Askeb Teori

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 18

2.2.

4 Manajemen Asuhan Kebidanan Nifas

Tanggal/ jam pengkajian :

Tempat :

1. Kunjungan Ibu Nifas (6-48 Jam setelah persalinan)

A. Data Subjektif

1. Keluhan utama

Kesulitan atau gangguan pada pola makan, buang air besar, kebutuhan

istirahat, mobilisasi pemberian ASI dan perawatan bayi sehari-hari

(Sulistyawati, 2015).

2. Riwayat Persalinan

a) Jenis persalinan : spontan atau SC

b) Komplikasi dalam persalinan : untuk mengetahui norma atau tidak

proses persalinan

c) Placenta di lahirkan secara spntan atau tidak : dilahirkan lengkap atau

tidak , ada kelainan atau tidak, ada sisa placenta atau tidak

d) Perineum : untuk mengtahui apakah ada robekan atau tidak pada nifas

normal perineum dapat utuh atau ada robekan

e) Perarahan : untuk mengetahui jumlah darah yang keluar pada kala I, II,

III selama proses persainan, pada nifas normal perdarahan tidak boleh

lebih dari 500 cc

f) Proses persalinan untuk bayi : dinyatakan tanggal lahir, berat bada,

panjang badanuntuk menegetahui BB bayi normal atau tidak normal nya


2500 gram, BBLR <2500 grma , makrosomia >4000 gra, apgar score >7

(Marmi, 2012).

3. Riwayat Psikososial

Psikologis ibu nifas biasanya memasuki fase taking in dimana fase ini

berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua. Pada saat ini ibu sedang

berfokus terutama pada dirinya sendiri.

4. Pola kebiasaan sehari-hari

Menurut Sulistyawati (2015), dalam buku asuhan kebidanan ibu nifas yang

perlu dikaji dalam pola kebiasaan sehari-hari meliputi :

a) Pola nutrisi : dikaji untuk menanyakan ibu nifas bagaimana nafsu

makan nya, jumlan makanan, minuman atau cairan yang masuk. Pada

ibu nifas diharapkan dapat memenuhi kebutuhan nutrisi yang cukup,

yaitu makna 3 kali sehari dengan menu seimbang dan memperbanyak

makan sayuran hijau agar memperlancar produksi ASI.

b) Pola Aktifitas : dikaji untuk mengetahui apakah ibu sudah melakukan

mobilisasi dan dapat berjalan sendiri melakukan aktivitas sendiri.

c) Pola personal Hygine : Karena keletihan dan kondisi psikis yang belum

stabil, biasanya ibu post partum masih belum cukup kooperatif untuk

membersihkan dirinya. Ditanyakan untuk mengetahui apakah

kebersihan ibu terjaga khususnya pada daerah genetalia. Baiknya ibu

nifas sesring mungkin mengganti pembalut.


d) Pola istirahat : ibu nifas diharapkan istirahat yang cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan tidur siang selam : 1-2 jam dan

tidur maam selama 6-8 jam.

e) Pola eliminasi : ditanyakan apakah ibu sudah dapat BAK atau BAB

pascapersalinan. Normalnya ibu sudah dapat BAK maksimal setelah 6

jam masa nifas atau setelah melahirkan. BAB kurang dari 3 hari

setelah persalinan.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : normal nya baik

b. Kesadaran : normal nya composmentris

c. BB : pada ibu nifas berat badan turun pascapersalinan

d. Tanda-tanda Vital : tekanan darah normal tidak lebih dari 130/90

mmHg dan tidak kurang dari 100/60 mmHg, nadi normal 80-100 kali

permenit, pernafasan normal 16-24 kali/ menit, suhu normal 36,5-37,5.

e. Pemeriksaan Fisik

1) Inspeksi

a) Muka : tidak pucat, tidak oedema

b) Mata : konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus

c) Payudara :simetris, bersih, puting susu menonjol

d) Abdomen : tidak ada luka bekas operasi


e) Genetalia : untuk mengetahui apakah ada bekas jahitan pada perium

atau tidak.mengkaji perubahan Lochea sesuai dengan lama masa

nifas yaitu lochea rubra

f) Ekstremitas : adakah oedema pada kaki dana adakah varises ( marmi,

2012)

2) Palpasi

a) Payudara : normalnya ibu nifas sudah mengeluarkan kolostrum

b) Abdomen : apakah TFU sudah sesui dengan hari masa nifas dan

normalnya saat nifa TFU sudah berada dibawah umbilicus,

dengan kontraksi baik (keras).

c) Ektremitas : lakukan pemeriksaan Hormon normalnya saat

dilakukan pemeriksaan ibu tidak merasakan nyeri (Sulistyawati,

2015).

C. Analisa

P..A..P..I..A..H post partum 6-48 jam setelah persalina

D. Penatalaksanaan

Menurut Sulistyawati (2015), dalam buku asuhan kebidanan menjelaskan bahwa

penatalaksanaan masa nifas sebagai berikut :

Tanggal/jam :

1) Memantau TTV,kandung kemih, TFU, UC, perdarahan atau lochea.

2) Mengajarkan ibu dan keluarga bagimana menilai tonus dan perdarahan uterus

dan bagaimana melakukan pemijatan jika uterus lembek atau memutar perut

selama 15 detik. Kontraksi baik/keras.


3) Menganjurkan pada ibu untuk segera memberi bayi ASI.

4) Menjaga kehangantan bayi dengan menyelimuti dengan kain hangat.

5) Menganjurkan pada ibu untuk melakukan mobilisasi dini secara bertahap

menganjurkan pada ibu untuk menempatakan bayi ditempat tidur yang sama

6) Menganjurkan ibu kontrol ulang sesuai hari yang dianjurkan atau jika ada

keluhan.

2. Kunjungan Ibu Nifas (4 hari-28 hari)

A. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Umumnya ibu sudah tidak ada keluhan apa-apa, namun tidak menutup

kemungkinan ibu mengeluh payudara terasa bengkak, konstipasi.

2) Pola kebutuhan sehari - hari

Menurut (Yanti, 2014) pola kebutuhan sehari-hari yang perlu dikaji adalah

sebagai berikut

a) Pola nutrisi : mengkonsumsi makanan tambahan ± 500 kalori tiap

hari, makan dengan diet gizi seimbang, minum paling sedikit 3 liter

setiap hari. Dan mengkonsumsi tablet besi selama 40 hari post

partum.

b) Pola istirahat : 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

c) Pola Eliminasi : BAB dan BAK secara spontan.

3) Riwayat psikososial, spiritual dan kultural

Psikilogis ibu nifas biasanya memasuki fase taking hold berlangsung antara 3-

10 hari setelah melahirkan. Pada fase ini, timbul rasa khawatir akan
ketidakmampuan dan rasa tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Ibu

mempunyai perasaan sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan marah.

B. Data Objektif

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum : dilakukan dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan, kriteria hasil pengamatan adalah baik atau lemah.

b. Kesadaran : mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien,

tingkat kesadaran yang bisa dikaji adalah komposmentis sampai

dengan koma (Sulistyawati, 2015).

2. Tanda-tanda Vital

a. Tekanan darah : normalnya 100/60 – 120/80 mmHg

b. Nadi : normalnya 60-80 x/menit

c. Suhu : normalnya 36,5°C – 37,5°C

d. Pernapasan : normalnya 16-24 x/menit.

3. Pemeriksaan fisik

Menurut Walyani (2015) pemeriksaan fisik yang perlu dikaji untuk ibu

nifas adalah sebagai berikut :

a. Inspeksi

1) Muka : tidak pucat

2) Mata : conjungtiva pucat/tidak, sklera putih (Romauli, 2011).

3) Payudara : bersih, puting menonjol, ASI lancar/tidak.

4) Genetalia : lochea sanguinolenta.


b. Palpasi

1) Payudara : ASI keluar, tidak terdapat pembengkakan, atau

benjolan

2) Abdomen : menentukan kontraksi uterus baik, tinggi fundus uteri

tidak teraba.

C. Analis

P...A...nifas hari ke (4 hari-28 hari)

Masalah : konstipasi dan pembengkakan pada payudara.

D. dnatalaksanaan

Tanggal/jam :

1) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisi ibu dan bayinya

baik. Ibu dan keluarga mengerti penjelasan bidan.

2) Memantau TTV, kandung kemih, TFU, UC, perdarahan atau lochea. Dalam

batas normal.

3) Memantau suhu tubuh ibu. Dalam batas normal.

4) Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang memenuhi gizi seimbang,

banyak cairan sedikitnya 3 liter perhari. Ibu bersedia.

5) Menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayi nya sesering mungkin

maksimal 2 jam 1 kali siang dan malam. Dengan lama 10-15 menitdi

setiap payudara. Ibu bersedia

6) Menganjurkan pada ibu untuk istirahat yang cukup. Ibu bersedia.

7) Menganjurkan pada ibu untu menjaga kebersihan diri khusus nya dibagian

payudara dan genital. Ibu bersedia.


8) Melakukan imunisasi BCG. Bayi telah dilakukan BCG.

9) Menganjurkan ibu kontrol ulang sesuai hari yang dianjurkan atau jika ada

keluhan. ibu mengerti penjelasan bidan dan bersedia kontrol ulang.

Kunjungan Ketiga (29 hari – 42 hari)

a. Data Subjektif

1) Keluhan Utama

Umumnya ibu sudah tidak mengeluhkan apapun.

2) Pola kebutuhan sehari – hari

a) Pola nutrisi : mengkonsumsi nutrisi 800 kalori/hari dengan komposisi (nasi

1 porsi, sayuran 1 mangkok, ikan 2 biji, 1 potong daging, 1 butir telur, susu

atau juz 1 gelas) dan makanan selingan seperti buah semangka dan kacang

hijau. Minum air putih ±9 gelas sedang/hari.

b) Pola istirahat : 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

c) Pola Eliminasi : BAB dan BAK secara spontan.

3) Riwayat psikososial, spiritual dan kultural

Psikilogis ibu biasanya masuk fase letting go dimana ibu sudah bisa menerima

peran dan tanggung jawab akan peran barunya. Ibu mulai dapat menyesuaikan

diri dengan ketergantungan bayinya. Terjadi peningkatan akan perawatan diri

dan bayinya. Percaya diri akan peran barunya, lebih mandiri dalam memenuhi

kebutuhan diri dan bayinya.

Dukungan suami dan keluarga dapat membantu merawat bayi. Kebutuhan akan

istirahat masih diperlukan ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

b. Data Objektif
1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : dilakukan dengan mengamati keadaan pasien secara

keseluruhan, kriteria hasil pengamatan adalah baik atau lemah.

b) Kesadaran :mendapatkan gambaran tentang kesadaran pasien, tingkat

kesadaran yang bisa dikaji adalah komposmentis sampai dengan koma

(Sulistyawati, 2015).

2) Tanda-tanda Vital

a) Tekanan darah : normalnya 100/60 – 120/80 mmHg

b) Nadi : normalnya 60-80 x/menit

c) Suhu : normalnya 36,5°C – 37,5°C

d) Pernapasan : normalnya 16-24 x/menit

3) Pemeriksaan fisik

a) Inspeksi

(1)Mata : konjungtiva berwarna merah muda menunjukkan bahwa ibu

tidak anemia.

(2)Payudara : bersih, putting menonjol untuk persiapan laktasi.

(3)Genetalia : terdapat pengeluaran lochea alba.

b) Palpasi

Abdomen : TFU hampir tidak teraba (mengecil).

c. Analisa

P...A... Nifas hari ke 29-42 hari.

d. Penatalaksanaan

Tanggal / Jam :
1) Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga. ibu mengerti hasil

pemeriksaan bahwa kondisinya dan bayinya baik.

2) Memantau TTV, kandung kemih, TFU, UC, perdarahan atau lochea. dalam

batas normal.

3) Memberitahu pada ibu bagwa aman untuk melakukan hubungan suami istri

kapan saja. Ibu mengerti penjelasan bidan.

4) Menganjurkan pada ibu untuk memakai alat kontrasepsi dan menejelaskan

kelebihan, kekurangan dan efeksamping jenis-jenis alat kontrasepsi. Ibu

bersedia dan mengerti kelebihan, kekurangan, dan efek samping masing-

masing alat kontasepsi.

2.2.5 Manajemen Kebidanan Keluarga Berencana

Tanggal/jam pengkajian :

Tempat :

1. Data Subjektif (Disesuaikan Dengan Metode Kontrasepsi Yang Dipilih )

a. Alasan Kunjungan

Ibu ingin mengatur jumlah dan jarak atau menghentikan kehamilan.

b. Riwayat Penyakit Ibu

Menurut Marmi, (2015), dalam buku Ajar Pelayanan KB riwayat penyakit ibu

yang perlu dikaji sebagai berikut :

1) Jantung

Adanya efek samping dari penggunaan kontrasepsi hormonal pada

akseptor yang menderita penyakit jantung menyebabkan tromboeboli


sehingga aliran darah ke jantung terhambat dan fungsi jantung tidak

berjalan dengan lancar.

2) Hipertensi

Adanya indikasi pada pemakaian kontrasepsi hormonal dapat

menimbulkan hipertensi pada wanita yang sebelumnya tidak menderita

penyakit tersebut. Akan tetapi biasanya hipertensi tidak berpengaruh

tinggi. Tekanan sistolik akan kembali pada keadaan normal apabila

hormonal dihentikan. Akan tetapi pengaruh pada mereka tidak menderita

lebih nyaman.

3) TBC

Penyakit ini perlu diperhatikan karena berpengaruh terhadap mekanisme

kerja kontrasepsi. Dimana kontrasepsi hormonal memiliki efek samping

yang berat. Salah satunya adalah emboli paru. Akseptor yang terjangkit

TBC dikhawatirkan akan memperburuk keadaan.

4) Asma

Menggunakan kontrasepsi hormonal dapat menyebabkan vasokonstriksi

pada paru sehingga dapat memperburuk keadaan akseptor.

5) Tumor

Ada bukti-bukti bahwa menggunakan kontrasepsi hormonal yang cukup

lama dapat menyebabkan pembesaran. Pembesaran itu terhenti jika

pemakaian kontrasepsi hormonal dihentikan.

c. Riwayat Menstruasi
Pengkajian riwayat menstruasi dilakukan karena terdapat metode kontrasepsi

yang memiliki efek samping terjadinya perubahan siklus mentruasi, pengeluaran

darah menstruasi bertambah banyak, terjadi spotting dan lain-lain. Ibu nifas yang

belum menstruasi juga dianjurkan menggunakan metode amenorhae laktasi,

sesuai dengan syarat penggunaan MAL yaitu ibu dapat menggunakan selama ibu

belum menstruasi (Affandi, 2013).

d. Riwayat Kontasepsi

1) Jenis-jenis atau metode KB yang bisa digunakan:

Metode amenorhea laktasi (MAL), pil progestin (minipil), suntikan

progestin, kontrasepsi implant, alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR),

tubektomi.

2) Keluhan: biasanya keluhan yang dialami atau dirasakan selama memakai

kontrasepsi seperti amenorhea, spotting, nyeri pada payudara.

e. Riwayat Menyusui

Menurut Marmi (2015) utuk mengetahui ibu menyusui kurang dari 6 minggu

pasca persalinan atau tidak. Apabila ibu yang menyusui secara eksklusif

merupakan salah satu syarat penggunaan KB MAL.

f. Pola Aktivitas Sehari-hari

Menurut Saifuddin, (2010) pola aktivitas sehari-hari sebagai berikut :

1) Personal hygiene

Kebersihan yang harus dijaga terutama adalah bagian genetalia, untuk

mencegah terjadinya infeksi.


2) Aktivitas

Kegiatan yang dilakukan oleh ibu sehari-hari, aktivitas yang rutin dapat

mencegah kenaikan berat badan berlebih, sehubungan dengan kontrasepsi

hormonal yang efek sampingnya perubahan berat badan

3) Istirahat

Waktu istirahat malam 7-8 jam/hari. Istirahat siang 2 jam/hari

4) Nutrisi

Berhubungan dengan berat badan, bahan makanan tidak perlu mahal tetapi

cukup mengandung protein nabati dan hewani.

5) Riwayat psikososial, spiritual, dan kultural

Pasangan suami istri dapat dengan bebas dan mempunyai hak untuk

menentukan jumlah anak, kapan, keinginan mempunyai anak serta memilih

alat kontrasepsi. Penerimaan keluarga serta materil dan moril yang didapat

keluarga dan motivasi ibu mengikuti KB.

2. Data objektif (disesuaikan dengan metode kontrasepsi)

Menurut marmi (2015), dalam buku ajar KB hal yang perlu dikaji dalam data

objektif meliputi :

a. Pemeriksaan umum

Keadaan umum : ibu akseptor KB keadaan umum baik

Kesadaran : kesadaran ibu akseptor kb adalah composmentis

b. Pemeriksaan antropometri
Berat badan bisa menjadi salah satu pertimbangan ibu dalam menggunakan

metode kontrasepsi karena salah satu efek samping metode kontrasepsi

hormonal adalah adanya kenaikan berat badan

c. Pemeriksaan tanda-tanda vital

Pemeriksaan tanda-tanda vital adalah dilakukan untuk mengetahui

kenormalannya. Karena apabila ibu menderita hipertensi tidak diperbolehkan

menggunakan metode kontrasepsi hormonal

d. Pemeriksaan fisik

1) Inspeksi

a) Mata

Conjungtiva normal, merah muda. Apabila conjungtiva pucat

menandakan anemia, sklera normal berwarna putih, apabila kuning

menandakan ibu mungkin terinfeksi hepatitis. Estrogen akan

menyebabkan perubahan pada hasil tes faal hati. Pemakaian

estrogen akan meningkatkan kadar kandung empedu dan

pembentukan batu empedu, meningkatkan kadar kolestrol, dan

menurunnya kadar asam empedu di dalam cairan empedu.

b) Leher

Jika terdapat pembesaran kelenjar limfe, dikhawatirkan ibu menderita

TB kelenjar. Jika terdapat bendungan vena jugularis,dikhawatirkan


menderita penyakit jantung, sehingga tidak diperbolehkan mengikuti

KB hormonal

c) Mammae

Mengetahui adakah radang pada mammae. Benjolan abnormal yang

nampak menonjol dikhawatirkan tumor atau kanker. Kontrasepsi

hormonal dapat memperparah keadaan ibu.

d) Abdomen

Adanya pembesaran dapat diduga hamil atau pembesaran yang

abnormal untuk mengindentifikasi adanya penyakit atau kelainan pada

ibu.

e) Genetalia

Adanya varises pengeluaran darah yang abnormal, adapun tanda-tanda

adanya IMS sebaga kontraindikasi pemakaian salah satu metode

kontrasepsi.

f) Ekstermitas

Jika kuku pucat dikhawatirkan ibu menderita penyakit jantung dan jika

terdapat varises, ibu dianjurkan untuk tidak menggunaka kontrasepsi

hormonal karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah

vena karena adanya tromboemboli.

2) Palpasi

a) Leher
Jika terdapat pembesaran kelenjar limfe, dikhawatirkan ibu menderita

TB kelenjar. Jika terdapat bendungan vena jugularis, dikhawatirkan

menderita penyakit jantung sehingga tidak diperbolehkan mengikuti

KB hormonal.

2) Mammae

Benjolan abnormal yang nampak menonjol dikhawatirkan tumor atau

kanker. Kontrasepsi hormonal dapat memperparah keadaan ibu.

3) Abdomen

Adanya nyeri tekan pada adneksa kanan kiri, adanya ballotemen sebagai

tanda-tanda adanya kehamilan.

4) Ekstermitas

Jika kuku pucat dikhawatirkan ibu menderita penyakit jantung dan jika

terdapat varises, ibu dianjurkan untuk tidak menggunakan kontrasepsi

hormonal karena dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah

vena karena adanya tomboemboli (Saifuddin,2010).

e. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang hanya dilakukan pada sebagian metode kontrasepsi

pada metode kontrasepsi IUD dilakukan pemeriksaan dalam, pemeriksaan

inpekulo dan pemeriksaan kadar Hb jika diperlukan. Yang paling penting perlu

dilakukan pemeriksaan PP tes untuk memastikan ibu tidak hamil (affandi,

2011).

3. Analisa (Disesuaikan Dengan Metode Kontrasepsi Yang Dipilih)

Akseptor lama/baru KB…


4. Penatalaksanaan (Disesuaikan Dengan Metode Kontrasepsi Yang Dipilih)
Adapun langkah-langkah pelayanan akseptor KB baru menurut Affandi,

(2011) adalah sebagai berikut :

a. Memberikan konseling tentang keseluruhan macam-macam metode kontrasepsi

pil progestin, suntik progestin, implant, dan tubektomi mulai dari keuntungan,

keterbtasan, serta efek sampingnya. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di

berikan

b. Melakukan informed choice untuk ibu, supaya dapat memilih kontrasepsi sesuai

dan cocok untuk digunakan. Ibu memilih jenis kontrasepsi sesuai dengan yang di

inginkan

c. Menjelaskan kembali secara rinci metode kontrasepsi yang dipilih oleh ibu. Ibu

mengerti dan dapat mengulangi kembali penjelasan yang di berikan

d. Melakukan informed concent pada ibu, sebagai bukti ibu menyetujui

menggunakan metode kontrasepsi sesuai dengan pilihan. Ibu telah menyetujui

e. Memberikan konseling pasca tindakan, meliputi efek samping, jadual

kunjungan ulang. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan

f. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang sesuai waktu

kembali jenis kontrasepsi yang di pilih. Ibu bersedia melakukananjuran yang di

berikan.

Anda mungkin juga menyukai