Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

W152100010 –
Aljabar Linear
Operasi Baris Elementer dan
Eliminasi Gauss

Abstrak Sub-CPMK

Operasi Baris Elementer dan Sub-CPMK 1.2


Eliminasi Gauss Jordan. Mampu memahami
daerah asal dan daerah
hasil suatu grafik.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

02
Indra Sudung H.L.T. M.Kom
Ilmu Komputer Teknologi Informasi
Operasi Baris Elementer
Pertimbangan dalam memecahkan Persamaan Linier

Dalam menyelesaikan sistem persamaan linier, penting untuk membedakan antara sistem
besar yang harus diselesaikan dengan komputer dan sistem kecil yang dapat diselesaikan
dengan tangan. Misalnya, ada banyak aplikasi yang mengarah ke sistem linier dalam ribuan
atau bahkan jutaan variabel yang tidak diketahui. Sistem besar memerlukan teknik khusus
untuk menangani masalah ukuran memori, kesalahan pembulatan, waktu solusi, dan
sebagainya. Teknik-teknik tersebut dipelajari dalam bidang analisis numerik dan hanya
akan disinggung dalam teks ini. Namun, hampir semua metode yang digunakan untuk
sistem besar didasarkan pada ide-ide yang akan kita kembangkan di bagian ini.

Bentuk Eselon

Dalam Contoh 3 dari bagian sebelumnya, kami memecahkan sistem linier di x, y, dan z
yang tidak diketahui dengan mereduksi matriks yang diperbesar menjadi bentuk

1 0 0 1
0 1 0 2
0 0 1 3

di mana solusi x = 1, y = 2, z = 3 menjadi jelas. Berikut adalah contoh matriks yang


berbentuk eselon baris tereduksi. Untuk menjadi bentuk ini, matriks harus memiliki sifat-
sifat berikut:
1. Jika suatu baris tidak seluruhnya terdiri dari nol, maka bilangan bukan nol pertama
pada baris tersebut adalah 1. Kita menyebut ini leading 1.
2. Jika ada baris yang seluruhnya terdiri dari nol, maka baris-baris tersebut
dikelompokkan bersama di bagian bawah matriks.
3. Dalam dua baris berurutan yang tidak seluruhnya terdiri dari nol, leading 1 di baris
bawah muncul lebih jauh ke kanan daripada leading 1 di baris yang lebih tinggi.
4. Setiap kolom yang berisi leading 1 memiliki nol di mana pun di kolom itu.
Suatu matriks yang memiliki tiga sifat pertama dikatakan dalam bentuk eselon baris. (Jadi,
matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi diperlukan dalam bentuk eselon baris, tetapi
tidak sebaliknya.)

2021 Aljabar Linier


2 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
CONTOH 1 Bentuk Eselon Baris 1 dan Eselon Baris Tereduksi

Matriks berikut dalam bentuk eselon baris tereduksi.

1 0 0 4 1 0 0 0 1 -2 0 1 0 0
0 1 0 7 . 0 1 0 . 0 0 0 1 3 . 0 0
0 0 1 -1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0

Matriks-matriks berikut berada dalam bentuk eselon baris tetapi tidak dalam bentuk eselon
baris tereduksi.

1 4 -3 7 1 0 0 0 1 2 6 0
0 1 6 2 . 0 1 0 . 0 0 1 -1 0
0 0 1 5 0 0 1 0 0 0 0 1

CONTOH 2 Lebih Lanjut tentang Bentuk Eselon Baris dan Eselon Baris Tereduksi

Seperti Contoh 1, sebuah matriks dalam bentuk eselon baris memiliki nol di bawah setiap
leading 1, sedangkan sebuah matriks dalam bentuk eselon baris tereduksi memiliki nol di
bawah dan di atas setiap leading 1. Jadi, dengan sembarang bilangan real yang
disubstitusikan untuk semua “*”, semua matriks dari jenis berikut berbentuk eselon baris:

1 * * * 1 * * * 1 * * * 0 1 * * * * * * * *
0 1 * * . 0 1 * * . 0 1 * * . 0 0 0 1 * * * * * *
0 0 1 * 0 0 1 * 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * * * * *
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * * * *
0 0 0 0 0 0 0 0 1 *

Semua matriks dari jenis berikut berada dalam bentuk eselon baris tereduksi:

1 0 0 0 1 0 0 * 1 0 * * 0 1 * 0 0 0 * * 0 *
0 1 0 0 . 0 1 0 * . 0 1 * * . 0 0 0 1 0 0 * * 0 *
0 0 1 0 0 0 1 * 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 * * 0 *
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 * * 0 *
0 0 0 0 0 0 0 0 1 *

2021 Aljabar Linier


3 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Jika, dengan urutan operasi baris elementer, matriks yang diperbesar untuk sistem
persamaan linier dimasukkan ke dalam bentuk eselon baris tereduksi, maka himpunan
solusi dapat diperoleh dengan inspeksi atau dengan mengubah persamaan linier tertentu
ke bentuk parametrik. Berikut adalah beberapa contoh.

CONTOH 3 Solusi Unik

Misalkan matriks yang diperbesar untuk sistem linier di x1, x2, x3, dan x4 yang tidak
diketahui telah direduksi dengan operasi baris elementer menjadi

1 0 0 0 3
0 1 0 0 -1
0 0 1 0 0
0 0 0 1 5

Matriks ini dalam bentuk eselon baris tereduksi dan sesuai dengan persamaan

x1 = 3
x2 = -1
x3 = 0
x4 = 5

Dengan demikian, sistem memiliki solusi unik, yaitu x1 = 3, x2 = 1, x3 = 0, x4 = 5.

CONTOH 4 Sistem Linier dalam Tiga Tidak Diketahui.

Di setiap bagian, misalkan matriks yang diperbesar untuk sistem linier di x, y, dan z yang
tidak diketahui telah direduksi oleh operasi baris elementer ke bentuk eselon baris tereduksi
yang diberikan. Memecahkan sistem.

1 0 0 0 1 0 3 -1 1 -5 1 4
(a) 0 1 2 0 (b) 0 1 -4 2 (c) 0 0 0 0
0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0

Penyelesaian (a) Persamaan yang sesuai dengan baris terakhir dari matriks yang diperbesar
adalah

2021 Aljabar Linier


4 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
0x + 0y + 0z = 1
Karena persamaan ini tidak dipenuhi oleh nilai x, y, dan z, sistem tidak konsisten.

Penyelesaian (b) Persamaan yang sesuai dengan baris terakhir dari matriks yang
diperbesar adalah
0x + 0y + 0z = 0
Persamaan ini dapat dihilangkan karena tidak ada batasan pada x, y, dan z; karenanya,
sistem linier yang sesuai dengan matriks yang diperbesar adalah
x + 3z = 1
y - 4z = 2
Karena x dan y bersesuaian dengan leading 1 dalam matriks yang diperbesar, kami
menyebutnya variabel leading. Variabel yang tersisa (dalam hal ini z) disebut variabel
bebas. Memecahkan variabel leading dalam hal variabel bebas akan menghasilkan
x = -1 - 3z
y = 2 + 4z
Dari persamaan ini kita melihat bahwa variabel bebas z dapat diperlakukan sebagai
parameter dan diberi nilai t yang berubah-ubah, yang kemudian menentukan nilai untuk x
dan y. Dengan demikian, himpunan solusi dapat diwakili oleh persamaan parametrik
x = -1 - 3t, y = 2 + 4t, z = t
Dengan mensubstitusi berbagai nilai untuk t dalam persamaan ini kita dapat memperoleh
berbagai solusi dari sistem. Misalnya, pengaturan t = 0 memberikan jawban
x = -1, y = 2, z = 0
dan pengaturan t = 1 memberikan jawaban
x = -4, y = 6, z = 1

Penyelesaian (b) Seperti yang dijelaskan pada bagian (b), kita dapat menghilangkan
persamaan yang sesuai dengan baris nol, dalam hal ini sistem linier yang terkait dengan
matriks yang diperbesar terdiri dari persamaan tunggal
x - 5y + z = 4 (1)
dari mana kita melihat bahwa himpunan solusi adalah bidang dalam ruang tiga dimensi.
Meskipun (1) adalah bentuk himpunan solusi yang valid, ada banyak aplikasi yang lebih
disukai untuk menyatakan himpunan penyelesaian dalam bentuk parametrik. Kita dapat
mengubah (1) ke bentuk parametrik dengan memecahkan leading variabel x dalam bentuk
variabel bebas y dan z untuk memperoleh
x = 4 + 5y - z

2021 Aljabar Linier


5 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dari persamaan ini kita melihat bahwa variabel bebas dapat diberikan nilai arbitrer,
katakanlah y = s dan z = t, yang kemudian menentukan nilai x. Dengan demikian, himpunan
penyelesaiannya dapat menjadi dinyatakan secara parametrik sebagai
x = 4 + 5s - t, y = s, z = t (2)
Rumus, seperti (2), yang menyatakan himpunan solusi dari sistem linier secara parametrik
memiliki beberapa terminologi yang terkait.

Eliminasi Gauss
Metoda-metoda Eliminasi

Kita baru saja melihat betapa mudahnya menyelesaikan sistem persamaan linear setelah
matriks yang diperbesarnya dalam bentuk eselon baris tereduksi. Sekarang kami akan
memberikan prosedur eliminasi langkah demi langkah yang dapat digunakan untuk
mereduksi matriks apa pun menjadi bentuk eselon baris tereduksi. Saat kami menyatakan
setiap langkah dalam prosedur, kami menggambarkan ide dengan mereduksi matriks
berikut menjadi bentuk eselon baris tereduksi.

0 0 -2 0 7 12
2 4 -10 6 12 28
2 4 -5 6 -5 -1

Langkah 1. Cari kolom paling kiri yang tidak seluruhnya terdiri dari nol.

0 0 -2 0 7 12
2 4 -10 6 12 28
2 4 -5 6 -5 -1
Kolom bukan nol paling kiri

Langkah 2. Pertukarkan baris atas dengan baris lain, jika perlu, untuk membawa entri bukan
nol ke bagian atas kolom yang ditemukan pada Langkah 1.

2 4 -10 6 12 28
Baris pertama dan kedua
0 0 -2 0 7 12 di matriks sebelumnya
2 4 -5 6 -5 -1 dipertukarkan.

2021 Aljabar Linier


6 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Langkah 3. Jika entri yang sekarang ada di bagian atas kolom yang ditemukan pada
Langkah 1 adalah a, kalikan baris pertama dengan 1/a untuk menghasilkan leading 1.

1 2 -5 3 6 14 Baris pertama dari


0 0 -2 0 7 12 matriks sebelumnya
1
2 4 -5 6 -5 -1 dikalikan dengan .
2

Langkah 4. Tambahkan kelipatan baris atas yang sesuai ke baris di bawah ini sehingga
semua entri di bawah leading 1 menjadi nol.

1 2 -5 3 6 14 -2 dikalikan baris pertama


0 0 -2 0 7 12 dari matriks sebelumnya
ditambahkan ke baris ketiga.
2 4 -5 6 -5 -1

Langkah 5. Sekarang tutup baris teratas dalam matriks dan mulai lagi dengan Langkah 1
yang diterapkan pada submatriks yang tersisa. Lanjutkan dengan cara ini sampai seluruh
matriks dalam bentuk eselon baris.

1 2 -5 3 6 14
0 0 -2 0 7 12
0 0 5 0 -17 -29
Kolom bukan nol paling kiri di submatriks

1 2 -5 3 6 14 Baris pertama pada sub-


7 1
0 0 1 0 -6 matriks dikalikan dengan
2
2
agar menghasilkan leading 1
0 0 5 0 -17 -29

1 2 -5 3 6 14 5 kali baris pertama submatriks


0 0 1 0 −7 -6 ditambahkan ke baris kedua
2
submatriks untuk menghasil-
0 0 0 0 1 1 kan nol di bawah leading 1.
2

1 2 -5 3 6 14
Baris teratas dalam submatriks
0 0 1 0 −7 -6
2 tertutup, dan kami kembali lagi
0 0 0 0 1 1 ke Langkah 1.
2

Kolom bukan nol paling


kiri di submatriks baru.
2021 Aljabar Linier
7 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1 2 -5 3 6 14
Baris pertama (dan satu-satunya) di
0 0 1 0 −7 -6
2 submatriks baru dikalikan dengan 2
0 0 0 0 1 2 untuk menghasilkan leading 1.

Seluruh matriks sekarang dalam bentuk eselon baris. Untuk menemukan bentuk eselon
baris tereduksi kita memerlukan langkah tambahan berikut.

Langkah 6. Dimulai dengan baris bukan nol terakhir dan bekerja ke atas, tambahkan
kelipatan yang sesuai dari setiap baris ke baris diatasnya untuk mendapatkan nol di atas
leading 1.
1 2 -5 3 6 14
7
kali baris ketiga dari matriks
0 0 1 0 0 1 2
sebelumnya ditambahkan ke baris
0 0 0 0 1 2 kedua.

1 2 -5 3 0 2
0 0 1 0 0 1 -6 dikalikan baris ketiga ditambahkan
ke baris pertama.
0 0 0 0 1 2

1 2 0 3 0 7 5 kali baris kedua ditambahkan ke


0 0 1 0 0 1 5 kali baris kedua ditambahkan ke
baris pertama.
baris pertama.
0 0 0 0 1 2

Matriks terakhir berbentuk eselon baris tereduksi. 5 kali baris kedua ditambahkan ke
Prosedur (atau algoritma) yang baru saja kita jelaskan untuk mereduksi suatu matriks baris pertama.

menjadi bentuk eselon baris tereduksi disebut eliminasi Gauss-Jordan. Algoritma ini terdiri
dari dua bagian, fase maju di mana nol diperkenalkan di bawah 1 terkemuka dan fase
mundur di mana nol diperkenalkan di atas 1 terkemuka. Jika hanya fase maju yang
digunakan, maka prosedur tersebut menghasilkan bentuk eselon baris dan disebut
eliminasi Gauss.
Misalnya, dalam perhitungan sebelumnya bentuk eselon baris diperoleh pada akhir
Langkah 5.

CONTOH 5 Eliminasi Gauss - Jordan.

Selesaikan dengan eliminasi Gauss – Jordan

2021 Aljabar Linier


8 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
x1 + 3x2 - 2x3 + 2x5 = 0
2x1 + 6x2 - 5x3 - 2x4 + 4x5 + 3x6 = -1
5x3 + 10x4 + 15x6 = 5
2x1 + 6x2 + 8x4 + 4x5 + 18x6 = 6

Penyelesaian Matriks yang diperbesar untuk sistem tersebut adalah


1 3 -2 0 2 0 0
2 6 -5 -2 4 -3 -1
0 0 5 10 0 15 5
2 6 0 8 4 18 6

Dengan penambahan -2 kali baris pertama ke baris kedua dan keempat akan menghasilkan
1 3 -2 0 2 0 0
0 0 -1 -2 0 -3 -1
0 0 5 10 0 15 5
0 0 4 8 0 18 6

Dengan mengalikan baris kedua dengan -1 dan menambahkan -5 kali baris kedua yang
baru ke baris ketiga, dan 4 kali baris kedua yang baru ke baris keempat menghasilkan
1 3 -2 0 2 0 0
0 0 1 2 0 3 1
0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 6 2

Dengan mengganti baris ketiga dan keempat dan kemudian mengalikan baris ketiga dari
matriks yang dihasilkan dengan (1/6) akan menghasilkan bentuk eselon baris
1 3 -2 0 2 0 0
0 0 1 2 0 3 1 Ini melengkapi fase maju karena ada
1 nol di bawah leading 1.
0 0 0 0 0 1
3

0 0 0 0 0 0 0 5 kali baris kedua ditambahkan ke


baris pertama.

Dengan menambahkan -3 kali baris ketiga ke baris kedua dan kemudian menambahkan 2
kali baris kedua dari matriks yang dihasilkan ke baris pertama akan menghasilkan bentuk
eselon baris tereduksi

2021 Aljabar Linier


9 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1 3 0 4 2 0 0
0 0 1 2 0 0 0 Ini melengkapi fase maju karena ada
0 0 0 0 0 1 1 nol di bawah leading 1.
3

0 0 0 0 0 0 0 5 kali baris kedua ditambahkan ke


baris pertama.

Sistem persamaan yang sesuai menjadi


x1 + 3x2 + 4x4 + 2x5 = 0
x3 + 2x4 = 0
1
x6 =
3

Dengan memecahkan variabel leading, kita dapatkan


x1 = -3x2 - 4x4 - 2x5
x3 = -2x4
1
x6 = 3
Akhirnya, kita dapatkan jawaban umum sistem secara parametrik dengan menetapkan
variabel bebas x2, x4, dan x5 nilai arbitrari masing-masing r, s, dan t. Dan hasilnya
x1 = -3r - 4s - 2t,
x2 = r,
x3 = -2s,
x4 = s,
x5 = t,
1
x6 = 3

Sistem-sistem Linier Homogen

Suatu sistem persamaan linier dikatakan homogen jika suku-suku konstanta semuanya nol;
yaitu, sistem memiliki bentuk
a11x1 + a12x2 + · · · + a1nxn = 0
a21x1 + a22x2 + · · · + a2nxn = 0
. . .
. . .
. . .
am1x1 + am2x2 + · · · + amnxn = 0
Setiap sistem persamaan linear homogen adalah konsisten karena semua sistem tersebut
memiliki x1 = 0, x2 = 0, …, xn = 0 sebagai solusi. Solusi ini disebut solusi trivial. Jika ada
solusi lain, maka solusi lain itu disebut solusi nontrivial.
Karena sistem linier homogen selalu memiliki solusi trivial, maka hanya ada dua
kemungkinan untuk solusinya:

2021 Aljabar Linier


10 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Sistem hanya memiliki solusi trivial.
• Sistem memiliki banyak solusi selain solusi trivial.
Dalam kasus khusus sistem linier homogen dari dua persamaan dalam dua yang tidak
diketahui, katakanlah
a1x + b1y = 0 (a1, b1 tidak keduanya nol)
a2x + b2y = 0 (a2, b2 tidak keduanya nol)
grafik persamaan adalah garis yang melalui titik asal, dan solusi trivial berhubungan dengan
titik potong di titik asal (Gambar 1.2.1).

Solusi Trivial Banyak solusi


Gambar 2.1.

Ada satu kasus di mana sistem homogen dipastikan memiliki solusi nontrivial—yaitu, setiap
kali sistem melibatkan lebih banyak variabel yang tidak diketahui daripada persamaan.
Untuk mengetahui alasannya, perhatikan contoh berikut dari empat persamaan dalam
enam variabel tidak diketahui.

CONTOH 6 Sistem Homogen.

Gunakan eliminasi Gauss–Jordan untuk menyelesaikan sistem linier homogen


x1 + 3x2 - 2x3 + 2x5 = 0
2x1 + 6x2 - 5x3 - 2x4 + 4x5 + 3x6 = -1
5x3 + 10x4 + 15x6 = 5 (4)
2x1 + 6x2 + 8x4 + 4x5 + 18x6 = 6

Penyelesaian Perhatikan terlebih dahulu bahwa koefisien dari yang tidak diketahui dalam
sistem ini sama dengan yang ada pada Contoh 5; yaitu, kedua sistem hanya berbeda dalam
konstanta di sisi kanan. Matriks yang diperbesar untuk sistem homogen yang diberikan
adalah

2021 Aljabar Linier


11 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
1 3 -2 0 2 0 0
2 6 -5 -2 4 -3 0
(5)
0 0 5 10 0 15 0
2 6 0 8 4 18 0

yang sama dengan matriks yang diperbesar untuk sistem pada Contoh 5, kecuali nol pada
kolom terakhir. Jadi, bentuk eselon baris tereduksi dari matriks ini akan sama dengan
bentuk matriks augmented pada Contoh 5, kecuali untuk kolom terakhir. Namun,
pemantulan sesaat akan membuktikan bahwa kolom nol tidak diubah oleh operasi baris
elementer, sehingga bentuk eselon baris tereduksi dari (5) adalah
1 3 0 4 2 0 0
0 0 1 2 0 0 0
(6)
0 0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 0 0

Sistem persamaan yang sesuai adalah


x1 + 3x2 + 4x4 + 2x5 = 0
x3 + 2x4 = 0
x6 = 0

Memecahkan leading variabel, kita dapatkan


x1 = -3x2 - 4x4 - 2x5
x3 = -2x4 (7)
x6 = 0

Jika sekarang kita menetapkan variabel bebas x2, x4, dan x5 nilai arbitrari masing-masing
r, s, dan t, maka kita dapat menyatakan himpunan solusi secara parametrik sebagai
x1 = -3r - 4s - 2t,
x2 = r,
x3 = -2s,
x4 = s,
x5 = t,
x6 = 0

Perhatikan bahwa hasil penyelesaian trivial ketika r = s = t = 0.

2021 Aljabar Linier


12 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Contoh 6 mengilustrasikan dua poin penting tentang penyelesaian sistem linier homogen:

1. Operasi baris elementer tidak mengubah kolom nol dalam matriks, sehingga bentuk
eselon baris tereduksi dari matriks augmented untuk sistem linier homogen memiliki kolom
akhir nol. Ini menyiratkan bahwa sistem linier yang sesuai dengan bentuk eselon baris
tereduksi adalah homogen, sama seperti sistem aslinya.

2. Ketika kami membangun sistem linier homogen yang sesuai dengan matriks yang
diperbesar (6), kami mengabaikan baris nol karena persamaan yang sesuai
0x1 + 0x2 + 0x3 + 0x4 + 0x5 + 0x6 = 0

tidak memaksakan kondisi apa pun pada yang tidak diketahui. Jadi, tergantung pada
apakah bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang diperbesar untuk sistem linier
homogen memiliki sembarang baris nol atau tidak, sistem linier yang berkorespondensi
dengan baris tereduksi tersebut bentuk eselon akan memiliki jumlah persamaan yang sama
dengan sistem aslinya atau akan memiliki lebih sedikit.

Sekarang perhatikan sistem linier homogen umum dengan n yang tidak diketahui, dan
anggaplah bahwa bentuk eselon baris tereduksi dari matriks yang diperbesar memiliki r
baris bukan nol. Karena setiap baris bukan nol memiliki 1 terdepan, dan karena setiap 1
terdepan sesuai dengan variabel utama, sistem homogen yang sesuai dengan bentuk
eselon baris tereduksi dari matriks augmented harus memiliki r variabel utama dan n r
variabel bebas. Jadi, sistem ini berbentuk
Xk1 + ∑( ) = 0
Xk2 + ∑( ) = 0
.. .. (8)
. .
Xk2 + ∑( ) = 0

di mana dalam setiap persamaan ekspresi (∑) menunjukkan jumlah yang melibatkan
variabel bebas, jika ada [lihat (7), misalnya]. Singkatnya, kami memiliki hasil berikut.

TEOREMA 1.2.1 Teorema Variabel Bebas untuk Sistem Homogen

Jika suatu sistem linier homogen memiliki n yang tidak diketahui, dan jika bentuk
eselon baris tereduksi dari matriks yang diperbesar memiliki r baris bukan nol, maka
sistem tersebut memiliki n r variabel bebas.

2021 Aljabar Linier


13 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Teorema 1.2.1 memiliki implikasi penting untuk sistem linier homogen dengan lebih tidak
diketahui dari persamaan. Secara khusus, jika sistem linier homogen memiliki m
persamaan dalam n yang tidak diketahui, dan jika m < n, maka pasti juga benar bahwa r <
n (mengapa?). Dalam kasus ini, teorema menyiratkan bahwa setidaknya ada satu variabel
bebas, dan ini menyiratkan bahwa sistem memiliki banyak solusi tak terhingga. Dengan
demikian, kami memiliki hasil berikut.

TEOREMA 1.2.2 Sistem linier homogen dengan lebih banyak yang tidak diketahui
daripada persamaan memiliki banyak solusi tak terhingga.

Dalam retrospeksi, kita dapat mengantisipasi bahwa sistem homogen dalam Contoh 6 akan
memiliki banyak solusi tak terhingga karena memiliki empat persamaan dalam enam yang
tidak diketahui.

2021 Aljabar Linier


14 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

1. Howard Anton, Aljabar Linear


2. Mahmud Imrona, Aljabar Linear Dasar
3. Yuliant Sibaroni, Aljabar Linear
4. Seymour Lipschutz, Marc Lipson, Schaum's Outline of Theory and Problems of Linear
Algebra

2021 Aljabar Linier


15 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai