PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat dekat di
masyarakat. Bahkan banyak yang salah mengartikan bahwa agama dan
kebudayaan adalah satu kesatuan yang utuh. Dalam kaidah, sebenarnya
agama dan kebudayaan mempunyai kedudukan masing-masing dan tidak
dapat disatukan, karena agamalah yang mempunyai kedudukan lebih tinggi
dari pada kebudayaan. Namun keduanya mempunyai hubungan yang erat
dalam kehidupan masyarakat. Geertz mengakatan bahwa wahyu membentuk
suatu struktur psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan
hidupnya, yang menjadi sarana individu atau kelompok individu yang
mengarahkan tingkah laku mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja
menghasilkan budaya immaterial, tetapi juga dalam bentuk seni suara, ukiran,
bangunan.
Dapatlah disimpulkan bahwa budaya yang digerakkan agama timbul
dari proses interaksi manusia dengan kitab yang diyakini sebagai hasil daya
kreatif pemeluk suatu agama tapi dikondisikan oleh konteks hidup pelakunya,
yaitu faktor geografis, budaya dan beberapa kondisi yang objektif. Demi
terjaganya esistensi dan kesucian nilai – nilai agama sekaligus memberi
pengertian, disini akan diulas mengenai Apa itu Agama dan Apa itu Budaya,
yang tersusun dalam bentuk makalah dengan judul “Hubungan Agama dan
Budaya”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana pengertian agama dan kebudayaan?
2. Bagaimana hubungan antara agama dengan kebudayaan?
3. Bagaimana contoh kebudayaan yang berhubungan dengan agama?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dalam makalah ini adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian agama dan kebudayaan.
2. Untuk mengetahui hubungan agama dengan budaya.
3. Untuk mengetahui contoh kebudayaan yang berhubungan dengan agama.
BAB II
PEMBAHASAN
5 http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/03/hubungan-agama-dan-kebudayaan.html
diakses tanggal 6 Maret 2022
mengatakan bahwa ” Manusia yang beragma pasti berbudaya tetapi manusia
yang berbudaya belum tentu beragama”.
Jadi agama dan kebudayaan sebenarnya tidak pernah bertentangan
karena kebudayaan bukanlah sesuatu yang mati, tapi berkembang terus
mengikuti perkembangan jaman. Demikian pula agama, selalu bisa
berkembang di berbagai kebudayaan dan peradaban dunia.6
6 http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/03/hubungan-agama-dan-kebudayaan.html
diakses tanggal 6 Maret 2022
7 https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/04/24/tahlilan-dalam-kaca-mata-islam-
serta-historisnya/ diakses tanggal 6 Maret 2022
a. Pembacaan beberapa ayat/ surat Al Qur’an, dzikir-dzikir dan disertai
dengan do’a-do’a tertentu yang ditujukan dan dihadiahkan kepada si
mayit.
b. Penyajian hidangan makanan.8
Dua hal di atas perlu ditinjau kembali dalam kaca mata Islam,
walaupun secara historis acara tahlilan bukan berasal dari ajaran Islam.
2. Pembakaran Dupa
Dupa dalam berbagai ritual keagamaan ada yang mengatakan suatu
keharusan, karena bila tidak maka nilai kesakralan suatu ritual akan
dipertanyakan. Paradigma semacam itu sepertinya sudah terkonstruk
begitu lekatnya dalam benak setiap individu pemeluk agama dan
kepercayaan, khususnya di Indonesia. Paradigma ini tidak hanya terdapat
dalam ritual agama-agama ardli, dalam agama samawi pun itu merupakan
suatu keniscayaan.9
Dalam praktiknya, dupa tidak hanya diterapkan dalam ritual-ritual
agama Hindu, Budha atau kepercayaan-kepercayaan seperti yang ada di
China. Dalam agama Kristen pun dupa juga merupakan pelengkap ritual,
dupa dipakai dalam upacara misa. Hal tersebut merupakan warisan dari
tradisi orang Yahudi yang sudah melakukannya sejak dahulu kala.
8 https://qurandansunnah.wordpress.com/2009/04/24/tahlilan-dalam-kaca-mata-islam-
serta-historisnya/ diakses tanggal 6 Maret 2022
9 http://andromedazone.blogspot.co.id/2009/01/dupa-dalam-ajaran-islam.html diakses
tanggal 6 Maret 2022
Begitu juga dalam Islam, dalam ritual-ritual keagamaan seperti
tahlilan, ziarah kubur, atau ritual-ritual lainnya merupakan perlengkapan
yang harus selalu disediakan. Utamanya di Pulau Jawa, masyarakatnya
sangat fanatik sekali dengan tradisi ini. Hal tersebut merupakan warisan
leluhur mereka yang mereka anggap sebagai suatu keniscayaan yang harus
selalu dipertahankan dan dilaksanakan.
Hal yang seperti ini tidak dianggap sebagai suatu yang musyrik
selama niat dalam penggunaannya tidak bertentangan dengan ajaran
agama. Penggunaan dupa dalam bermacam acara-acara keagamaan Islam
tidak bisa dinafikan karena masyarakat mempercayainya bahwa dengan
membakar dupa maka doa-doa yang mereka panjatkan akan lebih cepat
sampai pada hal yang dituju.10
10 http://andromedazone.blogspot.co.id/2009/01/dupa-dalam-ajaran-islam.html diakses
tanggal 6 Maret 2022
kuil-kuil sebagai sarana peribadatan.Membakar kemenyan sering pula
dilakukan dalam peribadatan umat agama lain, atau oleh
dukun-dukun/paranormal dalam melakukan praktek perdukunan.
Pembakaran kemenyan oleh umat Islam di tanah air atau di Arab dengan
yang dilakukan oleh umat agama lain atau oleh dukun-dukun/paranormal
tentu tidak dihukumi sama, karena niat atau tujuannya berbeda.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat, agama dan kebudayaan sangat erat berkaitan satu sama
lain. Saat budaya atau agama diartikan sesuatu yang terlahir di dunia yang
manusia mau tidak mau harus menerima warisan tersebut. Berbeda ketika
sebuah kebudayaan dan agama dinilai sebagai sebuah proses tentunya akan
bergerak kedepan menjadi sebuah pegangan, merubah suatu keadaan yang
sebelumnya menjadi lebih baik.
Ketika agama dilihat dengan kacamata agama maka agama akan
memerlukan kebudayaan. Maksudnya agama (islam) telah mengatur segala
masalah dari yang paling kecil contohnya buang hajat hingga masalah yang
ruwet yaitu pembagian harta waris dll. Sehingga disini diperlukan sebuah
kebudayaan agar agama (islam) akan tercemin dengan kebiasaan masyarakat
yang mencerminkan masyarakat yang beragama, berkeinginan kuat untuk
maju dan mempunyai keyakinan yang sakral yang membedakan dengan
masyarakat lainnya yang tidak menjadikan agama untuk dibiasakan dalam
setiap kegiatan sehari-hari atau diamalkan sehingga akan menjadi akhlak
yang baik dan menjadi kebudayaan masyarakat tersebut.
Sedangkan jika agama dilihat dari kebudayaan maka kita lihat agama
sebagai keyakinan yang hidup yang ada dalam masyarakat manusia dan
bukan agama yang suci dalam (Al-Qur’an dan Hadits) Sebuah keyakinan
hidup dalam masyarakat maka agama akan bercorak local, yaitu local sesuai
dengan kebudayaan masyarakat tersebut.
B. Saran
Demikian pembahasan makalah kami dengan topik “Hubungan antar
budaya dan agama”, untuk menyempurnakan tulisan ini maka saran dan kritik
yang membangun kami harapkan. Semoga materi yang kami sampaikan ini
bermanfaat dan dapat kita terapkan dalam kehidupan kita. Amiinn.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Ahmadi, Noor Salimi, 2008, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam, Jakarta:
PT Bumi Aksara
http://baihaqi-annizar.blogspot.com/2015/03/hubungan-agama-dan-
kebudayaan.html
http://andromedazone.blogspot.co.id/2009/01/dupa-dalam-ajaran-islam.html
diakses tanggal 6 Maret 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-
Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Adapun judul
dalam makalah ini adalah “Agama dan Kebudayaan”.
Makalah ini saya buat agar dapat bermanfaat bagi para pembaca
khususnya untuk saya. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang
dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Penulis
Kelompok I
DAFTAR ISI
COVER............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Makalah.................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
KELOMPOK I
JURUSAN : TARBIYAH
PRODI : MPI
RUANG : II (DUA)
SEMESTER : VI (ENAM)