperti panas yang dihasilkan dari dibubarkan padatan
sangat kurang. Dalam penelitian ini kertas, berat defleksi
karena untuk dilarutkan padatan yang dievaluasi dengan
menggunakan membalikkan osmosis ( ro ) air & air lunak atau

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


20
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS
Boiler
sebagai air umpan untuk api tabung boiler. Hasilnya
menunjukkan bahwa berat defleksi dikurangi dengan
menggunakan ro air untuk boiler. Saat penyelidikan
eksperimental, 4 mm tebal lapisan dibubarkan padatan yang
diamati dengan menggunakan air umpan boiler lunak
sedangkan 0,5 mm lapisan tipis dari dibubarkan padat yang
diamati air reverse osmosis. Seperti ketebalan terlarut lapisan
padat.

LABORATORIUM TEKNOLOGI PENGOLAHAN AIR II-


21
PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KIMIA
FTI-ITS

Anda mungkin juga menyukai