Anda di halaman 1dari 4

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

BAB I Peristilahan,Pengertian,Kedudukan,dan ruang lingkup HAN


A. Perkembangan Peristilahan HAN
* Di Perancis adalah tempat lahirnya istilah dan ilmu pengetahuan HAN. Di negara
ini HAN dikenal dengan istilah "droit administratif" yang dikemukakan oleh Georando
(Prof J.M Baron).
* Di Belanda, HAN digunakan dengan istilah "administratorrechte" "besturecht"
istilah Administratorrecht digunakan oleh Van Vollenhoven, Logeman, dll. sedangkan
istilah "besturecht" digunakan oleh de goede, P. de haan, Kleintjes
* DI Indonesia , sebelum diterima dengan istilah HAN seperti sekarang ini,
istilah-istilah sebelumnya adalah Hukum Tata Usaha Negara, Hukum Tata Pemerintahan,
Hukum Adminisstrasi.
B. Kedudukan HAN dalam Ilmu hukum
HAN adalah cabang ilmu yang berkaitan dengan kekuasaan eksekutif. Berdasarkan hal
tersebut maka beberapa pakar hulum menyatakan oleh karena itu HAN mengatur
eksekutif maka HAN merupakan bagian dari HTN.
Secara garis besar ada 2 golongan pendapat, yaitu yang membedakan secara tegas
antara HTN dan HAN, dengan alasan bahwa kedua ilmu pengetahuan tersebut dapat
dibagi secara tegas baik mengenai sistematikanya maupun isinya.
perbedaan antara HAN dengan bidang hukum lainnya adalah :
a. Hukum administrasi negara formal tidak hanya mengenai "contentieus procesrecht"
tetapi juga "noncontentieus procesrecht" (hukum acara sengketa dan hukum acara non
sengketa).
b. Hukum pidana dan hukum perdata mengenal kodifikasi, sedangkan hukum
administrasi negaara tidak memiliki kodifikasi
c. Ruang lingkup dan sumber hukum administrasi negara
* Hukum Administrasi negara mulai pada saat pemerintah mulai menata masyarakat
dengan menggunakan sarana hukum. Dengan demikian pembahasan mengenai HAN meliputi
berbagai kegiatan hidu masyarakat dan pemerintahan dari suatu negara.

Perkembangan Hukum Administrasi Negara sangat cepat dibandingkan dengan bidang-


bidang lainnya. perkembangan yang cepat dari HAN yang modern itu, menurut Philipus
M. Hadjan, bergantung dari dua hal:
a. Dorongan dari sudut politik dan pemerintahan.
b. Perkembangan dalam bidang hukum administrasi otonom.
Mengingat cakupan pemabahasan HAN yang terus berkembang menjadi semakin luas pada
saat ini, secara garis besar ruang lingkup pembahasan HAN, menurut Safri Nugraha
Cs, dalam bukunya "Hukum Administrasi Negara" dapat dikategorikan menjadi berbagai
bidang sebagai berikut:
1. Hukum Administrasi Daerah
2. Hukum Administrasi Kepegawaian
3. Hukum Administrasi Keuangan dan kebendaan negara
4. Hukum Administrasi Pembangunan
5. Hukum Administrasi Lingkungan
6. Hukum Administrasi Negara
7. Hukum Birokrasi Good and Governance
8. Hukum Pertambangan
9. Hukum Pajak
10. Dll
* Sumber Hukum Administrasi Negara
Sebagai salah satu cabang ilmu hukum, mata hukum administrasi negara juga mempunyai
berbagai sumber hukum sebagai dasar bagi HAN dalam aktifitasnya sehari-hari. Dengan
demikian, sumber hukum dari HAN dapat berasal dari sumber Hukum Nasional dan sumber
Hukum Internasional, yaitu:
a. Sumber Hukum Nasional
Sumber Hukum Nasional terdiri dari UUD, UU/peraturan pemerintah penganti UU,
Peraturan Pemerintah, Perpres, Peraturan mentri, keputusan menteri, perpu daerah,
perpu tingkat desa, putusan badan-badan kehakiman
b. Sumber Hukum Internasional
1. Penyajian Internasional dimana Indonesia menjadi salah satu pihak yang
menandatanganinya
2. Konvensi Internasional yang telah diratifikasi dengan UU maupun keputusan
Presiden

Bab II Kekuasaan Negara dan Hukum Administrasi


Perkembangan kekuasaan negara dan fungsi pemerintahan di Indonesia juga mengikuti
perkembangan tersebut, seperti misalnya ada amandemen terhadap UUD 1945 yang sudah
dilakukan sebanyak 4 kali. dengan amandemen tersebut telah terjadi perubahan pada
sistem kekuasaan negara.

Menurut John Locke kekuasaan negara dibagi menjadi 3


1. Kekuasaan Legislatif.
2. Kekuasaan Eksekutif.
3. Kekuasaan Federatif.

Trias Politika memisahkan kekuasaan negara menjadi 3:


1. Kekuasaan legislatif
2. Kekuasaan eksekutif
3. Kekuasaan yudikatif

Selanjutnya pembagian kekuasaan yang dikemukakan oleh C. Van Vollenhoven:\


1. Bestuur/pemerintahan
2. Polite/polisi
3. Rechtspraak/mengadili
4. Regeling/perundangan

Berdasarkan pasal 1 ayat (20) UUD 1945 sebelum amandemen. menyatakan "kedaulatan
adalaah ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR"

Dari konstitusi kita yang merupakan hukum dasar tertulis dan yang mengikat seluruh
warga negara, menunjukan secara konstitusional negara Indonesia menganut prinsip
"welfare state". Oleh karena itu pemerintah perlu mendapat kewenangan yang besar
untuk melaksanakan tugas dan istimewa itu yakni tugas melaksanakan kesejahteraan
umum dan memberikan perlindungan kepada warganya.

BAB III PEMERINTAHAN


A. Fungsi Pemerintahan.
Pendapat pemerintahan secara luas, yaitu mencakup semua kekuasaan negara, seperti
kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif. Sedangkan dalam arti sempit adalah
hanya kekuasan eksekutif. Perbedaan ini mengingatkan pada ajaran Trias Politika
yang mengajarkan tentang pemisahan kekuasaan antara kekuasaan legislatif,
eksekutif, dan yudikatif. Akan tetapi pemerintahan sekarang ini tidak sama dengan
"kekuasaan eksekutif". Dengan demikian kaitannya dengan trias politika masih
berlaku tetapi hanya secara terbatas, terutama sesudah adanya amandemen UUD 1945.
Seperti sebelumnya membentuk UU berada di tangan presiden sekarang berada di tangan
DPR. Fungsi pemerintah sebagaimana dimuat dalam pasal (1) B UU No. 5 tahun 1986 dan
sebagaiman telah direvisi dalam UU No. 9 tahun 2004. Dalam rumusan tersebut bahwa
badan/pejabat tata usaha adalah organ dari sesuatu lembaga hukum publik yang
menjadi induknya, selanjutnya sebagai pejabat-pejabat tata usaha negara yang
memiliki wewenang-wewenang pemerintahan.
B. Organisasi Pemerintahan/Organisasi Negara
negara merupakan suatu organisasi yang sangat besar dan sangat luas susunannya yang
dibentuk menurut hukum publik. Negara terdiri dari berbagai lembaga hukum publik
dengan nama-nama seperti badan-badan, aparat, instansi, departemen, daerah, wilayah
dan sebagainya. Dengan demikian organisasi pemerintahan dapat disimpulkan adalah
seluruh lembaga/instansi yang secara struktural berada dibawah eksekutif

Organisasi Negara/Lembaga Negara menurut UUD 1945


1. MPR
2. DPR
3. BPK
4. MA
5. Presiden
Perbedaan Organisasi Negara dan Organisasi Administrasi Negara
Organisasi Administrasi Negara/Lembaga Negara
a. hanya disebut dalam UUD 1945.
b. jumlahnya bebas tergantung pada kebutuhan masyarakat.
c. menyebar dari pusat dan daerah.
d. pengisian jabatan berdasarkan pengangutan.
e. bertanggung jawab pada yang mengangkatnya.
Organisasi Administrasi Negara/Lembaga Pemerintahan
a. disebut dan diatur dalam UUD 1945.
b. selalu bersifat imitatif.
c. berada di pusat pemerintahan.
d. umumnya pengisian jabatan berdasarkan pemilihan.
e. bertanggung jawab pada yang memilihnya.

C. kedudukan Pemerintah Istimewa


Sebagai sutau Organisasi mempunyai keudukan yang istimewa. Pemerintahan
berkewajiban melaksanakan tugas yang tidak dapat dilakukan orang lain.

BAB IV
A. Umum
Negara merupakan suatu organisasi yang sangat besar dan rumit susunannya yang
dibentuk menurut hukum publik. Pemerintah sering dinamakan kekuasaan eksekutif,
artinya bagian dari organ-organ penguasa serta kekuasaan dan fungsi-fungsi penguasa
dalam negara yang bukan merupakan organ-organ serta kekuasaan dan fungsi-fungsi
pembuatan peraturan perundang-undangan dan mengadili. Untuk melaksanakan semua
kegiatan pemerintahan tersebut, sudah tentu karena adanya wewenang. Dengan wewenang
tersebut badan atau pejabat administrasi negara dapat membentuk suatu keputusan
baik yang bersifat pengaturan maupun yang bersifat penetapan.
B. Pengertian Wewenang Pemerintahan
Dalam arti yuridis, wewenang dapat dikatakan sebagai suatu kemampuan yang diberikan
oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk menimbulkan akibat hukum yang
sah.
C. Sifat Wewenang Pemerintahan
Kalau dilihat dari sifatnya maka wewenang pemerintah adalah:
1. Wewenang selalu terlihat pada suatu masa tertentu.
2. Wewenang selalu terlihat pada batas (cakupan materi dan wilayah) yang
ditentukan.
3. Pelaksanaan wewenang pemerintahan terikat pada hukum tertulis dan hukum tidak
tertulis (asas-asas pemerintahan yang baik, algemene, beginselen van behoorlijk
bestuur)
D. Isi Wewenang Pemerintahan
Isi sesuatu wewwnang dapat bermacam-macam. Wewenang untuk membuat peraturan, yaitu
suatu wewenang untuk menetapkan hukum yang prinsipnya tidak mengenai hal-hal yang
konkret dan individual. Dan ada wewenang yang berisi kemampuan untuk menetapkan
hukum untuk suatu keadaan atau hal yang konkrit dan individual. Diantara dua ujung
batasan itu terdapat berbagai bentuk antara dimana salah satunya yang paling
penting adalah penetapan/pembuatan rencana-rencana dimana antara yang satu dan yang
lainnya tidak sama.
E. Wewenang Yang Bersifat Terikat
Wewenang yang bersifat terikat apabila peraturan dasarnya telah menentukan isi dari
keputusan yang harus diambil secara terinci. Badan atau pejabat administrasi negara
yang bersangkutan tidak boleh berbuat daripada menjalankan secara harfiah apa yang
tertulis dalam rumusan peraturan dasarnya.
F. Wewenang Pemerintahan Yang Bebas
Kebebasan disini tidak diartikan bahwa badan atau pejabat aministrasi negara dapat
melakukan sebebas-bebasnya tanpa berlakunya norma hukum yang harus ditaati.
Bagaimanapun bebasnya sifat wewenang pemerintahan yang dirumuskan dalam peraturan
dasarnya, tetap harus berlaku paling tidak hukum yang tidak tertulis, yaitu asas-
asas umum pemerintahan yang baik.
G. Sumber Wewenang Pemerintahan
Sumber wewenang pemerintahan terbagi atas:
1. Atribusi
2. Delegasi
3. Mandat
H. Pelaksanaan Wewenang
Menurtu Prayudi Atmosudirjo, Wewenang publik terdiri dari 2 kekuasaan yang luar
biasa, artinya tidak dapat dilakukan dengan cara biasa yaitu:
1. Wewenang prelabel, yaitu wewenang untuk membuat keputusan yang diambil tanpa
meminta persetujuan terlebih dahulu dari pihak manapun.
2. Wewenang ex officio, yaitu wewenang dalam rangka pembuatan keputusan yang
diambil karena jabatannya, sehingga tidak dapat dilawan oleh siapapun (yang berani
melawan dikenakan sanksi pidana) karena mengikat secara sah bagi seluruh masyrakat.

Dalam pelaksanaan wewenang pemerintah, pejabat administrasi negara dapat mengambil


suatu keputusan yang dasarnya harus atas permintaan tertulis, baik dari instansi
atau orang-perorangan

Dalam membuat keputusan itu terikat pada 3 asas hukum, yaitu :


1. Asas Yuridiktas
2. Asas Legalitas
3. Asas Diskresi

Anda mungkin juga menyukai