Jawaban Bab 2 Akd
Jawaban Bab 2 Akd
3. Klasifikasi belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dalam penyusunan APBD
adalah:
a. Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
b. Belanja UP/GU/TU dan belanja-LS.
c. Belanja Operasi dan Belanja Modal.
d. Jawaban a, b, dan c tidak ada yang benar.
Jawaban : a. Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
4. Dalam membuat laporan akuntansi keuangan daerah, penyelenggara sistem akuntansi harus
mengacu pada:
a. Petunjuk teknis dari atasan.
b. Melihat contoh pemerintah daerah yang lain.
c. Penyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
d. Jawaban a, b, dan c tidak ada yang benar.
Jawaban : c. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan.
5. Klasifikasi Belanja menurut PP No. 71 Tahun 2010 tentang standar akuntansi pemerintahan
dalam penyusunan laporan keuangan adalah:
a. Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung.
b. Belanja UP/GU/TU dan belanja-LS.
c. Belanja Operasi dan Belanja Modal.
d. Jawaban a, b, dan c tidak ada yang benar.
Jawaban : c. Belanja Operasi dan Belanja Modal.
Soal Esai
1. Secara garis besar, laporan keuangan pemerintah dikelompokkan menjadi 3, sebut dan
jelaskan.
Jawab:
Laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),
laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan(CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran
terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
(SAL). Laporan finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional(LO), Laporan Perubahan
Ekuitas (LPE), dan Laporan Arus Kas(LAK). CaLK merupakan laporan yang merinci atau
menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial
dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun
laporan finansial.
2. Jelaskan tentang laporan realisasi anggaran, beri contoh format LRA untuk pemerintah
kabupaten.
Jawab:
Laporan Realisasi Anggaran menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Unsur yang dicakup secara langsung oleh Laporan Realisasi Anggaran terdiri dari
pendapatan-LRA, belanja, transfer, dan pembiayaan. Masing-masing unsur dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Pendapatan-LRA adalah penerimaan oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah atau oleh entitas pemerintah lainnya yang menambah Saldo Anggaran Lebih
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
b. Belanja adalah semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/Bendahara Umum
Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
c. Transfer adalah penerimaan atau pengeluaran uang oleh suatu entitas pelaporan
dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana bagi hasil.
d. Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan/pengeluaran yang tidak berpengaruh
pada kekayaan bersih entitas yang perlu dibayar kembali dan/atau akan diterima kembali,
baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang
dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau
memanfaatkan surplus anggaran.
3. Gambarkan diagram konversi laporan realisasi anggaran PPKD.
Jawab :
4. Jelaskan klasifikasi belanja menurut Permendagri No. 13 Tahun 2006 dan PP No. 71 Tahun
2010, buatlah diagram konversinya.
a. Permendagri No. 13 Tahun 2006, kelompok belanja terdiri dari belanja langsung dan
belanja tidak langsung. Pengklasfikasian belanja ini berdasarkan kriteria apakah suatu
belanja mempunyai kaitan langsung dengan program/kegiatan atau tidak.
b. PP No. 71 Tahun 2010, belanja dilaporkan bersama program dan kegiatan. Sehingga
belanja langsung dan belanja tidak langsung dikonversi menjadi belanja operasional dan
belanja modal.
5. Berikut proses penyusunan laporan keuangan dan laporan pelaksanaan anggaran menurut PP
No. 71 Tahun 2010. Apakah ada keterkaitan antara proses penyusunan laporan keuangan
dengan laporan pelaksanaan anggaran?
Jawab:
Laporan Operasional (LO) pada dasarnya adalah Laporan Realisasi Anggaran (LRA) yang
disusun dengan basis akrual, sementara LRA merupakan bagian dari Laporan Pelaksanaan
Anggaran (LPA) disusun dengan menggunakan basis kas. LO ini jika merujuk pada PP No. 24
Tahun 2005 dapat dipersamakan dengan Laporan Kinerja Keuangan (LKK) yang pada PP No.
24 Tahun 2005 bersifat optional. Bila LO ini jika disandingkan dengan laporan keuangan
disektor swasta/bisnis dapat dipersamakan dengan laporan Laba Rugi (income statement)
6. Jelaskan tentang laporan perubahan saldo anggaran lebih dan berikanlah contoh format
laporan tersebut.
Jawab :
Berdasarkan kerangka konseptual PP no.71 tahun 2010 paragraf 63 dinyatakan bahwa laporan
perubahan saldo anggaran lebih menyajikan informasi kenaikan atau penurunan saldo
anggaran lebih tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara PSAP no.
1 paragraf 41 menyatakan bahwa laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara
komparatif dengan periode sebelumnya pos-pos berikut
a. Saldo anggaran lebih awal
b. Penggunaan saldo anggaran lebih
c. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran tahun berjalan
d. Koreksi kesalahan pembukuan tahun sebelumnya
e. Lain-lain
f. Saldo anggaran lebih akhir.
7. Jelaskan tentang laporan operasional dan berikanlah contoh format laporan tersebut.
Jawab :
Pada kerangka konseptual PP no. 71 tahun 2010 paragraf 78-79 dijelaskan bahwa laporan
operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Unsur yang dicakup secara langsung dalam
laporan operasional terdiri dari pendapatan-LO, beban, transfer, dan pos-pos luar biasa.
Masing-masing unsur dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih
b. Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih
c. Transfer adalah hak pemerintah atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatu entitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain,termasuk dana perimbangan dan dana bagi
hasil
d. Pos luar biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa, tidak diharapkan sering atau
rutin terjadi dan berada diluar kendali atau pengaruh entitas bersangkutan.
PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
Kenaikan/
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
2 PENDAPATAN PERPAJAKAN
4 Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan Barang Mewah xxx xxx xxx xxx
6 Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxx xxx xxx xxx
12
17 Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak (14 s/d 16) xxx xxx xxx xxx
18
19 PENDAPATAN HIBAH
23
24BEBAN
38
40
46 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
48 SURPLUS/DEFISIT SEBELUM POS LUAR BIASA (39 + 47) xxx xxx xxx xxx
49
PEMERINTAH PROVINSI
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
Kenaikan/
Penurunan
KEGIATAN
OPERASIONAL
1 PENDAPATAN
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx
9 PENDAPATAN TRANSFER
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxx xxx xxx xxx
16
22
27 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (24 s/d 26) xxx xxx xxx xxx
29
30 BEBAN
45
51 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
54
POS LUAR
55BIASA xxx xxx xxx xxx
PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA
LAPORAN OPERASIONAL
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X1 dan 20X0
(Dalam rupiah)
Kenaikan/
Penurunan
KEGIATAN OPERASIONAL
PENDAPAT
1AN
5 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan xxx xxx xxx xxx
9 PENDAPATAN TRANSFER
12 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxx xxx xxx xxx
15 Jumlah Pendapatan Transfer Dana Perimbangan (11 s/d 14) xxx xxx xxx xxx
16
20 Jumlah Pendapatan Transfer Lainnya (18 s/d 19 ) xxx xxx xxx xxx
21
25 Jumlah Pendapatan Transfer Pemerintah Provinsi (23 s/d 24) xxx xxx xxx xxx
27
32 Jumlah Lain-lain Pendapatan yang sah (29 s/d 31) xxx xxx xxx xxx
34
35BEBAN
49
51
57 Surplus/Defisit dari Kegiatan Non Operasional Lainnya xxx xxx xxx xxx
60
8. Jelaskan tentang belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja subsidi.
Jawab :
Belanja hibah : belanja hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian hibah dalam
bentuk, uang, barang/jasa kepada pemerintah atau pemerintah daerah lainnya dan
kelompok masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Belanja bantuan sosial : digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan dalam
bentuk uang atau barang kepada masyarakat dengan tujuan untuk peningkatan
kesejahteraan masyarakat. Bantuan sosial diberikan tidak secara terus-menerus/ tidak
berulang setiap tahun anggaran, selektif dan memiliki kejelasan peruntukkan
penggunaannya.
Belanja subsidi : digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya produksi kepada
perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual produksi/jasa yang dihasilkan dapat
terjangkau oleh masyarakat banyak. Perusahaan/lembaga tertentu yang dimaksud adalah
perusahaan/lembaga yang menghasilkan produk atau jasa pelayanan umum masyarakat.
10. Pemerintah daerah tidak boleh melakukan pengeluaran kas yang mengakibatkan adanya
beban APBD sebelum rancangan Perda APBD disahkan dan ditempatkan dalam lembaran
daerah kecuali untuk belanja yang sifatnya wajib dan mengikat. Jelaskan apa yang
dimaksud dengan belanja wajib dan mengikat, berikan contohnya.
Jawab :
a. Belanja wajib adalah belanja untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhanpendanaan
pelayanan dasar masyarakat, contohnya belanja untuk antisipasibencana alam dan
bencana, belanja pelayanan di bidang pendidikan seperti Bantuan Operasional Sekolah
Daerah (BOSDA), Guru Tidak Tetap (GTT)/Pegawai Tidak tetap (PTT), Jaminan
Penyelenggaraan Pendidikan Daerah(JPPD), Belanja Operasional Manajeman Mutu
(BOMM).
b. Belanja mengikat ialah belanja yang dibutuhkan secara terus-menerus danharus
dialokasikan oleh emerintah dengan jumlah yang cukup, contohnya belanja pegawai
terdiri dari gaji dan tunjangan (BTL), honorarium pegawaitidak tetap, belanja barang
dan jasa, antara lain belanja penerangan jalanumum, langganan telepon, langganan
listrik.