Anda di halaman 1dari 4

TANGGUNG JAWAB NEGARA KOREA UTARA ATAS TINDAKAN PENGEMBANGAN TERMASUK

DIDALAMNYA (MEMBUAT & MELAKUKAN UJI COBA SENJATA NUKLIR) YANG BERDAMPAK PADA
TERGANGGUNYA RASA KEAMANAN WARGA NEGARA JEPANG

DISUSUN OLEH: HARI SUGIANTO / 190710101012

DOSEN PENGAJAR: GAUTAMA BUDI ARUNDHATI,S.H.,LL.M.

Sebagaimana yang terdapat di dalam Traktat Perjanjian Tentang Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Treaty
on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons/NPT). Latar belakang dari adanya NPT tidak lain bertujuan untuk
mencegah penyebaran senjata nuklir,dan teknologi persenjataan, untuk mendorong penggunaan energi nuklir
secara damai.1 Sehingga dilihat dari tujuan NPT tersebut, lebih dari 196 negara didunia telah melakukan
ratifikasi dan bersedia terikat dan menerima hak dan kewajiban yang timbul dari NPT tersebut, sehingga hal ini
menjadi bukti bahwa negara-negara didunia tidak menginginkan penggunaan senjata nuklir sebagai pertahan
keamanan bagi suatu negara.2 Maka atas apa yang dilakukan Korea Utara terhadap pembuatan dan Uji Coba
senjata nuklir yang dilakukan terakhir kali pada tanggal 3 September 2017 menyebabkan terganggunnya rasa
keamanan warga negara Jepang3,sehingga hal ini dianggap sebagai perbuatan yang dapat mengancaman
perdamaian dunia dan bertentangan dengan Pasal 1ayat 1 Piagam PBB dan Stauta Mahkamah Internasional
yang menyatakan bahwa tujuan PBB adalah memelihara perdamaian dan keamanan internasional. Sehingga
Dan Joyner memberikan penjelasan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Korea Utara merupakan suatu bentuk
pelanggaran terhadap suatu kebiasaan hukum internasional yang memiliki kekuatan hukum yang mengikat.4
Mahkamah International menyatakan bahwa “a treaty only creates law as between the States which are parties
to it”. Dalam hal ini, Korea Utara sudah bukan lagi merupakan anggota dari NPT sejak keluar pada tanggal 10
Januari 20035, sehingga NPT tidak mengikat Korea Utara berdasarkan treaty law. Akan tetapi, Walaupun suatu
negara tidak menjadi anggota dari NPT, namun apabila NPT telah menjadi suatu hukum kebiasaan
internasional, maka NPT akan mengikat negara-negara yang tidak menjadi anggota NPT sekalipun. Hal tersebut
sebagaimana yang telah ditegaskan dalam pasal 43 Vienna Convention on the Law of Treaties 1969, bahwa
pasal tersebut menyatakan bahwa pembatalan suatu perjanjian internasional tidak dapat membatalkan
kewajiban-kewajiban negara yang timbul dari hukum kebiasaan internasional. Sehingga pembuatan senjata
nuklir yang dilakukan oleh Korea Utara tidak memiliki legalitas berdasarkan hukum internasional karena
pembuatan senjata nuklir merupakan suatu pelanggaran terhadap hukum kebiasaan internasional. Oleh karena
itulah, baik tindakan membuat ataupun melakukan uji coba terhadap senjata nuklir adalah tindakan yang
bertentangan dengan hukum kebiasaan internasional. Apalagi seperti yang kita ketahui bahwa, Korea Utara
yang merupakan anggota dari PBB, seharusnya memiliki kewajiban untuk menaati dan menghormati disetiap
peraturan yang telah dibuat dan diatur di dalam Piagam PBB dan Stauta Mahkamah Internasional dengan itikad
baik dan tidak melakukan suatu perbuatan yang menimbulkan ketegangan didunia Internasional. Selain dari
Piagam PBB, tindakan uji coba nuklir telah diatur di dalam suatu Konvensi yaitu CTBT (Comprehensive Test Ban
Treaty) di dalam penjelasan pasal 1 ayat 1. Sehingga sudah jelas bahwa walaupaun sudah terdapat hukum
Internasional yang mengatur mengenai penggunaan senjata nuklir seperti NPT & CTBT, traktat dapat dijadikan
sumber hukum kebiasaan Internasional, khususnya dengan adanya traktat-traktat yang mengatur mengenai
penggunaan senjata nuklir.

1
International Atomic Energy Agency, Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons (NPT) , dapat diakses di https://bpc3k5yoxds2plgvgtncprg2py-
adwhj77lcyoafdy-www-iaea-org.translate.goog/publications/documents/treaties/npt
2
United Nation Office for Disarmanet Affairs, Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons , dapt diakses di
http://disarmament.un.org/treaties/treaty/list
3
Anna Fifield&Dann Lamothe, the Washington Post, Korea Utara menembakkan rudal lain ke Jepang,memicu peringatan dan kecaman, dapat diakses di
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
www.washingtonpost.com/world/north-korea-fires-another-missile-from-near-pyongyang-reportedly-over-japan/2017/09/14/9d465988-9999-11e7-a527-
3573bd073e02_story.html&usg=ALkJrhin6AAK1yRoV-5rfDh1YHkE84t00w
4
Dan Joyner, Apakah Hukum Kebiasaan Internasional NPT?: Sebuah Pertanyaan dari inti kasus ICJ kepulauan Marshall, dapat dikases di
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
armscontrollaw.com/2014/05/07/is-the-npt-customary-international-law-a-question-central-to-the-marshall-islands-icj-case/amp/&usg=ALkJrhgEF1IxltsAT-
YxW7--sTCRXt_LcQ
5
The Guardian, Korea Utara menarik diri dari perjanjian nuklir, dapat diakses di https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://amp.theguardian.com/world/2003/jan/10/
northkorea1&usg=ALkJrhhyhYVj-fPnUefLk2NGUK-bmJIAWA
Jika kita merujuk ke dalam Draft Articles on State Responsibility yang diadopsi oleh Komisi Hukum
Internasional (ILC), disebutkan dipasal 1 bahwa, “Every internationally wrongful act of a State entails the
international responsibility of that State” (Setiap tindakan atau kelalaian yang dilarang oleh hukum internasional
melahirkan pertanggung jawaban internasional bagi negara itu) selain itu di dalam International Law
Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts 2001 (ILC Draft),
menjelaskan bahwa tanggung jawab negara dapat timbul ketika memenuhi 2 (dua) unsur kesalahan
internasional yaitu, pelanggaran kewajiban internasional dan dapat diatribusikan ke negara.6 Mengenai
kesalahan yang pertama, atas apa yang dilakukan Korea Utara terhadap pembuatan dan uji coba senjata nuklir
dalam hal ini, Piagam PBB dan Hukum Kebiasaan Internasional telah menentukan bahwa hal tersebut
merupakan tindakan yang melanggar kewajiban internasional dan merupakan instrumen hukum internasional
yang mengikat terhadap Korea Utara. Sebagaimana seperti yang kita ketahui bahwa, Korea Utara resmi
bergabung menjadi anggota PBB sejak tahun 1991. Sehingga memiliki Konsekuensi hukum yaitu, wajib
menerima setiap kewajiban dan peraturan yang terkandung didalam setiap penjelasan Piagam PBB7. Sehingga
dengan adanya Piagam PBB tersebut dapat mengikat Korea Utara sebagai negara anggota. Selain itu, Korea
Utara sebagai negara juga terikat dengan hukum kebiasaan internasional. Setiap negara wajib mentaati hukum
kebiasaan internasional sebagaimana yang telah diatur di dalam Pasal 38 ayat 1 Statuta ICJ sebagai suatu
sumber hukum internasional. Sedangkan kesalahan kedua, dapat diketahui di dalam penjelasan pasal 4 ayat 1
ILC Draft bahwa tindakan dapat diatribusikan ke negara apabila perbuatan tersebut dilakukan oleh organ dari
negara tersebut, seperti eksekutif, legislatif, dan/atau yudikatif, ataupun bentuk lainnya dalam suatu negara
dalam bentuk commission atau commission, atau gabungan dari keduanya.8 Dalam hal ini, tindakan uji coba
terhadap senjata nuklir yang dilakukan pada tanggal 3 September 2017 langsung dilakukan oleh pemerintah
Korea Utara yang diketuai oleh Presiden Kim Jong-Un. 9 Mengenai tanggung jawab negara dapat dijelaskan di
dalam pasal-pasal ILC Draft yang dijelaskan di dalam pasal 31 ayat 1 dan 2 yang bentuk tanggung jawabnya
tersebut di jelaskan didalam: Pasal 35 Restiution, yang menyatakan bahwa, suatu negara yang bertanggung
jawab atas tindakan yang salah secara Internasional berkewajiban melakukan restitusi yaitu, mengembalikan
keadaaan yang dirugikan seperti semula. Pasal 36 Compensation, yang menyatakan bahwa kewajiban ganti rugi
berupa uang dan Pasal 37 Satisfaction, yang menyatakan bahwa negara yang bertanggung jawab atas tindakan
yang salah secara Internasional berkewajiban untuk melakukan permintaan maaf secara formal atau resmi.
Sehingga dengan melihat terhadap kasus yang terjadi pada Korea Utara yang melakukan Uji Coba Nuklir yang
dilakukan pada tangga 3 September 2017, walaupun tidak menimbulkan kerugian materi ataupun korban jiwa
bagi negara lain, akan tetapi hal ini secara tidak langsung berdampak kepada warga negara Jepang, karena Uji
Coba yang terakhir menyebabkan terganggunya rasa keamanan warga negara Jepang, sebab percobaan
penembakan nuklir tersebut melintasi wilayah udara Jepang tepat diatas Hokkaido Utara Jepang.10 Maka bentuk
tanggunngjawab yang harus dilakukan oleh Korea Utara adalah dapat merujuk kepada pasal 30 ILC Draft, yaitu
harus mewajibkan negara untuk melakukan ceasation, if it is continuing dan offer appropriate assurance and
guarantee of non-repetition11. Sehingga atas apa yang dijelaskan di dalam pasal tersebut maka Tanggungjawab
Korea Utara adalah memberikan Assurance and Guarantee untuk tidak melakukan lagi uji coba senjata nuklir
lagi sebagaimana yang telah diatur di dalam pasal tersebut. Selian itu mengingat, ada satu negara yang dirasa
dirugikan terhadap atas apa yang dilakukan oleh Korea Utara terhadap uji coba nuklirnya,yang dimana
menimbulkan rara terganggunyya terhadapa rasa aman, sehingga selain menerakan pasal 30 ILC Draft, bentuk
tanggunng jawab negara lainnya yang harus dilakukan adalah harus menerapkan sebagaimana yang telah
dijelaskaan di dalam pasal 37ayat 2 ILC Draft tentang satisfication sebagimana yang dijelaskan bahwa,
Satisfaction may consist in an acknowledgement of the breach, an expression of regret, a formal apology or
another appropriate modality. (Kepuasan dapa berupa pengakkuan atas pelanggaran, ekspresi penyesalan atau

6
Article 1, International Law Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts 2001
7
Penjelasan pasal 4 ayat 1 Piagam PBB
8
Article 4 (1), International Law Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts 2001.
9
Choe Sang-Hun,financial review, Rocket Men: The team building North Korea’s nuclear missile,dapat diakses di https://www.afr.com/world/asia/rocket-
men-the-team-building-north-koreas-nuclear-missile-20171219-h07ins
10
Anna Fifield&Dann Lamothe, the Washington Post, Korea Utara menembakkan rudal lain ke Jepang,memicu peringatan dan kecaman, dapat diakses di
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
www.washingtonpost.com/world/north-korea-fires-another-missile-from-near-pyongyang-reportedly-over-japan/2017/09/14/9d465988-9999-11e7-a527-
3573bd073e02_story.html&usg=ALkJrhin6AAK1yRoV-5rfDh1YHkE84t00w
11
Article 30, International Law Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts 2001
permintaan maaf secara formal atau resmi)12. Sehingga dengan menerapakan dari adanya penjelasan pasal
tersebut, tanggung jawab Korea Utara terhadap Jepang yang paling logis adalah melakukan suatu langkah
berupa permintaan maaf yang dilakukan secara formal dan menyatakan bentuk penyesalannya terhadap segala
bentuk yang dilakukan oleh Korea Utara pada tanggal 3 Sepetember 2017 di dalam melakukan uji coba nuklir
yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya rasa keamanan warga negara Jepang. Sehingga untuk
mengantisipasi agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, diharapakan bagi seleuruh anggota yang tergabunng di
dalam PBB untuk bertindak lebih tegas kepada siapa puun negara yang ingin melakukan uji coba senjata nuklir
dengan maksud dan tujuan yang tidak damai. Dengan kata lain dapat megancam keamanan san perdamaian
dunia. Sehingga dengan begitu, tindakan yang dilakukan PBB diharapkan membuat negara yang akan mencoba
melakukan program uji coba senjata muklir tersebut dapat dicegah dan dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

TRAKTAT

1. Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty, dapat diakses di


https://www.ctbto.org/fileadmin/content/treaty/treaty_text.pdf
2. Treaty on the Non-Proliferation of Nuclear Weapons, dapat diakses di
https://bpc3k5yoxds2plgvgtncprg2py-adwhj77lcyoafdy-www-iaea-org.translate.goog/publications/
documents/treaties/npt
3. International Law Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts
2001, dapat diakses di https://legal.un.org/ilc/texts/instruments/english/draft_articles/9_6_2001.pdf
4. Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Stauta Mahkamah Internasional, dapat diakses di
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://unic.un.org/aroundworld/unics/
common/documents/publications/uncharter/
jakarta_charter_bahasa.pdf&ved=2ahUKEwj37eS94JLuAhXVmeYKHQUTBl0QFjACegQIBxAB&usg=A
OvVaw3SujbK7zs3rR4n9MQCXfbn

PUTUSAN MAHKAMAH INTERNASIONAL

1. International Court of Justice. Legality of the Use or Threat of Nuclear Weapons, 1996, dapat diakses di
https://www.icj-cij.org/en/case/95

BERITA INTERNASIONAL(TERJEMAHAN BAHASA INGGRIS-BAHASA INDONESIA)

1. Anna Fifield & Dann Lamothe, the Washington Post, Korea Utara menembakkan rudal lain ke
Jepang,memicu peringatan dan kecaman, dapat diakses di
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
www.washingtonpost.com/world/north-korea-fires-another-missile-from-near-pyongyang-reportedly-
over-japan/2017/09/14/9d465988-9999-11e7-a527-
3573bd073e02_story.html&usg=ALkJrhin6AAK1yRoV-5rfDh1YHkE84t00w
2. Dan Joyner, Apakah Hukum Kebiasaan Internasional NPT?: Sebuah Pertanyaan dari inti kasus ICJ
kepulauan Marshall, dapat dikases di https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
armscontrollaw.com/2014/05/07/is-the-npt-customary-international-law-a-question-central-to-the-
marshall-islands-icj-case/amp/&usg=ALkJrhgEF1IxltsAT-YxW7--sTCRXt_LcQ
3. The Guardian, Korea Utara menarik diri dari perjanjian nuklir, dapat diakses di
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&nv=1&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.com&sl=en&sp=nmt4&u=https://
amp.theguardian.com/world/2003/jan/10/northkorea1&usg=ALkJrhhyhYVj-fPnUefLk2NGUK-bmJIAWA

12
Article 37 (2), International Law Commission Draft Articles on Responsibility of States for Internationally Wrongful Acts 2001.
4. Choe Sang-Hun,financial review, Rocket Men: The team building North Korea’s nuclear missile,dapat
diakses di https://www.afr.com/world/asia/rocket-men-the-team-building-north-koreas-nuclear-missile-
20171219-h07ins

Anda mungkin juga menyukai