Anda di halaman 1dari 15

1

MODUL PERKULIAHAN

W152100010 –
Aljabar Linear
Garis bidang pada
ruang berdimensi 3 dan
R Euclidian

Abstrak Sub-CPMK

Vektor-vektor geometris di Sub-CPMK 4.1


Ruang-2, Ruang-3 dan Ketepatan memahami Garis bidang
Ruang-n. pada ruang berdimensi 3.
Ketepatan memahami R Eucldian.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh

09
Indra Sudung H.L.T. M.Kom
Ilmu Komputer Teknologi Informasi
Vektor-vektor di Ruang-2, Ruang-3 & Ruang-n
Vektor-vektor Geometris

Aljabar linier terutama berkaitan dengan dua jenis objek matematika, "matriks" dan "vektor."
Pada minggu-minggu sebelumnya kita telah membahas sifat-sifat dasar matriks, kita
memperkenalkan gagasan untuk melihat n-tupel bilangan real sebagai vektor, dan kita
menyatakan himpunan semua n-tupel sebagai Rn. Pada bagian ini kita akan meninjau sifat-
sifat dasar vektor dalam dua dan tiga dimensi dengan tujuan memperluas sifat-sifat ini ke
vektor di Rn.

Insinyur dan fisikawan menggambarkan vektor dalam dua


dimensi (juga disebut 2-ruang) atau dalam tiga dimensi
(juga disebut 3-ruang) dengan panah. Arah panah
menentukan arah vektor dan panjang panah menentukan
besarnya. Matematikawan menyebut vektor geometris ini. Gambar 1 1

Ekor panah disebut titik awal vektor dan ujungnya disebut titik terminal (Gambar 1.1).

Dalam teks ini kita akan menyatakan vektor dengan huruf tebal
seperti a, b, v, w, dan x, dan kita akan menyatakan skalar dengan
huruf miring kecil seperti a, k, v, w, dan x. Ketika kita ingin
menunjukkan bahwa sebuah vektor v memiliki titik awal A dan
titik terminal B, maka, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.2,
kita akan menulis Gambar 1 2

v = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵

Vektor dengan panjang dan arah yang sama, seperti pada


Gambar 1.3, dikatakan ekivalen. Karena kita ingin suatu
vektor ditentukan semata-mata oleh panjang dan arahnya,
vektor-vektor ekivalen dianggap sebagai vektor yang
sama meskipun mungkin berbeda posisi. Vektor ekuivalen
Gambar 1 3
juga dikatakan sama, yang ditunjukkan dengan menulis

v=w

Vektor yang titik awal dan titik terminalnya bertepatan memiliki panjang nol, jadi kami
menyebutnya vektor nol dan dilambangkan dengan 0. Vektor nol tidak memiliki arah alami,

2021 Aljabar Linier


2 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
jadi kami akan setuju bahwa itu dapat diberikan arah mana pun yang sesuai untuk masalah
di tangan.

Penambahan Vektor

Ada sejumlah operasi aljabar penting pada vektor, yang semuanya berasal dari hukum
fisika.

Aturan Jajar Genjang untuk Penambahan Vektor

Jika v dan w adalah vektor-vektor pada ruang-2 atau ruang-3 yang letaknya sedemikian
rupa sehingga titik awalnya berhimpitan, maka kedua vektor tersebut membentuk sisi-
sisi yang berdekatan dari jajar genjang, dan jumlah v + w adalah vektor yang
dilambangkan dengan panah dari garis lurus. titik awal v dan w ke titik yang berlawanan
dari jajaran genjang (Gambar 1.4a).

Berikut adalah cara lain untuk membentuk jumlah dua vektor.

Aturan Segitiga untuk Penambahan Vektor

Jika v dan w adalah vektor-vektor pada ruang 2 atau ruang 3 yang diposisikan sehingga
titik awal w berada pada titik terminal v, maka jumlah v + w dilambangkan dengan tanda
panah dari titik awal v ke titik terminal w (Gambar 1.4b).

Pada Gambar 1.4c kita telah mengkonstruksi jumlah v + w dan w + v dengan aturan
segitiga. Konstruksi ini membuktikan bahwa

v+w=w+v (1)

dan bahwa jumlah yang diperoleh dengan aturan segitiga sama dengan jumlah yang
diperoleh dengan aturan jajaran genjang.

Gambar 1 4

2021 Aljabar Linier


3 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Penambahan vektor juga dapat dilihat sebagai proses translasi (pemindahkan) titik-titik.

Penambahan Vektor dilihat sebagai Translasi

Jika v, w, dan v + w diposisikan sedemikian rupa sehingga titik awalnya bertepatan,


maka titik terminal v + w dapat dilihat dengan dua cara:

1. Titik terminal v + w adalah titik yang dihasilkan ketika titik terminal v ditranslasikan ke
arah w dengan jarak yang sama dengan panjang w (Gambar 1.5a).

2. Titik terminal v + w adalah titik yang dihasilkan ketika titik terminal w ditranslasikan
ke arah v dengan jarak yang sama dengan panjang v (Gambar 1.5b).

Dengan demikian, kita katakan bahwa v + w adalah terjemahan dari v oleh w atau,
sebagai alternatif, terjemahan dari w oleh v.

Gambar 1 5

Pengurangan Vektor

Dalam aritmatika biasa kita dapat menulis a − b = a + (−b), yang menyatakan pengurangan
dalam hal penambahan. Ada ide analog dalam aritmatika vektor.

Pengurangan Vektor

Negatif dari vektor v, dilambangkan dengan v, adalah vektor yang memiliki panjang yang
sama dengan v tetapi berlawanan arah (Gambar 1.6a), dan selisih v dari w,
dilambangkan dengan w v, adalah diambil sebagai jumlah

w - v = w + (−v) (2)

Gambar 1 6

2021 Aljabar Linier


4 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Perbedaan v dari w dapat diperoleh secara geometris dengan metode jajar genjang yang
ditunjukkan pada Gambar 1.6b diatas, atau lebih langsung dengan memposisikan w dan v
sehingga titik awalnya bertepatan dan menggambar vektor dari titik terminal v ke titik
terminal w (Gambar 1.6c).

Perkalian Skalar

Terkadang ada kebutuhan untuk mengubah panjang


vektor atau mengubah panjangnya dan
membalikkan arahnya. Hal ini dicapai dengan jenis
perkalian di mana vektor dikalikan dengan skalar.
Sebagai contoh, hasil kali 2v menunjukkan vektor
yang arahnya sama dengan v tetapi dua kali
panjangnya, dan hasil kali -2v menunjukkan vektor
yang berlawanan arah dengan v dan panjangnya
Gambar 1 7
dua kali. Berikut adalah hasil umumnya.

Perkalian Slakar

Jika v adalah vektor tak nol dalam ruang 2 atau 3 ruang, dan jika k adalah skalar bukan
nol, maka kita mendefinisikan hasil skalar dari v dengan k menjadi vektor yang
panjangnya |k| kali panjang v dan arahnya sama dengan v jika k adalah positif dan
berlawanan dengan v jika k negatif. Jika k = 0 atau v = 0, maka kita mendefinisikan kv
sebagai 0.

Gambar 1.7 menunjukkan hubungan geometris antara vektor v dan beberapa kelipatan
skalarnya. Khususnya, amati bahwa (−1)v memiliki panjang yang sama dengan v tetapi
arahnya berlawanan; karena itu,

(−1)v = −v (4)

Vektor Paralel dan Vektor Collinear

Misalkan v dan w adalah vektor dalam ruang 2 atau ruang 3 dengan titik awal yang sama.
Jika salah satu vektor merupakan kelipatan skalar dari vektor lainnya, maka vektor-vektor
tersebut terletak pada garis yang sama, sehingga masuk akal untuk mengatakan bahwa
vektor-vektor tersebut kolinear (Gambar 1.8a). Namun, jika kita menerjemahkan salah satu
vektor, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.8b, maka vektor-vektor tersebut sejajar

2021 Aljabar Linier


5 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
tetapi tidak lagi kolinear. Ini menciptakan masalah linguistik karena menerjemahkan vektor
tidak mengubahnya. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah ini adalah dengan
menyetujui bahwa istilah paralel dan collinear memiliki arti yang sama jika diterapkan pada
vektor. Meskipun vektor 0 tidak memiliki arah yang jelas, bisa dianggapnya sejajar dengan
semua vektor jika memungkinkan.

Gambar 1 8

Jumlah Tiga atau Lebih Vektor

Penjumlahan vektor memenuhi hukum asosiatif untuk penjumlahan, yang berarti bahwa
ketika kita menjumlahkan tiga vektor, katakanlah u, v, dan w, tidak masalah dua mana yang
kita tambahkan terlebih dahulu; itu adalah,

u + (v + w) = (u + v) + w

Dari sini dapat disimpulkan bahwa tidak ada ambiguitas dalam ekspresi u + v + w karena
hasil yang sama diperoleh tidak peduli bagaimana vektor dikelompokkan.

Gambar 1 9

Cara sederhana untuk membangun u + v + w adalah dengan menempatkan vektor “ujung


ke ekor” secara berurutan dan kemudian menggambar vektor dari titik awal u ke titik
terminal w (Gambar 1.9a diatas). Metode tip-to-tail juga bekerja untuk empat atau lebih
vektor (Gambar 1.9b). Metode tip-to-tail membuktikan bahwa jika u, v, dan w adalah vektor

2021 Aljabar Linier


6 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
dalam 3-ruang dengan titik awal yang sama, maka u + v + w adalah diagonal dari
paralelepiped yang memiliki tiga vektor sebagai sisi yang berdekatan (Gambar 1.9c).

Vektor dalam Sistem Koordinat

Sampai sekarang sudah dibahas vektor tanpa mengacu pada sistem koordinat. Namun,
seperti yang akan segera kita lihat, komputasi dengan vektor jauh lebih sederhana untuk
dilakukan jika ada sistem koordinat yang dapat digunakan.

Jika sebuah vektor v pada ruang-2 atau ruang-3 diposisikan dengan titik awalnya pada titik
asal sistem koordinat persegi panjang, maka vektor tersebut sepenuhnya ditentukan oleh
koordinat titik akhirnya (Gambar 1.10). Kami menyebut koordinat ini sebagai komponen v
relatif terhadap sistem koordinat. Kita akan menulis v = (v1, v2) untuk menyatakan vektor v
dalam ruang-2 dengan komponen (v1, v2), dan v = (v1, v2, v3) untuk menyatakan vektor v
dalam ruang-3 dengan komponen (v1, v2, v3).

Bentuk komponen dari vektor nol adalah 0 = (0, 0) pada ruang-2 dan 0 = (0, 0, 0) pada
ruang-3.

Gambar 1 10

Harus dibuktikan secara geometris bahwa dua vektor dalam ruang-2 atau ruang-3 adalah
ekuivalen jika dan hanya jika keduanya memiliki titik terminal yang sama ketika titik awalnya
berada di titik asal. Secara aljabar, ini berarti bahwa dua vektor ekuivalen jika dan hanya
jika komponen-komponen yang bersesuaian sama. Jadi, misalnya, vektor

v = (v1, v2, v3) dan w = (w1, w2, w3)

dalam ruang-3 ekuivalen jika dan hanya jika

v1 = w1, v2 = w2, v3 = w3

Catatan

2021 Aljabar Linier


7 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Mungkin terpikir oleh kita bahwa pasangan terurut (v1,
v2) dapat mewakili vektor dengan komponen v1 dan v2
atau titik dengan koordinat v1 dan v2 (dan begitu juga
untuk rangkap tiga terurut). Keduanya merupakan
interpretasi geometris yang valid, sehingga pilihan yang
tepat akan tergantung pada sudut pandang geometris
yang ingin kita tekankan (Gambar 1.11). Gambar 1 11

Vektor Yang Titik-Awalnya Tidak Pada Titik Asal

Kadang-kadang perlu untuk mempertimbangkan


vektor yang titik awalnya tidak di titik asal. Jika ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃1 𝑃2
menyatakan vektor dengan titik awal P1(x1, y1) dan
titik terminal P2(x2, y2), maka komponen vektor ini
diberikan oleh rumus

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃 1 𝑃2 = (x2 − x1, y2 − y1) (4)

Gambar 1 12

Artinya, komponen ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗


𝑃1 𝑃2 diperoleh dengan mengurangkan koordinat titik awal dari koordinat
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
titik terminal. Misalnya pada Gambar 3.1.12 vektor 𝑃 1 𝑃2 merupakan selisih antara vektor

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗1 , jadi


𝑂𝑃2 dan 𝑂𝑃

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
1 𝑃2 = 𝑂𝑃2 - 𝑂𝑃1 = (x2, y2) − (x1, y1) = (x2 − x1, y2 − y1)

Jadi, komponen vektor dalam 3-ruang yang memiliki titik awal P1(x1, y1, z1) dan titik terminal
P2(x2, y2, z2) diberikan oleh

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃 1 𝑃2 = (x2 - x1, y2 - y1, z2 - z1) (5)

CONTOH 1 Menemukan Komponen Vektor

⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
Komponen vektor v = 𝑃 1 𝑃2 dengan titik awal P1(2, −1, 4) dan titik akhir P2(7, 5, −8) adalah

v = (7 − 2, 5 − (−1), (−8) − 4) = (5, 6, −12)

2021 Aljabar Linier


8 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
n-Space

Gagasan menggunakan pasangan terurut dan tiga kali lipat bilangan real untuk mewakili
titik-titik dalam ruang dua dimensi dan ruang tiga dimensi telah dikenal pada abad
kedelapan belas dan kesembilan belas. Pada awal abad kedua puluh, matematikawan dan
fisikawan mengeksplorasi penggunaan ruang "dimensi lebih tinggi" dalam matematika dan
fisika. Saat ini, bahkan orang awam pun akrab dengan gagasan waktu sebagai dimensi
keempat, sebuah gagasan yang digunakan oleh Albert Einstein dalam mengembangkan
teori relativitas umum. Saat ini, fisikawan yang bekerja di bidang "teori string" biasanya
menggunakan ruang 11-dimensi dalam pencarian mereka akan teori terpadu yang akan
menjelaskan cara kerja gaya fundamental alam. Sebagian besar pekerjaan yang tersisa di
bagian ini berkaitan dengan perluasan gagasan ruang ke n dimensi.

Untuk mengeksplorasi ide-ide ini lebih lanjut, kita mulai dengan beberapa terminologi dan
notasi. Himpunan semua bilangan real dapat dilihat secara geometris sebagai garis. Ini
disebut garis nyata dan dilambangkan dengan R atau R1. Superskrip memperkuat gagasan
intuitif bahwa garis adalah satu dimensi. Himpunan semua pasangan terurut bilangan real
(disebut 2-tupel) dan himpunan semua rangkap tiga bilangan real (disebut 3-tupel) masing-
masing dilambangkan dengan R2 dan R3.

Superskrip memperkuat gagasan bahwa pasangan terurut sesuai dengan titik-titik pada
bidang (dua dimensi) dan berurut tiga ke titik dalam ruang (tiga dimensi). Definisi berikut
memperluas gagasan ini.

DEFINISI 1

Jika n adalah bilangan bulat positif, maka tupel-n terurut adalah barisan n bilangan real
(v1, v2, …, vn). Himpunan semua n-tupel terurut disebut ruang-n dan dilambangkan
dengan Rn.

Catatan

Anda dapat menganggap angka-angka dalam n-tupel (v1, v2, …, vn) sebagai koordinat titik
umum atau komponen vektor umum, tergantung pada gambar geometris yang ingin Anda
ingat —pilihannya tidak ada bedanya secara matematis, karena itu adalah sifat aljabar dari
n-tupel yang menjadi perhatian.

Berikut adalah beberapa aplikasi khas yang mengarah ke n-tupel.

2021 Aljabar Linier


9 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Data Eksperimental — Seorang ilmuwan melakukan eksperimen dan membuat n
pengukuran numerik setiap kali eksperimen dilakukan. Hasil dari setiap percobaan
dapat dianggap sebagai vektor y = (y1, y2, …, yn) dalam Rn di mana y1, y2, …, yn adalah
nilai terukur.

• Penyimpanan dan Pergudangan — Perusahaan truk nasional memiliki 15 depot


untuk menyimpan dan memperbaiki truknya. Pada setiap titik waktu distribusi truk di
depot layanan dapat digambarkan dengan 15-tupel x = (x1, x2, …, x15) di mana x1 adalah
jumlah truk di depot pertama, x2 adalah nomor di depot kedua, dan seterusnya.

Operasi pada Vektor di Rn

Tujuan kami berikutnya adalah untuk mendefinisikan operasi yang berguna pada vektor di
Rn. Operasi-operasi ini semuanya akan menjadi perpanjangan alami dari operasi-operasi
yang sudah dikenal pada vektor-vektor di R2 dan R3. Kami akan menunjukkan vektor v di
Rn menggunakan notasi

v = (v1, v2, …, vn)

dan kita akan menyebut 0 = (0, 0, ..., 0) vektor nol.

Kami mencatat sebelumnya bahwa dalam R2 dan R3 dua vektor adalah setara (sama) jika
dan hanya jika komponen yang sesuai adalah sama. Jadi, kami membuat definisi berikut.

DEFINISI 2

Vektor v = (v1, v2, …, vn) dan w = (w1, w2, …, wn) dalam Rn dikatakan ekuivalen (disebut
juga sama) jika

v1 = w1, v2 = w2, ... vn = wn

Kami menunjukkan ini dengan menulis v = w.

CONTOH 2 Persamaan Vektor

(a, b, c, d) = (1, -4, 2, 7)

jika dan hanya jika a = 1, b = -4, c = 2, dan d = 7.

Selanjutnya adalah mendefinisikan operasi penjumlahan, pengurangan, dan perkalian


skalar untuk vektor-vektor di Rn. Untuk memotivasi ide-ide ini, kami akan

2021 Aljabar Linier


10 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
mempertimbangkan bagaimana operasi ini dapat dilakukan pada vektor di R2
menggunakan komponen. Dengan mempelajari Gambar 1.13 dapat disimpulkan bahwa jika
v = (v1, v2) dan w = (w1, w2), maka

v + w = (v1 + w1, v2 + w2) (6)

kv = (kv1, kv2) (7)

Secara khusus, mengikuti (7) bahwa

−v = (−1)v = (−v1, −v2) (8)

Gambar 1 13

dan karenanya

w − v = w + (−v) = (w1 − v1, w2 - v2) (9)

Mengacu pada rumus (6) – (9), kami membuat definisi berikut.

DEFINISI 3

Jika v = (v1, v2, …, vn) dan w = (w1, w2, …, wn) adalah vektor-vektor dalam Rn, dan jika k
adalah sembarang skalar, maka kita definisikan

v + w = (v1 + w1, v2 + w2, …, vn + wn) (10)

kv = (kv1, kv2, …, kvn) (11)

−v = (−1)v = (−v1, −v2, …, −vn) (12)

w − v = w + (−v) = (w1 − v1, w2 - v2, …, wn + vn) (13)

2021 Aljabar Linier


11 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
CONTOH 3 Operasi Aljabar Menggunakan Komponen

Jika v = (1, −3, 2) dan w = (4, 2, 1), maka

v + w = (5, −1, 3), 2v = (2, −6, 4)

w = (−4, 2, 1), v − w = v + (−w) = (−3, −5, 1)

Teorema berikut merangkum sifat paling penting dari operasi vektor.

TEOREMA 1.1

Jika u, v, dan w adalah vektor pada Rn, dan jika k dan m adalah skalar, maka:

a) u + v = v + u

b) (u + v) + w = u + (v + w)

c) u + 0 = 0 + u = u

d) u + (−u) = 0

e) k(u + v) = ku + kv

f) (k + m)u = ku + mu

g) k(mu) = (km)u

h) 1u = u

Bukti bagian (b)

Misalkan u = (u1, u2, ..., un), v = (v1, v2, ..., vn), dan w = (w1, w2, ..., wn).

Kemudian (u + v) + w = (u1, u2, ..., un) + (v1, v2, ..., vn) + (w1, w2, ..., wn)

= (u1 + v1, u2 + v2, ..., un + vn) + (w1, w2, ..., wn) [Penambahan vektor]

= (u1 + v1) + w1, (u2 + v2) + w2, ..., (un + vn) + wn [Penambahan vektor]

= (u1 + (v1 + w1), u2 + (v2 + w2), ..., un + (vn + wn)) [Pengelompokan Ulang]

= (u1, u2, ..., un) + (v1 + w1, v2 + w2, …, vn + wn) [Penambahan vektor]

= u + (v + w)

Sifat tambahan vektor dalam Rn berikut dapat disimpulkan dengan mudah dengan
menyatakan vektor dalam bentuk komponen (verifikasi).

2021 Aljabar Linier


12 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
TEOREMA 1.2

Jika v adalah vektor pada Rn dan k adalah skalar, maka:

a) 0v = 0

b) k0 = 0

c) (−1)v = −v

Menghitung Tanpa Komponen

Salah satu konsekuensi kuat dari Teorema 1.1 dan 1.2 adalah bahwa dimungkinkan
perhitungan dilakukan tanpa menyatakan vektor dalam bentuk komponen. Misalnya,
misalkan x, a, dan b adalah vektor dalam Rn, dan kita ingin menyelesaikan persamaan
vektor x + a = b untuk vektor x tanpa menggunakan komponen. Kita bisa melanjutkan
sebagai berikut:

x+a=b

(x + a) + (−a) = b + (−a) [Tambahkan negatif a pada kedua ruas]

x + (a + (−a)) = b − a [Bagian (b) dari Teorema 1.1]

x+0=b−a [Bagian (d) dari Teorema 1.1]

x=b−a [Bagian (c) Teorema 1.1]

Meskipun metode ini jelas lebih rumit daripada komputasi dengan komponen dalam Rn, ini
akan menjadi penting nanti dalam teks di mana kita akan menemukan jenis vektor yang
lebih umum.

Kombinasi Linier

Penjumlahan, pengurangan, dan perkalian skalar sering digunakan dalam kombinasi untuk
membentuk vektor baru. Sebagai contoh, jika v1, v2, dan v3 adalah vektor-vektor dalam Rn,
maka vektor-vektor tersebut

u = 2v1 + 3v2 + v3 dan w = 7v1 − 6v2 + 8v3

terbentuk dengan cara ini. Maka secara umum, bisa dibuat definisi berikut.

2021 Aljabar Linier


13 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
DEFINISI 4

Jika w adalah vektor pada Rn, maka w dikatakan kombinasi linier dari vektor v1, v2, ...,
vr dalam Rn jika dapat dinyatakan dalam bentuk

w = k1v1 + k2v2 + · · · + krvr (14)

dimana k1, k2, ···, kr adalah skalar. Skalar ini disebut koefisien dari kombinasi linier.
Dalam kasus di mana r = 1, Rumus (14) menjadi w = k1v1, sehingga kombinasi linier dari
satu vektor hanyalah kelipatan skalar dari vektor tersebut.

Notasi Alternatif untuk Vektor

Sampai sekarang kita telah menulis vektor dalam Rn menggunakan notasi

v = (v1, v2, ..., vn) (15)

Kami menyebutnya bentuk yang dibatasi koma. Namun, karena vektor di Rn hanyalah
daftar n komponennya dalam urutan tertentu, setiap notasi yang menampilkan komponen
tersebut dalam urutan yang benar adalah cara yang valid untuk merepresentasikan vektor.
Sebagai contoh, vektor pada (15) dapat ditulis sebagai

v = [v1 v2 … vn] (16)

yang disebut bentuk vektor-baris, atau sebagai⋮

𝑣1
𝑣2
v= ⋮ (17)

[𝑣𝑛 ]

yang disebut bentuk vektor-kolom. Pilihan notasi sering kali merupakan masalah selera
atau kenyamanan, tetapi terkadang sifat masalah akan menyarankan notasi yang disukai.
Notasi (15), (16), dan (17) semuanya akan digunakan di berbagai tempat dalam teks ini.

2021 Aljabar Linier


14 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

1. Howard Anton, Aljabar Linear

2. Mahmud Imrona, Aljabar Linear Dasar

3. Yuliant Sibaroni, Aljabar Linear

4. Seymour Lipschutz, Marc Lipson, Schaum's Outline of Theory and Problems of Linear
Algebra

2021 Aljabar Linier


15 Indra Sudung
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai