Salah Satu Tugas Untuk Memenuhi Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Ekonomi
Dosen Pengampu : Vovi Sinta B., M.E.
Disusun Oleh :
AYU UTAMI 2187203005
NESSY NAMARA 2187203098
ROSYID RIDHO 2187203016
TIA AYU SAFITRI 2187203008
Penulis,
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang .....................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................3
A. Pemikiran Ekonomi ................................................................................3
B. Konsep Tentang Pendekaatan Marjinal ..................................................4
C. Konsep Tentang Mazhab Austria............................................................5
D. Konsep Tentang Mazhab Lausanne.........................................................6
E. Konsep Tentang Mazhab Cambridge......................................................7
F. Konsep Tentang Persaingan Monopolistik dan Pasar Tidak
Sempurna.................................................................................................8
G. Konsep Tentang Games Game Teori Informatsi Asimetris..................10
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, kita tetap tidak bisa
melupakan hasilhasil pemikiran kritis dari ilmuwan “masa pertengahan”.
Setelah mengalami “the dark ages” akibat trauma yang diberikan oleh gereja
terhadap perkembangan dan pertumbuhan ilmu pengetahuan termasuk terhadap
ilmu ekonomi, dunia barat seperti membuka matanya kembali untuk dapat
menghilangkan trauma-trauma yang pernah dialami agar menuju era baru
seperti yang sekarang dapat kita lihat.
Ilmuwan masa pertengahan, seperti Adam Smith, Robert Malthus, David
Ricardo, dan para ilmuwan ekonomi lain tentu saja sudah memberikan
sumbangsi yang amat nyata bagi perkembangan ekonomi yang terjadi pada saat
ini. Dalam praktik-praktik keilmuan tentu saja teori menjadi makanan yang
sedikitnya harus disantap terlebih dahulu untuk membantu dan mengetahui
cepat lambatnya suatu proses “pertumbuhan” itu terjadi. Ekonomi adalah ilmu
yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidak-seimbangan antara
kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang
jumlahnya terbatas.
Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan
(scarcity). Karena mempelajari dan menganalisis sifat manusia dalam
pemenuhan kebutuhan, maka Ilmu ekonomi akan selalu mengalami perubahan
besar dalam ide, konsep, dan metodenya. Di dalam Ilmu ekonomi sendiri
terdapat banyak aliran-aliran dan madzhab-madzhab. Aliran-aliran ekonomi
terdiri dari aliran ekonomi pra-klasik, aliran ekonomi klasik, aliran ekonomi
modern. Pada pembahasan makalah kami kali ini akan membahas mengenai
aliran ekonomi klasik.
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pemikiran ekonomi ?
2. Apa yang dimaksud konsep tentang pendekaatan marjinal ?
3. Apa yang dimaksud konsep tentang mazhab Austria?
4. Apa yang dimaksud konsep tentang mazhab Lausanne?
5. Apa yang dimaksud konsep tentang mazhab Cambridge?
6. Apa yang dimaksud konsep tentang persaingan monopolistik dan pasar tidak
sempurna?
7. Apa yang dimaksud konsep tentang games game teori informatsi asimetris?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mrngrtahui pemikiran ekonomi
2. Untuk mrngrtahui konsep tentang pendekaatan marjinal
3. Untuk mrngrtahui konsep tentang mazhab austria
4. Untuk mrngrtahui konsep tentang mazhab lausanne
5. Untuk mrngrtahui konsep tentang mazhab cambridge
6. Untuk mrngrtahui konsep tentang persaingan monopolistik dan pasar tidak
sempurna
7. Untuk mrngrtahui konsep tentang games game teori informatsi asimetris
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemikiran Ekonomi
Sejarah pemikiran ekonomi mengacu pada berbagai inovasi, revolusi dan
teori tentang hal-hal yang kelak menjadi ekonomi politik dan ekonomi dari
zaman dahulu sampai saat ini. Studi ini mencakup banyak pemikiran
ekonomi yang berbeda-beda. Filsuf Yunani seperti Aristoteles membahas
pemikiran tentang "seni" memperoleh kekayaan dan mempertanyakan apakah
properti sebaiknya berada dalam kepemilikan swasta atau umum. Pada abad
pertengahan, cendekiawan Thomas Aquinas menyatakan adalah suatu
kewajiban moral bisnis untuk menjual barang-barang dengan harga wajar.
Filsuf Britania, Adam Smith, sering disebut-sebut sebagai bapak
ekonomi modern karena treatise-nya The Wealth of Nations (1776).
Pemikirannya dibuat berdasarkan berbagai karya dari pendahulunya pada abad
ke-18, terutama pada fisiokrat. Bukunya muncul pada malam Revolusi
Industri dengan perubahan-perubahan besar dalam dunia ekonomi. Penerus
Smith meliputi para pakar ekonomi klasik seperti Rev. Thomas Malthus, Jean-
Baptiste Say, David Ricardo, dan John Stuart Mill. Mereka menguji cara kelas
bawah, kapitalis dan buruh memproduksi dan mendistribusikan penghasilan
negara dan menguji efek populasi dan perdagangan internasional. Di
London, Karl Marx mengkritik sistem kapitalis yang ia anggap eksploitatif
dan mengasingkan pihak lain. Sejak 1870, ekonomi neoklasik berusaha
menciptakan bidang studi yang lebih positif, matematis dan ilmiah daripada
politik normatif.
Setelah peperangan pada awal abad ke-20, John Maynard
Keynes memimpin reaksi melawan abstensi pemerintahan dari urusan-urusan
ekonomi dan menganjurkan kebijakan fiskal intervensionis untuk
mendorong permintaan dan pertumbuhan ekonomi. Dengan dunia dibagi antara
dunia pertama yang kapitalis, dunia kedua yang komunis, dan dunia
ketiga yang miskin, konsensus pascaperang mulai hilang. Para ahli
3
seperti Milton Friedman dan Friedrich von Hayek memperingatkan The Road
to Serfdom dan sosialisme serta memfokuskan teori mereka terhadap hal-hal
yang dapat diperoleh melalui kebijakan moneter dan deregulasi yang lebih
baik. Karena kebijakan Keynesian gagal pada 1970-an, muncullah
kelompok Klasik Baru, dengan pencetus teori utama seperti Robert
Lucas dan Edward Prescott. Kebijakan ekonomi pemerintah sejak 1980-an
ditantang dan pakar ekonomi pembangunan seperti Amartya Sen dan pakar
ekonomi informasi seperti Joseph Stiglitz memperkenalkan ide-ide baru
terhadap pemikiran ekonomi pada abad ke-21.
4
Analisis marjinal dianggap lebih baik dalam menjelaskan asal-usul nilai
barang, seperti misalnya dalam Paradoks Air-Berlian. Mengapa air yang lebih
penting bagi kehidupan manusia, harganya tidak sebanding dengan berlian?
Hal ini disebabkan tambahan kepuasan yang air berikan kecil, walau kepuasan
secara keseluruhannya besar.
Implikasi analisis marjinal adalah hukum kepuasan tambahan yang
berkurang (Law of Diminishing Return), menyatakan bahwa kepuasan
tambahan yang kita peroleh dari mengonsumsi barang akan naik, walau pada
satu titik akan turun. Hal ini cocok dengan analogi semakin banyak minum,
maka perut pun akan kembung. Satu hingga tiga gelas mungkin menghapus
dahaga, namun seratus gelas tidak akan membuat kepuasan kita meningkat,
malah menurun.
5
4. Knut Wicksell (1851-1926). Ia berjasa dalam mengasimilasikan analisis
keseimbangan umum Walras dengan teori kapital dan suku bunga Bohm-
Bawerk menjadi teori distribusi. Dan pengembangan teori moneter yang
dihubungkan langsung antara tingkat suku bunga dengan harga-harga.
Karya utamanya adalah Lectures on Political Economy (1901).
5. Ludwig Edler von Mises (1881-1973). Karya-karyanya antara lain The
Theory of Money and Credit (1912), Bureaucracy (1944) dan The Ultimate
Foundation of Economic Science (1962).
Menurutnya, sistem harga merupakan basis paling efisien dalam
mengalokasikan sumber day. Oleh karena itu, ia sering mengkritik sistem
ekonomi komando yang tidak mempunyai sistem harga, dan sistem ekonomi
komando tidak akan mendapat melembagakan sistem harga tanpa terlebih dulu
menghancurkan prinsip-prinsip poltik.
Teori lain yang dikembangkan von Mises adalah teori paritas daya beli
(Purchasing Power Parity), teori trade cycle dan mengaplikasikan teori
marginal utility untuk mengembangkan teori baru tentang uang.
6
Sayang, konsep dan model ini tidak diperhatikan oleh para ekonom pada
zamannya, sampai dengan Alfred Marshall menyelamatkannya, sehingga
konsep ini dihargai orang dengan sepantasnya. Kemudian ia dianggap sebagai
pendiri dan pengembang ilmu ekonometrika.
Sejak Walras meninggal, ia digantikan oleh Vilfredo Pareto. Ia
meneruskan aliran matematika Walras dan banyak membantu dalam
menjelaskan kondisi-kondisi yang harus dipenuhi agar sumber-sumber daya
dapat dialokasikan sehingga memberikan hasil yang optimum dalam suatu
model keseimbangan umum.
Menurutnya, suatu pengalokasikan sumber-sumber disebut efisien jika
keadaan atau kondisi yang dicapai secara jelas dan tidak bisa dibuat menjadi
lebih baik lagi (Hukum Pareto/Pareto’s Law).
7
deduktif (abstraksi digabung dengan realisme yang didukung oleh data
statistik) agar terhindar dari kemiskinan dan kemelaratan itu.
Pada tahun 1908 kedudukan Marshall diganti oleh muridnya, Arthur
Cecil Pigou (1877-1959). Karya-karyanya antara lain Principles and Methods
of Industrial Peace (1905), Wealth and Welfare (1912), The Theory of
Unumployment (1933) dan Employment and Equilibrium (1941).
Pigou adalah orang pertama yang mengemukakan konsep real balance
effect (dampak pigou/Pigou’s Effect). Pigou’s Effect adalah suatu stimulasi
kesempatan kerja yang disebabkan oleh meningkatnya nilai riil dari kekayaan
likuid sebagai konsekuensi dan turunnya harga-harga. Pandangan ini
merupakan salah satu dasar mengapa kaum klasik dan neo-klasik percaya
bahwa keseimbangan kesempatan kerja penuh (full-employment equilibrium)
dapat dicapai sebagai hasil penurunan dalam tingkat upah.
8
dihasilkan oleh suatu perusahaan dengan produk yang di hasilkan oleh
perusahaan lainnya.
Adanya perbedaan tersebut akan mencerminkan perbedaan yang
sebenarnya di antara produk-produk yang akan mereka konsumsi atau hanya
perbedaan dalam hal persepsi konsumen bahwa berbagai produk yang
dihasilkan oleh berbagai perusahaan yang beroperasi di pasar memanglah
sangat berbeda.
Sebagai contoh sederhananya, perbedaan produk bisa dilihat dari
bentuk fisiknya seperti adanya perbedaan fungsi, bentuk, ataupun kualitas
produk. Perbedaan ini juga bisa dilihat dalam kaitannya dengan suatu
merek, logo, ataupun kemasan.
Selain itu, bisa dilihat juga dari jangka waktu kredit penjualannya,
ketersediaan komoditas, kemudahan dalam mengaksesnya, layanan after
sales, lokasi memperoleh komunitas, pelayanan, dan masih banyak lagi.
Berbagai contoh dari komoditas monopolistik yang banyak dijumpai
dalam kehidupan kita sehari-hari adalah pakaian, obat-obatan, alat kosmetik,
restaurant dan banyak komoditas makanan lainnya.
2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna
Pasar persaingan tidak sempurna menggambarkan situasi dimana
penjual atau pedagang dalam suatu pasar pasar lebih sedikit dibandingkan
pembeli. Penjual berhak atas penjualan produk tertentu dan hanya
merekalah yang boleh atau mampu menjual produk dengan jumlah yang
terbatas. Adanya hal jumlah penjual yang lebih banyak menjadikan
penentuan harga produk di pasar terjadi ketidakseimbangan.
Secara umum, kondisi pasar dengan persaingan tidak sempurna dapat
memicu konflik karena jumlahnya yang tak seimbang antara penjual dan
pembeli. Ciri-ciri dari pasar tidak sempurna antara lain:
a. Ketidakseimbangan Antara Penjual dan Pembeli. Penjual dan pembeli
mempengaruhi kondisi pasar. Dalam kondisi pasar yang tidak sempurna,
pasar hanya terdiri dari satu atau beberapa penjual yang lebih sedikit dari
9
pembeli. Ketidakseimbangan ini menyebabkan penjual lebih berkuasa di
pasar.
b. Penjual Menentukan Harga. Karena penjual lebih berkuasa dibandingkan
pembeli dan hanya sedikit pihak yang mempengaruhi pasar, penjual
bebas dan mendominasi dalam penentuan harga. Kebebasan dan
dominasi memungkinkan perusahaan memperoleh profit yang jauh lebih
besar. Hal ini disebabkan oleh persaingan yang minim dalam penjualan
barang di pasar.
c. Sulit untuk Masuk ke Dalam Pasar. Industri dalam pasar tidak sempurna
hanya mampu dijalankan pihak tertentu. Karena hanya mampu dijalankan
oleh pihak tertentu, maka sulit bagi penjual lain untuk masuk dan
memulai bisnis dalam pasar. Ini berbanding terbalik dengan pasar
persaingan sempurna dimana penjual bebas keluar masuk pasar.
d. Tidak ada barang pengganti. Tidak adanya kebebasan untuk memasuki
pasar menjadikan ketersediaan atas pengganti produk dengan fungsi dan
manfaat yang sama menjadi lebih sedikit atau bahkan sulit dicari. Jadi,
untuk mendapatkan produk atau barang yang bersangkutan, penjual harus
membeli dari penjual yang hanya menjual produk tersebut.
G. Konsep Tentang Games Game Teori Informatsi Asimetris
Konsep Games Theory (GT) adalah suatu konsep untuk menjelaskan
perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi.
Landasan konsep ini sudah diterapkan oleh Cournot pada tahun 1838 dan
Bertrand tahun 1883 dengan mengembangkan model aksi-reaksi dalam pasar
duopoli. Model ini mulai dikembangkan lebih lanjut oleh Edgeworth pada
tahun 1925 dan dikukuhkan sebagai teori melalui karya John von Newmann
dna Oscar Morgenstern dalam bukunya yang berjudul The Theory of Games
and Economic Behaviour (1944). Kemudian konsep GT disempurnakan lebih
lanjut oleh John Nash pada tahun 1950.
10
Nash mengembangkan konseo GT untuk menganalisis situasi
kepentingan pelaku ekonomi yang tidak berlawanan, yang kemudian
muncullah istilah “keseimbangan Nash (Nash Equilibrium)”. Konsep GT Nash
ini bekerja atas asumsi informasi yang simetris (tiap pemain memiliki
informasi yang sama).
Dari konsep GT Nash, berkembanglah GT yang beroperasi dalam situasi
informasi yang bersifat asimetris (tidak memiliki informasi yang sama terhadap
satu hal) oleh John Harsanyi (1967). Kemudian GT dikembangkan lagi oleh
Reinhard Selten (dari Universitas Bonn, Jerman) dalam bentuk situasi yang
lebih dinamis. Menurut Selten, perubahan tindakan seorang pemain tidak
hanya ditentukan oleh kenyataan peluang untuk memperbaiki posisi. Oleh
karena itu, menurut Selten, frekuensi permainan akan mempengaruhi strategi
permainan bagi setiap orang.
Konsep John Harsanyi dikembangan lebih lanjut oleh William S. Vickrey
dan James A. Mirrless. Dengan konsep ini mereka dapat menyusun agenda
bagaimana memenuhi tanggung jawab sosial pada abad XXI melalui insentif
dan kebijaksanaan pajak global. Kemudian konsep ini dikembangkan lebih
lanjut oleh George Ackerlof, Joseph Stiglitz dan Michael Spence. Mereka
berjasa dalam membangun pondasi bagi teori umum tentang pasar dengan
menggunakan informasi asimetris.
George Ackerlof adalah orang pertama yang mengembangkan teori
umum tentang pasar dengan informasi asimetris. Dia menjelaskan betapa
pentingnya informasi pasar dalam tulisannya yang bertajuk The Market for
Lemons. Sedangkan menurut Spence, pihak yang menguasai informasi bisa
memberikan isyarat kepada orang yang kurang menguasai informasi.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Para pakar neo-klasik dalam membahas ramalan Marx menggunakan
konsep analisis marginal (Marginal Analysis) atau Marginal Revolution. Pada
initinya, konsep ini merupakan pengaplikasian kalkulus diferensial terhadap
tingkah laku konsumen dan produsen, serta penentuan harga-harga di pasar.
Teori ini telah lama digunakan dan dikembangkan Heindrich Gossen
(1810-1858) dalam menjelaskan kepuasaan (utility) dari pengkonsumsian
sejenis barang. Menurutnya, kepuasan marginal (Marginal Utility) dari
pengkonsumsian suatu macam barang akan semakin turun jika barang yang
sama dikonsumsi semakin banyak (Hukum Gossen I).
Pada tahun 1930-an sejumlah pakar ekonomi neo-klasik generasi kedua
melakukan revesi terhadap pemikiran-pemikiran neo-klasik generasi pertama.
Tokoh yang ikut serta merevisi pemikiran-pemikiran mereka adalah Piero
Sraffa (1898-1983), Joan Violet Robinson (1903-1983) dan Edward Hasting
Chamberlin (1899-1967).
Konsep Games Theory (GT) adalah suatu konsep untuk menjelaskan
perilaku ekonomi dalam pasar yang hanya diisi oleh segelintir pelaku ekonomi.
Landasan konsep ini sudah diterapkan oleh Cournot pada tahun 1838 dan
Bertrand tahun 1883 dengan mengembangkan model aksi-reaksi dalam pasar
duopoli. John von Newmann dna Oscar Morgenstern dalam bukunya yang
berjudul The Theory of Games and Economic Behaviour (1944). Kemudian
konsep GT disempurnakan lebih lanjut oleh John Nash pada tahun 1950.
12
DAFTAR PUSTAKA